Anda di halaman 1dari 3

Konsep dasar pesan dalam komunikasi

persuasif
Konsep Pesan dan Keragamannya Pesan Verbal
Tubbs dan Moss (1996) menjelaskan bahwa dalam proses Seperti telah didefinisikan oleh Moss dan Tubbs (1996)
komunikasi, pesan yang disampaikan dapat berupa verbal bahwa pesan verbal adalah “semua jenis komunikasi lisan
maupun nonverbal. Dapat disengaja (intentional) maupun yang menggunakan satu kata atau lebih”. Jadi ada dua inti
tidak disengaja (unintentional). Oleh karena itu, jenis pesan utama dari pesan verbal, yakni komunikasi secara lisan atau
yang muncul dapat berupa : rangsangan wicara (communicative stimuli) dan penggunaan
kata – kata.
- Verbal disengaja
Rangsangan wicara merupakan aktivitas manusia sehari-hari
- Verbal tak disengaja untuk mentransmisikan berbagai tujuan kepada orang lain.
- Nonverbal disengaja Melalui rangsangan wicara, manusia berusaha
menyampaikan keinginannya, dan keinginan itu dijawab oleh
- Nonverbal tak disengaja respon orang lain.
Pesan Nonverbal Efek Pesan Persuasif
Menurut Tubbs dan Moss (1996) pesan nonverbal meliputi Secara sederhana dapat dikatakan bahwa suatu pesan
semua pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dikatakan efektif jika makna pesan yang dikirim persuader
dari kata-kata yang kita pergunakan, seperti ekspresi wajah, berkaitan erat dengan makna pesan yang diterima atau
sikap tubuh, nada suara, gerakan tangan, cara berpakaian, ditangkap serta dipahami oleh sasaran.
dan sebagainya.
Menurut Nothstine (1991), pesan persuasif yang efektif
Duncan (1969) mengklasifikasi pesan nonverbal menjadi : merupakan fungsi dari :
- Body nation atau kinesic behavior - Analisis sasaran.
- Paralanguage - Pesan disampaikan dengan jelas dan menghormati
perbedaan-perbedaan individual antara orang-orang dan
- Proxemics sasaran.
- Olfaction - Meningkatkan dan memelihara motivasi sasaran.
- Skin sensitivity atau touch and temperature - Tujuan yang realistis.
- Use the artifacts - Pemahaman atas perbedaan individual.
- Pemahaman atas penggunaan informasi yang berbeda.
- Pemahaman atas kerumitan sasaran dalam menganggapi
pesan.
- Pemahaman atas makna fakta, bahwa fakta tidak hanya
sekadar fakta.
Bahasa Dan Makna Dalam Komunikasi
Persuasif
Konsep Arti Atau Makna Bagaimana Kita Mempelajari “Arti” atau “Makna” ?
Konsep “arti” atau “makna” sangat Untuk menelusuri proses bagaimana kita memperoleh arti dari dunia, maka langkah awal yang perlu dikaji adalah
penting dan merupakan hal yang sentral belajar melalui “pembiasaan” atau conditioning. kita menerima “arti” melalui pengalaman.
dalam komunikasi persuasif. Kita
Ada beberapa implikasi dari definisi “arti” yang telah dikemukakan, seperti berikut :
mencari kata-kata untuk mencurahkan
“arti kata”, kita minta orang untuk - Arti ada dalam diri orang.
mengatakan apa yang mereka artikan.
- Arti merupakan akibat dari faktor-faktor di dalam diri individual yang sebagian berhubungan dengan faktor-faktor
Berlo (1974) menjelaskan bahwa “arti” yang ada dalam dunia fisik di sekelilingnya.
tidak ada di dalam pesan. Arti bukanlah
- Orang dapat mempunyai arti yang sama hanya dalam hal bahwa mereka mempunyai pengalaman yang sama atau
merupakan sesuatu yang didapatkan.
dapat mengantisipasikan pengalaman yang sama.
Kata, tidaklah mengandung arti sama
sekali, dan kamus tidaklah dapat - Arti tidak pernah tetap, oleh karena pengalaman berubah, maka arti berubah.
memberikan kepada kita suatu “arti”. Hal
- Tidak ada dua orang yang dapat mempunyai arti yang benar-benar sama untuk apapun juga.
ini disebabkan karena “arti” itu ada di
dalam diri orang, dan bahwa “arti” itu - Orang akan selalu merespon terhadap stimulus berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
merupakan respon yang tidak tampak,
karena terdapat di dalam diri individu. - Untuk memberi orang suatu arti atau untuk mengubah arti mereka terhadap suatu stimulus, kita harus
menghubungkan stimulus tersebut dengan stimulus lainnya yang sudah mempunyai arti.
Berlo (1974) menjelaskan bahwa
“komunikasi bukanlah terjadi dari - Dalam mempelajari arti, orang bekerja atas dasar prinsip usaha sesedikit mungkin, tidak adanya hambatan atau
penyampaian arti”. Arti tidak dapat intervensi, dan kemampuan membedakan.
diserahkan. Hanya pesan yang Dimensi-Dimensi Arti
diserahkan/dikirimkan. Arti tidak berada
di dalam pesan, melainkan ada di dalam Bila kita tidak dapat mengabstraksikan beberapa uniformitas atau kesamaan di dalam arti, beberapa dimensi umum dari arti,
orang yang menggunakan pesan itu. dan jika kita tidak dapat menyandi hal-hal tersebut ke dalam suatu sistem, maka kita tidak dapat berkomunikasi. Kita tidak
dapat berkomunikasi dengan baik jika kita hanyalah menggunakan kata-kata untuk maksud-maksud pribadi kita, dan sama
sekali tidak mengindahkan adanya ketetapan atau kesamaan atau keteraturan dalam arti mereka.

Anda mungkin juga menyukai