Pelatihan Menulis
Pelatihan Menulis
MENULIS
MENGINTIP PENGHASILAN
PARA PENULIS
M. Fauzil Adhim
4.306.000.000
9.647.000.000
Menulislah Maka Kamu Akan Kaya, Salman El-Bachry, 2008
LALU, ADAKAH
?PENULIS MISKIN
Kalau kita menulis, berarti kita menyampaikan gagasan kita –
entah itu fiksi maupun non-fiksi, pasti ada pemikiran di sana-
yang kita tuang untuk disampaikan kepada orang lain. Dan itu,
tentu saja, hanya orang kaya saja yang bisa melakukannya.
.Orang yang memiliki kekayaan jiwa dan wawasan
)Helvi Tiana Rosa(
So, kalau saat ini kamu adalah seorang penulis pemula, atau
bahkan masih calon penulis, berarti kamu sudah masuk
.lingkaran orang-orang kaya
Memperkaya otak
dengan ilmu
• Amati
• Tiru
• Modifikasi
• Apa yang harus Anda amati ? Tentu
saja hasil karya tulisan orang lain.
Amati
• Mengamati tulisan orang lain bukan
berarti hanya me-melototi-nya saja,
melainkan mempelajarinya, baik dari
segi tema, judul, isi, gaya tulisan
dan sebagainya.
• Kalau Anda sudah menemukan
materi yang cocok, ambil dan
kumpulkan materi tersebut sebagai
bahan referensi bagi tulisan anda.
• Apa bedanya meniru dengan plagiat ?
Secara sederhana, meniru bisa berarti
meniru gagasan dan pikirannya, meniru Tiru
tulisannya, gaya bahasanya, tetapi tidak
sama dengan aslinya.
• Alangkah bijaksananya kalu kita
menyebutkan bahwa karya kita tersebut
diilhami atau terinspirasi oleh karya
orang yang kita tiru tersebut.
• Kalau dalam buku, maka kita sebaiknya
memasukkan buku tersebut ke dalam
daftar referensi atau daftar bacaan buku
karangan kita.
Modifikasi
• Apa saja yang harus kita modifikasi ?
Ya, apa saja yang kita tiru tersebut.
• Tujuan kita memodifikasi tulisan adalah
agar membuatnya menjadi lebih baik
dan lebih menarik dari tiruannya.
SELAMAT MENULIS
DAN TEBARKANLAH CAHAYA
KEKUATAN TULISAN
Theodore Hertzl menulis sebuah buku tipis The Jewish State, dan sebuah
karya fiksi Old New Land. Dan parahnya, buku itu menjadi inspirasi jutaan
orang Yahudi untuk berbahu-bahu mendirikan Israel Raya.
Untuk apa melegenda? Perlukah itu? Tidak. Kita tidak perlu. Tapi generasi
setelah kita yang memerlukannya. Mereka butuh inspirasi, dan inspirasi, selalu
lebih mengena dan mereka percayai jika datang dari generasi sebelum
mereka. Dengan begitu, kita bukan hanya berbagi inspirasi, tapi kita juga
.menuai pahala, yang tak kenal henti
Jika kita tak melegenda, tentu mereka tak tahu kalau kita ada. Jika kita tak
.berkarya, tentu mereka tak bisa mengambil kita sebagai inspirasinya
Jika Imam Bukhari melegenda lewat Shahih-nya. Jika Ibnu Jarir melegenda
lewat Tafsir-nya. Jika Ibnu Khaldun melegenda lewat Muqaddimah-nya. Jika
Sayyid Quthb melegenda lewat Zhilal-nya. Jika Hasan Al-Banna melegenda
?lewat Majmu’ah Rasail-nya. Lalu, kamu melegenda lewat karya apa
Sama seperti saya. Kita-kita sama-sama belum punya. Tapi di sini, kita belajar
dari pertanyaan itu. Tapi dari sini, adalah terminal keberangkatan atas sebuah
.penyadaran: suatu saat, kita harus bisa seperti mereka
JAZAKUMULLAH
DAN MARI MENEBAR
INSPIRASI