Anda di halaman 1dari 8

Nomor SOP/PK/RPU.05/414.102.

21/2023
Revisi ke 01
Berlaku Tgl 01 APRIL 2023

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TENTANG

DEMAM TIFOID
DI UOBF PUSKESMAS MERAKURAK

Ditetapkan
Kepala UOBF Puskesmas Merakurak

dr. REINNIDHA PUSPITA SARI


NIP. 19740104 2005012 006

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
UOBF PUSKESMAS MERAKURAK
Jl. Pemuda No. 42 Mandirejo Merakurak Telp. 082142154034
email : puskesmas.merakurak01@gmail.com
TUBAN 62355
DEMAM TIFOID
No. Dokumen : SOP/PK/RPU.05/414.102.21/2023
No. Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit : 01 April 2023
Halaman : 1/3

UOBF
dr. REINNIDHA PUSPITA SARI
PUSKESMAS NIP. 19740104 2005012 006
MERAKURAK

a. Pengertian Penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella thypi dan umumnya
menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penyakit
ini erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang
kurang baik.

b. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan Demam Tifoid.


c. Kebijakan Keputusan Kepala UOBF Puskesmas Merakurak Nomor :
188.4/018/KPTS/414.102.21/2023 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di
UOBF Puskesmas Merakurak.
d. Referensi Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
sebagaimana telah diubah dengan Kepmenkes Nomor
HK.01.07/MENKES/1936/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

e. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien


Langkah- 2. Petugas melakukan anamnesa pasien. Didapatkan keluhan :
langkah a. Demam turun naik terutama sore dan malam hari dengan pola
intermiten dan kenaikan suhu step-ladder. Demam tinggi dapat
terjadi terus menerus (demam kontinu) hingga minggu kedua.
b. Sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan di area
frontal
c. Gangguan gastrointestinal berupa konstipasi dan meteorismus
atau diare, mual, muntah, nyeri abdomen dan BAB berdarah
d. Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan pegal-pegal, batuk,
anoreksia, insomnia
e. Pada demam tifoid berat, dapat dijumpai penurunan kesadaran
atau kejang.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik .
a. Keadaan umum biasanya tampak sakit sedang atau sakit berat.

2
b. Kesadaran: dapat compos mentis atau penurunan kesadaran
(mulai dari yang ringan, seperti apatis, somnolen, hingga yang
berat misalnya delirium atau koma)
c. Demam, suhu > 37,5◦C.
d. Dapat ditemukan bradikardia relatif, yaitu penurunan frekuensi
nadi sebanyak 8 denyut per menit setiap kenaikan suhu 1◦C.
e. Ikterus
f. Pemeriksaan mulut: typhoid tongue, tremor lidah, halitosis
g. Pemeriksaan abdomen: nyeri (terutama regio epigastrik),
hepatosplenomegali
h. Delirium pada kasus yang berat
Pemeriksaan fisik pada keadaan lanjut

a. Penurunan kesadaran ringan sering terjadi berupa apatis


dengan kesadaran seperti berkabut. Bila klinis berat, pasien
dapat menjadi somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala
psikosis (organic brain syndrome).
b. Pada penderita dengan toksik, gejala delirium lebih menonjol.
c. Nyeri perut dengan tanda-tanda akut abdomen
4. Petugas Melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
5. Petugas menegakkan diagnose
a. Suspek demam tifoid (Suspect case)
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala
demam, gangguan saluran cerna dan petanda gangguan
kesadaran.
b. Demam tifoid klinis (Probable case) Suspek demam tifoid
didukung dengan gambaran laboratorium yang menunjukkan
tifoid.
6. Petugas memberikan penatalaksanaan berupa :
a. Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
 Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi
 Menjaga kecukupan asupan cairan, yang dapat diberikan
secara oral maupun parenteral.
 Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori
dan protein, rendah serat.

