Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN PROGRAM GIZI MELALUI LOGICAL

FRAMEWORK ANALYSIS ( LFA )


Disusun Untuk Mata Kuliah Manajemen Operasional Program Gizi (MOPG)

Pembimbing

Rahmadhaniah.S.Gz.MPH

Penulis

Nurul Husna

1807110059

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYRAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, berkat rahmatdan
karunia-Nya Saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “ Perencanaan
Program Gizi Melalui Logical Framework Analysis (LFA) . ”
Dalam makalah ini Saya menjelaskan mengenai pengertian secara umum tentang
Pengertian LFA , menyusun LFA, fungsi dan tujuan LFA, dan penerapan penggunaan
LFA.
Adapuan tujuan saya menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari
Dosen mata kuliah Manajemen Opersional Program Gizi . Di sisilain, kami menulis
makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai Pentingnnya Perencanaan Program
Gizi Melalui Logical Framework Analysis (LFA) .
   Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh sebab
itu,diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah saya untuk ke
depannya.Mudah-mudahan  makalah  ini  bermanfaat  bagi  kita  semua.

Banda Aceh, 20 Oktober, 2021

Nurul Husna

NPM : 1807110059
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..

Latar belakang……………………………………………………………………………….

Tujuan……………………………………………………………………………………….

Manfaat……………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….

2.1 Pengertian LFA…….……………………………………………………………………


2.2Tahapan menyusun LFA…………………………………………………………………
2.3 Fungsi dan Tujuan LFA…………………………………………………………………

2.4 Penerapan Penggunaan LFA…………………………………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………

Kesimpulan………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logical Framework Analysis / LFA merupakan alat bantu analisis dan manajemen
yang dapat menjelaskan analisis situasi yang menjadi alasan atau argumentasi penting
suatu program, kaitan logis sebab-akibat secara hirarki hubungan antara tujuan yang
akan dicapai dengan proses yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.Logical
Framework Analysis / LFA adalah salah satu alat analisis yang baik dalam penilaian,
tindak lanjut dan evaluasi suatu proyek dengan menggunakan pendekatan logika.  
Pendekatan logika yang dimaksud dalam LFA ini adalah membangun hierarki
kerangka logis yang berorientasi pada tujuan proyek tersebut. LFA adalah jenis khusus
model logika atau pendekatan logika untuk membantu mengklarifikasi tujuan
proyek/program, mengidentifikasi hubungan kausatif antara input, process, output,
outcome dan immpact. Berdasarkan tujuan tersebut, pada dasarnya menurut Dadang
(2012), menjelaskan bahwa model teori dari LFA dalam proses pengevaluasian suatu
proyek/program.
Kegiatan -kegiatan program yang akan dilakukan untuk perbaikan gizi masyarakat
puskesmas adalah kegiatan harian, kegiatan bulanan atau smesteran ( 6 bulan sekali )
dan kegiatan tahunan di lakukan setiap ( setahun sekali ) serta beberapa kegiatan
investigasi dan intervensi yang di lakukan setiap saat jika di temukan masalah gizi
misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program perbaikan gizi
masyarakat dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung puskesmas.
Progam perbaikan gizi masyarakat di puskesmas dapat di lihat dengan tujuan untuk
mengetahui bentuk-bentuk kegiatan nya ,tenaga pelaksanaan nya , jenis-jenis pelatihan
untuk pelaksanaan, pedoman pelaksanaan program gizi yang harus ada setiap saat
termasuk standar operasional prosedur. Dan pengawasan ,evaluasi dan bimbingan
teknis dari dinas kesehatan kabupaten / kota serta output dari pelaksanaan kegiatan
program gizi puskesmas.
perencanaan tidak terlepas dengan manajemen, yaitu kumpulan dari beberapa
sasaran kegunaan dan pengontrolan waktu, tenaga, uang dan sumberdaya lain. Dari
beberapa pakar manajemen, mereka membedakan beberapa fungsi manajemen seperti
contoh George Tery yang menteorikan fungsi manajemen terediri dari ; Planning,
Organizing, Actuating, Controling. Perencanaan utama dalam gizi masyarakat adalah
penyususnan rencana program yang merupakan tugas utama ahli gizi masyarakat.
Perencanaan program Suatu program adalah koordinasi antara personil, fasilitas,
uang,, alat, penyediaan barang dan jasa. Perencanaan program berupa menyusun
permasalahan dan sumber-sumber ke dalam kerangka kerja, untuk mepermudah
penggunaan dalam memecahkan masalah. Prosesnya meliputi langkah-langkah :
1. Determinasi masalah
2. Koordinasi dan organisasi
3. Pelaksanaan rencana
4. Pengawasan rencana
5. Evaluasi Rencana proses perencanaan bertujuan agar didapat suatu pedoman atau
petunjuk untuk membuat rencana yang akan dilaksanakan kemudian yang berbentuk
TOR (Term Of Reference).

1.2 Tujuan

I. Untuk Mengindentifikasi Tentang Pengertian LFA


II. Untuk Mengindentifikasi Tentang Tahapan Penyusunan LFA
III. Untuk Mengindentifikasi Tentang Fungsi Dan Tujuan LFA
IV. Untuk Mengindentifikasi Tentang Penerapan Penggunaan LFA

1.3 Manfaat

Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Pemahaman mengenai pengertian LFA,


Tahapan penyusunan LFA, fungsi dan tujuan LFA, dan penerapan penggunaan LFA.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian LFA

Logical Framework Analysis (LFA) adalah instrumen analisis, presentasi dan


manajemen yang dapat membantu perencana untuk menganalisis situasi eksisting,
membangun hirarki logika dari tujuan yang akan dicapai, mengidentifikasi resiko potensial
yang dihadapi dalam pencapaian tujuan dann hasil, membangun cara untuk melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap tujuan (output) dan hasil (outcomes), menyajikan
ringkasan aktivitas suatu kegiatan serta membantu upaya monitoring selama pelaksanaan
implementasi proyek (Ausguidline, 2005).
Selama ini pemanfaatan Logical Framework Analysis masih terbatas bertujuan
untuk melakukan proses perencanaan proyek yang bersifat partisipatoris dan berorientasi
tujuan. Teknik ini memerlukan keterlibatan seluruh stakeholder terkait dalam suatu
rencana/ program untuk menentukan prioritas dan rencana implementasi.
Padahal LFA merupakan alat bantu analisis dan manajemen yang dapat
menjelaskan analisis situasi yang menjadi alasan atau argumentasi penting suatu program,
kaitan logis sebab-akibat secara hirarki hubungan antara tujuan yang akan dicapai dengan
proses yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, identifikasi potensi-potensi resiko yang
akan dihadapi dalam pelaksanaan program, mekanisme bagaimana hasil-hasil kerja
(output) dan dampak program (outcome) akan dimonitor dan dievaluasi dan penyajian
ringkasan program dalam suatu format standard.
Goals dalam kerangka logis (logframe) adalah tingkatan dengan tujuan tertinggi,
merupakan hasil akhir tetapi diluar control program. Objectives atau sasaran program
merupakan Rincian/ Bagian dari Goal, namun objectives atau sasaran ini selalunya diluar
kontrol program. Goal dan Objectives diluar kontrol program karena kegiatan-kegiatan
tidak langsung mempengaruhinya tetapi dapat dicapai dengan gabungan beberapa dari
program yang satu dengan program yang lainnya. Sedangkan Outputs itu sendiri adalah
hasil spesifik apa yang harus diperoleh sesudah program berakhir dan Aktivities adalah
Kegiatan-kegiatan apa yang harus disusun untuk memperoleh outputs.
Dalam matriks logframe kita juga dapatkan istilah Objectively Verifiable Indicators
atau disingkat OVI yaitu atau dalam bahasa Indonesia disebut indikator verifikasi sasaran
tujuan, mengarahkan kita untuk bagaimana kita tahu bahwa program itu berhasil,
membantu kita untuk klarifikasi, membantu kegiatan monitoring dan evaluasi dan
penggunaannya atau indikatornya dibuat dengan pendekatan SMART (Specific,
Measurable, Attainable, Realibility and Timely).
Kolom lainnya dalam matrik kerangka logis adalah Means of Verification atau disingkat
(MOV) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan cara verifikasi yaitu  Data-data yang
bisa menunjang, sejauh mana data yang dikumpulkan tersebut bermanfaat. Contoh hasil
penelitian, Data SDKI, Sensus dan lain-lain. Dan terakhir adalah kolom Risk and
Assumptions (resiko dan asumsi). Ditulis berbagai kemungkinan yang terjadi yang dapat
mempengaruhi berhasil atau gagalnya suatu proyek atau program.

