Anda di halaman 1dari 42

Manajemen Keuangan Lembaga Zakat

Manajemen Lembaga
Keuangan Zakat

Rini Suprihartanti I Wakil Ketua Baznas (Bazis) Provinsi DKI Jakarta


Sehatkah Keuangan OPZ Anda?
1. Apakah memiliki pendapatan yang cukup untuk menjamin
keberlangsungan program2 yang dijalankan?
2. Apakah selalu tersedia dana tunai yang dibutuhkan?
3. Apakah menyusun anggaran pengeluaran lebih mudah daripada
anggaran penerimaan?
4. Apakah ada saldo dana positif di akhir tahun?
5. apakah wewenang/tanggung jawab struktur organisasi berjalan?
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan OPZ

Perencanaa Pengendalia
Pengelolaan Reporting
n n

Penerimaan Dana Pengeluaran Dana Saldo Dana


Lingkup
FINANCIAL
PLANNING

• Menjamin kecukupan
dana utk membiayai
operasional organisasi

• Investment Opportunity
(short term & longterm)*
Lingkup Secara Umum:
• Bisnis berjalan sesuai
rencana dan tujuan
• Efisien, secure
• Sesuai aturan
• Sesuai dengan kepentingan
Shareholders/stakeholder
FINANCIAL
CONTROL

Secara Khusus: OPZ


• Dana dikelola sesuai syari’ah.
• Pertanggungjawaban kepada
muzaki dan masyarakat secara
umum dapat diberikan.
• Penggunaan dana lebih tepat
guna dan berdaya guna.
• Kebutuhan dana dapat
terantisipasi sejak dini.
• Keamanan dana relatif terjamin.
Lingkup

FINANCIAL • keputusan penyaluran/pemanfaatan dana/


DECISION
MAKING penempatan investasi - (sumber dana,
program, di mana,..)
Pengelolaan Keuangan yang Baik

