Anda di halaman 1dari 47

ANALISA TRANSAKSI BERBASIS SYARIAH

DAN
PELAPORAN KEAUNGAN SYARIAH

OLEH :
Kampus Meruya
1. NANING SUNDARI (55518120014) Jl. Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat
T : 021 5840 816 ( Hunting), ext: 2751
2. SANDRO PRAWIRA H (55518120022) F : 021 5840 015
Kampus Menteng
3. TAUFAN SEPTIANSYAH (55518120012) Jl. Menteng Raya No.29, Jakarta Pusat
T : 021 3193 5454
F : 021 3193 4474
  Kampus Cibubur
Jl. Keranggan No.6, Jatisampurna Bekasi
T : 021 8449 635
Pendahuluan

 Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang
berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan
Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk.
 Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat
secara hukum bagi semua pelaku dan stakeholder entitas yang melakukan transaksi syariah.
 Azas Transaksi Syariah
 Prinsip persaudaraan (ukhuwah);
 Prinsip keadilan (‘adalah);
 Prinsip kemaslahatan (maslahah);
 Prinsip keseimbangan (tawazun);
 Prinsip universalisme (syumuliyah).
Karakteristik Transaksi Syariah

 Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;
 Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib);
 Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas;
 Tidak mengandung unsur riba; kezaliman; maysir; gharar; haram;
 Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
 Karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat pada
kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bil ghurmi (no gain without accompanying
risk);
 Transaksi dilakukan berdasarkan :
 Suatu perjanjian yang jelas dan benar;
 Untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain
 Tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad
 Tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (ta’alluq) dalam satu akad;
Jenis Akad dalam Transaksi Syariah

Akad Tabarru’ adalah suatu perjanjian yang merupakan


transaksi yang tidak ditujukan untuk memperoleh laba
(transaksi nirlaba). Transaksi ini dibagi menjadi 3 bentuk,
yaitu :
a. Meminjamkan uang / asset: Qardh, Rahn, Hiwalah
b. Meminjamkan Jasa : Wakalah, Wadi’ah, Kafalah
c. Memberikan• sesuatu : Waqaf, Hibah, Shadaqah
PSAK 101 (Penyajian Laporan Keuangan Syariah)
• PSAK 102 (Akuntansi Murabahah) Revisi 2013
Akad Tijarah merupakan akad yang ditujukan untuk memperoleh • PSAK 103 (Akuntansi Salam)

keuntungan. Dari sisi kepastian hasil yang diperoleh, akad ini • PSAK 104 (Akuntansi Istishna)
PSAK
• PSAK 105 (Akuntansi Mudharabah)
dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu: SYRARIAH
• PSAK 106 (Akuntansi Musyarakah)
a. Natural uncertainly contract : Musyarakah dan mudharabah • PSAK 107 (Akuntansi Ijarah)
b. Natural certainly contract : Murabahah, salam, istishna, ijarah. • PSAK 108 (Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah)
• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh
• PSAK 110 Akuntansi Sukuk
Beberapa Jenis Kegiatan Usaha Berbasis Syariah

• Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk :


– Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau
mudharabah.
Perbandingan Jenis Transaksi
– Deposito berjangka berdasarkan prinsip
Konvensional dengan Syariah
mudharabah.
• Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan berdasarkan :  Leasing = ijarah
– Prinsip jual beli (murabahah, istishna’, salam)  Factoring = hawalah
– Prinsip sewa menyewa (ijarah)
 Cross financing = murabahah
– Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)
 Modal ventura = musyarakah
– Prinsip kebajikan (qardh)
• Menempatkan dana dalam bentuk giro, tabungan,  Pegadaian = Rahn
deposito pada bank syariah lain.  Penjaminan = Kafalah
• Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan
dengan UU Perbankan dan prinsip syariah.
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
 Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati antara penjual dan pembeli.
 Perbedaan murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada
pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya.
Pembeli Bank Syariah Pemasok

1 2

3 4

 Karakterstik  Apabila pembeli tidak dapat membayar utangnya sesuai dengan waktu
 Proses pengadaan barang murabahah (aktiva murabahah) harus dilakukan oleh yang ditetapkan, pembeli tidak boleh didenda atas keterlambatan Kecuali
penjual pembeli tersebut tidak membayar karena lalai.
 Jika penjual hendak mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli
 Apabila pembeli mengalami kesulitan keuangan, maka penjual hendaknya
memberi keringanan
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah  Sebaiknya, penjualan tidak tunai (tangguh) dibuatkan
barang menjadi milik penjual kontrak/perjanjiannya secara tertulis dan dihadiri saksi-saksi.
 Jika pembeli melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari periode yang telah
 Untuk menghindari resiko, penjual dapat meminta jaminan.
ditetapkan, maka penjual boleh memberikan potongan. Tetapi, besarnya
potongan ini tidak boleh diperjanjikan diawal akad.
 Cara Pembayaran dapat dilakukan tunai atau tangguh
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
 Jenis
Pencatatan Akuntansi (Penjual)
1.Murabahah dengan pesanan;
 Aset murabahah diakui sebesar harga
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan
pembelian barang setelah ada pemesanan dari perolehan
pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat  Denda dicatat sebagai hutang, bukan
mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli
barang yang dipesannya. Kalau bersifat mengikat pendapatan
berarti pembeli harus membeli barang yang  Pada saat penyerahan, piutang dicatat
dipesannya dan tidak dapat membatalkan sebesar harga jual yang disepakati
pesanannya.
 Harga jual - harga perolehan = keuntungan
2. Murabahah tanpa pesanan;
murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat dan tangguhan atau keuntungan
pembeli dapat membatalkan akad pembelian. Pengakuan Pendapatan
 Dilakukan saat barang diserahkan ke
 Rukun jual beli pembeli jika tunai atau cicilan <1 th
 Pelaku terdiri dari pembeli dan penjual
 Ditangguhkan menunggu sampai cicilan
 Obyek jual beli berupa barang yang diperjualbelikan
dibayarkan.
 Ijab kabul /serah terima
PSAK 102 Akuntansi Murabahah- Pencatatan
Akuntansi Untuk Pembeli
 Utang murabahah diakui sebesar harga beli yang
disepakati
 Aset yang diperoleh diakui sebesar biaya perolehan
 Utang murabahah – Aset = beban tangguhan yang akan
diamortisasi
 Diskon setelah akad mengurangi beban tangguhan
 Denda diakui sebagai kerugian

