Anda di halaman 1dari 45

Pembinaan

Lansia Lebih
Produktif
Anggota:

Sherena Meilia Setiamurti (18-034)


Mutiara Amonica (18-053)
Unzilla Chairunnisa Herman (18-103)
Lifia Renelda (18-109)
Arsukma Husnil Hidayah (18-138)
Pendahuluan
● Seorang lanjut usia (lansia) secara alami mengalami
penurunan kesehatan fisik, mental, sosial dan
ekonomi. Penurunan beberapa aspek ini dapat
mempengaruhi emosional,konsentrasi, mobilitas,
kemampuan fisik, dan interaksi sosial.
● Lansia atau lanjut usia produktif memiliki kegiatan
yang lebih bermanfaat dalam mengisi waktu luang
sehingga lebih bahagia. Pandangan selama ini
bahwa lansia merupakan kelompok rentan yang
menjadi beban keluarga, masyarakat, dan negara
harus diubah.
Produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap
mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih
baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk
berusaha dan mengembangkan diri.
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia di satu sisi
menggembirakan karena dalam diri mereka terdapat potensi
yang masih mungkin untuk didayagunakan.
Tujuan dari pembinaan lansia lebih produktif adalah agar
kelompok usia ini bisa mencapai kesejahteraan, baik secara
fisik maupun psikis.
hanya dengan terus melakukan berbagai aktivitas, para
lanjut usia dapat memperoleh kepuasaan dan kebahagiaan.
Maksudnya dengan tetap aktif dan berprestasi serta merasa
tetap dibutuhkan oleh orang lain membuat para lanjut usia
dapat menikmati kebahagiaan dimasa usia lanjut. Mereka
yang merasa tidak dibutuhkan lagi akan merasa tidak puas
dan tidak bahagia.
Program Kegiatan
a. Spiritual
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan
memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin
hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan.sehingga dapat
disimpulkan kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk
mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai
dan dicintai serta rasa keterikatan dan kebutuhan untuk
memberikan dan mendapatkan maaf.
Pada pasien lanjut usia kita dapat meningkatkan
kebutuhan spiritualnya dengan hal-hal seperti
yang dibawah ini:
1. Mengingatkan klien lansia apakah sudah
beribadah dan menanyakan bagaimana perasaan
lansia setelah beribadah?
2. Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan
beribadah lainnya (berdoa, pergi ketempat
beribadah, berpuasa, berdoa bersama atau
pengajian,membaca kitab suci atau al’quran dan
lain- lain)
2nd Announcement

A Gigantic A Nice Slice


Mug Of Of Cherry
Jasmine Tea Pie
Despite being red, Mars is
actually a cold place. It's full
of iron oxide dust
b. Olahraga

Kebutuhan olahraga : meski di usia yang


tak lagi muda, para lansia tetap
dianjurkan untuk rutin melakukan
aktivitas fisik. Namun, tidak dianjurkan
untuk aktivitas yang berat :
Manfaat olahraga bagi lansia :
1. Memperkuat otot dan sendi.
2. Memperlancar peredaran darah.
3. Mengurangi stress
Beberapa pilihan olahraga yang cocok untuk
lansia :
1. Jogging
2. Bersepeda
3. Berenang
4. Dansa
5. Yoga
6. Tai Chi (senam)
7. Pilates (menjaga keseimbangan)
c. Kesehatan Mental
dan Fisik
Kesehatan mental lansia :
Lansia merupakan kelompok usia yang
mengalami berbagai kemuduran baik fisik
maupun psikis. Kemunduran inilah yang dapat
mengakibatkan berbagai permasalahan fisik
maupun psikis lansia. Terkadang permasalahan
fisik mengakibatkan timbulnya permasalahan
psikis pada lansia hingga terganggu kesehatan
mentalnya.
Berdasarkan data WHO (World Health
Organization) lebih dari 20% orang dewasa
berusia 60 tahun ke atas menderita gangguan
mental atau neurologis (tidak termasuk
gangguan sakit kepala). Sedangkan gangguan
mental dan neurologis yang paling umum pada
kelompok lansia adalah :
1. Demensia dan depresi : 5% dan 7 %
2. Gangguan kecemasan : 3,8%
3. Masalah penggunaan narkoba : 1%
4. dan sekitar seperempat kematian akibat
tindakan menyakiti diri sendiri terjadi pada
orang yang berusia 60 tahun atau lebih.
Tips menjaga kesehatan mental dan fisik
pada lansia :
1. Menjaga berat badan tetap ideal
2. Mengonsumsi makanan sehat
3. Memiliki waktu istirahat yang cukup
4. Menjaga hubungan baik dengan orang
lain
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan
minum obat secara rutin
6. Menjalani hidup bahagia
D. Gizi pada lansia
● Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk
mempertahankan kualitas hidupnya. Bagi lanjut usia
yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk
 penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi
komplikasi pada penyakit yang dideritanya.Gizi
merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh dan
gizi yang  baik (Darmojo, 2011).
● Permasalahan Gizi Pada Lansia
● 1.Gizi Berlebih Banyak terjadi di negara bagian barat dan kota
besar. Berat badan berlebih dapat diakibatkan karena kebiasaan
makan yang banyak saat muda dan pada lansia kalori yang
digunakan berkurang karena aktivitas fisiknya berkurang
kegemukan adalah salah satu penyebab terjadinya berbagai
penyakit seperti jantung, darah tinggi dan kencing manis.
● 2.Gizi Kurang Terjadinya kekurangan gizi disebabkan oleh masalah
sosial ekonomi dan gangguan penyakit. Berat badan yang kurang
dari normal dapat disebabkan karena rendahnya konsumsi kalori
dalam tubuh, dan bila kekurangan protein dapat menyebabkan
kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki. Hal tersebut
mengakibatkan kerontokan rambut, penurunan daya tahan tubuh,
dan mudah terkena infeksi.
3.Kekurangan Vitamin Kurang mengkonsumsi
buah, sayur serta protein dapat mengakibatkan
kulit kering, lesu, tidak semangat, kurang
nafsu makan, serta penurunan penglihatan.
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG UNTUK
LANSIA
● 1. Makanan harus mengandung zat gizi dari
makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari :
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
● 2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu
kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata
dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering
dengan porsi yang kecil. Contoh menu : Pagi :
Bubur ayam Jam 10.00 : Roti Siang : Nasi, pindang
telur, sup, papaya Jam 16.00 : Nagasari Malam :
Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, dan
pisang.
● 3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan
banyak minum dapat memperlancar pengeluaran
sisa makanan, dan menghindari makanan yang
terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta
mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
● 4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula,
minyak dan makanan yang berlemak seperti
santan, mentega dll.
● 5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih
lanjut perlu diperhatikanhal-hal sebagai berikut :
● a. Makanlah makanan yang mudah dicerna
● b. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-
gorengan
● c. Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu
kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang
● d. Makan dalam porsi kecil tetapi sering.
● e. Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah
sebaiknya diberikan
● f. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan
tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk
merangsang gerakan usus dan menambah nafsu
makan.
● g. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-
kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam,
dan sayuran hijau.
● h. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan
dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang
kurangi makanan yang digoreng.
D. Rekreasi pada lansia
Rekreasi lansia adalah aktivitas untuk mengisi waktu
senggang seorang lansia. Akan tetapi, reaksi dapat
pula memenuhi salah satu definisi” penggunaan
berharga dari waktu luang”. Dalam pandangan itu,
aktiitas diseleksi oleh indiidu sebagai fungsi
memperbaharui ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga
tidak berarti hanya membuang-buang waktu dan
membunuh waktu
Macam-macam rekreasi :
1. rekreasi aktif
Jenis rekreasi yang memerlukan banyak aktivitas fisik/tenaga.
Seperti : mendaki gunung, sepakk bola, traveling.
2. rekreasi pasif
Jenis rekreasi yang banyak melibatkan aktivitas relaksasi dan
tidak memerlukan banya tenaga. Contohnya : menonton TV,
mendengarkan musik dan kuliner.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas
rekreasi pada lansia
1. hindari latihan-latihan otot perut. Contoh : sit-
up tidak dianjurkan karena menyebabkan
kompresi tulang sehingga meningkatkan risiko
terjadinya patah tulang.
2. hindari latihan yang melibatkan tulang
punggun.
3. hindari membawa beban yang cukup berat
4. hindari lingkungan yang jalannya tidak rata
dan memiliki banyak pembatas.
Pembinaan
Lansia
Pembinaan adalah sebuah usaha untuk merubah perilaku
seseorang untuk menjadi lebih baik

Tujuan umum pembinaan lansia:


Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk
mencapai masa tuayang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyakat sesuaidengan
keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
Pelaksanaan pembinaan lansia berdasarkan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Upaya promotif
 Masalah gizi dan diet pada lansia
 Perawatan dasar kesehatan (aktif, pasif dan yang mengalami gangguan)
 Perawatan kasus darurat
 Perawatan kasus gangguan jiwa
 Olahraga
 Teknik berkomunikasi
 Bimbingan rohani
2.Pembinaan mental dan ceramah keagamaan
3.Pembinaan dan pengembangan kegemaran pada lansia
4. Rekreasi
5.Kegiatan perlombaan antar lansia
6.Penyebarluasan informasi tentang kesehatan lanjut usia dipanti atau di masyarakat melalui media
Upaya preventif
2.

 Pemeriksaan kesehatan berkala


 Penjaringan peyakit pada lansia
 Pemantauan kesehatan lansia
 Olahraga teratur pada lansia sesuai kemampuan
 Mengelola diet dan makanan sesuai kondisi kesehatan lansia
 Meningkatkan ketakwaan terhadap sang pencipta
 Mengembangkan kegemaran agar selalu produktif
 Melakukan orientasi realita
3. Upaya kuratif
 Pelayanan kesehatan dasar oleh petugas kesehatan
 Pengobatan jalan di puskesmas
 Perawatan kesehatan jiwa
 Perawatan kesehatan gigi dan mulut
 Perawatan kesehatan mata
 Perawatan kesehatan diet
 Perawatan kesehatan yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh lansia
 Perujukan ke puskesmas, rumah sakit, dokter spesialis
4. Upaya rehabilitatif
 Rehabilitasi mental
 Vokasional
 Kegiatan fisik
Pelayanan
kesehatan
lansia
1.Promotif
Pelayanan kesehatan promotif pada lansia adalah suatu upaya peningkatan
pelayanan kesehatan pada lansia (lanjut usia ) misalnya memberikan penyuluhan
perilaku hidup sehat pada lansia, penyuluhan tentang gizi pada orang lanjut usia
dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani pada lansia.
2. preventif,
yaitu upaya pelayanan kesehatan lansia terhadap pencegahan penyakit dan
mendeteksi dini adanya penyakit pada lansia. Pelayanan kesehatan terhadap
pencegahan penyakit pada lansia ada 3 yakni :

a.pelayanan atau kegiatan pencegahan primer


Adapun pelayanan pencegahan primer yakni memberikan dan melakukan
program imunisasi,konseling, berhenti merokok dan minum beralkohol, memberi
dukungan nutrisi, keamanan di dalam dan sekitar rumah, manajemen stres,serta
penggunaan medikasi yang tepat.
b. Pelayanan atau kegiatan pencegahan sekunder
Adapun pelayanan atau kegiatan pencegahan sekunder yakni kontrol
hipertensi, deteksi dini penyakit penyakit yang banyak pada lansia seperti
kangker,diabetes,strok serta melakukan pemeriksaan rektal, papsmear, gigi mulut
dan lain-lain untuk menghindari penyakit pada lansia.

c. Pelayanan atau kegiatan pencegahan tersier


Pelayanan ini dilakukan sebelum terdapat gejala ,penyakit dan cacat,
mecegah cacat bertambah dan ketergantungan pada lansia.
3. kuratif
yaitu upaya pelayanan kesehatan atau kegiatan pengobatan bagi lansia
dalam mengobati penyakit yang sedang diderita lansia.Upaya pengobatan pada
usia lanjut dapat berupa kegiatan Pelayanan kesehatan dasar dan kegiatan
Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan yang dapat dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan seperti pos kesehatan desa,puskesmas dan rumah
sakit.
Rehabilitatif
4.

upaya pelayanan kesehatan lansia dalam pemulihan


kesehatan,mengembalikan kepercayan diri serta mengembalikan fungsi
organ yang telah menurun bagi lansia yang sedang menderita penyakit.
Pelayanan atau kegiatan rehabilitatif dapat berupa :
a. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang
penggunaan berbagai alat bantu yang berguna untuk lansia misalnya alat
pendengaran agar para lansia dapat memberikan karya dan tetap merasa
percaya diri .
b.Mengembalikan kepercayaan diri dan mental para lansia
c.Memberikan Pembinaan pada lansia dalam hal pemenuhan kebutuhan
pribadi serta aktifitas baik di dalam maupun diluar rumah.
d.Memberikan pelayanan berupa perawatan fisio terapi pada lansia .
e. Memberikan pelayanan atau penyuluhan tentang cara hidup yang
sesuai dengan penyakit yang diderita lansia
Daftar Pustaka
1. Purnama A. Kegiatan produktif lanjut usia dalam mewujudkan hidup bahagia. Media Inf Penelit Kesejaht Sos.
2017;14(3):295-304.

2. Dinas sosial daerah istimewa aceh. 1995. Pola pelayanan lanjut usia dimasa depan. Banda aceh.

3. Dirjen pembinaan kesehatan keluarga. 1992. Pedoman pembinaan kesehatan usia lanjut bagi petugas kesehatan.
Depkes jakarta

4. Johana e. Prawitasari. Aspek sosial psikologi usia lanjut di indonesia. buletin penelitian kesehatan 21 (4) hal 73 -83

5. Nafisadilah A.Upaya lansia dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan di posyandu lansia cipto usodo kelurahanbergaslor
kecamatan bergas kabupaten semarang (skripsi). Semarang :Fakultas pendidikan universitas negri semarang.

Anda mungkin juga menyukai