Pencapaian misi lembaga  maksimalisasi manfaat utk mustahik

Efisiensi Penggunaan Dana

Pengamanan Aset Lembaga

Pengembangan & Pertumbuhan Lembaga


PERENCANAAN
• Penetapan anggaran tahunan
• Anggaran penerimaan dana
• Anggaran penggunaan dana
• Anggaran saldo dana
• Prosedur penetapan anggaran
• Ditetapkan anggaran penerimaan lebih dulu atau anggaran penggunaan dana
• Tetapkan kebijakan dana
• Ajuan anggaran tiap unit kegiatan
• Pembahasan tim anggaran
• Penetapan manajemen
PERENCANAAN
• Target
TARGETpenggunaan
PENGHIMPUNAN
Dana
• Ditentukan
Dasar penentuan:
berdasarkan data historis tahun-tahun sebelumnya
• Berdasarkan
• Kebutuhan
kebutuhan
mustahik penggunaan/penyaluran
• Kemampuan
• Diantara lembaga
keduanya
• Kondisi eksisting
• Prinsip:
• Potensi pengembangan program
• realistik
• “fundraisable” (kemampuan dijual)
• berdasarkan asumsi dan data yang feasible (kondisi internal-eksternal)
• SALDO DANA
• Untuk antisipasi kebutuhan dana awal tahun anggaran berikutnya
PERENCANAAN
 KEBIJAKAN DANA 1. 1/8 Zakat untuk Operasional
 Kebijakan alokasi anggaran 2. 7/8 Zakat untuk :
perlu ditetapkan lebih dulu oleh
manajemen 1. Program ekonomi 30%
 Dengan kebijakan ini maka 2. Program pendidikan 30%
anggaran dapat disusun 3. Program kesehatan 30%
mengikuti kebijakan 4. Program dakwah 10%
 Contoh :
 Penerimaan dana ditargetkan
 Alokasi perolehan infak:
naik 30% dari tahun sebelumnya  50% untuk progam ekonomi
 Proporsi penerimaan ZIS adalah  50 % untuk :
sebagai berikut :  20% untuk operasional
 Zakat 60%  Sosialisasi ZIS 30%
 Infak/sedekah 30%
 Program pendidikan 30%
 Lain-lain 10%
 Kesehatan 20%
 Alokasi penyaluran zakat adalah
sbb :
PENGELOLAAN
• Tetapkan panduan keuangan • SUMBER DANA
baik berupa kebijakan • Tetapkan jenis dana yang
keuangan, petunjuk akan diterima sebagai sumber
pelaksanaan atau petunjuk dana
teknis (prosedur) • Setiap dana yang diterima
memiliki konsekuensi
• Panduan yang dibuat pembatasan yang harus
setidaknya mencakup sumber dipertanggungjawabkan
oleh manajemen
dana, penggunaan dana dan
• Contoh sumber dana
saldo dana
• Zakat, infak/shodaqoh, dana
anak asuh, pinjaman
PENGELOLAAN KEUANGAN
(PERBAZNAS)
• SUMBER DANA • PENGGUNAAN DANA
• Tetapkan cara dana • Tetapkan panduan untuk
diterima penggunaan dana
• Via bank • Tetapkan bidang sasaran yg
digarap dan besar alokasi
• Via kas (konter) dana untuk msg-msg bidang
• Via kolektor sasaran
• Setiap penerimaan wajib • Contoh Bidang sasaran
dibuatkan bukti • Pendidikan
penerimaan • Ekonomi
• Kesehatan
• Sosial
• Lain-lain
PENGELOLAAN KEUANGAN
•• Asnaf mustahiq
Penerima zakatDelapan
Dana: dapat menjadi acuan dalam penentuan yang berhak menerima penyaluran
asnaf mustahiq:
dana selain zakat.
• Fakir
• Tidak harus seluruh asnaf mendapat bagian dalam penyaluran secara bersamaan sekaligus.
• Miskin
• Amil
• Muallaf
• Riqob
• Ghorimin
• Ibnu Sabil
• Fisabilillah
PENGELOLAAN KEUANGAN
• Sifat penyaluran • Tetapkan prosedur
• Bantuan sesaat (darurat) pengeluaran dana
• Pemberdayaan • Verifikasi – dasar
anggaran
• Bantuan untuk • Batasan otorisasi pejabat
pemberdayaan bisa yang berwenang
diberikan dlm bentuk • Setiap penerimaan dan
• Hibah pengeluaran harus dicatat
dan didukung bukti
• Revolving fund
transaksi
• investasi
AMIL
DANA AMIL
• Dana Pengelola adalah dana yang menjadi hak pengelola yang berasal dari bagian amil
dalam zakat, bagian tertentu dari infaq/shodaqoh atau dana lainnya, hasil pengusahaan
dana pengelola, dan atau pinjaman dari pihak lain.
• Sumber Dana Pengelola
• Bagian Amil dalam Zakat (12,5%)
• Bagian Tertentu dari Infaq/Shodaqoh (20%)