Diskon Atas Barang


 Diskon dapat diberikan atas pembelian barang.
 Diskon dapat dimasukkan dalam akad pembelian
 Jika diskon dijelaskan dalam perjanjian maka diskon
dapat dicatat sesuai dengan ketentuan dalam
perjanjian.
 Jika diskon tidak diatur dalam perjanjian maka diskon
akan diakui oleh penjual, akan mengurangi harga
perolehan barang
PSAK 102 Akuntansi Murabahah- Piutang Bermasalah
 Potongan yang diberikan mengurangi keuntungan
Penyelesaian Piutang Bermasalah
 Memberi potongan tagihan (hair cut) – kreditur tangguhan
mengalami penurunan kemampuan membayar Dr Keuntungan murbahah ditangguhkan
permanen Cr Piutang Murabahah
 Melakukan penjadwalan kembali – penurunan  Jika potongan lebih tinggi dari marjin keuntungan,
sementara. Untuk penjadwalan ulang: selisihnya diakui sebagai kerugian.
-tidak ada tambahan piutang murabahah Contoh if :Saldo Piutang Murabahah Rp 6.000
-Pembebanan biaya dalam proses penjadualan Keuntungan murabahah tangguhan Rp 5.000
ulang adalah biaya riil
Jurnal : Dr Keuntungan tangguhan 5.000
-Penjadualan harus melalui kesepakatan kedua
Dr Kerugian murabahah 1.000
belah pihak
 Melakukan konversi akad murabahah Cr Piutang murabahah 6.000

Barang Murabahah dapat atas kesepakatan kedua pihak dijual jika


 pembeli tidak sanggup melunasi utang maka barang dijual.
 Hasil penjualan > sisa utang; kelebihan menjadi hak pembeli.
 Hasil penjualn < sisa hutang; hutang masih menjadi tanggungan pembeli
PSAK 103 Akuntansi Salam

Salam
Akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam
illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan
syarat-syarat tertentu.

Salam Paralel
Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi bai’ salam yaitu antara pemesan dan penjual dan
antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan.
 Beberapa ulama kontemporer melarang transaksi salam paralel terutama jika perdagangan dan
transaksi semacam itu dilakukan secara terus menerus.
 Hal demikian dapat menjurus kepada riba. Paralel salam dibolehkan asalkan eksekusi kontrak salam
kedua tidak tergantung pada eksekusi kontrak yang pertama.

Pembayaran :Harus dalam bentuk kas dan tidak boleh berupa penghapusan utang penjual & Harus tunai
diserahkan saat kontrak disepakati
PSAK 103 Akuntansi Salam- Analisa Transaksi
1 Maret 2010 : Penjual dan pembeli bersepakat untuk mengadakan akad salam. Penjual berjanji akan
mengirimkan beras rojolele 3 bulan mendatang sebanyak 1.000 Kg kepada pembeli. Harga beras yang
disepakati sebesar Rp 8.000/Kg. Atas akad salam ini, pembeli membayar sebesar Rp 8.000.000 (Rp 8.000/Kg X
1.000 Kg) tunai kepada penjual.
1 Juni 2010 : Penjual menyerahkan beras sebanyak 1.000 Kg kepada pembeli dengan spesifikasi barang sesuai
dengan yang
Pihaktelah
Pembeli disepakati dalam kontrak Salam
Pihak Penjual Pihak Penjual
Dr Direct material 2,000,000
Dr Piutang Salam 8,000,000 Dr Kas 8,000,000 Cr Kas 2,000,000
Cr Kas 8,000,000 Cr Hutang Salam 8,000,000
Dr Direct material 1,000,000
Cr Kas 1,000,000
• Tanggal: 1 Maret – 1 Juni 2010
Dr WIP 3,000,000
• Transaksi : Cr Direct material 3,000,000

Dr WIP 2,000,000
Transaksi Penjual melakukan pengeluaran kas sbb: Cr Kas 2,000,000

