Anda di halaman 1dari 8

INTERELASI ISLAM DAN BUDAYA JAWA DALAM BIDANG

EKONOMI

Disusun oleh :
Nur Yulianto (2001046054)
Qothrunnada Salsabila (2001046055)
Pengertian Interelasi Dan Ekonomi

Interelasi adalah suatu hubungan dimana antara yang satu dan lainya menjalin suatu interaksi bersama dalam
upaya kesatuan dan keutuhan antara kedua belah pihak. Dalam kamus KBBI interelasi di artikan sebagai
hubungan antara satu dengan yang lainya
Selanjutnya adalah ekonomi, ekonomi ialah ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola
sumber daya yang terbatas dan menyalurkannya kedalam berbagai individu atau kelompok yang ada dalam
suatu masyarakat. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu (oikos) yang berarti "keluarga,
rumah tangga" dan (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan
sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga". 
Prinsip Dan Konsep Ekonomi Masyarakat Jawa

Prinsip ekonomi pada dasarnya adalah prinsip rasional yang diterapkan dalam aspek kehidupan ekonomi
dan masuk dalam istilah efektif dan efisien. Efektif berarti input atau potensi apa saja yang ada
dan dimiliki hendaknya dipegunakan untuk mencapai dan mendapatkan output berupa hasil,
pendapatan, keuntungan, faedah dan lain–lainnya secara maksimal. Efisien berarti untuk mencapai output
tersebut hendaknya digunakan faktor produksi, bahan, waktu, pengorbanan, atau input yang minimal.
Disamping itu, dengan mendalami secara sungguh-sungguh kebudayaan Jawa telah tinggi sifat-sifat
rasional atau prinsip ekonomi dapat ditemukan dalam kata kunci yang digunakam masyarakat Jawa. Ora
ilok, istilah yang berarti bertentangan dengan prinsip rasional, akal sehat, tidak logis. Misalnya, meludahi
sumur dan menduduki bantal, merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip rasional. Hal ini
karena air sumur desediakan untuk minum orang banyak, sedangkan bantal adalah landasan kepala
sewaktu tidur
Kuwalat, adalah kata kunci yang berarti bertentangan dengan moral atau nilai moral yang dijunjung
tinggi dalam masyarakat. Tindakan berani terhadap orang tua, melangkahi atau melompati kuburan
orang tua, dan tidak merawat benda budaya (seperti keris, wayang, dan sebagainya) akan
dikatakan kuwalat oleh pendukung kebudayaan Jawa.
Interelasi Nilai Jawa Islam Dalam Bidang Ekonomi

Dalam Islam, sistem ekonomi yang diterapkan oleh Rasulullah SAW. berakar dari prinsip-prinsip Qur’ani. Al-
Qur’an yang merupakan sumber utama ajaran Islam, telah menetapkan berbagai aturan sebagai hidayah
(petunjuk) bagi umat manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dalam aspek kehidupannya, termasuk
bidang ekonomi.
Kenyataan bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi tidak terlepas dari kepercayaan-kepercayaan mitologis, sehingga
pemahaman hal-hal demikian tidak bisa terlepas atau dilepaskan dari kepercayaan keagamaan. Keterkaitan
antara kegiatan ekonomi dengan nilai-nilai kepercayaan mitologis, dan bagaimana kepercayaan itu diwujudkan
secara operasional kedalam kegiatan ekonomi yang dimaksud, dalam kehidupan santri antara lain adanya
konsep tawasul kepada Syekh Abdul Qadir dan lewat konsep itu pula ritual-ritual khusus dilakukan seperti
yang selama ini dikenal dengan Manaqiban.
Dalam masyarakat Jawa terdapat beberapa tradisi untuk mencapai kebutuhan yang mungkin tidak dimiliki oleh
daerah-daerah lain. Salah satu contoh yang dilakukan masyarakat Jawa untuk mencapai kebutuhannya adalah
dengan melakukan kegiatan yang sering disebut pasugihan. Tetapi kegiatan ini tidak mutlak dilakukan oleh
semua masyarakat Jawa. Sebenarnya pasugihan dilarang didalam agama Islam karena hal ini sama saja dengan
menyekutukan Allah SWT, karena dalam pasugihan seseorang akan mendapat harta tanpa bekerja keras sebagai
mana mestinya. Didalam agama Islam juga mengajarkan beberapa doa-doa atau amalan-amalan yang bisa
digunakan untuk memperlancar rizki, misalnya berdoa dengan wasilah, melakukan sholat Dhuha, tahajud dan
lain-lain. Dengan hal ini diharapkan umat manusia tidak terjerumus dalam lembah kesesatan.
Selain pasugihan, masyarakat Jawa juga melakukan tradisi lain seperti selametan. Selametan merupakan
suatu upacara yang biasanya diadakan dirumah suatu keluarga dan dihadiri oleh anggota keluarga, tetangga
dekat, kenalan-kenalan yang tinggal tidak jauh dan termasuk juga orang-orang yang mempunyai hubungan
dagang. Nilai-nilai Islam dan Jawa kiranya bertemu dalam media selametan yang memuat nilai-nilai
tertentu. Kenyataan bahwa upacara selametan telah disentuh dengan ajaran Islam, seperti masuknya unsur
dzikir, penentuan waktu dan maksud penyelenggaraan yang dikaitkan dengan hari-hari besar Islam. Dalam
hal ini mengakibatkan efek selametan terkadang mampu menimbulkan getaran emosi keagamaan. Oleh
karena itu, simbol-simbol yang termuat dalam selametan mengandung prinsip ekonomi dan nilai-nilai Islam
pun terakomodasi didalamnya

Anda mungkin juga menyukai