Anda di halaman 1dari 11

ACARA V: INVENTARISASI SERANGAN PATOGEN

PADA TEGAKAN HUTAN

A. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami perbedaan antara frekuensi dan intensitas
serangan.
2. Agar mahasiswa dapat menentukan kondisi kesehatan suatu tegakan.

B. Landasan Teori
Penyebab penyakit hutan terdiri atas:
1. Faktor biotik mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, mikoplasma, riketsia,
nematoda).
2. Faktor biotik makroorganisme (kutu, bekicot, cacing, larva, serangga, satwa
mamalia, manusia, gulma).
3. Faktor abiotik (cuaca, tanah, api, bahan kimia).

Frekuensi serangan patogen ialah rasio jumlah pohon yang terserang dengan
jumlah pohon yang diamati tanpa mempertimbangkan berat ringannya serangan
dan kondisi pohon, Jadi frekuensi serangan patogen tidak berkaitan dengan
kondisi pohon.
Intensitas serangan ialah jumlah pohon yang terserang dengan
mempertimbangkan berat ringannya serangan, yaitu tingkatan kondisi pohon
yang terserang (sakit) seperti terserang ringan, sedang, berat atau sangat berat.
C. Bahan
1. Tegakan hutan tanaman monokultur.
2. Tali rapia untuk menandai pohon yang telah diamati.

D. Alat
3. Tali (meteran) untuk mengukur besarnya plot contoh.
4. Parang untuk merintis semak-semak di dalam plot pengamatan.
5. Kamera untuk dokumentasi.
6. Kalkulator untuk menghitung frekuensi dan intensitas serangan.
7. Tally sheet untuk mencatat kondisi pohon.
E. Metode
1. Buat plot yang terdiri atas 20 pohon dan diulang 3 kali, berarti jumlah pohon
keseluruhan adalah 60 pohon.
2. Amati serangan patogen pada setiap pohon dan dicatat pada tally sheet yang
telah disediakan sebelumnya.
3. Beri tanda dengan tali rapia pada setiap pohon yang sudah diamati untuk
menghindari pengamatan ulang.
4. Buat skor kondisi tegakan yang ditentukan berdasarkan tingkat serangan (lihat
Tabel 1).
5. Setelah mendapat data lapangan, kemudian dihitung dengan rumus frekuensi
dan intensitas serangan.
Tabel 1. Cara menentukan skor serangan pada setiap pohon yang terserang
kombinasi beberapa patogen
Kondisi pohon/gejala serangan Skor
Sehat (tidak ada serangan atau ada seperti bercak daun atau lubang daun dengan 0
jumlah yang sangat sedikit)
Terserang ringan (jumlah daun yang terserang sedikit dan jumlah serangan pada
masing-masing daun yang terserang sedikit atau daun rontok atau klorosis sedikit 1
atau pohon tampak sehat tetapi ada gejala lain seperti kanker batang, penggerek
batang dsb)
Terserang sedang (jumlah daun yang terserang dan jumlah serangan pada
masing-masing daun yang terserang agak banyak atau daun rontok atau klorosis 2
agak banyak atau disertai dengan gejala lain seperti kanker batang, penggerek
batang dsb)
Terserang berat (jumlah daun yang terserang dan jumlah serangan pada masing-
masing daun yang terserang banyak atau daun rontok atau klorosis banyak atau 3
disertai dengan gejala lain seperti kanker batang, penggerek batang dsb)
Terserang sangat berat (jumlah daun yang terserang dan jumlah serangan pada
masing-masing daun yang terserang sangat banyak atau daun rontok atau 4
klorosis sangat banyak atau disertai dengan gejala lain seperti kanker batang,
penggerek batang dsb)
Mati (seluruh daun layu atau rontok atau tidak ada tanda-tanda kehidupan) 5
Penilaian kondisi pohon
dilihat dari tajuknya dan dihitung
berdasarkan persentase
kerusakan

Skor serangan:
0% = sehat (0)
30% = terserang ringan (1)
50% = terserang sedang (2)
70% = terserang berat (3)
Penilaian kondisi pohon
dilihat dari tajuknya dan dihitung
berdasarkan persentase
kerusakan

Skor serangan:
10% = terserang ringan (1)
30% = terserang sedang (2)
55% = terserang berat (3)
75% = terserang sangat berat (4)
Penilaian kondisi pohon
dilihat dari tajuknya