Pada membeli benih Rp 2juta Dr FOH Control 1,000,000

Penjualan Cr Kas 1,000,000


membeli pupuk Rp 1 juta Dr WIP 1,000,000

membayar buruh tani Rp 2 juta Cr FOH Control 1,000,000

Dr Finished goods 6,000,000


membayar FOH Rp 1 juta Cr WIP 6,000,000
PSAK 103 Akuntansi Salam- Analisa Transaksi
• Tanggal : 1 Maret 2010
• Transaksi : Penjual mengirimkan beras kepada pembeli dengan kualitas barang sesuai dengan akad.
Pihak Pembeli Pihak Penjual
Dr Persediaan 8,000,000 Dr Hutang Salam 8,000,000
Cr Piutang Salam 8,000,000 Cr Penjualan 8,000,000

Dr COGS 6,000,000
Cr Finished goods 6,000,000
PSAK 104 Akuntansi Istishna
Pengertian Istishna
Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dimana ia dapat
menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ parallel).
Karakteristik Akad Istishna’
a. memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati;
b. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk massal; dan
c. harus diketahui karakteristik nya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan
kuantitasnya.
Skema istishna’
PSAK 104 Akuntansi Istishna
Istishna’ paralel adalah suatu bentuk akad istishna’ antara pemesan (pembeli, mustashni’) dengan penjual (pembuat,
shani’), kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada mustashni’, penjual memerlukan pihak lain sebagai
shani’. Berdasarkan akad istishna’, pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan (mashnu’)
sesuai spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara pembayaran dimuka atau
tangguh.

Entitas dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna’. Jika entitas bertindak sebagai
penjual kemudian memesan kepada pihak lain (produsen atau kontraktor) untuk membuat barang pesanan juga
dengan cara istishna’ maka hal ini disebut istishna’ paralel. Istishna’ paralel ini dapat dilakukan dengan syarat akad
pertama, antara entitas dan pembeli akhir, tidak bergantung (mu’allaq) dari akad kedua, antara entitas dan pihak lain

Pada dasarnya istishna’ tidak dapat dibatalkan, kecuali Pembeli mempunyai hak untuk
memenuhi kondisi: memperoleh jaminan penjual atas:
a) Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya a) Jumlah yang telah dibayarkan
b) Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang b) Penyerahan barang pesanan sesuai
dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad. dengan spesifikasi dan tepat waktu.
PSAK 104 Akuntansi Istishna-Analisa Transaksi
Transaksi Istishna’ Pertama
Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya, dr. Ursila berencana menambah satu unit bangunan seluas
100 m2 khusus untuk rawat inap di sebelah barat bangunan utama klinik. Untuk kebutuhan itu, dr. Ursila menghubungi
Bank Berkah Syariah untuk menyediakan bangunan baru sesuai dengan spesifikasi yang diinginkannya. Setelah
serangkaian negosiasi beserta kegiatan survey untuk menghasilkan desain bangunan yang akan dijadikan acuan
spesifikasi barang, pada tanggal 10 Februari 20XA ditandatanganilah akad transaksi istishna’ pengadaan bangunan untuk
rawat inap. Adapun kesepakatan antara dr. Ursila dengan Bank Berkah Syariah adalah sebagai berikut:
Harga Bangunan : Rp 150.000.000
Lama penyelesaian : 5 bulan (paling lambat tanggal 10 Juli)
Mekanisme panagihan : 5 termin sebesar Rp 30.000.0000 per-termin mulai tanggal 10 Agustus
Mekanisme pembayaran : setiap 3 hari setelah tanggal penagihan

Transaksi Istishna’ Kedua


Untuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila, pada tanggal 12 Februari 20XA, Bank Berkah Syariah
memesan kepada kontraktor PT. Thariq Konstruksi dengan kesepakatan sebagai berikut:
Harga Bangunan : Rp 130.000.000
Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (paling lambat tgl 25 Juni)
Mekanisme penagihan kontraktor: tiga termin pada saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%.
Mekanisme pembayaran oleh Bank : dibayar tunai sebesar tagihan dari kontraktor.
PSAK 104 Akuntansi Istishna-Analisa Transaksi
A.Transaksi biaya pra-akad (Bank sebagai B.Penandatanganan akad dengan pembeli ( Bank
penjual) sebagai Penjual)
misalkan : pada tanggal 5 20XA, untuk keperluan Misalkan kasus dr.susila dengan bank berkah syariah
survey dan pembuatan desain bangunan yang akan diatas, transaksi istishna’ jadi disepakati pada tanggal
dijadikan acuan spesifkasi barang, bank Berkah 10 februari, maka jurnal pengakuan beban prakaad
syariah telah mengeluarkan kas hingga Rp menjadi biaya istishna’ adalah sebagai berikut:
2.000.000. jurnal untuk mengakui transaksi ini
adalah sbb :

C. Pembuatan akad istishna’ paralel dengan pembuat barang ( Bank Sebagai Pembeli )
Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 29 disebutkan bahwa biaya perolehan istishna’ paralel terdiri dari :
 Biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor kepada entitas
 Biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead termasuk biaya akad dan prakad; dan
 Semua biaya akibat produsen atau kontrktor tidak dapat memenuhi kewajibannya , jika ada
PSAK 104 Akuntansi Istishna-Analisa Transaksi
D. Penerimaan dan pembayaran tagihan kepada Misalkan pada tanggal 1 April, PT. Thariq Konstruksi
penjual (pembuat) barang istishna’ menyelesaikan 20% pembangunan dan menagih pembayaran
termin pertama sebesar Rp 26.000.000 (20% x Rp 130.000.000)
Dalam kasus 11.1, disebutkan bahwa mekanisme kepada Bank Berkah Syariah. Jurnal pengakuan penagihan
pembayaran dilakukan dalam tiga termin yaitu pada pembayaran oleh pembuat barang adalah sebagai berikut:
saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%. Misalkan
dalam perjalanannya, realisasi tagihan ketiga termin
tersebut ditunjukkan dalam tabel berikut:

