Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK 1

TENTANG CHECKLIST
OLEH
1. Yasintha Mogi
2.Oce Anggriani Gollu
3. Irene Santia Putri Lean
Pengertian Daftar Cek (Checklist)

Daftar Cek (Checklist) adalah alat rekam observasi yang memuat sebuah daftar
pernyataan tentang aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam sebuah situasi,
tingkah laku, dan kegiatan (individu/ kelompok). Gibson (1995:265) memandang
daftar cek (rating scale) sebagaimana tersirat dari nama itu, adalah skala untuk
mengukur setiap karakteristik atau aktivitas dari seseorang yang ingin diamati.

Sementara itu Aiken (1996:12) memandang daftar cek sebagai bentuk instrumen
psikometrik yang paling sederhana, yang berisi kata-kata, kalimat, atau
pernyataan-pernyataan yang berisi kegiatan-kegiatan atau pikiran-pikiran atau
kegiatan individu yang sedang menjadi fokus perhatian atau sedang diamati.

Walaupun skala seperti itu tidak dibatasi untuk mencatat hasil observasi tetapi
skala itulah yang merupakan instrument paling sering digunakan sebagai alat
bantu observasi. Gibson (19955:265) memandang daftar cek sudah lama
digunakan sebagai instrumen observasi oleh para konselor. Daftar cek secara
spesifik terfokus pada karakteristik, meningkatkan objektivitas pengukur, dan
memberikan komparabilitas sesama pengamat terhadap observasi yang dilakukan,
dan daftar ini lebih mudah digunakan.
Ciri Daftar Cek (Checklist)

Menurut Anwar dalam bukunya Pemahaman Individu


( 2012:137 ) ada beberapa ciri daftar cek yang baik sehingga
memungkinkan daftar cek dapat difungsikan sebagai alat
pencatat yang baik atas hasil observasi dan sekaligus sebagai
alat pengumpul data.
1. Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
2. Direncanakan secara sistematis
3. Berupa format yang baik dan praktis
4. Hasil pengecekan diolah sesuai tujuan
5. Dapat diperiksa validitas, reliabilitas, dan ketelitian dan
bersifat kuantitatif
Fungsi Daftar Cek (Checklist)

Sebagai alat bantu observasi, daftar cek memiliki fungsi di antaranya,

1. Alat pencatat hasil observasi, meski akhir-akhir ini pencatatan juga bisa
dilakukan dengan alat-alat elektronik, tetapi pencatatan dengan memanfaatkan
daftar cek ini masih sangat diperlukan lantaran tidak semua tempat tersedia
fasilitas penunjang penggunaan alat-alat elektronik.

2. Memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah dan sedang


dialami. Dengan daftar cek masalah memungkinkan individu mengingat kembali
masalah-masalah yang pernah dialaminya.

3. Untuk sistematisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan
analisis dan sintesis dengan data yang diperoleh dengan cara atau alat lain.

4. Untuk menyarankan suatu prioritas program pelayanan bimbingan dan


konseling sesuai dengan masalah individu maupun kelompok saat itu
Manfaat Daftar Cek (Checklist)
1. Menggambarkan atau mengevaluasi seseorang, obyek, atau
peristiwa tertentu
2. Menemukan faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang
sedang menjadi pusat perhatian
3. Pencatatan lebih rinci dan sistematis terhadap faktor-faktor
yang sedang diteliti

E. Jenis Daftar Cek (Checklist)

Bertolak dari penggunaannya, terdapat beberapa macam daftar


cek yang lazim digunakan di antaranya,
1. Daftar Cek Perorangan, daftar cek perorangan adalah daftar cek
yang digunakan sebagai alat bantu ketika mengobservasi
seseorang.
2. Daftar Cek Kelompok, jika daftar cek itu digunakan sebagai alat
bantu observasi individu dalam jumlah banyak (kelompok).
LANJUTAN…………..

3. Daftar Cek Dalam Skala Penelitian, daftar cek juga mungkin


digunakan dalam skala penilaian terhadap diri sendiri atau orang
lain, bentuk ini juga sering digunakan sebagai instrument skala
psikologis.
4. Daftar cek masalah (DCM), merupakan daftar cek yang khusus
disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah-
masalah atau problem-problem yang pernah atau sedang dialami
seseorang.

F. Kelebihan Daftar Cek (Checklist)


Daftar cek memiliki beberapa kelebihan di antaranya,
1. Efisien, karena dengan daftar cek – termasuk di dalamnya DCM –
dapat diperoleh banyak data tentang masalah dan kebutuhan siswa
dalam waktu singkat
2. Intensif, karena data problem yang diperoleh melalui DCM lebih
teliti, mendalam dan luas
3. Valid dan reliabel, antara lain karena individu yang bersangkutan
mengecek sendiri masalah yang sedang ia alami, di samping jumlah
item kemungkinan masalah yang cukup banyak.  
Potensi bahaya yang Potensi bahaya yang menimbulkan Risiko terhadap kesejahteraan Potensi bahaya yang
menimbulkan risiko jangka risiko langsung pada keselamatan. atau kesehatan sehari-hari menimbulkan risiko pribadi dan
panjang pada kesehatan. psikologis
Bahaya kimia (debu, uap, gas, asap) Kebakaran Air Minum Pelecehan, termasuk intimidasi dan
pelecehan seksual

Bahaya biologis (penyakit dan Listrik Toilet dan fasilitas mencuci Terinfeksi HIV/AIDS
gangguan oleh virus, bakteri,
binatang dsb.
Bahaya fisik (kebisingan, Potensi bahaya mekanik (tidak adanya Ruang makan atau kantin Kekerasan di tempat kerja
penerangan, getaran, iklim kerja, pelindung mesin)
terpeleset, tersandung, dan jatuh)

Bahaya ergonomi (posisi duduk, Tata graha/ housekeeping (penataan dan P3K di tempat kerja Stres
pekerjaan berulang-ulang, jam kerja perawatan buruk pada peralatan dan
yang lama) lingkungan kerja)

Potensi bahaya lingkungan yang Transportasi Narkoba di tempat kerja


diakibatkan oleh polusi/limbah yang
dihasilkan perusahaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai