Anda di halaman 1dari 44

TERAPI FARMAKOLOGI

DAN NON
FARMAKOLOGI COVID-
19

Disampaikan pada Pelantikan, Webinar dan Rakerda


IYPG PD IAI SUMUT - 11 April 2021
CONTENTS

01 02 03 04
PATHOPHYSIO
SYMPTOMS LOGY TREATMENT PREVENTION
SYMPTOM
01 S
COVID-19 is an infectious disease caused by AFFECTED
the recently found virus known as SARS-CoV- AREAS OF YOUR
2 (or coronavirus). BODY WITH
CORONAVIRUS

HIGH FEVER DIZZINESS Temperature can


exceed 37.3 ºC

MYALGIA NAUSEA
Irritation and constant
coughing
DRY COUGH DIARRHEA
Breathing can feel
AGEUSIA more difficult
ANOSMIA
TYPE OF PATIENTS COVID-19
SYMPTOMATIC ASYMPTOMATI
C

1. Gejala Ringan : Pusing, sesak, muntah, diare  Tanpa ada gejala

2. Gejala Sedang : Non pneumonia atau dengan


Pneumonia, Demam, batuk, sesak

3. Gejala Berat : RR ≥ 30/min, SpO2 ≤ 93%

4. Kritis : Gagal napas, septic shock dengan atau


tanpa disfungsi multiple organ
PATHOPHYSIOL
02
OGY
SARS-CoV-2 dapat masuk ke dalam tubuh melalui
mukosa hidung, mulut atau mata, akan berikatan
dengan reseptor ACE2 yang banyak dijumpai pada
saluran napas atas.
Ekspresi ACE2 sangat tinggi pada organ paru, jantung,
usus, ginjal dan kandung kemih.
Spike SARS-CoV-2 berikatan dengan reseptor ACE2,
diikuti pemecahan spike, penetrasi (membrane
fusion), lalu RNA virus akan masuk ke inti sel untuk
proliferasi.
SARS-CoV-2 memicu immunitas innate sampai sel-sel
imunitas adaptif bergabung memerangi virus,
sehingga berakibat kerusakan sel disertai pelepasan
mediator pro-inflamasi (cytokine storm).
PATHOGENESIS

PULMONARY PHASE PROINFLAMMATORY PHASE PROTHROMBIC PHASE

Response Virus and host response Host response Host response

ACE2 receptor binding Cytokine overproduction Platelet aggregation


Mechanism
Virus replication Systemic inflammation Thrombosis

Manifestation Pneumonia Cytokine Storm Tissue damage


ARDS
Hypercoagulable
03
TREATMENT
Terapi
Farmakologi
TERAPI COVID-19

1. Terapi Antivirus
2. Terapi Suportif
3. Terapi lainnya
ANTIVIRUS
FAVIPIRAVIR
Merupakan antivirus spektrum luas yang secara invitro yang memiliki aktivitas
terhadap Coronavirus, dimana aktivitasnya ditemukan pada dosis yang tinggi.
Penggunaan saat ini off-label use dengan lisensi EUA.

Dosis 1600 g/12 jam pada hari pertama, dilanjutkan 600 mg/12 jam selama 7-14
hari. Pada derajat sedang dan berat diberikan 1800 g/12 jam pada hari
pertama, diikuti 800 mg/12 jam selama 7-14 hari.

Tidak perlu penyesuaian dosis pada Chronic Kidney Disease (CKD) ringan dan
sedang.
OSELTAMIVIR
Merupakan antivirus neuroamidase inhibitor yang terbukti aktif terhadap virus
influenza.

Digunakan pada terapi COVID-19 terutama bila diduga ada infeksi influenza.

Dosis 75 mg/12 jam per oral selama 5-7 hari.


REMDESIVIR
Merupakan prodrug Analog Nukleotida yang menghambat RNA polymerase yang sangat
penting digunakan pada replikasi virus.
Satu-satunya antivirus yang mendapat lisensi FDA sebagai antivirus pada terapi COVID-19.
Direkomendasikan pada pasien COVID-19 yang sudah mendapat suplementasi oksigen.

Dosis diberikan 200 mg/ 24 jam secara IV drip pada hari pertama, dilanjutkan 100 mg/ 24jam
IV drip pada hari ke-2 sampai 5 atau 10 hari.

Tidak perlu penyesuaian dosis pada pasien CKD dengan GFR >30 ml/menit, namun jika GFR <
30 ml/menit, Remdesivir tidak direkomendasikan. Pasien dengan gagal hati tanpa
penyesuaian dosis kecuali nilai ALT >10x nilai normal atau >3x nilai normal disertai gejala
inflamasi hati, maka direkomendasikan untuk dihentikan.
AZITHROMYCIN
Merupakan antibiotika golongan Makrolida untuk infeksi saluran napas atas atau
bawah akut.
Bekerja dengan menghambat sintesis protein RNA dependent pada tahap
perpanjangan rantai.

Selain sebagai antibakteri, juga memiliki efek antivirus dan imunomodulatori


pada infeksi saluran napas atas atau bawah akut yang dipicu oleh virus.

Dosis diberikan 500 mg/24 jam per IV atau per oral selama 5-7 hari.
TERAPI
SUPORTIF
DEXAMETHASONE
Merupakan kortikosteroid golongan glukokortikoid terkuat, diberikan sebagai
anti inflamasi untuk mengatasi inflamasi yang masif.

Dexamethasone tidak bermanfaat pada pasien COVID-19 ringan.

Dosis 6 mg oral atau IV sekali sehari

Alternatif kortikosteroid lain yaitu prednisone (40 mg), metil prednisolone (32
mg), atau hidrokortison (160 mg).
TOCILIZUMAB
Merupakan obat golongan imunomodulator yang sering digunakan untuk
rheumatoid artritis.
Bekerja dengan menghambat pelepasan berlebihan IL-6.

Diindikasikan pada pasien COVID-19 berat dengan peningkatan kadar IL-


6.

Dosis 4-8 mg/kgBB, diberikan dalam dosis tunggal, dapat diulang 12-24
jam kemudian jika kondisi pasien tidak ada perbaikan.
VITAMIN D
Dapat meningkatkan sel T pada individu sehat atau pada pasien autoimun.

Untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID-19 atau menurunkan


keganasan penyakit akibat efek imunomodulatori.

Dosis 1000-5000 IU/ hari selama ± 14 hari.


VITAMIN C
Digunakan sebagai anti oksidan penangkap radikal bebas yang memiliki
sifat anti inflamasi, mempengaruhi imunitas seluler dan integritas
vaskuler serta bertindak sebagai kofaktor pada sintesis hormone dan
enzim.

Dosis 500 – 1000 mg/ hari per oral selama ± 14 hari pada pasien derajat
ringan. Dosis 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam
1 jam secara drip IV selama perawatan pada pasien derajat sedang
sampai berat.
ZINC

Suplementasi zinc dapat meningkatkan kemampuan polimorfo nuclear


untuk melawan infeksi dan memiliki aktivitas anti virus dengan cara
menghambat polymerase virus RNA.

Dosis yang diberikan 20 mg/ hari selama ±14 hari.


TERAPI LAIN
1. Antikoagulan
Hiperkoagulabilitas sering ditemukan pada pasien COVID-19 berat yang dapat
menyebabkan terjadinya ARDS sehingga berlanjut ke disfungsi multiple organ.
Profilaksis dengan antikoagulan dapat diberikan pada derajat sedang selama dirawat.
Antikoagulan yang dapat diberikan yaitu LWMH (Enoxaparin 40 mg/hari secara sc) atau
UFH 5000 IU/12 jam secara sc.

2. IVIG
Merupakan produk yang dibuat dari antibodi yang dapat diberikan secara IV.
Diberikan pada pasien COVID-19 berat kritis dengan kondisi humoral imunodefisiensi
atau disaat system imun menyerang tubuh.
Terapi IVIG pada COVID-19 belum diujikan secara luas.
Terapi
Non Farmakologi
PASIEN TANPA GEJALA
a. Isolasi mandiri di rumah/ fasilitas publik yang dipersiapkan
pemerintah selama 10 hari dan pemantauan oleh petugas FKTP
b. Selalu menggunakan masker
c. Mencuci tangan sesering mungkin
d. Menjaga jarak dengan keluarga (Physical distancing)
e. Menerapkan etika batuk
f. Berjemur matahari sekitar 10-15 menit setiap hari
g. Alat makan dan minum dicuci segera setelah digunakan
h. Mengukur suhu tubuh 2x sehari
i. Membuka jendela kamar untuk ventilasi, cahaya, dan aliran udara
bersih
PASIEN DERAJAT RINGAN
a. Isolasi mandiri di rumah/ fasilitas karantina selama 10 hari sejak muncul gejala
ditambah 3 hari setelah gejala hilang, jika gejala lebih dari 10 hari maka isolasi
dilanjutkan hingga gejala hilang dan ditambah 3 hari setelah bebas gejala.
b. Petugas FKTP proaktif memantau kondisi pasien.
c. Selalu menggunakan masker
d. Mencuci tangan sesering mungkin
e. Menjaga jarak dengan keluarga (Physical distancing)
f. Menerapkan etika batuk
g. Berjemur matahari sekitar 10-15 menit setiap hari
h. Alat makan dan minum dicuci segera setelah digunakan
i. Mengukur suhu tubuh 2x sehari
j. Membuka jendela kamar untuk ventilasi, cahaya, dan aliran udara bersih
PASIEN DERAJAT SEDANG
a. Isolasi dengan dirawat ke ruang perawatan COVID-19
b. Istirahat total
c. Asupan kalori adekuat
d. Kontrol elektrolit
e. Terapi Cairan dan Oksigen
f. Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap, dapat ditambahkan
CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto thorax secara berkala.
PASIEN DERAJAT BERAT
a. Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
b. Istirahat total
c. Asupan kalori adekuat
d. Kontrol elektrolit
e. Terapi cairan dan Oksigen
f. Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap, dapat ditambahkan
CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-Dimer.
g. Monitor keadaan kritis spt gagal napas yang membutuhkan ventilasi
mekanik, syok, atau disfungsi multiple organ yang membutuhkan
perawatan ICU.
Algoritma Penanganan Pasien Covid-19
PERAN APOTEKER KLINIS

