Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Ilmu

Perpustakaan
Zaman Jepang
Anggota 
● 13040121120021 ADE RISMA KHOIRUNNISSA
● 13040121120022 GLENDA ZALFAA MARANDTIKA
● 13040121120023 GALUH NURUL HABIBAH
● 13040121120025 IMANUELLA LITA AYU LUPITA
● 13040121120026 KHAIRANI AZZAHRA
● 13040121120027 ALYA DEA SASMAYA
● 13040121130028 BAGAS ARYA RENALDI
● 13040121130029 NUR ALFIANI AIZUL ASMI
● 13040121130030 MARCELLINA RAHMA PARAMITA
● 13040121130061 PUTRI HANIFADIA MUSHOFA
● 13040121130062 SALMA FAUZIAH
● 13040121130063 ADHYSTA NABILA GHYBRANIA ISLAMI
● 13040121130064 AMALIA KHOERUN NISA
Pada Zaman penjajahan Jepang di

Indonesia tidak ada kegiatan

kepustakawanan
Keuntungan 

1. Gedung Museum Nasional dan gedung Kuliah Rechts Hoogeschool


aman dari perang.

2. Ribuan koleksi buku aman sampai perang usai.

3. Meskipun buku berbahasa belanda dilarang, namun mahasiswa


diperbolehkan untuk menggunakan buku dengan bahasa asing lainnya,
sehingga kegiatan belajar mengajar masih dapat berlanjut.
Kerugian 

Perpustakaan Mahasiswa kekurangan referensi


rakyat (volksbibliotheek) karena buku terbitan Belanda
hilang, dikarenakan semua dilarang digunakan
buku dijarah oleh rakyat  
Kesimpulan 

Buku-buku berbahasa Belanda dan perpustakaan khusus yang didirikan oleh


pemerintah Hindia-Belanda tidak boleh beredar dan harus dibekukan
Sumber 
Nurlidiawati. (2014). Sejarah perkembangan
perpustakaan di Indonesia. Jurnal Ilmu
Perpustakaan & Kearsipan Khizanah Al-Hikmah,
Vol. 2 No. 1, hlm. 18-27.

Anda mungkin juga menyukai