Anda di halaman 1dari 29

Marsum Muchsin, BE, SPd, MHP

Jurusan Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Semarang
 KLB adalah meningkatnya kejadian kesakitan
dan atau kematian yg bermakna sec
epidemiologis pada suatu daerah dlm kurun
waktu ttt. Dan merupakan keadaan yg
menjurus pada terjadinya wabah.
 Penyelidikan KLB adalah keg yg dilaksanakan
pada KLB atau adanya dugaan KLB utk
memastikan adanya KLB, penyebab, gambaran
epidemiologi, sumber penyebaran, faktor yg
mempengaruhi serta menetapkan cara
penanggulangan yg efektif dan efisien.
 Isolasi adalah pemisahan penderita peny
menular dg orang yg rentan thd penyakit tsb
 Evakuasi adalah pemindahan sebagian atau
seluruhpddk dari lokasi terjangkit ke lokasi yg
aman.
1. Sumber dari manusia : jalan nafas,
tenggorokan, tinja, tangan, urine, muntahan.
2. Sumber dari kegiatan manusia: penyemprotan,
pencemaran lingk, penangkapan ikan dg
racun.
3. Sumber dari binatang: binatang piaraan, ikan,
binatang mengerat
4. Sumber dari serangga: lalat, kecoa
5. Sumber dari udara, air, makanan/ minuman
(keracunan).
 Adalah kegiatan yg dilaksanakan utk
menangani penderita, mencegah perluasan
KLB, mencegah timbulnya penderita atau
kematian baru pada suatu KLB yg sedang
terjadi
1. Penyelidikan epidemiologis
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan
isolasi penderita termasuk tindakan karantina
3. Pencegahan dan pengendalian
4. Pemusnahan penyebab penyakit
5. Penanganan jenazah akibat wabah
6. Penyuluhan kepada masyarakat
7. Upaya penanggulangan lainnya
1. Menurunnya frek KLB
2. Menurunnya jumlah kasus pada setiap KLB
3. Menurunnya jumlah kematian pada setiap
KLB
4. Memendeknya periode KLB
5. Menyempitnya penyebarluasan wilayah KLB
1. Pengobatan/ perawatan penderita
2. Penyelidikan epidemiologi
3. Pemberantasan vektor
4. Penyuluhan kepada mayarakat
5. Evaluasi/ penilaian penanggulangan KLB
1. Terdiri dari multi disiplin/ multi lintas sektor,
bekerjasama dlm penanggulangan KLB.
2. Salah satu anggota tim kesehatan adalah
Nakes (sbg anggota masyarakat maupun sbg
petugas di sarana kesehatan)
3. Nakes dpt terlibat langsung di Puskesmas/ RS
1. Pemberi pelayanan kesehatan : memberikan
yan kes kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berupa asuhan keperawatan
kes masy utk menangani wabah.
2. Penemu kasus : berperan dlm mendeteksi dan
menemukan kasus sec aktif dan pasif, serta
melakukan penelusuran terjadinya penyakit
maupun wabah KLB.
3. Pendidik/ penyuluh kes: mengkaji kebutuhan
pesien dg melakukan penyelidikan
epidemiologi thd gejala yg dicurigai,
didukung dg pemecahan masalah.
4. Pengelola: melakukan koordinasi dlm sistem
kewaspadaan dini dlm pelaksanaan
penanggulangan KLB difokuskan pada 3 keg
utama penyelidikan KLB, kolaborasi dg dokter
dlm upaya pengobatan/ perawatan,
pencegahan serta penegakan sistem
survailance ketat selama periode KLB
5. Konselor: Memberi pelayanan/ informasi utk
menolong memecahkan masalah spesifik ttg
pencegahan KLB, perawatan lingk, perawatan
klg dan pemanfaatan sarana kes
 Menggalang peran serta toma utk menjelaskan
kpd masy ttg: KLB yg sedang terjadi, gejala, tk
bahayanya.
 Melakukan kerjasama tim
 Melengkapi obat & peralatan yg dibutuhkan
 Menginformasikan upaya penanggulangan yg
akan dilakukan oleh Puskesmas & Dinkes
termasuk distribusi bahan pertolongan &
penanggulangan KLB yg dpt dilakukan oleh
masy
1. Pelaksana: memberikan askep kpd individu
dan klg.
2. Pendidik: sbg instruktur pelatihan
penanggulangan KLB, baik tenaga
keperawatan di rawat inap dan atau rawat
jalan
3. Pengelola: mengkoordinasikan aktivitas yan
kep sec komprehensif serta melakukan
koordinasi lintas sektoral & lintas program
4. Konselor: memberikan bimbingan konseling
bagi pasien & klg thd masalah-masalah yg
dihadapi
 Penanganan sec cepat, tepat dan benar
 Berdasar penilaian ABCD (airway, breathing,
circulation, drug)
 Adalah laporan adanya penderita atau
tersangka penderita.
 Isi laporan kewaspadaan:
 Nama penderita atau yg meninggal
 Golongan umur
 Tempat/alamat kejadian
 Waktu kejadian
 Jumlah yg sakit/ meninggal
 Orang tua penderita/ tersangka penderita,
orang dewasa yg tinggal serumah dg penderita
atau tersangka penderita, kepala keluarga,
ketua rukun tetangga, ketua rukun warga/
rukun kampung/ kepala dukuh.
 Dokter/ petugas kes yg memeriksa penderita,
dokter hewan yg memeriksa hewan tersangka
 Kepala stasiun KA, kepala asrama, kepala
sekolah, pimpinan perusahaan.
 Nahkoda kendaraan air atau udara
 Laporan kewaspadaan disampaikan kepada
lurah/ kepala desa dan unit kes terdekat
selambat lambatnya 24 jam sejak menget
adanya penderita atau tersangka penderita.
 Laporan kewaspadaan yg diterima harus
diteruskan kepada Kepala Puskesmas
pembantu atau kepala Puskesmas setempat.
 Penyampaian laporan harus memperhatikan
azas dini, cepat, dapat dipercaya dan
bertanggung jawab
Nakes