• Hasil usaha dari mengusahakan dana pengelola
• Pinjaman dari fihak lain
PENGELOLAAN
• Dana pengelola pada dasarnya digunakan untuk operasional LPZ
secara keseluruhan yang mencakup:
• Gaji/upah
• Biaya perjalanan
• Inventaris kantor
• Biaya Sosialisasi
• Biaya Publikasi/Pelayanan Muzaki
• Aktiva Tetap
• Biaya Umum dan Administrasi
• Investasi
• Lain-lain yang terkait dengan operasional LPZ
PENGELOLAAN
• Dana pengelola pada umumnya tidak
akan memadai untuk menutup
seluruh operasional pada OPZ yang :
• Baru berdiri dengan dana awal
kecil.
• Penerimaan dana kecil tetapi
tuntutan program/ kegiatan cukup
besar.
PENGELOLAAN
• Pendapat ulama yang dapat mengurangi beban dana pengelola
adalah:
• Pembelian aktiva tetap (selain inventaris kantor) diambil
dari dana Fisabilillah.
• Biaya terkait langsung dengan penyaluran kepada mustahiq
diambil dari dana asnaf mustahiq yang bersangkutan
(misal : biaya ongkos angkut beras untuk fakir-miskin
diambil dari dana bagian fakir-miskin bukan dari dana
pengelola).
PENGELOLAAN
Non Halal
• Tetapkan status bunga bank dalam kebijakan lembaga oleh Dewan Syari’ah.
• Jika Dewan Syari’ah menetapkan bunga bank adalah haram maka atas bunga bank
tersebut harus ada kebijakan khusus mengenai penggunaannya dan catatan tersendiri
dalam akuntansi.
• Apabila Dewan Syari’ah menetapkan bunga bank halal (mudah-mudahan sudah tidak ada
lagi), maka kebijakan keuangan yang harus dibuat adalah mengenai alokasi bunga bank
ke dalam kelompok sumber dana. Adapun tentang pemanfaatannya tidak perlu kebijakan
khusus.
PENGELOLAAN KEUANGAN
• SALDO DANA • Penyimpanan uang tunai
• Kebijakan lembaga untuk dalam brankas atau di bank
saldo dana/kas paling tidak harus disesuaikan dgn
harus mencakup : kebutuhan dana untuk
operasional kegiatan
• Saldo minimum kas
• Pemanfaatan idle cash
• Setiap penyimpanan uang
harus jelas
• Penyimpanan kas
penanggungjawabnya
• Lembaga harus menetapkan
saldo minimum kas sbg
cadangan pengeluaran untuk
satu bulan kedepan shg tidak
kekurangan/kelebihan kas
PENGENDALIAN KEUANGAN
• Unsur-unsur pengendalian : 3. Kebjakan keuangan
1. Organisasi (mis.:batasan otorisasi)
• Ada pemisahan fungsi dpt menghindarkan
pengeluaran/penggunaan
• Ada jenjang tgjwb yg jelas
mengenai keuangan dana oleh pihak-pihak
yang tdk berkompeten
2. Anggaran
4. Pelaporan
• meminimalisir pengeluaran
dana berdasarkan kebutuhan • Pelaporan dan
yg muncul tiba-tiba publikasinya mrpk sarana
pengendalian keuangan
• Kontrol anggaran & realisasi yg melibatkan bukan
scr periodik -> evaluasi hanya atasan melainkan
periodik (4, 6 bulanan) pada donatur dan seluruh
laporan masyarakat
PENGENDALIAN KEUANGAN
7. Personalia
5. Pencatatan – dengan • Pengelola yg amanah dan
pencatatan maka setiap profesional merupakan unsur
transaksi keuangan dpt utama dalam pengendalian
ditelusuri • Pemisahan fungsi pencatatan
6. Prosedur, dgn adanya dan fungsi keuangan
prosedur penerimaan & 8. Internal audit  dpt
pengeluaran yg jelas maka menghindarkan penyimpangan
dpt terhindarkan kecurangan karena kelalaian maupun
serta dpt ditelusuri kesengajaan
pertanggungjawabannya
PELAPORAN
• Tujuan laporan
• Pertanggungjawaban kpd masyarakat dan pihak yg berkepentingan
• Menarik minat donatur potensial
• Menunjukkan keprofesionalan lembaga
• Jenis Laporan
• Mingguan, bulanan, tahunan (audited oleh KAP independen)
• Publikasi laporan
• Melalui media (cetak, elektronik, papan pengumuman)
• Output laporan
• Neraca, laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus kas, catatan atas laporan
keuangan
• Standar pelaporan -PSAK 109
PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT

DASAR HUKUM
 
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat;

3. Keputusan Menteri Agama No 118 tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi

4. Keputusan Menteri Agama No 186 tahun 2016 tentang Perubahan Keputusan Menteri Agama No 118 tahun 2014 tentang
Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi

5. Peraturan BAZNAS No 3 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Baznas Provinsi dan Baznas Kabupaten/Kota

6. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018
RUANG LINGKUP

1. Penganggaran;

2. Penerimaan dana;

3. Penyimpanan dana;

4. Pengeluaran dana;

5. Pembukuan dan pengarsipan; dan

6. Pengendalian.
PENERIMAAN

1. Penerimaan dana dapat berasal dari Zakat, Infak, Sedekah, Dana Sosial
Keagamaan Lainnya, dana CSR, dana bagi hasil, jasa giro, dan dana lain yang tidak
bertentangan dengan Syariat Islam dan peraturan perundang-undangan.

2. Penerimaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara:
a. Langsung melalui loket Pengelola Zakat atau UPZ; atau
b. Tidak langsung melalui sistem pembayaran elektronik.

3. Penerimaan dana tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
dilakukan melalui perbankan Syariah

4. Dalam hal tidak terdapat perbankan syariah pada wilayah penerimaan dana
Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penerimaan dana Zakat dapat
dilakukan melalui perbankan konvensional
PENERIMAAN

5. Dalam melakukan penerimaan dana Zakat wajib dipisahkan sesuai


dengan jenis penerimaan dana Zakat.

6. Penerimaan dana Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib


diikuti dengan do’a oleh Amil Zakat kepada pemberi dana secara
langsung maupun tidak langsung
PENERIMAAN

1. Penerimaan dana Zakat dapat berupa uang atau barang.


2. Penerimaan dana berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan dalam bentuk uang tunai, cek, atau giro.
3. Penerimaan dana berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan dalam bentuk emas, permata, hasil pertanian
dalam arti luas, kendaraan, dan aset lainnya.
4. Penerimaan dana berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) harus dituangkan dalam berita acara serah terima penerimaan
dana Zakat.
5. Penerimaan dana berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), wajib dilakukan penaksiran nilai dalam bentuk rupiah
berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar, dalam waktu paling lama 5
(lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya barang.
PENERIMAAN

1. Setiap penerimaan dana Zakat dalam bentuk uang baik melalui


loket penerimaan dana Zakat maupun melalui elektronik
diterbitkan bukti setor
2. Bukti setor penerimaan dana Zakat melalui loket sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. Nama dan alamat Pengelola Zakat atau UPZ penerima;
b. Nama donatur;
c. Alamat donatur;
d. Nomor pokok wajib zakat atau nomor register donatur;
e. Nomor pokok wajib pajak donatur;
f. Jenis setoran dana;
g. Jumlah setoran; dan
h. Nama dan tanda tangan Petugas Penerima.
PENERIMAAN

1. Amil Zakat yang melaksanakan tugas dan fungsi penerimaan dana Zakat
wajib membuat laporan rekapitulasi penerimaan dana Zakat.

2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada bagian


keuangan Pengelola Zakat setiap hari dengan melampirkan surat tanda
setor ke bank dan/atau bukti penerimaan lainnya yang sah.

3. Dana Zakat dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) wajib disimpan di tempat yang memiliki sistem pengamanan yang
memadai dengan penanggung jawab yang jelas.

4. Penyimpanan dana Zakat dan dana operasional dalam bentuk uang tunai
dilakukan oleh pemegang kas yang ditetapkan oleh pimpinan Pengelola
Zakat.
PENERIMAAN

1. Dana Zakat dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) wajib disimpan di tempat yang memiliki sistem pengamanan yang
memadai dengan penanggung jawab yang jelas.
2. Penyimpanan dana Zakat dan dana operasional dalam bentuk uang tunai
dilakukan oleh pemegang kas yang ditetapkan oleh pimpinan Pengelola
Zakat
3. Dana Zakat dalam bentuk barang sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5
ayat (3) diinventarisasi dan disimpan pada tempat yang aman dan memadai
dengan penanggung jawab yang jelas.
Pengeluaran Dana

1. Pengeluaran dana Zakat dan dana operasional dilakukan berdasarkan:


a. Permohonan tertulis kepada pejabat yang berwenang;
b. Verifikasi terhadap permohonan sesuai dengan jenjang otorisasi
pengeluaran dana; dan c. tercantum dalam RKAT.
2. Dalam hal permohonan pengeluaran dana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) belum tercantum dalam RKAT, harus mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwenang.
3. Dalam hal permohonan pengeluaran dana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) belum tercantum dalam RKAT, harus mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwenang.
4. Setiap pengeluaran dana Zakat dan dana operasional harus didukung
dengan bukti yang cukup dan sah.
PENGENDALIAN

1. Dalam melakukan pengelolaan dana Zakat dan operasional, wajib dilakukan


pengendalian oleh unit yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
keuangan dan akuntansi.
2. Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap
penerimaan dana Zakat dan pengeluaran dana Zakat serta dan operasional.
3. Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap:
a. Anggaran;
b. Penyampaian laporan keuangan tepat waktu;
c. Kewajiban kepada pihak luar;
d. Uang muka kegiatan dan program;
e. Piutang operasional; dan
f. Pelaksanaan prosedur keuangan secara efektif dan efisien.
PENGENDALIAN

1. Dalam melakukan pengelolaan dana Zakat dan operasional, wajib dilakukan


pengendalian oleh unit yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
keuangan dan akuntansi.
2. Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap
penerimaan dana Zakat dan pengeluaran dana Zakat serta dan operasional.
3. Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap:
a. Anggaran;
b. Penyampaian laporan keuangan tepat waktu;
c. Kewajiban kepada pihak luar;
d. Uang muka kegiatan dan program;
e. Piutang operasional; dan
f. Pelaksanaan prosedur keuangan secara efektif dan efisien.
PEMBUKUAN DAN PENGARSIPAN

1. Setiap transaksi pengelolaan dana Zakat dibukukan sesuai dengan pedoman


dan standar akuntansi yang berlaku.
2. Pembukuan atas transaksi pengelolaan dana Zakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 dilakukan sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
3. Pembukuan pengelolaan dana Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan jenis penerimaan dan pengeluaran dana Zakat.
4. Dalam melakukan pembukuan penerimaan dana melampirkan :
5. membuat buku rekapitulasi penerimaan danasecara terpisah sesuai dengan
jenis dana;
6. mencatat transaksi jurnal penerimaan dana setiap terjadi transaksi
penerimaan dana.
PEMBUKUAN DAN PENGARSIPAN

1. Dalam melakukan pembukuan penerimaan dana melampirkan:


a. bukti setoran Zakat;
b. bukti transfer;
c. nota kredit bank;
d. cek;
e. bukti pembayaran elektronik; dan/atau
f. bukti tanda terima berupa barang.
2. Prosedur pembukuan pengeluaran dana dilakukan dengan tahapan:
a. Pengumpulan bukti transaksi pengeluaran;
b. Pencatatan;
c. Pengikhtisaran; dan
d. Pelaporan keuangan pengeluaran dana.
PEMBUKUAN DAN PENGARSIPAN

1. Dalam melakukan pembukuan pengeluaran dana melampirkan:


a. kuitansi;
b. nota debit;
c. bukti permintaan pengeluaran; dan
d. bukti transaksi pengeluaran kas.
LAPORAN KEUANGAN

1. Dalam melakukan pembukuan pengeluaran dana melampirkan:


a. kuitansi;
b. nota debit;
c. bukti permintaan pengeluaran; dan
d. bukti transaksi pengeluaran kas.
LAPORAN KEUANGAN
Keterangan Rp Keterangan Rp
 
Aset   Liabilitas  
Aset Lancar   Liabilitas jangka pendek  
Kas dan setara kas Xxx Biaya yang masih harus dibayar Xxx
Piutang Xxx    
Efek Xxx    
Aset Lancar Kelolaan   Liabilitas jangka panjang  
- piutang QH 90 Liabilitas Imbalan Kerja Xxx
       
    Jumlah Liabilitas  
       
Aset Tidak Lancar   Saldo Dana  
  Xxx Dana Zakat Xxx
Aset tetap xxx Dana Infak/sedekah Xxx
Akumulasi penyusutan Dana Amil Xxx
     
Jumlah Dana xxx

       
Jumlah Aset xxx Jumlah Liabilitas dan Saldo Dana xxx
LAPORAN KEUANGAN
• Th a
n kY
Thank You
Rini Supri Hartanti
rini.suprihartanti@gmail.com

o u!
+62 813 815040 98
SEMUA BISA MAKAN

Aspek Keuangan
1. Pengendalian
2. Pencairan
3. Laporan

Anda mungkin juga menyukai