3
 Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
 Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi,
suhu, kesadaran), kemudian dicatat dengan baik di
rekam medik pasien.
b. Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan
mengurangi keluhan gastrointestinal.
c. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik. Antibiotik lini
pertama untuk demam tifoid adalah Kloramfenikol, Ampisilin
atau Amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil),
atau Trimetroprim - sulfametoxazole (Kotrimoksazol).
d. Bila pemberian salah satu antibiotik lini pertama dinilai tidak
efektif, dapat diganti dengan antibiotik lain atau dipilih antibiotik
lini kedua yaitu Seftriakson, Sefiksim, Kuinolon (tidak dianjurkan
untuk anak <18 tahun karena dinilai mengganggu pertumbuhan
tulang).
Kriteria Rujukan

a. Demam tifoid dengan keadaan umum yang berat (toxic typhoid).


b. Tifoid dengan komplikasi.
c. Tifoid dengan komorbid yang berat.
d. Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak
perbaikan.
7. Petugas membuat resep obat dan menyerahkan pada pasien.serta
mencatat di rekam medik

4
f. Diagram
Anamnesa :
Alir Memanggil
pasien - Demam naik turun
- Sakit kepala
- Gangguan
gastrointestinal
- Gejala penyerta lain
sepertoi pegal-
pegal,nyeri
otot,anoreksia
- Dapat disertai dengan
penurunan kesadran

Pemeriksaan fisik :

- Tampak sakit
sedang atau berat
- Kesadaran CM
atau menurun
- Suhu > 37.5◦C
- Ikterus
- Nyeri abdomen
- TIFOID tongue

Pemeriksaan penunjang

Penegakkan Diagnosa

Menuliskan resep obat dan


menyerahkan pada pasien
dan mencatat di RM
Penatalaksanaan :

- Terapi suportif
- Terapi simptomatik
- Terapi Antibiotik
- Dirujuk bila toxic
TIFOID, ada
komplikasi,faktor
komorbid, tidak
membaik setelah
diberikan terapi

5
g. Unit terkait a. Poli Umum
b. Pustu
c. Ponkesdes
d. Polindes

h. Rekaman
Historis Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
Perubahan diberlakukan
No. Dok SOP/PK/ 01 April 2023
1. RPU.40/414.102.21/2
023
2. Kepala dr. Reinnidha Puspita 01 April 2023
Sari
Puskesmas

3. Kebijakan Keputusan Kepala 01 April 2023


UOBF Puskesmas
Merakurak Nomor :
188.4/018/KPTS/414.
102.21/2023 tentang
Kebijakan Pelayanan
Klinis di UOBF
Puskesmas
Merakurak.
4. Referensi Kepmenkes Nomor 01 April 2023
HK.01.07/MENKES/1
186/2022 tentang
Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat
Pertama
sebagaimana telah
diubah dengan
Kepmenkes Nomor
HK.01.07/MENKES/1
936/2022 tentang
Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di

6
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat
Pertama.
5. UPTD UOBF 01 April 2023

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
UOBF PUSKESMAS MERAKURAK
Jl. Pemuda No. 42 Mandirejo Merakurak Telp. 082142154034
email : puskesmas.merakurak01@gmail.com
TUBAN 62356

DAFTAR TILIK KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP SOP DEMAM TIFOID

Kegiatan : Demam Tifoid dengan metode survei


Tempat :
Tanggal Pelaksanaan :

No Kegiatan Ya Tidak
1. Petugas memanggil pasien.

2. Petugas melakukan anamnesa

3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik

4. Petugas Melakukan pemeriksaan penunjang bila


diperlukan

5. Petugas Petugas menegakkan diagnose

6. Petugas memberikan penatalaksanaan

7. Petugas menuliskan resep obat dan menyerahkan pada


pasien

8. Petugas mencatat di rekam medik

Total
Compliance rate = …….% ∑ Ya
x 100%
∑ Ya + Tidak

7
Compliance rate (CR) =

Auditie Petugas yang memonitor

(.....................................) (.....................................)

Anda mungkin juga menyukai