Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN FRAKTUR

 
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :
1.Nimi Haryanti 1826010005
2.Hernita Puspita 1826010010
3.Henni Nopita 1826010017
4.Peni Kartika 1826010030
5.Septiana Dewi 1826010036
 

Dosen Pengampu : Ns. Fernalia, S.Kep.M.kep


 
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
Defenisi fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang
biasanya disertai dengan luka disekitar jaringan lunak, kerusakan
otot, ruptur tendon. Kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-
organ tubuh dan ditentukan sesui jenis dan luasnya, terjadinya
fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar
dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001)
Eteologi fraktur
1. Cidera atau benturan
2. Fraktur patologik
3. Fraktur beban
Manifestasi klinis fraktur
Adapun tanda dan gejala dari fraktur, sebagai berikut :
1. Nyeri
2. Hilangnya fungsi dan deformitas
3. Pemendekan ekstremitas
4. Krepitus
5. Pembengkakan lokal dan Perubahan warna
.
Klasifikasi Fraktur
A. Menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar di bagi
menjadi 2 antara lain:
1. Fraktur tertutup (closed)
2. Fraktur terbuka (opened)
B. Menurut derajat kerusakan tulang dibagi menjadi 2 yaitu:
3. Patah tulang lengkap (Complete fraktur)
4. Patah tulang tidak lengkap ( Incomplete fraktur )
C. Menurut bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
ada 5 yaitu:
5. Fraktur Transversal
6. Fraktur Oblik
7. Fraktur Spiral
8. Fraktur Kompresi
9. Fraktur Afulsi
D. Menurut jumlah garis patahan ada 3 antara lain:
10.Fraktur Komunitif
2. Fraktur Segmental
3. Fraktur Multiple
FATOFISIOLOGI FRAKTUR
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup.
Tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar. Sedangkan fraktur terbuka bila terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena
perlukaan di kulit. Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya
terjadi di sekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak sekitar
tulang tersebut
MANIFESTASI KLINIS
Menurut lewis (2006)
1.Bengkak /edema
2. Memar/ekimosis
3. Spasme otot
4. Penurunan sensasi
5. Gangguan fungsi
6. Mobilitas abnormal
7. Krepitasi
8. Deformitas
Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan Rontgen
2. Hitung darah lengkap
3. Peningkatan jumlah sop adalah respons stress normal
setelah
trauma.
4. Kreatinin
5. Profil koagulasi
Tindakan kegawatdaruratan
Berikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortoped dan
indikasinya yang lazim dilakukan:
1. Reduksi terbuka
2. Fiksasi interna
3. Graft tulang
4. Amputasi
5. Artroplasti
6. Menisektomi
7. Penggantian sendi
8. Penggantian sendi total
9. Transfer tendo
10. Fasiotomi
Komplikasi fraktur
Komplikasi fraktur menurut Smeltzer dan Bare (2001) antara lain:
Komplikasi awal fraktur antara lain: syok, sindrom emboli
lemak, sindrom kompartement, kerusakan arteri, infeksi,
avaskuler nekrosis.
Asuhan keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis
dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri, tampak meringis dan
bersikap protektif.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan


kendali otot dibuktikan mengeluh sulit menggerakan
ekstremitas, kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM)
menurun, gerakan terbatas.
Intervensi
1.Tindakan keperawatan nyeri akut:
• gidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
• identifikasi skala nyeri
• identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
• berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
(mis.tens, hypnosis, akupresure, terapi musik,blofeedback, terapi,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain).
2.Tindakan keperawatan diagnosa gangguan mobilitas fisik :
• identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
• fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu ( mis. Tongkat, kruk)
• jelasakan tujuan ambulasi dini
implementasi
1.Tindakan keperawatan nyeri akut:
• mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
• mengientifikasi skala nyeri
• mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
• memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
(mis.tens, hypnosis, akupresure, terapi musik,blofeedback, terapi,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain).
2.Tindakan keperawatan diagnosa gangguan mobilitas fisik :
• mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
• memfasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu ( mis. Tongkat,
kruk)
• menjelasakan tujuan ambulasi dini
evaluasi
1..Diagnosa keperawatan nyeri aku
S
• klien mengatakan nyeri nya berkurang
 
• O
• klien sudah Nampak rileks

• A
• masalah teratasi
 
• P
• intervensi dihentikan

2.Diagnosa mobilitas fisik

• S
• klien mengatakan sudah bisa bergerak dengan baik
•  
• O
• kekuatan otot klien sudah membaik
 
• A
• masalah teratasi

• P
• lntervensi dihentikan
TERIMAKASSIH SEMOGA
BERMANFAAT……

Anda mungkin juga menyukai