Kepala Puskesmas pembantu

Kepala puskesmas atau atasan

Camat dan Dinkes tk II setempat

Dinkes tk I
 Dilaporkan 24 jam stl diagnosis klinis
ditegakkan
 Laporan kewaspadaan dilakukan sec lisan/
tulisan
 Adalah penemuan penyakit sec aktif pada
orang-orang yg tanpa gejala dan nampaknya
sehat.
 Screening peny ca mamae (mamography),
papsmear (deteksi ca servix), pems tekanan
darah (hipertensi)
1. Uji screening: diterapkan pada pddk yg telah
dipilih terlebih dahulu. Mereka dg hasil tes
negatif disisihkan.
2. Kepada yg positif (dicurigai menderita
penyakit) dilakukan tes diagnostik.
3. Kepada mereka yg menderita peny yg tengah
dicari, dilakukan intervensi terapeutik
1. Validitas : kemampuan dari tes utk
memberikan indikasi pendahuluan mengenai
siapa yg menderita penyakit (yg tengah dicari)
dan siapa yg tidak.
2. Unsur validitas adalah sensitivitas dan
spesifisitas
3. Sensitivitas adalah kemampuan menemukan
mereka yg menderita peny.
4. Spesifisitas adalah kemampuan menemukan
mereka yg tidak menderita penyakit.
Penyakit + Penyakit -

Hasil tes + a b

Hasil tes - c d

Total a+c b+d


Sensitivitas = a/ a+c x 100%
Spesifisitas = d/ b+d x 100%
False negatif = c/ a+c x 100%
False positif = b/ b+d x 100%
a= true positif (menderita peny, diagnostik +)
b = false positif (tdk menderita peny, diagnostik +)
c= false negatif (menderita peny, diagnostik -)
d= True negatif (tdk menderita peny, diagnostik -)
 Berdasarkan hasil screening yg dilakukan
kepada 1980 ibu-ibu di Desa A, didapatkan
dari 180 orang yg menderita hipertensi
ditemukan hanya 30 orang dg hasil tes (–) dg
total hasil tes (–) seluruhnya 1730 orang.
 HITUNG
- Sensitivitas
 Spesifisitas
 False negatif
 False positif
 Hasil pemeriksaan papsmear yg dilakukan kepada
penduduk desa B, diperoleh jumlah hasil tes
papsmear (+) 350 orang dari total 1500 penduduk
yang mengikuti tes papsmear. Ternyata yg
menderita Ca servix dg hasil tes papsmear (+)
sebanyak 50 orang dan papsmear (-) sebanyak 450
orang.
 HITUNG:
- Sensitivitas
 Spesifisitas
 False negatif
 False positif
 Pemeriksaan mammografy yang dilakukan
kepada seluruh siswa SMA di Bali, diperoleh
jumlah siswa dengan hasil tes (+) 560 orang
dan siswa dengan hasil tes (-) 640 orang.
Jumlah Siswa yang terdeteksi menderita Ca
mamae 750 orang dengan hasil test (+)
sebanyak 150 orang.
 HITUNG:
 Sensitifitas
 Spesifisitas
 False negatif
 False positif
 Berapa jumlah siswa SMA di Bali?
 Berdasarkan hasil screening yang dilakukan
kepada 1550 remaja putri, diperoleh dari 1200
remaja yang hipertensi ditemukan hanya 1000
remaja yang menunjukkan hasil test (+) dengan
keseluruhan hasil test (+) 1250 remaja.
 Hitung:
 Sensitifitas
 Spesifisitas
 False negatif
 False positif
 Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada
ibu-ibu di desa X, diperoleh jumlah keseluruhan ibu-
ibu yang menderita ca servix dan yang tidak menderita
ca servix sama. Jumlah ibu yang menderita ca servix
ternyata menunjukkan hasil pemeriksaan (+) sebanyak
1560 orang dan hasil test (-) sebanyak 2000 orang.
Jumlah ibu yang menunjukkan hasil test (+) 4120
orang.
 Hitung:
 Sensitifitas
 Spesifisitas
 False negatif
 False positif

Anda mungkin juga menyukai