2.2 Tahapan Penyusunan LFA

Dalam proses pengevaluasian suatu proyek/program dengan menggunakan alat


analisis Logical Framework Approach / LFA terdiri dari beberapa tahapan yang menjadi
fokus dari penerapan Logical Framework Matrix, antara lain :

1. Memahami hubungan antara Goals, Purpose, Outputs dan Activities yang disusun
dalam matrix atau biasa disebut logframe matrix .
a. Goals Dalam kerangka logis (logframe) adalah tingkatan dengan tujuan tertinggi,
merupakan hasil akhir tetapi  diluarcontrol program.
b. Purpose atau sasaran program Merupakan Rincian/Bagian dariGoal,
namunobjectivesatau sasaran ini selalunya diluar kontrol program.GoaldanPurpose
diluar kontrol program karena kegiatan-kegiatan tidak langsung mempengaruhinya
tetapi dapat dicapai dengan gabungan beberapa dari program yang satu dengan
program yang lainnya.
c. Outputs adalah hasil spesifik apa yang harus diperoleh sesudah program berakhir
d.Activities adalah kegiatan-kegiatan atau proses apa yang harus disusun untuk
memperolehoutputs selama proyek/program berlangsung.

2. Memahami logika vertical dan logika horizontal


a. Maksud dari logika vertical adalah runtutan bagaimana proses pelaksanaan
proyek menghasilkan output yang diinginkan sesuai dengan tujuan proyek/program
yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga dapat mencapai goal/maksud
dilaksanakannya proyek/program ini ingin menyelesaikan masalah pembangunan
yang melatarbelakangi pelaksanaan program/ proyek.

b. Maksud dari logica horizontal adalah adanya maksud dari masing-masing


indikator menjadi informasi yang dikumpulkan dan dijelaskan dalam verivikasi
yang lebih spesifik.

3. Kriteria indikator

Maksud dari kriteria indikator dalam Objectively Verifiable Indicators (OVI)


adalah indikator verifikasi sasaran tujuan, mengarahkan kita untuk bagaimana kita tahu
bahwa program itu berhasil, membantu kita untuk klarifikasi, membantu kegiatan
monitoring dan evaluasi  dan penggunaannya   atau indikatornya dibuat dengan
pendekatan SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realibility and Timely).

4. Cara verivikasi

Cara verivikasi adalah Means of Verificationatau disingkat (MOV)  atau dalam


bahasa Indonesia disebut dengana cara verifikasi yaitu  Data-data yang bisa menunjang,
sejauh mana data yang dikumpulkan tersebut bermanfaat. Contoh hasil penelitian,  Data
SDKI, Sensus dan lain-lain.

5. Asumsi dan resiko

perlu diidentifikasi pada tahap penyusunan program untuk kolom Risk and Assumptions
(resiko dan asumsi). Ditulis berbagai kemungkinan yang terjadi yang dapat mempengaruhi
berhasil atau gagalnya suatu proyek atau program.

