Anda di halaman 1dari 22

BERPIKIR SISTEM

Oleh
Nanang Veryanto Nim 2005063
Suandi Nim 2005070
Salfadil 2005069

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
BERPIKIR
Berfikir adalah berkembangnya ide
dan konsep di dalam diri seseorang.

Menurut Drever berpikir adalah


melatih ide-ide dengan cara
yang tepat dan seksama yang
dimulai dengan adanya masalah
SISTEM
Sistem adalah sebuah obyek analisa yang
memiliki komponen/bagian yang saling
berinteraksi dalam suatu aturan-aturan
tertentu untuk mencapai sebuah tujuan.
Sistem sebenarnya adalah sebuah kelompok
yang ketika bekerja seperti seharusnya akan
memiliki ciri sistem yang berbeda dari ciri-ciri
komponen-komponen pembentuknya. erfikir
adalah berkembangnya ide dan konsep di
dalam diri seseorang.
BERPIKIR SISTEM

Menurut Peter Singe, berpikir system


adalah suatu kerangka kerja untuk melihat
keseluruhan proses, melihat hubungan saling
keterkaitan

BERPIKIR SECARA SISTEM ADALAH:


Melihat keseluruhan (sistem) sekaligus dengan
bagian-bagiannya (sub-sub sistem) yang saling
berinteraksi (saling berhubungan/ saling
bergantung/ saling mempengaruhi satu sama
lain).
Apa itu berpikir sistem ?

1. Disiplin yang melihat fenomena secara keseluruhan dan menekankan kepada


kerangka pikir berkaitan
(interconnectedness).

2. Cara pandang yang berfokus kepada pola perubahan (pattern of change)


sehingga tidak melihat sesuatu
fenomena secara statis. (pattern of changepattern of behaviorbehavior)

3. Alat analisa untuk memahami sesuatu organisasi seperti perusahaan,


pemerintahan, ekonomi, politik, sosial, dan ekologi, sehingga memberikan
kemampuan
manusia untuk melihat permasalahan yang kompleks.
BERPIKIR SISTEM
Inti dari Berpikir Sistem adalah :

 melihat keseluruhan (sistem) sekaligus dengan


bagian-bagiannya (sub-sub sistem) yang saling
berinteraksi (saling berhubungan/ saling
bergantung/ saling mempengaruhi satu sama
lain).

 ST didorong oleh mental model seseorang


(bagaimana persepsi seseorang terhadap bagian
bagian (sub sistem) yang ada didalamnya).

 ST merupakan fondasi (dasar) berpikir dari


kelima disiplin dalam LO.
BERPIKIR SISTEM

Ciri-ciri berpikir sistem :


Memahami kompleksitasnya :
Memahami hubungan dan putaran
Memahami umpan balik
Memahami keseimbangan dan
keterlambatan.
BERPIKIR SISTEM
Cara-cara berpikir sistem :

•Melihat kepada keseluruhan,bagian-


bagiannya dan hubungan antar
bagian-bagiannya
•Mempelajari kesatuan dalam
rangkamengerti bagian-bagiannya
BERPIKIR SISTEM

Berpikir non sistem :


Umumnya berpikir non sistem melihat bagian-bagiannya
untukmengerti keseluruhannya (mendapatkan detail
tapi melupakan keseluruhannya).
BERPIKIR SISTEM

Berpikir sistem vs Non sistem :

•Sistem manusia adalah keseluruhan dari kepala, tangan perut, kaki, dll yang
membuat kita hidup, sadar, dan berpikir.

• Mempelajari masing-masing bagian hanya akan


memahami fungsi dari setiap bagian tetapi tidak akan mendapati karakteristik
secara keseluruhan.
FENOMENA DALAM BERPIKIR SISTEM
Fenomena gunung es (iceberg)  adalah
fenomena di mana suatu masalah tidak nampak
FENOMENA GUNUNG ES
parah atau mendesak untuk diselesaikan, karena
hanya sebagain kecil dari masalah itu yang muncul
dan terlihat.
Fenomena gunung es menggambarkan
situasi di mana sebagian besar masalah tidak
nampak, tidak dilaporkan, atau tersembunyi dari
pandangan. Dengan demikian, hanya "puncak
gunung es" saja dari masalah ini yang diketahui.
FENOMENA DALAM BERPIKIR SISTEM

1. Event – pendekatan reaktif


FENOMENA GUNUNG ES Tingkatan paling atas adalah jenjang kejadian atau ‘event’. Jenjang
inilah yang paling kasat mata, biasanya bisa ditangkap oleh panca indera.
Pada gunung es, ‘kejadian’ terletak di atas permukaan laut, sehingga
semua orang akan bisa melihatnya. Analis yang tidak terlatih, bahkan
sebagian manajer cenderung akan bereaksi terhadap kejadian. Jadi kata
kuncinya adalah reaktif karena pendekatan ini yg paling mudah,
analisisnya pun paling kasat mata, banyak sekali pengambil kebijakan
(pemerintah, manajer) yg akhirnya terjebak menggunakan pendekatan ini
yg kadang berhasil tapi seringnya tidak
FENOMENA DALAM BERPIKIR SISTEM

