Teknologi Bahan Dan Korosi
Teknologi Bahan Dan Korosi
Untuk material golongan non logam (non metal) sendiri dibagi menjadi dua
golongan yaitu:
1. Non metals inorganic, dapat diklasifikasikan menjadi glass (kaca), fused
silica, dan stoneware.
2. Non metals organic, dapat diklasifikasikan menjadi plastik, karet, dan
kayu.
Pada tugas ini akan dibahas peralatan/instrumen di industri kimia non logam
golongan Non metals inorganic jenis stoneware yaitu Rotary Kiln dalam industri
semen.
Fungsi Alat
Dalam industri semen, Rotary Kiln adalah alat paling utama dimana disini terjadi
proses pembentukan semen dari campuran bahan baku yang disebut Raw Mix yang
terdiri dari limestone (batu kapur), silica stone (batu silika), iron sand (pasir besi), dan
clay (tanah liat).
Rotary Kiln berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi dari Raw Mix dengan driving
force berupa panas yang dihasilkan dari burner. Di dalam Rotary Kiln suhu bisa
bervariasi, di sepanjang silinder horizontal ± 80 meter, yaitu antara 850 oC di input
Rotary Kiln sampai 1500 oC di dekat sumbu burner.
Cara Kerja Alat
Rotary Kiln bekerja dengan cara meleburkan Raw Mix yang di umpankan dengan sumber
panas burner. Dimana sebelumnya Raw Mix terlebih dahulu masuk ke pre-heater untuk
meringankan beban Rotary Kiln. Rotary Kiln dilengkapi dengan tumpuan berupa roda yang
berfungsi untuk memutarnya dengan kecepatan ± 2 rpm dengan kemiringan ± 5o
Raw Mix yang masuk akan berputar dan turun secara perlahan ke ujung Roraty Kiln. Disini
terjadi reaksi kalsinasi (perubahan CaCO 3 menjadi CaO dan C02) dan pembentukan clinker (semen
kasar).
Bahan Konstruksi Alat
Rotary Kiln pada industri semen umumnya terbuat dari batu tahan api di
bagian dalamnya dan baja khusus di bagian luarnya untuk lebih memperkuat
konstruksinya. Rotary Kiln juga di lengkapi dengan beberapa cincin putar dari
baja yg berfungsi sebagai tumpuan berputar pada roda penopangnya.
Batu tahan api terdiri dari 2-3 lapis batu dengan tebal 1 batunya hingga 15
cm. Batu tahan api ini di cek secara berkala jika apabila terjadi pengikisan
atau bocor/pecah. Apabila hal ini terjadi maka seluruh produksi akan
berhenti, karena akan dilakukan proses pergantian batu secara manual.