Misalkan tagihan kedua diterima pada tanggal 15 Mei dan


diikuti dengan pembayaran oleh bank pada tanggal 22 Mei
20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
15/5/XA Db. Aset istishna dalam penyelesaian 39.000.000
Kr. Hutang istishna’ 39.000.000*
*(50%-20%) x Rp 130.000.000 = Rp
39.000.000

22/5/XA Db. Hutang istishna’ – pembuat barang 39.000.000


Kr. Kas/rekening nasabah pemasok 39.000.000
PSAK 104 Akuntansi Istishna-Analisa Transaksi
Misalkan tagihan ketiga diterima tanggal 25 Juni 20XA dan dibayarkan pada tanggal 2 Juli 20XA. Jurnal untuk
transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/6/XA Db. Aset istishna dalam 65.000.000
penyelesaian
Kr. Hutang istishna’ 65.000.000*
*(100%-50%) x Rp
130.000.000 = Rp 65.000.000

2/7/XA Db. Hutang istishna’ – 65.000.000


pembuat barang
Kr. Kas/rekening nasabah 65.000.000
pemasok

Pengakuan Pendapatan Istishna


Berdasarkan PSAK No 104 Paragraf 18 Disebutkan Bahwa Jika Metode Prosentae Penyelesaian Digunakan, Maka :
 Bagian Nilai Akad Yang Sebanding Dengan Pekerjaan Yang Telah Diselesaikan Dalam Periode Tersebut, Diakui Sebagai
Pendapatan Istishna’ Pada Periode Yang Bersangkutan
 Bagian Margin Keuntungan Istishna’ Yang Diakui Selama Periode Pelaporan Ditambahkan Kepada Aest Istishna Dalam
Penyelesaian
 Pada Akhir Periode Harga Pokok Istishna Diakui Sebesar Biaya Istishna Yang Telah Dikeluarkan Sampai Dengan
Periode Tesebut
PSAK 104 Akuntansi Istishna-Analisa Transaksi
Misalkan dalam kasus di atas, penagihan oleh bank kepada Pembayaran piutang istishna’ oleh nasabah dilakukan
pembeli akhir dilakukan dalam 5 termin dalam jumlah setelah menerima tagihan istishna dari bank. Oleh karena
yang sama yaitu Rp 30.000.000, setiap tanggal 10 mulai termin istishna’ merupakan pos lawan dari piutang istishna’,
bulan Agustus. Maka jurnal untuk mengakui 5 kali
penagihan piutang istishna’ kepada pembeli dan maka pada waktu pembayaran piutang, bank sebagai penjual
penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah perlu menutup termin istishna’. Misalkan dalam kasus di
sebagai berikut. atas, pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan 3 hari
setelah menerima tagihan dari bank sebagai penjual. Maka
jurnal untuk mengakui setiap penerimaan pembayaran dari
pembeli tersebut adalah sebagai berikut
PSAK 104 Akuntansi Istishna
Pengakuan Pendapatan dengan metode akad selesai Pembayaran dengan cara tangguh
Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 19 disebutkan bahwa Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 20, jika menggunakan metode
pada metode akad selesai melekat beberapa ketentuan persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam
berikut : periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan,
maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Tidak ada pendapatan istishna’ yang diakui sampai
dengan pekerjaan tersebut selesai:
a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung
2. Tidak ada harga pokok istishna’ yang diakui sampai apabila istishna’ dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase
dengan pekerjaan tersebut selesai: penyelesaian; dan
3. Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam
istishna’ dalam penyelesaian sampai dengan pekerjaan b. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan
tersebut selsai: dan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan
4. Pengakuan pendapatan istishna’, harga pokok istishna’, jumlah pembayaran. Proporsional yang dimaksud sesuai dengan
dan keuntungan dilakukan hanya pada saat penyelasaian paragraf 24-25 PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah
pekerjaan.
PSAK 104 Akuntansi Istishna
Penyajian
Berdasarkan PSAK no 104, penyajian rekening yang terkait transaksi istishna’ dan istishna’ paralel antara lain :
a. Piutang istishna’, yang timbul kaena pemberian modal usaha istishna’ oleh bank syariah
b. Piutng, yang timbul kerna penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi istishna’, Rekening ini
disajikan terpisah dari piutang istishna’,
c. Hutang Istishna’, timbul bank menjadi penjual barang istishna’ yang dipesan oleh nasabah pembeli

Pengungkapan
Hal-hal yang diungkap dalam catatan atas laporan keungan tentang transaksi istishna’ dan istishna paralel antara
lain :
1. Rincian piutang istishna’ dan hutang istishna’ berdasarkan jumlah,jangka waktu, jenis valuta, kualitas piutang
dan penyisihankerugian piutang Istishna’,
2. Piutang istishna’ dan hutang istishna’ kepada penjual ( pemasok ) yang memiliki hubungan istimewa
3. Besarnya modal usaha istishna’, baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun yang dibiayai secara bersama-
sama dengan bank atau pihak lain
4. Jenis dan kuantitas barang pesanan.
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
 Secara bahasa: syirkah “‫رك‬MM‫”ش‬ Berarti: serikat/partnership
 Secara istilah
Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberi kontribusi dana dan kerja dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.

Rukun Syirkah Skema Akad Musyarakah


 Menurut mayoritas ulama, rukun syirkah ada tiga, yaitu:
Aqidani (dua pihak yang berakad)
 Ijab Qabul (ucapan serah terima yang dilakukan oleh
pihak yang berakad)
 Ma'qud 'alaih (barang yang diakadkan)

Prinsip Transaksi ini adalah


“Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, kerugian
dibagi berdasarkan kontribusi modal”
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
Karakteristik Akad Musyarakah Fatwa No. 14 Sistem Distribusi Hasil Usaha
 Mitra Aktif dan Mitra Pasif Pada prinsipnya, Laporan Keuangan Syariah boleh menggunakan
 Modal musyarakah sistem accrual basis maupun cash basis dalam administrasi
 Keuntungan keuangan. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), dalam
 Kerugian pencatatan sebaiknya digunakan sistem accrual basis; akan tetapi,
 Jaminan modal
dalam distribusi hasil usaha hendaknya ditentukan atas dasar
penerimaan yang benar-benar terjadi (cash basis)
Syarat Akad Musyarakah
(1)Pihak yang bermitra harus mengungkapkan izin masing-masing terkait dengan pengelolaan
harta musyarakah, yang akan dikelola oleh pihak yang dipercaya untuk mengelolanya. (2) Setiap mitra harus
saling percaya antara satu sama lain, karena masing-masing mereka merupakan wakil dari yang lain. (3)
Harta musyarakah harus dicampur semuanya agar tidak bisa dibedakan lagi siapa pemiliknya, baik harta itu
berupa uang atau pun barang (Sa'diyah, 2014).
Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000:
• LKS boleh menerapkan profit sharing atau net revenue sharing
• Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip
Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).
• Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
Contoh : Metode Bagi Hasil Jenis Akad Musyarakah
Musyarakah Permanen : Kontribusi dana tetap hingga
akhir akhir akad
Bagi Hasil Musyarakah Menurun : Dana salah satu mitra dialihkan
secara bertahap sehingga diakhir akad mitra lain menjadi
Bagi laba pemilik penuh usaha musyarakah

Prinsip Akad Musyarakah


 Pembiayaan/Investasi Musyarakah diakui pada saat penyerahan kas /aset nonkas untuk usaha musyarakah oleh mitra.
 Biaya pra akad tidak dapat dianggap sebagai bagian investasi musyarakah kecuali jika ada persetujuan dari seluruh mitra.
 Modal dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diserahkan
 Setoran Modal dalam bentuk Aset Non Kas dinilai sebesar nilai wajar
Jika Nilai Wajar > Nilai buku aset non kas, mitra aktif diakui sebagai selisih penilaian asset musyarakah dan disajikan di sisi
ekuitas, Untuk mitra pasif diakui sebagai keuntungan tangguhan dan disajikan sebagai kontra akun investasi musyarakah baik
selisih penilaian asset maupun keuntungan tangguhan diamortisasi selama masa akad.
Jika Nilai wajar < Nilai buku Baik Mitra Aktif maupun Mitra Pasif mengakui sebagai kerugian pada saat penyerahan aset
nonkas
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah (Ilustrasi)
Pencatatan Penerimaan Dana Investasi-Perusahaan Bentukan
Mencatat penerimaan dana pada akun Dana Syirkah Temporer (DST), Sebesar kas diterima atau nilai wajar aset
nonkas

Ilustrasi transaksi Musyarakah


• 1 Januari 2008 Mitra Aktif menyerahkan uang tunai Rp 50.000, Aset nonkas dengan harga perolehan Rp
100.000, akm penyusutan Rp 20.000, nilai pasar Rp 120.000. Diakhir akad Aset Nonkas akan dikembalikan.
Masa manfaat 10 tahun
• Mitra Pasif menyerahkan Aset dengan harga perolehan Rp 50.000 Akm penyusutan Rp 10.000 nilai pasar Rp
30.000 Diakhir akad Aset Nonkas tidak dikembalikan. Masa manfaat 3 tahun. Masa akad 2 tahun. Nisbah
bagi hasil 3:1

Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan


Investasi Musyarakah 170,000 Investasi Musyarakah 30,000 Kas 50,000
Akumulasi Penyusutan 20,000 Akumulasi Penyusutan 10,000 Aset Non Kas 120,000
Kas 50,000 Kerugian 10,000 Dana Syirkah Temp. (Mitra Aktif) 170,000
Aset Non Kas 100,000 Aset Non Kas 50,000 Aset Non Kas 30,000
Selisih Nilai (Ekuitas) 40,000 Dana Syirkah Temp. (Mitra Pasif) 30,000
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah (Ilustrasi)
Perusahaan memperoleh pendapatan Rp 80.000 Pengakuan Selama Akad
dan beban Rp 100.000
Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan • Modal berupa aset tetap, pada akhir akad:
Kas/Piutang 80,000
Pendapatan 80,000 • Dikembalikan, beban depresiasi diakui mitra yang
Beban 100,000
Kas/Utang/Lainnya 100,000 menyerahkan.
• Jika tidak dikembalikan, usaha musyarakah yang
Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2008 mencatat beban depresiasi
untuk • Penyusutan dilakukan berdasarkan nilai wajar
Beban penyusutan
Amortisasi selisih nilai Aset Non Kas. untuk masa akad/umur ekonomis
Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan
Beban Penyusutan 12,000 No Entry Beban Penyusutan 10,000
Akumulasi Penyusutan 12,000 Akumulasi Penyusutan 10,000
Selisih nilai aset non-kas 20,000
Keuntungan 20,000
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah (Ilustrasi)
Pengakuan dan Pengukuran (Selama Akad)
 Keuntungan akan dibagikan kepada mitra untuk periode yang disepakati
 Kerugian ditampung dalam akun Penyisihan Kerugian sebagai akun kontra Investasi Musyarakah
 Kerugian karena lalai akan ditanggung oleh mitra ybs
Jurnal Penyesiaian : Jurnal bagi hasil &Jurnal penutup
Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan
Kerugian Musyarakah 17,000 Kerugian Musyarakah 3,000 Pendapatan 80,000
Penyisihan Kerugian 17,000 Penyisihan Kerugian 3,000 Penyisihan kerugian 20,000
Beban 100,000