2. Perilaku sistem – pendekatan antisipatif


FENOMENA GUNUNG ES Tingkatan yang lebih mendalam yg bisa dilakukan adalah dengan
mengamati perilaku sistem. Satu faktor penting yg harus
diperhatikan pada level ini adalah waktu. Dengan kata lain, kita
akan coba melihat dinamika sistem dari satu waktu ke waktu yg
lain.Kumpulan kejadian-kejadian bisa dilihat dalam rentetan
waktu sehingga -mudah-mudahan- akan terlihat pola-pola tertentu.
Kejadian yg terihat berulang tidak akan bisa dihentikan / dicegah
dengan pendekatan antisipatif. Kejadian tetap akan berulang, tapi
anda sudah lebih siap: kapan harus mencurahkan resources untuk
working hard – kapan anda bisa gunakan waktu untuk berpikir.
FENOMENA DALAM BERPIKIR SISTEM

FENOMENA GUNUNG ES 3. Struktur sistem – pendekatan generatif


Pendekatan terakhir ini paling susah, karena analis
dan pengambil kebijakan harus memiliki
kemampuan analitis abstrak plus visi. Untuk bisa
melakukan analisis tahap ini, analis yg terlatih
sekalipun biasanya untuk setiap kasus perlu
bantuan pendekatan (1) dan (2) sebelum kemudian
menyelam ke pendekatan (3).
Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge(Complexity Laws)

1. “Masalah hari ini datang dari solusi yang lalu”.


(Today’s problems come from yesterday’s solution)
Misalnya :
a. Masalah pencabutan implan yang muncul saat ini
karena akibat pemenuhan target yang lalu tanpa
memperhitungkan akibatnya.
b. Indonesia kekurangan beras (import) akibat lahan
pertanian dipakai memenuhi kebutuhan perumahan.

2. “Semakin keras anda menekan, semakin keras sistem


menekan anda kembali”.
Misalnya:
a. Semakin keras anda memaksa orang untuk ber-KB,
semakin keras issue HAM akan menekan anda kembali.
b. Semakin keras anda menekan bola plastik kedalam air,
semakin kuat air melontarkan kembali bola keatas.
Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge(Complexity Laws)

3. “Perilaku tumbuh lebih baik sebelum memburuk”


(“Behavior grows better before it grows worse”)
Misalnya :
a. Suatu kegiatan atau proyek harus terus dievaluasi
supaya hasilnya terus meningkat, karena kalau
dibiarkan malah akan menurun dan bertambah buruk.
b. Laporan dari lapangan setiap bulan masuk, akan
tetapi akurasi datanya tidak pernah diperhatikan
maka nilai laporannya makin lama makin merosot.

4. “Jalan keluar yang mudah biasanya memunculkan


masalah
kembali”
(“The easy way out usually leads back in”)
Misalnya :
a. Membuat laporan palsu/ data fiktif agar tidak
dimarahi pimpinan.
Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge(Complexity Laws)

5. “Obatnya bisa lebih buruk dari penyakitnya”.


(”The cure can be worse than the dease”).
Misalnya :
a. Program JPS malah mengakibatkan orang jadi
tergantung. (Solusi malah memperburuk masalah/
kemandirian hilang).
b. BLBI untuk menyelesaikan utang konglomerat
malahan di korupsi dan dibawa lari.

6. “Lebih cepat berarti lebih lambat”.


(“Faster is slower”).
Misalnya :
a. Pembentukan kelompok BKB tanpa didukung
kesiapan kader dan fasilitas lainnya malah
memperlambat program..
Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge(Complexity Laws)

7. “Sebab & akibat tidak berkaitan erat dalam artian


waktu dan ruang”.
(“Cause and effect are not closely related in time and
space”).
Misalnya :
a. Program UPPKS dan dampaknya terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat..
8. “Perubahan kecil bisa mendapatkan hasil yang besar,
tapi area
dengan daya ungkit terbesar sering terlupakan”.
(“Small changes can produce big result but the areas of
highest
leverage are often the least obvious”).
Misalnya :
a. Perubahan pandangan ulama terhadap KB
menjadi mendukung membuat program KB
menjadi berhasil, tapi terbatas hanya wilayah
dimana ulama tersebut berada.
Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge(Complexity Laws)
9. “Anda bisa membuat kue dan memakannya, tapi
tidak sekaligus”
(“You can have your cake and eat it too, but not at
once”.
Misalnya :
a. Keluarnya UU Lalu Lintas tidak serta merta
disiplin berlalu
lintas segera terwujud.

10. “”Membelah gajah tidak akan menghasilkan dua


gajah kecil”
(”Dividing an elephant in half does not produce
two small
elephants”).
Misalnya :
a. Terpisahnya program peningkatan peranan pria
dengan program pembinaan keluarga, padahal
remaja dan keluarga adalah satu kesatuan..
Hukum Fifth Discipline dari Peter Senge(Complexity Laws)

11. “Tidak ada yang bisa dipersalahkan”.


(“There is no blame”).
Misalnya :
a. Anda dan masalah anda adalah bagian
dari sistem itu. jadi kalau kira berpikir
sistem maka tidak ada orang luar.
KESIMPULAN
1.      Dengan berpikir sistem ini, membolehkan
seseorang untuk mengubah sumber suatu
permasalahan daripada berhadapan dengan
gejalanya saja.
2.      Berpikir sistem dapat membantu membuka
simpul-simpul permasalahan yang ada dengan
membantu menggambarkan kembali permasalahan
tersebut dari suatu perspekif yang berbeda secara
fundamental.
3.      Dengan menggunakan analogi “gunung es”,
bagian yang terlihat oleh manusia adalah peristiwa
yang terjadi dikehidupan. Dan masalahnya adalah,
seperti gunung es, yang 90% tidak terlihat. Jadi
semakin bisa memahami apa yang terjadi di bawah
permukaan, semakin bisa dipengaruhi bagaimana
sistem bekerja.
 
Thank You

Anda mungkin juga menyukai