Skor serangan:
A = sehat (0)
B = terserang ringan (1)
C = terserang sedang (2)
D = terserang berat (3)
Untuk mencatat kondisi pohon di lapangan, maka disediakan tally sheet seperti
contoh pada Tabel 2.
Plot : I Jarak tanam : 3 x 3 m
Jenis : Eucalyptus deglupta Umur : 5 tahun
No Sehat Ringan Sedang Berat Sangat Mati Keterangan
berat
1  Bercak daun sangat sedikit
2  Kanker batang, daun klorosis banyak
3  Bercak daun sangat sedikit
4  Penggerek batang, mati pucuk
5  Daun berlubang sangat sedikit
6  Penggerek batang
7  Penggerek batang
8  Kanker batang, mati pucuk
9  Daun berlubang sangat sedikit
10  Kanker batang, mati pucuk
11  Bercak daun, daun rontok banyak
12  Bercak daun, daun rontok banyak
13  Bercak daun, daun berlubang agak banyak
14  Pucuk patah
15  Penggerek batang, daun berlubang
16  Kerdil (tertekan), bercak daun
17  Busuk akar, tajuk gundul
18  Bercak daun, daun berlubang
19  Kanker batang, daun rontok agak banyak
20  Bercak daun, daun berlubang
Jml 4 5 3 5 2 1

Kolom keterangan diisi dengan gejala serangan.


Buat tabel seperti contoh di atas sampai plot ketiga.
Hasil Praktikum
Buat tabel rekapitulasi sebagai berikut:

Tabel 3. Rekapitulasi jumlah pohon yang sehat, terserang dan yang mati
Plot Sehat Ringan Sedang Berat Sgt berat Mati Jumlah
I 4 5 3 5 2 1 20
II 10 3 5 1 1 0 20
III 8 1 2 0 3 6 20
Jumlah 22 9 10 6 6 7 60

Sebelum menentukan kondisi tegakan, hitung dulu frekuensi dan intensitas serangan
dengan rumus sebagai berikut:
Frekuensi pohon yang sehat = {(Jlh pohon yang sehat : Jlh pohon yang diamati)} x 100%
Frekuensi pohon yang terserang =
{(Jlh pohon yang terserang dan yang mati : Jlh pohon yang diamati)} x 100%

Intensitas serangan =
{(X0Y0 + X1Y1 + X2Y2 + X3Y3 + X4Y4 + X5Y5) : (XY5)} x 100%
X = jumlah seluruh pohon yang diamati.
X0 sampai X5 = jumlah pohon yang mempunyai skor 0 sampai 5
Y0 sampai Y5 = Skor 0 sampai 5.
Frekuensi pohon yang sehat = (22 : 60) x 100% = 36,7%
Frekuensi pohon yang terserang = (38 : 60) x 100% = 63,3%
Intensitas Serangan =
{(22x0) + (9x1) + (10x2) + (6x3) + (6x4) + (7x5)} : {(60x5)} x 100%
(106 : 300) x 100% = 35,3%

Cocokkan angka intensitas serangan dengan Tabel 3, maka berada di antara


26 - 50% (RS).

Tabel 3. Cara menentukan kondisi tegakan akibat serangan patogen


Intensitas serangan (%) Kondisi tegakan
1 - 25 Rusak ringan (RR)
26 - 50 Rusak sedang (RS)
51 -75 Rusak berat (RB)
> 75 Rusak sangat berat (RSB)
Kesimpulan:
1. Jadi tegakan yang disurvei berada dalam kondisi rusak sedang (RS).
2. Perlu dilakukan penjarangan agar kondisi iklim mikro di bawah tajuk tidak
disukai oleh patogen.
3. Dalam penjarangan terutama ditujukan terhadap pohon-pohon yang
terserang sedang sampai yang mati, agar tidak menular ke pohon-pohon
lain.
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

Format laporan berisi tentang praktikum yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
NAMA
NIM
KELAS
ACARA (tulis judulnya)
HARI DAN TANGGAL PRAKTIKUM
JAM
TUJUAN
BAHAN DAN ALAT
Tulis nama bahan dan fungsinya
Tulis nama alat dan fungsinya.
METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Buat simulasi sendiri dengan membuat tabel-tabel seperti pada contoh.
• Buat kesimpulan apakah tegakan yang Anda survei tersebut perlu diobati atau
tidak. Kalau perlu, bagaimana caranya dan kalau tidak perlu, beri alasannya.
Ingat prinsip segitiga penyakit (disease triangle).
CATATAN
Diketik yang rapi dengan jarak satu spasi.
Tidak diperkenankan copy paste sesama teman.
Laporan praktikum diserahkan seminggu setelah selesai praktikum.
Jumlah halaman laporan tidak dibatasi.
Laporan dikirim ke alamat email: djumalimardji@gmail.com dan cukup sekali saja.

Anda mungkin juga menyukai