Penyajian
Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan
Kewajiban:
Aset: Aset: Kewajiban bagi hasil musyarakah -
Investasi Musyarakah 170,000 Investasi Musyarakah 30,000
Penyisihan Kerugian (17,000) Penyisihan Kerugian (3,000) Dana Syrirkah Temporer:
Dana Syrirkah Temporer 200,000
Investasi (Net) 153,000 Investasi (Net) 27,000 Penyisihan Kerugian (20,000)
Dana Syirkah Temporer (Net) 180,000
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah (Ilustrasi)
Tahun ke-2: Perusahaan memperoleh pendapatan Jurnal bagi hasil & Jurnal penutup
Rp 200.000 dan beban Rp 80.000 Mitra Aktif Mitra Pasif
Jika Dibagi Langsung Jika Dibagi Langsung
Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan
No Entry No Entry Kas/Piutang 200,000 Kas 73,000 Kas 27,000
Pendapatan 200,000 Penyisihan kerugian 17,000 Penyisihan kerugian 3,000
Beban 80,000 Pendapatan bagi hasil 90,000 Pendapatan bagi hasil 30,000
Kas/Utang/Lainnya 80,000

Jika Tidak Dibagi Langsung Jika Tidak Dibagi Langsung


Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2006 untuk Piutang bagi hasil 73,000 Piutang bagi hasil 27,000
Beban penyusutan & Amortisasi selisih nilai Aset Penyisihan kerugian 17,000 Penyisihan kerugian 3,000
Non Kas
Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan Pendapatan bagi hasil 90,000 Pendapatan bagi hasil 30,000
Beban Penyusutan 12,000 No Entry Beban Penyusutan 10,000
Akumulasi Penyusutan 12,000 Akumulasi Penyusutan 10,000
Selisih nilai aset non-kas 20,000 Saat uang pembayaran diterima: Saat uang pembayaran diterima:
Keuntungan 20,000 Kas 73,000 Kas 27,000
Piutang bagi hasil 73,000 Piutang bagi hasil 27,000
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah (Ilustrasi)
Jurnal bagi hasil & Jurnal penutup (Lanjutan) Penyajian
Perusahaan Bentukan Mitra Aktif Mitra Pasif
Pendapatan 200,000 Aset: Aset:
Pendapatan yang akan dibagikan 120,000 Investasi Musyarakah 170,000 Investasi Musyarakah 30,000
Beban 80,000 Penyisihan Kerugian - Penyisihan Kerugian -
Investasi (Net) 170,000 Investasi (Net) 30,000
Bagi Hasil:
Beban bagi hasil 120,000
Kas 100,000
Penyisihan kerugian 20,000
Penyajian
Perusahaan Bentukan
Kewajiban:
Jika Tidak Dibagi Langsung Kewajiban bagi hasil musyarakah -
Beban bagi hasil 120,000
Dana Syirkah Temporer:
Utang bagi hasil 100,000
Dana Syirkah Temporer 200,000
Penyisihan kerugian 20,000 Penyisihan Kerugian -
Dana Syirkah Temporer (Net) 200,000
Saat dibayarkan:
Utang bagi hasil 100,000
Kas 100,000
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah (Ilustrasi)
Saat Akad berakhir Saat Akad berakhir
 Jurnal: Pemindahan kepemilikan aset non kas 1. Pada waktu yang telah ditentukan.
kepada mitra aktif 2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri
 Jurnal: Pengembalian modal musyarakah kepada
3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal
para mitra
Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan 4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya
Aset non-kas 10,000 No Entry Kas 10,000 sebagai pengelola usaha untuk mencapai tujuan
Kas 10,000 Akumulasi Penyusutan 20,000
Aset non-kas 30,000 sebagaimana dituangkan dalam akad.
5. Modal sudah tidak ada
Mitra Aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan
Aset non-kas 120,000 Kas 30,000 Dana Syirkah Temporer 200,000
Kas 50,000 Investasi musyarakah 30,000 Kas 80,000
Investasi musyarakah 170,000 Aset non-kas 120,000

Penyajian Pengelola Dana : (1)Menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha musyarakah
dalam laporan keuangan: Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang diterima dari mitra
pasif disajikan sebagai investasi musyarakah (2) Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan
sebagai unsur dana syirkah temporer; (3)Selisih penilaian aset musyarakah, disajikan sebagai unsur ekuitas.
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah

• Secara bahasa: Konsep Mudharabah


dharaba yang berarti bepergian untuk
berusaha

• Secara istilah
Akad kerjasama usaha antara pemilik dana
(shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan kegiatan
usaha, dimana laba dibagi atas dasar nisbah
bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah
pihak; sedangkan bila terjadi kerugian akan
ditanggung oleh pemilik dana kecuali
disebabkan oleh kelalaian pengelola dana
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah

Definisi Mudharabah Transaksi Mudharabah pada Bank


Jenis & Karakteristik Akad Mudharabah
● Mempunyai risiko tinggi
● Pemilik dana memiliki resiko dalam bentuk
• Mudharabah bebas finansial & non finansial
Mudharabah • Mudharib dibebaskan mengelola ●
Mutlaqah Keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang
mudharabah
disepakati, kerugian ditanggung sepenuhnya oleh
shahibul maal (kecuali bila mudharib lalai, kerugian
• Mudharabah terikat akan ditanggung mudharib)
Mudharabah • Mudharib diberi batasan2 dalam ● Apabila terjadi kerugian, cara penyelesaian nya
Mudqayyadah mengelola mudharabah
adalah:
● Diambil terlebih dahulu dari keuntungan

• Pengelola turut menyertakan


karena keuntungan merupakan pelindung
Mudharabah • modal atau dananya dalam kerjasama modal.
Musytarakah investasi. ● Bila kerugian melebihi keuntungan, maka baru
diambil dari pokok modal.
● Tidak boleh ada jaminan atas modal & sebaiknya
dilakukan secara tertulis
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah

Berakhirnya Akad Mudharabah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Contoh Perhitungan Bagi Hasil
♦ Dapat menggunakan prinsip
1. Pada waktu yang telah
ditentukan. bagi hasil (net revenue
sharing) atau bagi laba (profit
2. Salah satu pihak sharing).
memutuskan mengundurkan ♦ Jika berdasarkan prinsip bagi
diri hasil, maka dasar pembagian
3. Salah satu pihak meninggal hasil usaha adalah laba bruto
dunia atau hilang akal (gross profit) bukan total
4. Pengelola dana tidak pendapatan usaha (omzet).
♦ Dalam prinsip bagi laba, dasar
menjalankan amanahnya
sebagai pengelola usaha pembagian adalah laba neto
(net profit) yaitu laba bruto
untuk mencapai tujuan
dikurangi beban yang
sebagaimana dituangkan berkaitan dengan
dalam akad. pengelolaan modal
5. Modal sudah tidak ada mudharabah.
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah – Contoh kasus
PT Beta Penyerahan Dana Mudharabah
• PT Beta, PT Ceta serta PT Deta sepakat menjalankan usaha
bersama. Dimana PT Beta dan PT Ceta mengeluarkan Modal
sedangkan PT Deta akan bertindak sebagai pengelola.
PT Ceta
• Modal yang akan diserahkan oleh PT Beta adalah senilai
Rp20.000.000, PT Ceta menyerahkan Aset Tetap berupa
peralatan kantor dengan harga perolehan Rp30.000.000, akm
penyusutan Rp10.000.000, harga pasar saat ini adalah
Rp15.000.000. Selama ini PT Ceta menyusutkan mesin
selama 6 thn, dan mesin tersebut telah digunakan 2 tahun. PT Deta Penerimaan Dana Mudharabah
• Pembagian nisbah disepakati sebesar 3:3:4. antara Beta, Ceta
dan Deta
(AP)
• Dasar Pembagian Nisbah adalah Net Revenue Sharing:
dimana disepakati dalam Net Revenue sharing adalah
Pendapatan dikurangi biaya depresiasi, dan biaya tenaga kerja
langsung terkait proyek. Mengingat perusahaan tersebut
adalah perusahaan pembuatan Maket.
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah – Contoh kasus
PT Deta
Penyerahan Bagi Hasil Mudharabah
 Pada tahun berjalan, PT Deta memperoleh
pendapatan Rp200.000.000. Beban langsung
Rp50.000.000, biaya depresiasi Rp5.000.000
Biaya Operasional Lain Rp50.000.000. Pajak
PT Beta & PT Ceta Penerimaan Bagi Hasil Mudharabah
Rp10.000.000.

 Laba Bersih Perusahaan Rp85.000.000


Perhitungan Bagi Hasil (Beta:Ceta:Deta = 3:3:4)
PT Beta & PT Ceta masing-masing adalah : PT Deta Akad Mudharabah Berakhir
= 3/10 x Rp 85jt = Rp 25.500.000
PT Deta = 4/10* Rp 85 jt = Rp 34.000.000 PT Beta Akad Mudharabah Berakhir

PT Ceta Akad Mudharabah Berakhir


Akuntansi untuk Pemilik Dana Mudharabah
 Jurnal Penyerahan modal mudharabah Penurunan nilai aset nonkas
berupa Aset Non Kas: 1. Terjadi sebelum usaha dimulai  diakui
● Nilai wajar > nilai tercatatnya  selisihnya diakui sebagai kerugian; mengurangi saldo
sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi
sesuai jangka waktu akad mudharabah investasi mudharabah.
Dr. Investasi mudharabah xxx Dr. Kerugian investasi mudharabah xxx
Cr. Keuntungan tangguhanxxx Cr. Investasi mudharabah xxx
Cr. Aset non kas xxx
Dr. Keuntungan tangguhan xxx 2. Terjadi setelah usaha dimulai  diakui
Cr. Keuntungan xxx sebagai kerugian dan diperhitungkan
● Nilai wajar < nilai tercatatnya  selisihnya diakui pada saat pembagian bagi hasil.
sebagai kerugian. Dr. Kerugian investasi mudharabah xxx
Dr. Investasi mudharabah xxx Cr. Penyisihan Investasi Mudharabah xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
Akuntansi untuk Pemilik Dana Mudharabah
Penurunan nilai aset nonkas Pengungkapan
1. Terjadi sebelum usaha dimulai  diakui sebagai Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi
mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
kerugian; mengurangi saldo investasi  isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi
mudharabah. dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha
Dr. Kerugian investasi mudharabah xxx mudharabah, dan lain-lain;
Cr. Investasi mudharabah xxx  rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan
jenisnya & penyisihan kerugian investasi mudharabah
2. Terjadi setelah usaha dimulai  diakui sebagai selama periode berjalan;
kerugian dan diperhitungkan pada saat  pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101
pembagian bagi hasil. tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.
Dr. Kerugian investasi mudharabah xxx Penyajian
Cr. Penyisihan Investasi Mudharabah xxx Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam
laporan keuangan sebesar nilai tercatat. Contoh:
Contoh Pengungkapan Investasi Mudharabah
pada Bank Syariah- Pemilik Dana Mudharabah
Contoh Pengungkapan Investasi Mudharabah
pada Bank Syariah- Pemilik Dana Mudharabah

2020 2019
Akuntansi untuk Pengelola Dana Mudharabah
Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana :
Dr. Beban (xxx) / Cr. Utang lain-lain/Kas (xxx)
Penyajian dalam laporan keuangan :
Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah;
Akuntansi untuk Pengelola Dana Mudharabah
Penyajian dalam laporan keuangan:
Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan
kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan di kewajiban.

Pengungkapan
Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, rincian dana syirkah temporer yang diterima
berdasarkan jenisnya; penyaluran dana berasal mudharabah muqayadah.
Pelaporan Keuangan Syariah
Laporan Keuangan syariah adalah serangkaian proses dari pelaporan keuangan syariah. Laporan keuangan syariah
dibuat untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Tujuan laporan keuangan syariah lebih banyak daripada tujuan laporan
keuangan konvensional. hal ini tidak terlepas dari multifungsi yang diperankan oleh entitas syariah.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) dalam Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLKS) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan syariah
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas
syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Disamping itu, tujuan lainnya adalah:


 Mengingkatkan Kepatuhan Terhadap Prinsip Syariah Dalam Semua Transaksi Dan Kegiatan Usaha;
 Informasi Kepatuhan Entitas Syariah Terhadap Prinsip Syariah, Serta Informasi Aset, Kewajiban, Pendapatan Dan
Beban Yang Tidak Sesuai Dengan Prinsip Syariah, Bila Ada Dan Bagaimana Perolehan Dan Penggunaannya;
 Informasi Untuk Membantu Mengevaluasi Pemenuhan Tanggung Jawab Entitas Syariah Terhadap Amanah Dalam
Mengamankan Dana, Menginvestasikannya Pada Tingkat Keuntungan Yang Layak; Dan
 Informasi Mengenai Tingkat Keuntungan Investasi Yang Diperoleh Penanam Modal Dan Pemilik Dana Syirkah
Temporer; Dan Informasi Mengenai Pemenuhan Kewajiban (Obligation) Fungsi Sosial Entitas Syariah, Termasuk
Pengelolaan Dan Penyaluran Zakat, Infak, Sedekah, Dan Wakaf.
 
Pelaporan Keuangan Syariah
Pelaporan keuangan akuntansi syariah tidak hanya berorientasi pada maksimasi laba, akan tetapi membawa pesan
moral dalam menstimuli perilaku etis dan adil terhadap semua pihak. Dalam pengambilan keputusan laporan  keuangan
bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak  yang berkepentingan dalam pengambilan
keputusan yang rasional.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang
meliputi ; asset, kewajiban, dana syirkah temporer, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan
kerugian, arus kas, dana zakat dan dana kebajikan.

PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi
pada laporan keuangan syariah, antara lain terkait: pada laporan keuangan syariah, mencakup:
 

1. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK;


1. Laporan Posisi Keuangan
2. Dasar akrual;
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
3. Materialitas dan penggabungan;
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Saling hapus;
4. Laporan Arus Kas
5. Frekuensi pelaporan;
5. Catatan atas Laporan Keuangan
6. Informasi komparatif; dan Konsistensi Penyajian
Detail dan fungsi account pada
Laporan Keuangan Syariah

 Laporan posisi keuangan  Ekstra komptabel


 Dana Sirkah Temporer  bukan liabilitas atau ekuitas  Penerimaan zakat, dana kebajikan, dana investasi terikat
 Laporan laba rugi  Penyaluran zakat, dana kebajikan dan investasi terikat
 Hak pihak ketiga atas bagi hasil  bukan beban atau  Perubahan dana investasi terikat
pendapatan
 Pengurang pendapatan bukan beban  potongan pelunasan
murabahah, beban penyusutan aset ijarah, beban
pemeliharaan aset ijarah
Detail dan fungsi account pada
Laporan Keuangan Syariah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai