RADIOLOGI ( 27/5/2016)
• AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV
(Human Immunodeficiency Virus) dan ditandai dengan
imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi
oportunistik, neoplasma sekunder, dan manifestasi
neurologis.
PEMBAHASAN
• TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya
• Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara
dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi
TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010)
dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per
tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000
kematian per tahunnya.
EPIDEMIOLOGI
• World Health Organization (WHO) memprediksi bahwa
penyebab kematian utama orang dengan HIV-AIDS
(ODHA) di dunia adalah ko-infeksi dengan TB paru,
sebesar 13%. HIV-AIDS merupakan penyakit menular
yang paling mematikan di dunia, sedangkan TB masuk
dalam urutan kedua
• Virus HIV termasuk subfamili Lentivirinae dari famili
Retroviridae
• Asam nukleat dari famili retrovirus adalah RNA yang
mampu membentuk DNA dari RNA
• Dalam tubuh ODHA, partikel virus bergabung dengan sel
DNA pasien, sehingga sekali orang terinfeksi HIV, seumur
hidup ia akan terinfeksi
• Replikasi virus sangat cepat dan terus-menerus. Sehari
sekitar 10 miliar virus dapat diproduksi. Replikasi inilah
yang menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh
Limfangitis lokal
Peradangan pada
+ pembesaran Timbul di bagian
sal. Getah bening
kelenjar getah paru mana saja
menuju hilus
bening di hilus
Kompleks primer
Candidiasis oral
Limfadenopati generalisata
DIAGNOSIS HIV
Stadiu Stadiu Stadiu Stadium
m1 m2 m3 4
HIV wasting
BB menurun > 10% BB menurun >10% syndrome
Pneumonia
Diare yang tidak pneumocystis
Asimtomatik Manifestasi diketahui carinii
mukotan minor
(dermatitis Demam
seboroik, prurigo,
berkepanjangan Toksoplasma
(intermiten/konstan) > serebral
infeksi, jamur, 1 bulan
ulkus oral rekuren
Kandidiasis oral Infeksi herpes
Herpes zoster
dalam 5 tahun simpleks,
Limfadenopati mukokutan (>1
terakhir TB paru
generalisata bulan) atau
Infeksi saluran Infeksi bakteri berat visceral
napas atas rekuren (penumonia) Mikosis endemic
disemina
DIAGNOSIS TB
DIAGNOSIS TB BERDASARKAN SPUTUM BTA
1. HIV-AIDS
• BB menurun >10%
• Demam lama > 1bulan
• Batuk persisten > 1bulan
2. TB
Respiratori : Batuk berlendir sejak ± 5 bulan dan memberat sejak 1 bulan SMRS,
Sistemik : demam naik turun, malaise, keringat malam, anoreksia, penurunan
berat badan,
Sputum BTA SPS (+++)
Tahap Intensif
Tahap Lanjutan
Tiap Hari Selama
Berat 3 Kali Seminggu Selama 16
56 Hari
Badan Minggu
RHZE
RH (150/150)
(150/75/400/275)
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
³ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
TERAPI TB
Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Untuk pasien kambuh, gagal obat,
Tahap Lanjutan
Tahap Intensif
3 Kali Seminggu
Tiap Hari
Berat Badan RH (150/150) +
RHZE (150/75/400/275) + S
E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
2 tab 4 KDT
2 tab 2KDT
30-37 kg + 500 mg 2 tab 4KDT
+ 2 tab Etambutol
Streptosimin inj.
3 tab 4KDT
3 tab 2KDT
38-54 kg + 750 mg 3 tab 4KDT
+ 3 tab Etambutol
Streptosimin inj.
4 tab 4KDT
4 tab 2KDT
55-70 kg + 1000 mg 4 tab 4KDT
+ 4 tab Etambutol
Streptomisin inj.
5 tab 4DKT
5 tab 2KDT
³ 71 kg + 1000 mg 5 tab 4KDT
+ 5 tab Etambutol
Streptosimin inj.
• OAT kategori I : sesuai BB 39 kg, 3 tablet 4KDT(RHZE)
sehari selama 56 hari dan 2 tablet KDT untuk terapi
lanjutan.
NRTI
Abacavir (ABC) Dapat dikombinasikan tanpa penyesuaian -
Didanosine (ddl) dosis
Lamivudine (3TC)
Stavudine (d4T)
Tenofovir (TFV)
Zidovudine (AZT)
PI
Indinavir (IDV) Tidak dapat Dikombinasikan Dapat dikombinasikan
Rifabutin: 150 mg/hari atau 300 mg
3 kali/minggu
IDVr: 1 g/8 jam
Lopinavir/Ritonavir (LPV/r) Tidak dapat Dikombinasikan Dapat dikombinasikan
Rifabutin: 150 mg setiap hari
lainnya atau 150 mg 3 kali/minggu
LPV/r: Dosis pada umumnya
• Pasien belum pernah mendapatkan terapi ARV.
Direncanakan 2 minggu setelah OAT baru akan diberikan
ARV. Ada beberapa OAT seperti Rifampisin dan
Pirazinamid yang dapat mengganggu fungsi hati.
Sehingga pada hari ke 13, OAT ditunda sementara karena
fungsi hati pasien meningkat. Selain itu pemberian OAT
bersama dengan ARV dapat menyebaban IRIS sehigga
selalu infeksi oportunis yang diobati terlebih dahulu.
• Pasien meninggal dunia pada tanggal 24 Juni 2016 jam 19.05 WITA. 3 hari terakhir
sebelum meninggal, pasien tidak pernah makan lagi karena menurut pasien, ia
selalu muntah setiap kali makan sehingga pasien menjadi tidak ingin makan agar
tidak muntah. 1 kali makan hanya bisa 2-3 sendok bubur, setelah itupun langsung
dimuntahkan kembali.
• Pada tanggal 24 juni 2016 keadaan umum pasien semakin memberat. Akral dingin,
muntah terus-menerus, sejak sore pasien mulai sesak napas, mulut berbuih dan
meninggal dunia.
KESIMPULAN