Anda di halaman 1dari 4

DEMAM TIFOID

No. :
Dokumen
No. Revisi : 0/0
SOP
Tanggal : 03/03/2023
terbit
Halaman : 1/4

1 Pengertian Demam Tifoid adalah penyakit infeksi pada usus yang menimbulkan
gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhoid.
2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan demam
tifoid di puskesmas

3 Kebijakan
4 Referensi KMK RI NO. Hk.01.07/MENKES/1 186 Tahun 2022 Tentang Panduan
Praktek Klinis Bagi dokter di FKTP
5 Prosedur/ 1. Persiapan alat
Langkah- a. Tempat tidur pasien
langkah b. Termometer

2. Petugas Yang Melaksanakan


a. Dokter
b. Perawat

3. Langkah-langkah :
a. Anamnesa
Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien terkait keluhan :
 Dokter menanyakan apakah terdapat keluhan demam turun naik
terutama sore dan malam hari dengan pola intermitten dan
kenaikan suhu step ladder. Demam terus menerus hingga dua
minggu
 Dokter menanyakan apakah terdapat keluhan sakit kepala
 Dokter menanyakan apakah terdapat keluhan gangguan
gastrointestinal seperti konstipasi dan meteorismus atau diare,
mual, muntah, nyeri abdomen dan bab berdarah
 Gejala penyerta lain seperti nyeri otot dan pegal-pegal, batuk,
anoreksia, insomnia
 Bila demam tifoid berat dapat kejang atau penurunan kesadaran

Faktor Resiko :
 Hygiene personal yang kurang baik
 Hygiene makanan dan minuman yang kurang baik
 Sanitasi lingkungan kurang baik
 Adanya outbreak demam tifoid di sekitar tempat tinggal
 Adanya carrier tifoid di sekitar pasien
 Kondisi imunodefisiensi

b. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)
Dokter melakukan pemeriksaan fisik, di dapatkan :
 Keadaan umum biasanya tampak sakit sedang atau sakit berat
 Kesadaran: compos mentis atau penurunan kesadaran
 Demam suhu > 37,5 °C
 Bradikardi relative
 Icterus
 Typhoid tongue
 Abdomen : nyeri regio epigastric, hepatosplenomegaly
 Delirium pada tifoid berat

1/4
Pemeriksaan Penunjang :
 Darah perifer lengkap dan hitung jenis leukosit
 Serologi
 Igm (tubex-TF)
Deteksi antibody IgM Salmonella typhi, dilakukan 4-5 hari
pertama demam
 Enzyme Immunoassay test ( Typhidot)
Deteksi IgM dan IgG, dilakukan 4-5 hari pertama demam
 Tes widal
Dilakuan 7 hari demam, titer agglutinin O minimal 1/320 atau
terdapat kenaikan titer 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang
interval 5-7 hari.
 Kultur Salmonella typhi (gold standard)
Darah : minggu pertama – minggu ke 2
Feses : minggu kedua
Urin. : minggu kedua atau ketiga
Cairan empedu : stadium lanjut penyakit
 Penunjang lain : SGOT/ SGPT, kadar lipase dan amilase

c. Penegakkan Diagnosa (Assesment)


Penegakan diagnosis didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik.

Diagnosis Banding :
Demam berdarah dengue, malaria, leptospirosis, infeksi saluran
kemih, hepatitis A, sepsis, Tuberkulosis milier, endocarditis

Komplikasi :
 Ensefalopati,
 Syok septik,
 Peritonitis,
 Hepatitis tifosa,
 Pakreatitis tifosa,
 Pneumonia

d. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan :
 Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
 Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi.
 Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
 Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas.
 Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
kesadaran), kemudian dicatat dengan baik di rekam medik
pasien.
 Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan
mengurangi keluhan gastrointestinal.
 Terapi definitif dengan pemberian antibiotik. Antibiotik lini
pertama untuk demam tifoid adalah kloramfenikol, ampisilin
atau amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil),
atau trimetroprim-sulfametoxazole (kotrimoksazol).
 Bila pemberian salah satu antibiotik lini pertama dinilai tidak
efektif, dapat diganti dengan antibiotik lain atau dipilih antibiotik
lini kedua yaitu Ceftriaxone, Cefotaxime (diberikan untuk
dewasa dan anak), Kuinolon (tidak dianjurkan untuk anak <18
tahun karena dinilai mengganggu pertumbuhan tulang

Tabel 1. Antibiotik dan dosis penggunannya


2/4
Indikasi demam tifoid dilakukan perawatan di rumah atau rawat
jalan:
 Pasien dengan gejala klinis yang ringan, tidak ada tanda-tanda
komplikasi serta tidak ada komorbid yang membahayakan.
 Pasien dengan kesadaran baik dan dapat makan minum dengan
baik.
 Pasien dengan keluarganya cukup mengerti tentang cara-cara
merawat serta cukup paham tentang petanda bahaya yang akan
timbul dari tifoid.
 Rumah tangga pasien memiliki atau dapat melaksanakan sistem
pembuangan ekskreta (feses, urin, muntahan) yang
mememenuhi syarat kesehatan.
 Dokter bertanggung jawab penuh terhadap pengobatan dan
perawatan pasien.
 Dokter dapat memprediksi pasien tidak akan menghadapi
bahaya-bahaya yang serius.
 Dokter dapat mengunjungi pasien setiap hari. Bila tidak bisa
harus diwakili oleh seorang perawat yang mampu merawat
demam tifoid.
 Dokter mempunyai hubungan komunikasi yang lancar dengan
3/4
keluarga pasien.
Konseling dan edukasi
Edukasi pasien tentang tata cara:
 Pengobatan dan perawatan serta aspek lain dari demam tifoid
yang harus diketahui pasien dan keluarganya.
 Diet, pentahapan mobilisasi, dan konsumsi obat sebaiknya
diperhatikan atau dilihat langsung oleh dokter, dan keluarga
pasien telah memahami serta mampu melaksanakan.
 Tanda-tanda kegawatan harus diberitahu kepada pasien dan
keluarga supaya bisa segera dibawa ke rumah sakit terdekat
untuk perawatan

Kriteria rujukan
 Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak
perbaikan.
 Demam tifoid dengan tanda-tanda kedaruratan.
 Demam tifoid dengan tanda-tanda komplikasi dan fasilitas tidak
mencukupi.

6 Diagram
Alir
(jika -
dibutuhkan
)
7 Hal-hal
yang perlu
-
diperhatika
n
8 Unit terkait a. Poli umum
b. Poli Lansia
c. Pustu

9 Dokumen a. Rekam Medis


terkait
10 Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan

4/4

Anda mungkin juga menyukai