Anda di halaman 1dari 27

PELAYANAN KEFARMASIAN

“PENYAKIT TIPES”

OLEH :

EKA WIDIANTI SAPUTRI


O1B1 20 051
EMILIA KRISMONIKA
O1B1 20 052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
A.
DEFINISI

Demam tifoid adalah penyakit infeksi bakteri yang menyerang sistem


pencernaan manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Ulfa dan Oktia., 2018). Dalam
masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau Thypus
abdominalis karena berhubungan dengan usus dalam perut.
B.
EPIDEMO
LOGI
Duni
a 01
26,9 Juta
Demam Tifoid Negara Berkembang
21 Juta Kematian 700
02 kasus
Indonesia
81,7 kasus 03
per 100.000
penduduk per Kemenkes RI
tahun 04 Tiap tahun 600.000-1.500.000
kasus demam tifoid
C.
ETIOLOGI
Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella Typhosa. Penyakit tipes (typhus
Abdominalis) merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang
tercemar oleh bakteri Salmonella Typhosa (Food and water borne disease). Seseorang
yang sering menderita penyakit tipes menandakan bahwa ia mengkonsumsi makanan
atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini. Salmonella Typhosa adalah bakteri gram
negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang-
kurangnya tiga macam antigen yaitu : antigen O (somatic, terdiri dari zat komplek
lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen V1(hyalin, protein membrane).
1
DEMAM

2
GANGGUAN SALURAN
D. GEJALA
PENCERNAAN
KLINIS
3
GANGGUAN KESADARAN

4
RELAPS
Demam 01 02 Muntah

Mencret 03
E. 04
Lemas &
KELUHAN Pusing

Mual 05 06 Sakit Perut


F. DIAGNOSIS
DEMAM TIFOID
Diagnosis pasti demam tifoid atau bukan diperoleh dengan identifikasi Salmonella typhi
melalui kultur darah. Sampel untuk kultur dapat diambil dari darah, susmsum tulang, tinja,
atau urin. Sampel darah diambil saat demam tinggi pada minggu ke-1. Sampel tinja dan urin
pada minggu ke-3 dan minggu selanjutnya. Kultur memerlukan waktu kurang lebih 5 – 7
hari. Sampel ditahan dalam biakan empedu (goal kultur). Pada orang dewasa, bakteri
Salmonella dapat bersembunyi di kantung empedu sehingga orang tersebut menjadi cariier.
Seorang carrier mengidap kuman Salmonella tapi tidak sakit. Sewaktu-waktu Salmonella
ini dapat keluar bersama empedu jika carrier mengkonsumsi makanan yang mengandung
lemak. Pada waktu empedu keluar, bakteri Salmonella juga ikut keluar, sehingga terus saja
dibuang melalui tinja. Orang yang seperti ini yang berpotensi menularkan demam tifoid.
G.
PENATALAKSANA
1. Perawatan Umum dan Nutrisi Penderita demam tifoid dengan gambaran klinis jelas sebaiknya dirawat
AN
di rumah sakit atau sarana kesehatan lain yang ada fasilitas perawatan, seperti:
 Tirah baring
Penderita yang dirawat harus tirah baring dengan sempurna untuk mencegah komplikasi, terutama
perdarahan perforasi.
 Nutrisi
• Cairan : penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun parental. Cairan
parental diindifikasikan pada penderita sakit berat, ada komplikasi, penurunan kesadaran serta yang
sulit makan.
• Diet : harus mengandung kalori dan protein yang cukup. Rendah selulose (rendah serat) untuk
mencegah perdarahan dan perforasi.
 Terapi Simptomatik dapat diberikan dengan pertimbangan untuk perbaikan keadaan umum penderita :
• Roboransia (multivitamin)
Next………..

 Kontrol dan Monitor dalam perawatan


• Suhu tubuh, serta tanda vital lain seperti nadi, nafas, tekanan
darah).
• Keseimbangan cairan : cairan masuk (minum dan infus) dan
cairan tubuh yang keluar (urin, feses) harus seimbang.
• Deteksi dini terhadap timbulnya komplikasi.
• Adanya koinfeksi dan atau komorbid dengan penyakit lain.
• Efek samping dan atau efek toksik obat.
• Resistensi anti mikroba
• Kemajuan pengobatan secara umum.
Next………..

2. Antimikroba
Antimikroba diberikan segera bila diagnosis klinis demam tifoid telah ditegakkan, baik dalam
bentuk diagnosis konfirmasi, probable maupun suspek. Sebelum antimikroba diberikan harus
diambil spesimen darah atau sumsum tulang lebih dulu, untuk pemeriksaan biakan kuman
salmonella, kecuali fasilitas biakan ini tidak ada dan tidak bisa dilaksanakan. Antimikroba
yang dikenal sensitif dan efektif untuk demam tifoid adalah :
• Kloramfenikol
• Seftriakson
• Ampisilin & amoksilin
• TMP – SMX (kotrimoksasol)
• Quinolone
• Cefixime
H. ALGORITMA
PENGOBATAN

Koda-Kimble. Ed 10
RESEP TIPES
DARI RUMAH
SAKIT
SKRINING RESEP

INSCRIPTIO INVOCATIO PRESCRIPTI SIGNATURA SUBSCRIPTIO


O

• Nama dokter (ada) • Tanda R/ di • Nama obat • Nama pasien • Tanda


• Sip dokter (tidak ada) awal penulisan (ada) (ada) tangan/paraf
• Alamat dokter (tidak ada) resep (ada) • Kekuatan • Jenis kelamin dokter (ada)
• Nomor telepon (ada) obat (tidak (ada)
• Tempat & tanggal resep ada) • Umur pasien
(ada) • Jumlah obat (ada)
(ada) • Berat badan
( tidak ada)
• Alamat pasien
(tidak ada)
• Aturan pakai
obat (tidak ada)
• Iter/tanda lain
KOMPONEN OBAT
PADA RESEP

Nacl infus 2 botol Ringerlactat infus Ceftriaxone 2g inj Metronidazole 500 Paracetamol 1g inf
1 botol 2 vial mg inf 3 botol 3 botol

Terapi Cairan Terapi Analgetik-


Nutrisi Antibiotik Antipiretik
ULASAN Nacl-Ringerlactat
PENGOBATAN
Penggunaan Nacl dan Ringerlaktat sebagai perbaikan cairan dan sumber energi
bagi tubuh. Kebanyakan dari penderita tifoid mengeluhkan demam dan mual
muntah sebagai gejala awal tifoid. Demam serta mual muntah dapat
menyebabkan pengeluaran cairan tubuh yang berlebih sehingga
mengakibatkan berkurangnya volume cairan pada tubuh. Sedangkan, hampir
90% berat badan total manusia berbetuk cairan. Dehidrasi merupakan kondisi
kekurangan cairan yang disebabkan oleh asupan yang tidak memadai atau
kehilangan cairan berlebih
Ceftriaxone &
Guidelines on Typhoid
Fever
Metronidazole
Berdasarkan algoritma pengobatan, penggunaan Ceftriaxone 2 g (IV) sebagai
Antibiotik demam tifoid, dan Metronidazole 500 mg (IV) digunakan untuk
mengatasi diare ringan-berat pada pasien demam tifoid, telah sesuai yang
diresepkan pada pasien. Antibiotik Ceftriaxone merupakan lini pertama
pengobatan untuk demam tifoid (tipes) pada keadaan yang buruk.
Paracetamol
Penggunaan Paracetamol pada pasien yaitu sebagai analgesik-antipiretik,
untuk memberikan kenyamanan dengan meredakan rasa nyeri dan demamnya.
SARAN PENGOBATAN
TAMBAHAN

 Multivitamin
Vitamin B
 Antiemetik
•Domperidon 10 mg
SUMBER PENGOBATAN
EMILIA KRISMONIKA (O1B120052)
ALGORITMA
PENGOBATAN
NEXT…..
RESEP TIPES
DARI PUSKESMAS
Identitas Pasien
Nama : Melia Akhir
Umur : 31
Alamat : Kel Wapunto
BB : 42
Kelamin : Wanita
Skrining Resep

Inscriptio Invocatio Prescriptio

Nama Dokter Tanda R/ di Nama Obat


Sip Dokter awal Kekuatan
Alamat Dokter penulisan Obat Obat
Jumlah
Nomor resep
Telepon
Tempat dan
Tanggal
Penulisan
Skrining Resep

Signatura Subscriptio

Nama Pasien Aturan Pakai Tanda


Jenis Kelamin Iter/
ObatTanda tangan/paraf
Umur Pasien Lain dokter
Berat Badan
Alamat Pasien
N Obat Deskripsi Indikasi Perhitungan Dosis Drug Related Saran Bila
o. Kandungan Problem terdapat DRP
dalam R/ (DRP)

1. Cefixime Tab Cefixime Cefixime Infeksi saluran kemih ringan Cefixim Resep Memberikan
Tiap tablet (uncomplicated), otitis media Dosis maksimal Pustaka 400 mengandung label antibiotik
mengandung pharyngitis,bronkitis akut dan bronkitis mg/ hari. antibiotik yakni dan diberikan
sefiksim 100 mg kronik dari eksaserbasi akut; 2x1 Sehari (Setelah makan) Cefixim jam waktu
(ISO, 2016). pengobatan demam tifoid pada anak- 1xp=1x100mg=100 mg sehingga harus minum obat
anak dengan multi resisten terhadap 1xh=2x100mg=200 mg dikonsumsi
Paracetamol regimen standar (IONI, 2021) (Sesuai) sampai habis
mengandung pct, agar tidak terjadi
Paracetamol tab anak 1-5 tahun Paracetamol meringankan rasa nyeri, resistensi.
2. 1/4-1/2 tablet tiap 4- sakit gigi dan menurunkan demam. Paracetamol
6 jam, anak 6-12 Pustaka Dosis maks pct
tahun ½-1 tablet tiap 4000 mg,
4-6 jam, anak 13 3x1 sehari (Setelah makan) Karena terdapat
thn-dewas1-2 tablet 1xp = 500 mg vitamin/
tiap 4-6 jam 1xh = 1500 mg Terdapat suplemen
(sesuai) Vitamin/ sehingga di
Selkom-C Selkom Untuk membantu memenuhi Suplemen konsumsi 1x1
Selkom C mengandung kebutuhan tubuh akan vitamin B diresep dalam perhari.
3. Vitamin B1 10 mg, kompleks, vitamin A, vitamin C, dan Selkom-C bentuk kapsul Kemudian kapsul
Vitamin B2 5 mg, vitamin E 1x1 Kapsul perhari sebaiknya di
Vitamin B6 5 mg, (Setelah makan) simpan di tempat
Vitamin B12 5 mcg, kering.
Nicotinamide 20 mg,
Calcium
Panthotenate 10 mg,
Vitamin C 500 mg
Daftar Pustaka
Ardiaria. M., 2019,epidemiologi, Manifestasi Klinis, Dan Penatalaksanaan
Demam Tifoid, JNH (Journal of Nutrition and Health), Vol 7(2)

Hartono.D., 2021, Diagnosis dan Tatalaksana Demam Tifoid pada Dewasa,


CDK, Vol 48(1)

Levani. Y., dan Aldo. D.P., 2020, Demam Tifoid : Manifestasi Klinis, Pilihan
Terapi Dan Pandangan Dalam Islam, Al-iqra Medical Journal : Jurnal
Berkala Ilmiah Kedokteran, Vol 3(1).

Nurdin. E., 2018, Hubungan Cemaran Bakteri Salmonella Typhi Pada Feses
Anak Terhadap Personal Higiene Di Kelurahan Kampung Makassar
Timur Kota Ternate,Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate,Vol 8(1)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai