Anda di halaman 1dari 37

Mengenali Covid 19 dan Pemeriksaan

Terbaru di Tahun 2021

dr. Dewi Rosita


PLTU Tenayan, 23 Juni 2021
Latar Belakang
Latar Belakang…

Pada 31 Desember 2019, WHO melaporkan kasus pneumonia yang tidak


diketahui penyebabnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Pada awal tahun 2020 permasalahan ini mulai menjadi pendemi


global dan menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia.

Penyakit ini menular melalui droplet dari saluran pernafasan.

Para ahli menyebut hal ini disebabkan karena diabaikannya protokol


kesehatan, longgarnya kebijakan pemerintah, dan varian baru virus
corona yang masuk ke dalam negeri.
Latar Belakang…

Pada akhir tahun 2020, banyak dilaporkan varian corona di beberapa


negara.

Salah satunya varian Delta atau B.1617.2 yang mudah menular dan
disebut sebagai salah satu penyebab lonjakan kasus di Indonesia.

Begitu juga dengan varian of concern Covid-19 lainnya, yakni Alpha


dan Beta yang masih harus diwaspadai.
Apa itu covid 19?
Pengertian Covid…

Covid 19 adalah infeksi yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyerang sistem pernapasan.

Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang
dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Infeksi dari virus ini sebagian besar bisa memberat pada orang dengan penyakit
komorbid hingga menyebabkan kematian.
RIAU

21 juni 2021
Varian Virus
Corona
Alpha
coronavirus /
Iota B117 (varian Beta
coronavirus Inggris) coronavirus/B
B.1.526 (.
1351 (varian
Varian
Afrika
Amerika
Selatan)
Serikat)

Theta Delta
coronavirus coronavirus/1
P.3 (Varian 617.2 (varian
Filipina )
Varian India)

corona
Eta
coronavirus
B.1.525
virus Gamma
coronavirus/P
(Beberapa 1 (varian
negara, tidak Brazil)
spesifik)

Zeta Kappa
coronavirus coronavirus
P.2 (Varian Epsilon B.1617.1
Brasil ) coronavirus (Varian India )
B.1.427/B.1.4
29 (Varian
Amerika
Serikat )
Sebaran kasus infeksi Covid-19 varian Alpha, Beta, dan
Delta yang ditemukan di Indonesia:

• Varian Alpha
- Kepulauan Riau: 1 kasus
- Sumatera Utara: 2 kasus
- Sumatera Selatan: 1 kasus - Jawa Tengah: 1 kasus
- Riau: 1 kasus - Jawa Barat: 2 kasus
- DKI Jakarta: 24 kasus - Jawa Timur: 2 kasus
- Bali: 1 kasus
- Kalimantan Selatan: 1 kasus
Varian Beta
- DKI Jakarta: 4 kasus
- Jawa Timur: 1 kasus

Varian Delta
- Sumatera Selatan: 3 kasus
- DKI Jakata: 20 kasus
- Jawa Tengah: 75 kasus
- Kalimantan Tengah: 3 kasus
- Kalimantan Timur: 3 kasus.
Gejala Klinis
• Varian Alpha ini juga dianggap lebih menular daripada virus Corona yang pertama kali
ditemukan.

• Namun, belum ada bukti jika virus corona varian Alpha ini memicu gejala yang berbeda
daripada virus Corona yang pertama kali ditemukan.

• Varian Beta dianggap lebih mudah menginfeksi orang-orang berusia muda. Varian ini juga
membawa mutasi yang disebut E484K, yang membantu virus menghindari sistem
kekebalan seseorang.
Varian Delta
Pasien Dengan Penyakit Komorbiditas Yang Perlu
Pengawasan

Diabetes
Melitus

Hipertensi &
Kanker Penyakit
Jantung

Asma Autoimun

Penyakit Kronis
Lainnya
Apa saja
pemeriksaannya?
Hematologi

Penurunan jumlah lekosit / lekopenia, yaitu jumlah lekosit / sel darah


putih < 4000 / ul); hitung netrofil absolute > 2500 / ul, hitung limfosit
absolute / ALC : < 1500 / ul, netrofil limfosit rasio (NLR) : > 3,13 dan
CRP : > 10 mg / L.
Rapid Antibodi

-20
15 it.
n
me

• Rapid antibodi test adalah sebuah metode tes menggunakan alat cartridge dengan bahan darah

dari vena di ujung jari kita sebagai sampel.

• Berfungsi untuk mendeteksi antibodi dalam tubuh ketika terinfeksi virus.

• Antibodi adalah kekebalan khusus yang terbentuk  dan terdeteksi didalam darah akibat

masuknya  mikrooorganisme (virus,Bakteri) yang dikenal dengan nama Imunoglobulin (Ig).

• Ig M adalah Ig yang terbentuk sebagai respon awal terhadap mikroorganisme.

