Anda di halaman 1dari 5

DEMAM TIFOID

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit :
Halaman : 1/5

drg. Dinna Indarti


PUSKESMAS MULYOREJO
NIP. 19780717 201001 2 012

1. Definisi Demam Tifoid erat kaitannnya dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi
lingkungan yang kurang baik.

Suatu infeksi pada saluran cerna yang disebabkan oleh kuman salmonella typhii

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan demam tifoid

3. Kebijakan

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


H.K.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / 1. Melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien.
Langkah-langkah Gejala klinik :
 Demam turun naik terutama sore dan malam (demam intermitten)
 Sakit kepala (pusing) area frontal
 Nyeri otot
 Pegal-pegal
 Insomnia
 Anoreksia
 Mual muntah
 Gangguan gastrointestinal spt konstipasi, meteorismus atau diare, nyeri
abdomen dan BAB berdarah

2. Melakukan pemeriksaan fisik


 Suhu tinggi
 Bau mulut karena demam lama
 Bibir kering dan kadang pecah-pecah
 Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue), jarang ditemukan

1/2
pada anak
 Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor
 Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati)
 Hepatosplenomegali
 Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi nadi)
 Pada keadaan lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran ringan berupa apatis.
Bila keadaan berat pasien dapat menjadi somnolen dan koma atau dengan
gejala-gejala psikosis
 Pada penderita dengan toksik, gejala delirium lebih menonjol

3. Merujuk pasien utk melakukan pemeriksaan penunjang dan


menginterpretasi hasil pemeriksaan
 Darah Lengkap
 Leukopeni ( <5000/mm3)
 Limfositosis relatif
 Monositosis
 Aneosinofiia
 Trombositopenia ringan
 Penurunan hemoglobin akibat perdarahan hebat dalam abdomen dpt
terjadi pada minggu ke 3 dan 4
 Serologi Widal
 Titer O 1/320 diduga kuat diagnosisnya adalah demam tifoid
 Widal (-)/negatif tidak menyingkirkan demam tifoid
 Diagnosa pasti bila didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat pd
pemeriksaan ulang dengan intervan 5-7 hari

4. Menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang
 Suspek demam tifoid ( Suspect Case)
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam, gangguan
saluran cerna dan petanda gangguan kesadaran
 Klinis demam tifoid ( Probable Case)
Suspek demam tifoid didukung dengan gambaran laboratorium yang
menunjukan tifoi
 Diagnosa banding
Demam berdarah dengue, Malaria, Leptospirosis, infeksi saluran kemih,

2/2
Hepatitis A, sepsis, Tuberkulosis milier, endokarditis infektif, demam
rematik akut, abses dalam, demam yang berhubungan dengan infeksi HIV
 Komplikasi
Tipoid toksik, syok septic, perdarahan dan perforasi intestinal (peritonitis),
Hepatitis tifosa, pankreatittis tifosa, pneumonia.
5. Menentukan terapi
 Terapi suportif (tirah baring, diet tinggi kalori dan tinggi protein, konsumsi
obat-obatan secara rutin dan tuntas serta kontrol dan monitor tanda vital,
kemudian dicatat dengan baik direkam medik)
 Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan
mengurangi keluhan gastrointestinal
 Terapi definitif dengan pemberian antibiotika. Antibiotika lini pertama
untuk demam tifoid adalah kloramfenikol, ampisillin atau amoksisilin
(aman untuk penderita yang sedang hamil), atau trimetoprim-
sulfametoxazole (kotrimosazol)
 Bila pemberian salah satu antibiotika lini pertama tidak efektif, dapat
diganti dengan antibiotika lain atau antibiotika lini kedua yaitu Ceftriaxone,
Cefotaxime (diberikan untuk dewasa dan anak), Kuinolon (tidak dianjurkan
untuk anak <18 tahun karenga dinilai mengganggu pertumbuhan tulang)
6. Memberikan Konseling dan edukasi pasien tentang pengobatan dan
perawatan demam tifoid yang harus diketahui pasien dan keluarganya serta
diet dan konsumsi obat diperhatikan langsung oleh dokter dan keluarga
pasien dan tanda-tanda kegawatan harus diberitahu kepada pasien dan
keluarga supaya bisa segera dibawa ke RS terdekat untuk perawatan

6. Diagram Alir Melakukan Merujuk Pemeriksaan


Melakukan
Anamnesa Pemeriksaan Fisik Penunjang &
Menginterpretasi
hasil

Memberikan Menentukan Terapi Menegakkan


Konseling Diagnosa Klinis
dan Edukasi

7 Unit terkait  Unit Ruang Pelayanan Umum


 Unit Ruang KIA
 Unit Gawat Darurat

8 Rekaman Histori No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai

3/2
Perubahan diberlakukan

1 Referensi : Referensi:

Peraturan Menteri Keputusan Menteri


Kesehatan RI No HK Kesehatan Republik
02.02/menkes/514/201 Indonesia Nomor

5 tentang Panduan H.K.01.07/MENKES/1

Praktik Klinis bagi 186/2022 Tentang

Dokter di Fasilitas Panduan Praktik Klinis

Pelayanan Tingkat Bagi Dokter di

Pertama Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Tingkat
Pertama

2 Diagnosa banding: Diagnosis Banding

- Demam berdarah
dengue, Malaria,
Leptospirosis, infeksi
saluran kemih,
Hepatitis A, sepsis,
Tuberkulosis milier,
endokarditis infektif,
demam rematik akut,
abses dalam, demam
yang berhubungan
dengan infeksi HIV
3 Komplikasi: - Komplikasi
Tipoid toksik, syok
septic, perdarahan dan
perforasi intestinal
(peritonitis), Hepatitis
tifosa, pankreatittis
tifosa, pneumonia
4 Unit terkait: Unit terkait:

Unit Rawat Inap Unit Ruang Pelayanan


Unit Ruang Pelayanan Umum
Umum Unit Ruang KIA
Unit Ruang KIA Unit Gawat Darurat
Unit Gawat Darurat

4/2

Anda mungkin juga menyukai