2.3 Fungsi dan Tujuan LFA

Logical Frame analysis merupakan analisis yang berisi petunjuk teknis pengelolaan
suatu program/proyek. Sebagai analisis kemampuan teknis, Logical Frame analysis dapat
digunakan sebagai alat perencanaan, monitoring dan evaluasi program. Kerangka logika
yang dibangun dalam Logical Frame Works berisi analisis teknis yang mengkombinasikan
Logika Vertikal maupun Logika Horisontal. Tujuan yang ditetapkan dapat diukur dengan
indikator melalui informasi yang dikumpulkan dan disajikan dalam alat verifikasi khusus
(Longest, 2004).
LFA digunakan ketika melakukan identifikasi dan penjajagan dalam penyusunan
proposal, menyiapkan disain proyek/ program dalam suatu sistematika dan kaitan yang
masuk akal, penilaian disain proyek/ program, memutuskan persetujuan untuk pelaksanaan
proyek/ program, monitoring dan evaluasi kemajuan (progress) dan kinerja (performance)
program.
LFA juga dapat digunakan sebagai petunjuk teknis dalam pengelolaan program,  atau
tepatnya kemampuan tehnis, bahwa yang bersangkutan mempunyai kemampuan tehnis
dalam menyelenggarakan suatu program.
Logical Framework sebagai kemampuan teknis program karena dapat digunakan
sebagai alat untuk Perencanaan, Penilaian, Monitoring dan Evaluasi dari kegiatan-kegiatan
dalam program yang telah dibuat. Kerangka logika sebagai teknis dalam
mengkombinasikan Logika Vertikal maupun Logika Horizontal.
Tujuan yang ditetapkan dapat diukur dengan indikator melalui informasi yang
dikumpulkan dan disajikan dalam alat verifikasi khusus.
Dalam pelaksanaannnya Logframe disusun dalam bentuk Matrix atau biasa disebut dengan
logframe matrix yang terdiri atau mempunyai 4 elemen dasar yaitu:
1. Hubungan antara Goals, Objectives, Outputs dan Activities
2. Logika Vertikal dan Logika Horisontal
3. Indikator
4. Asumsi dan resiko yang perlu diindetifikasi pada tahap penyusunan program

2.4 Penerapan Penggunaan LFA

Logical Framework Analysis / LFA adalah sebuah alat untuk perencanaan ,monitoring
dan evaluasi program. Pada dasarnya, penggunaan alat analisa dalam proses evaluasi suatu
kebijakan/proyek/program selalu memiliki sisi keuntungan dan keterbatasan penggunaan
alat analisis. Adapun  keuntungan apabila menggunakan Logical Framework Approach /
LFA dalam teknik pengevaluasian suatu kebijkan/proyek/program, antara lain:

 Melibatkan pemangku kepentingan sehingga dapat dipastikan bahwa pengambil


keputusan mengajukan pertanyaan penting dan menganalisis asumsi dan resiko
sesuai keahliannya dan mewakili masing-masing kepentingan yang ada
 Melibatkan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan monitoring
Ketika digunakan secara dinamis, LFA merupakan alat manajemen efektif untuk
memandu implementasi, monitoring dan evaluasi.
 Sementara untuk keterbatasan penggunaan LFA dalam teknik pengevaluasian suatu
kebijkan/proyek/program, antara lain: Fokus pada pencapaian dampak / nilai
kebermanfaatan proyek yang dimasukkan dalam prinsip membuat logframe,
membuat logframe menjadi alat analisis yang memiliki batasan dalam evaluasi
 Asumsi tujuan proyek bersama kadang menjadi problematic dalam
kebijakan/proyek/programmpublik dan antar organisasi
 Apabila stakeholders yang terkait tidak berpartisipasi secara aktif, maka hasil
evaluasi yang didapat memungkinkan tidak dapat digeneralisasikan karena belum
mengacu pada semua sudut pandang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara umum penggunaan LFA masih terbatas bertujuan untuk penyusunan suatu
proyek saja, padahal LFA dapat dimanfaatkan dalam proses evaluasi proyek. Pemahaman
yang lebih terhadap LFA dibutuhkan dalam upaya pemanfaatan LFA secara maksimal.
Pendekatan SMART yang dimiliki LFA merupakan pendukung kegiatan monitoring dan
evaluasi serta untuk menemukan indikator keberhasilan dari suatu program. Disamping itu
perlu adanya partisipasi para stakeholders terkait secara aktif karena partisipasi
stakeholders dan peran tujuan yang jelas dalam proyek/program adalah keunggulan dari
alat analisis LFA ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bhusan, Keerti Pradhan. 2012. The Logical Framework Approach. Delevic, Milica,
PhD. 2011. Guide to the framework Approach. Global Print. Belgrade.
2. Satar, musnanda. Logical Framework Approach; Pendekatan Kerangka Logis.
3. Longest BB. (2004). Managing Health Programs and Projects. San Fransisco:
Jossey-Bass
4. Solihin, Dadang. 2012. Logframe Analysis dan Pengembangan Instrumen
Monitoring dan Evaluasi.
5. AgusGuideline.2005.The Logical Framewrok Approach.Austalia Government.

Anda mungkin juga menyukai