a. Mengindentifikasi adanya drug related problem (DRP)/Masalah


Terkait Obat (MTO)
b. Memberi rekomendasi terkait DRP
c. Memonitoring efektivitas obat, potensi efek samping, interaksi obat
atau efek toksisitas obat
d. Melakukan edukasi dan konseling kepada pasien/keluarga dan tenaga
kesehatan lain.
Tahapan Kegiatan Asuhan Kefarmasian
1. Pengumpulan data pasien meliputi nama, no RM, umur, jenis kelamin, berat
badan (BB), profil pengobatan pasien/ Catatan penggunaan obat.
2. Identifikasi Masalah Terkait Obat, antara lain
a. Ada indikasi tanpa terapi
b. Terapi tanpa indikasi
c. Pemilihan obat yang tidak tepat
d. Dosis terlalu tinggi
e. Dosis terlalu rendah
f. Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
g. Interaksi Obat
h. Pasien tidak menggunakan obat karena alasan tertentu
3. Penyusunan Care Plan
 Rekomendasi
 KIE
 Monitoring

3. Implementasi
 Penulisan SOAP di CPPT
 Komunikasi terkait rekomendasi care plan
 Penetapan parameter efikasi terapi

3. Follow Up
 apakah rencana pemantauan sudah tepat
 apakah muncul problem medik baru
 apakah muncul DRP baru
04
PREVENTION
VAKSINASI

Herd Immunity memutus rantai penularan


penyakit dan menghentikan wabah, serta mengeliminasi
bahkan mengeradikasi (memusnahkan/menghilangkan)
penyakit.
CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Wear Mask

Menggunakan masker medis


CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Wear Mask

Mask-Wearing During the Coronavirus Pandemic Time


CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Cover your Cough and Sneeze

Cover with
Cover by Elbow To Wash hands
Napkin
CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Wash Hands Properly

1 2 3

Wet hands with Rub back of each Rub fingertips in


water, apply soap hand with opposite opposite palms to wash
and rub hands palm- palm under nails
to-palm

4 5 6

Rub between Rub each finger, Scrub


fingers thumb clasped in Wrists
opposite hand
CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Physical Distancing

1m

SAFE
DISTANCING

Tetap menjaga jarak dalam situasi


dan kondisi dimanapun berada
CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Stay at Home

Menghindari keluar
rumah jika tidak ada
keperluan
CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Work from Home

Jika memungkinkan dapat


bekerja dari rumah untuk
menghindari kontak
CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Airing the room
Pengaturan dan pemeliharaan
system HVAC seperti pengaturan
intake udara bersih ke ruangan,
pengaturan aliran udara,
penggunaan dan pemeliharaan
penyaring (HEPA filter)
CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Disinfection

Melakukan desinfeksi pada


tempat-tempat tertentu
secara berkala
METHODS OF PREVENTION
HANDS DISTANCE FACE
Wash your hands with an Keep a distance of at least 1 Try your best not to
alcohol-based sanitizer meter between yourself and touch your face, your
or with soap and water anyone who coughs or eyes, your nose and
sneezes your mouth

COUGH BREATH DIRECTIONS


Cover your mouth and Seek medical attention if Always follow the
your nose with your bent you have difficulty directions of your
elbow or a tissue when breathing and a high national or local health
coughing fever authorities
CORONAVIRUS (COVID-19) PREVENTION
Medical Staff
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai