Anda di halaman 1dari 19

Mekanika Benda-Benda yang Berubah

Bentuk
Fisika Terapan
Team Teaching

www.its.ac.id INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER, Surabaya - Indonesia


Pendahuluan
• Bab sebelumnya membahas tentang benda-benda tegar (kaku)
• Bab ini membahas perubahan bentuk suatu benda bila diberikan gaya
luar, materi utama:
• Elastisitas (kelentingan)
• Hidrostatistika
• Dinamika Fluida
Elastisitas
Elastisitas (Kelentingan)
• Elastisitas: Kecenderungan benda untuk kembali ke bentuk awal dari
perubahan bentuk yang terjadi setelath gaya yang bekerja pada benda
tersebut hilang.
Tegangan dan regangan tarik
(tensile)
Kondisi awal Luas A
dari benda
 
Tegangan t
 
Regangan t
Benda mengalami
tegangan tarik
Satuan:
(tensile)
Tegangan  1 pascal = 1 Pa = 1 N/m2
1 psi = 6895 Pa
Regangan  (tanpa satuan atau prosentase)
 
Young’s Modulus =Y
Young’s Modulus=Modulus elastis-->satuan sama dengan tegangan
Tegangan dan regangan
mampatan (compress)
Luas A
Kondisi awal
dari benda  
Tegangan mampatan
 
Regangan mampatan
Benda
mengalami
tegangan
mampatan
(compress)

 
Young’s Modulus=Y
Tegangan dan regangan geseran
(shear)
Luas A

Kondisi awal
dari benda  
Tegangan geser

 
Regangan geser
Benda
mengalami  𝛽
tegangan
geser (shear)
 
Modulus geser
Tegangan dan regangan volume
Bulk stress=volume stress=tegangan volume
Bulk strain=volume strain=regangan volume

Di fluida, Bulk stress adalah tekanan

Kondisi awal   perubahan tekanan=


dari benda
  Regangan volume

  Modulus volume (Bulk modulus)=B=

  ∆𝑝
𝐵=−
Benda ∆ 𝑉 /𝑉 0
mengalami
bulk stress Tanda minus (-)  jika tekanan
bertambah, maka volume mengecil.
Sehingga B selalu bernilai positif.

Kebalikan dari bulk modulus adalah kompressibilitas (k)

𝑘  =1/𝐵
Grafik tegangan (stress) dan regangan (strain)
Titik A: batas proporsi
Daerah batas dimana tegangan dan regangan
mempunyai hubungan proporsionalitas satu
dengan lainnya, berlaku:
  𝐹 𝑙0
𝑌=
𝐴 ∆𝑙
Titik B: batas elastis
Daerah dimana bahan akan kembali kepada
panjang semula bila tegangan luar dihilangkan.
Jika bahan ditarik melebihi titik B, maka bahan
berubah secara permanen.

Grafik tegangan dan regangan Titik C: titik putus


pada logam Daerah dimana bahan putuh, jika tegangan
luar diperbesar hingga titik C.
Soal 1:

Salah satu ujung batang besi dengan radius R=9,5 mm dan panjang L=81 cm
diikat. Gaya sebesar F=62 kN diberikan tegak lurus terhadap ujung yang
lainnya. Diketahui Young’s modulus besi 2.0 × 10 11 N/m2. Tentukan:
(a). Tegangan?
(b). Perubahan panjang (∆L )?
(c). Regangan?

Soal 2:
 
Pada alat hydraulic press (gambar disamping). Minyak
dengan dengan volume 250 liter diberikan
penambahan tekanan (160 atm. Jika nilai
kompresibilitas minyak sebesar 2,0.10-5/atm.
Tentukan:
(a). Bulk strain?
(b). Penurunan volume ()?
Hidrostatistika
Tekanan di fluida
  Kerapatan atau massa jenis (

 𝜌 = 𝑚   m: massa (kg)
𝑉 V: volume (m3)
: massa jenis (kg/m3)

Tekanan (p)

  𝐹
𝑝= F: gaya (N)
𝐴 A: luas penampang (m2)
p: Tekanan (N/m2)

1 pascal = 1 Pa = 1 N/m2
1 atm = 1,013x105 Pa
Tekanan di fluida
Tiga gaya yang bekerja pada sampel air Gaya ke bawah (F1) karena tekanan air
pada permukaan (y1)

Sampel air:

Gaya ke atas (F2) karena tekanan air Gravitasi menarik sampel air ke bawah (mg)
pada dasar (y2)
Tekanan di fluida
Pada saat keseimbangan

    Dimana:   Dimana:

Jika
y1=0p1= p0 (tekanan atmosfer)
y2=-h p2= p
Tekanan hidrostatis (p) pada kedalaman h
  𝑝= 𝑝0 + 𝜌 𝑔h

Tekanan pada titik tertentu di suatu fluida dalam


kondisi keseimbangan bergantung pada kedalaman
(h) bukan pada dimensi horizontal dari fluida atau
wadah.
Hukum Pascal
Hukum Pascal: Tekanan yang bekerja pada fluida statis dalam
ruangan tertutup akan diteruskan ke semua arah dengan sama
rata.
Gaya yang kecil (F1) diberikan pada piston dengan luas penampang kecil (A1)

  𝐹1 𝐹2
𝑝= =
𝐴1 𝐴2

Tekanan p sama pada semua titik


di ketinggian yang sama

Piston dengan luasan besar (A2) mengalami gaya yang


lebih besar (F2) pada ketinggian yang sama
Prinsip Archimedes
 
Gaya apung terjadi karena tekanan di fluida meningkat
semakin dalam. Asumsikan silinder dengan ketinggian dan
luas penampang .

kerapan fluida

Pada 
Pada 
  : Gaya angkat/apung (Buoyant force)

  Dimana

  Dimana
  𝑚 𝐹 =𝜌 𝐹 𝑉
𝐹 𝐵=𝑚 𝐹 𝑔
 

Hukum Archimedes menyatakan bahwa benda yang dicelupkan sebagian atau


semuanya ke dalam fluida, akan mengalami gaya angkat ke atas yang besarnya
sama dengan fluida yang dipindahkan.
Gaya pada Bendungan
 
Bendungan dengan ketinggian air air
bendungan menekan dinding bendungan
sepanjang Gaya menekan dinding bendungan
setebal pada jarak dari dasar dan tekanan air
pada bagian ini adalah .

 𝑝=𝜌 𝑔 ( 𝐻 − 𝑦 ) Gaya Horizontal pada bendungan


𝐻
  1 2
𝑑𝐹=
  𝑝 𝑑𝐴= 𝑝 𝑑𝑦 𝐿=𝜌 𝑔 ( 𝐻 − 𝑦 ) 𝐿 𝑑𝑦 𝐹=𝜌 𝑔𝐿∫ ( 𝐻 − 𝑦) 𝑑𝑦= 𝜌 𝑔𝐿𝐻
0 2

𝐻
  1 3
 Momen gaya terhadap 0: 𝑑 𝜏 = 𝑦 𝑑𝐹=𝜌 𝑔𝐿∫ ( 𝐻 − 𝑦) 𝑦𝑑𝑦= 𝜌 𝑔𝐿𝐻
0 6

 Jika adalah tinggi gaya resultan terhadap 0 maka:


   
maka:

 
Dengan demikian, gaya horizontal dari air yang menekan bendungan akan bekerja pada
ketinggian (tinggi air) dihitung dari dasar air.
Tegangan Permukaan

Tegangan Permukaan pada Suatu Zat Cair

  Tegangan permukaan suatu zat cair didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang.
Jika pada suatu permukaan sepanjang bekerja gaya sebesar yang arahnya tegak lurus ,
dan menyatakan tegangan permukaan, maka:

Tegangan Permukaan pada Suatu Selaput


Dalam keadaan seimbang, tegangan permukaan sama dengan
gaya berat W yang arahnya ke bawah. Oleh karena benda (misalnya
kawat) dengan panjang dipengaruhi oleh selaput sabun dengan dua
permukaan (depan dan belakang) maka:
Kapilaritas

 Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
 Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair
dengan dinding kapiler.
 Dalam pipa kapiler, gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar daripada
gaya kohesi antara partikel-partikel air, air akan naik dalam pipa kapiler.
 Raksa sebaliknya…

  Kenaikan atau penurunan zat


cair dalam pipa ():

  2 𝛾 𝑐𝑜𝑠 𝜃
𝑦=
𝜌 𝑔𝑅

Anda mungkin juga menyukai