• Seiring dengan waktu Ig M ini akan menurun dan digantikan oleh Ig G yaitu Ig lanjutan yang

akan bertahan beberapa bulan dan bila diberi suntikan booster Ig G ini akan bertahan sampai ber

tahun tahun.
7-10 hari
setelah
gejala
Rapid Antigen (Nasofaring)
15 t.
eni
m
• Antigen adalah bagian dari tubuh kuman/virus.

• Rapid Antigen Swab test berarti pemeriksaan apus hidung untuk mencari


bagian dari tubuh atau lebih spesifik protein  kuman/virus.

• Rapid Antigen akan Positif bila tertangkap materi tubuh dari virus


Corona manapun dan tidak bersifat spesifik untuk SARS CoV-2, hasil
positif memerlukan tes konfirmasi PCR untuk memastikannya.

• Untuk mendeteksi virus SARS CoV-2, pemeriksaan tes rapid antigen


lebih tepat daripada rapid antibodi test karena rapid antibodi hanya
mendeteksi reaksi tubuh terhadap masuknya virus. 5 hari
setelah
gejala
Polymerase Chain Reaction
1-3 hari

• PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah salah satu jenis pemeriksaan


untuk mendeteksi pola genetik (DNA atau RNA) dari suatu sel, kuman, atau
virus, termasuk virus SARS CoV-2 atau yang kita kenal dengan Covid 19.

• Hingga saat ini, tes PCR merupakan tes yang paling direkomendasikan oleh
WHO untuk mendiagnosis virus SARS CoV-2 /COVID-19.

• Meskipun hasil dari tes ini memerlukan waktu beberapa hari, tes PCR
memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

• Swab PCR  untuk mengetahui bahwa di nasofaring atau orofaring seseorang


mengandung virus SARS CoV-2 /Covid 19.

Gold
Standart
Tes Cepat Molekuler (TCM)
2 jam

• Tes cepat molekuler adalah salah satu cara deteksi virus SARS CoV-2
yang dahulu biasa digunakan untuk mendiagnosis penyakit Tuberkulosis
(TB).

• Sampel = dahak dengan amplifikasi asam nukleat untuk


mengidentifikasi RNA virusnya dengan menggunakan cartridge khusus.
RT-PCR (Saliva)

• Pemeriksaan reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)


menggunakan spesimen saliva atau tes saliva mulai dipertimbangkan
untuk menegakkan COVID-19 sebagai alternatif dari spesimen swab
nasofaring.

• Namun, evaluasi bukti ilmiah yang membandingkan efektivitas


spesimen saliva dan swab nasofaring perlu dilakukan untuk menegaskan
peran metode pengumpulan saliva dalam penegakan diagnosis Covid 19.
Lanjutan…

• Penggunaan saliva sebagai spesimen diagnostik SARS-CoV-2 memiliki kelebihan


dalam 2 aspek.
• Pertama, metode pengumpulan saliva tidak terlalu invasif bila dibandingkan
dengan swab tenggorokan, sehingga mampu mengurangi ketidaknyamanan
pasien.
• Kedua, saliva dapat digunakan untuk mendeteksi SARS-CoV-2 pada pasien
dengan atau tanpa gejala.

• Metode pengumpulan saliva dengan cara meminta pasien untuk membatukkan


saliva dari tenggorokan ke dalam wadah steril yang ditambahkan media transpor
virus (viral transport medium/VTM).
5 menit.
Tes Genose
• Gadjah Mada Electronic Nose adalah alat pengindera elektronik yang terdiri atas
tiga bagian utama yakni sistem larik sensor, sistem akuisisi data termasuk sistem
aliran udara, dan sistem pengenal pola berbasis AI (machine learning dan deep
learning).

• GeNose dikhususkan sebagai alat untuk mendeteksi, membedakan, dan


mengklasifikasi sampel berdasarkan bau atau aromanya.

• GeNose C19-S dikombinasikan dengan software Ai yang terlatih untuk


membedakan sampel nafas positif covid-19 atau negative covid-19 dari data
keluaran GeNose.

• Keunggulan GeNose C19-S adalah pengujian yang akurat (93-95%), cepat,


persiapan sederhana, analisis mudah, dan pengoperasian mudah.
Penanganan dan
Pencegahan Covid 19
STRATEGI PENGENDALIAN

Menghindari
kerumunan
(5M)

Membatasi
mobilitas
GERMAS
8. Perbanyak minum air putih

9. Bila batuk, pilek dan sesak nafas segera


konsultasikan ke fasilitas kesehatan

10. Konsumsi gizi seimbang, perbanyak sayur


dan buah

11. Tidak merokok


KESIMPULAN

• Agar dapat mencegah penularan dan menurunkan angka kematian yang


diakibatkan penyakit Covid 19 apapun variannya, kita harus terus
melakukan 3T, 5M & vaksinasi sesuai target. Sehingga dimasa kedepan
negara kita bisa menjalani kehidupan seperti sebelum masa pandemik
ini.

• Saling peduli dan dapat menurunkan ego diri dapat membantu kita agar
bisa melewati masa pandemik sekarang dengan protokol-protokol yang
sudah diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai