Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan nyeri pada lutut kiri setelah terpeleset di kamar
mandi saat mati lampu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan luka memar seluas 3x4 cm pada siku kiri dan nyeri tekan pada
lengan bawah kiri, luka robek dan nyeri tekan pada betis kiri sepanjang 5cm, edema dan nyeri tekan pada medial bawah lutut
kiri serta nyeri gerak pada fleksi lutut kiri. Paisen juga mengeluh nyeri saat mencoba meluruskan siku kirinya dan menekuk
lutut kirinya. Pemeriksaan khusus didapatkan tennis elbow test -/+, golfer elbow test -/-, lingkup gerak sendi (LGS) atau
range of motion (ROM) fleksi lutut kiri 0-90 derajat. Mc murray test -/+, apley compression test -/+, Apley traction test -/-.
Dokter langsung menangani keadaan paisen dan memberi pesan luka jangan sampai terkena air karena dapat terjadi radang.
Paisen menanyakan apakah kondisinya dapat menyebabkan kelainan pada otot hingga timbulnya kanker otot.
Apa yang dapat dipelajari dari kasus diatas ?
MIND MAP
MENISKUS
EXTERMIT JENIS-JENIS
CEDERA TENDO PENYEBAB
AS
OTOT
SUPERIOR
INFERIOR PEMERIKSAAN
(Tatalaksana, PF,PP,ANAMESIS)
-ANATOMI
-HISTOLOGI
-FISIOLOGI
LEARNING ISSUE
MM FISIOLOGI (KONTRAKSI;RELAKSASI)
a. Clavicula B. SCAPULA
c. Humerus D. ULNA
e. Radius
f. Ossa carpi EXTREMITAS INFERIOR
A. COXAE
B. FEMUR e. Ossa pedis c. Tibia
D. FIBULA
2. HISTOLOGI OTOT
SEL OTOT
Sel yang memiliki kemampuan khusus untuk berkontraksi bergerak
Terdiri dari:
Otot jantung
Tidak dapat beregenerasi
Setelah jejas / cedera ( infark miokardium ) fibroblast mmemasuki daerah yang rusak, mengalami pembelahan sel dan membentuk
jaringan ikat fibrosa ( jaringan parut ) untuk memperbaiki kerusakan
Otot polos
Mempunyai kemampuan mitosis untuk membuat sel otot polos yang lebih banyak
Defek kecil setelah jejas / cedera dapat mengakibatkan pembentukan sel otot polos yang baru
Sel baru dapat berasal dari aktivitas mitosis sel otot polos yang sudah ada seperti pada traktus gastrointestinal dan urinarius atau
dari persit yang belum berdeferensiasi di sekeliling pembuluh darah
3. FISIOLOGI OTOT
STRUKTUR MYOSIN (FILAMEN
DASAR MOLECUL KONTRAKSI OTOT Struktur actin (filamen tipis) TEBAL)
RANGKA
Robbins,ed 9
4. HIPERTROFI OTOT 5. DERMATOMIOSITIS
Hipertrofi otot merupakan kebalikan dari atrofi Ditandai dengan kelemahan otot yang disertai dengan
keropeng pada kulit.
otot, yaitu otot menjadi besar dan lebih kuat.
Keropeng berwarna ungu dan merah muncul pada otot-
Hipertrofi otot dapat disebabkan oleh aktivitas
otot yang biasa digunakan untuk memperkuat atau
otot yang berlebihan seperti bekerja dan meregangkan sendi.
berolahraga. Ini termasuk jemari kaki, lutut, siku, dan buku jari.
Hipertrofi otot terjadi umumnya pada atlet Jenis miotosis ini dapat menyerang orang dewasa dan
binaraga dan kebugaran. anak -anaknya, serta umumnya lebih rentan pada
wanita.
6. STRAIN TANDA & GEJALA STRAIN
1. Strain ringan : kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba pada
Strain adalah robeknya otot dan tendon karena teregang
bagian otot yang mengaku.
melebihi batas normal. Umumnya terjadi karena pembebanan
2. Strain total : otot tidak bisa berkontraksi dan terbentuk benjolan
secara tiba – tiba pada otot tertentu.
3. Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu. Dan pada
Strains sering terjadi pada bagian groin muscles (otot pada
cidera strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cedera,
kunci paha), hamstrings (otot paha bagian bawah), dan otot terlebih jika otot berkontraksi
quadriceps.
TERAPI : 4. Nyeri menyebar keluar dengan kejang atau kaku otot.
Tindakan perawatan yang dapat dilakukan adalah : 5. Cidera strain membuat daerah sekitar cedera memar dan membengkak.
Setelah 24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-
Rehabilitasi gerakan, dengan panduan dokter atau ahli kesehatan,
tanda perdarahan pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan.
untuk mempercepat penyembuhan, meningkatkan kekuatan, dan fleksibilitas.
Terapi elektro.
Obat analgesik
Pada sprain atau strain Tingkat II, periode imobilisasi anggota tubuh yang terkena cidera mungkin diperlukan.
Tindakan operasi mungkin diperlukan bagi kasus cidera yang parah dimana jaringan benar-benar robek.
Lesi Meniskus • Overuse — terlalu banyak berlutut, jongkok, lutut
terlalu fleksi
• Lutut tertendang (misal waktu main sepakbola)
Etiologi • Semakin tua, meniskus semakin mudah terluka
• 75% → robek vertical
Ruptur satu atau lebih
Definisi fibrokartilago pada • Robek horizontal biasanya karena degenerative atau
trauma ringan berulang, bisa juga karena kista meniskus
lutut
Apley’s test
dilakukan dengan
pasien dalam posisi
telungkup lalu
memutar tibia pada
femur dan
menerapkan
kompresi aksial
untuk menerapkan
nyeri saluran sendi.
McMurray’s Test
Steinmann Test
Tes McMurray dilakukan
dengan fleksi pinggul dan
Tes Steinman
lutut pasien dan
menghasilkan meraba
nyeri sendiuntuk
Pemeriksaan suara pop diputar
saat tibia atau kliksecara
sepanjang
internal dan eksternaltibia
garis sendi sambil
Insall JN. Examination of the knee. In: Insall JN, ed. Surgery of the Knee. New York, NY: Churchill
Fisik
diputar
saat lutut secara
sedanginternal
fleksi didan
atas mejaeksternal.
pemeriksaan.
Pemeriksaan
Fisik
Sumber : http://images.slideplayer.com/23/6859958/slides/slide_68.jpg
MRI
Tata Laksana
(sumber:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
mc/articles/PMC4095015/pdf/
WJO-5-233.pdf
)
http://towerorthopaedics.com/meniscus-repair
Arthroscopy
ETIOPATOGENESIS OSTEOARTRITIS
Kista tulang
Steroid intra-artikular
Osteofit pd pinggir sendi Terapi bedah:
Perubahan struktur anatomi sendi Malaligment, deformitas lutut Valgus-Varus dsb
Pemeriksaan laboratorium Arthroscopic debridement dan joint lavage
Darah tepi dlm keadaan normal, kecuali OA generalisata Osteotomi
Pemeriksaaan imunologi (ANA, faktor reumatoid, dan komplemen) normal Artroplasti sendi total
Pada OA yg disertai peradangan, mngkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis
ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan dan peningkatan protein.
TENDINITIS BERDASARKAN LOKASI TUBUH
Jari dan tangan :
Bahu :
Tendo yang terkena radang Stenosing tenosinovitis
Rotator cuff tendinitis (trigger finger)
menjadi tebal, tidak rata, iregular
tidak ditangani deposit Ca Tendinitis bisipital Tenosivitis De Quervain
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
Sobbota. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 21. EEG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Gartner, leslie P and james L. Hiatt. Color textbook of histology third edition. Philadelphia. Elseivier
Saunder. 2007
Abbas , A. K. , Aster, J. C., dan Kumar, V . 201 5 . Buku Ajar Patologi Robbins . Edisi 9. Singapura:
Elsevier Saunders.
Mescher, A. L. (2013). Junqueira's basic histology: Text and atlas.
Junqueira, L. C. U., Carneiro, J., & Kelley, R. O. (1998). Basic histology. Stamford, Conn: Appleton &
Lange.