ILMU PEMERINTAHAN
2012@Sadu Wasistiono
• Public sector
• quasi-public sector
• private sector
2012@Sadu Wasistiono
Secara prinsip, yang membedakan antara sektor publik dengan
sektor privat pada maksud (purpose), kondisi-kondisi (conditions)
dan tugas-tugas (tasks).
Oleh karena itu diperlukan model-model khusus baik berupa
model orisinil ataupun modifikasi dan replikasi dari model
manajemen sektor privat.
induktif deduktif
Memperkecil jangkauan
deduktif
Memformulasikan fakta
Meringkaskan fakta
Memperjelas celah pengetahuan
FAKTA TEORI
Sumber lahirnya
menolak
Merubah orientasi
induktif
Mendefinisikan kembali
PEMERINTAH
HUBUNGANNYA
BERSIFAT
HIERARKHIS
DENGAN
DOMINASI
PERAN OLEH
PEMERINTAH
RAKYAT
SADUWASISTIONO@DES2014
HUBUNGAN PEMERINTAH DENGAN MASYARAKAT DALAM
KONTEKS “GOVERNANCE”
• HUBUNGANNYA
BERSIFAT PEMERINTAH
HETERARKHIS
DENGAN PERAN
YANG BERBEDA
TETAPI SETARA
DUNIA
RAKYAT USAHA
SADUWASISTIONO@DES2014
SYARAT SUATU NEGARA
1. ADA PEMERINTAHAN,
2. ADA PENDUDUK,
3. ADA WILAYAH,
4. ADA PENGAKUAN NEGARA LAIN.
DENGAN DEMIKIAN
SECARA AKADEMIK DAN EMPIRIK
BAHWA :
ILMU YANG MENGELOLA
PEMERINTAHAN NEGARA YAITU
ILMU PEMERINTAHAN
BAYU SURIANINGRAT (1980)
ILMU PEMERINTAHAN ADALAH
SALAH SATU DARI ILMU-ILMU
SOSIAL …DENGAN SASARANNYA
BERUPA GEJALA SOSIAL YANG
ADA KAITANNYA ATAU YANG
MENGANDUNG SIFAT
PEMERINTAHAN.
SASARAN ILMU PEMERINTAHAN
MENCAKUP SEGALA MACAM DAN
SELURUH PERBUATAN DAN
PERILAKU PEMERINTAHAN ATAU
SEMUA GEJALA SOSIAL YANG
BERSIFAT PEMERINTAHAN.
U. ROSENTAL (1986)
ILMU PEMERINTAHAN ADALAH
ILMU YANG SECARA OTONOM
MEMPELAJARI BEKERJANYA
STRUKTUR-STRUKTUR DAN PROSES-
PROSES PEMERINTAHAN UMUM,
BAIK SECARA INTERNAL MAUPUN
SECARA EKSTERNAL.
SEMENTARA ITU PEMERINTAHAN
UMUM DIRUMUSKAN SEBAGAI
KESELURUHAN STRUKTUR DAN
PROSES-PROSES YANG MELIBATKAN
KEBIJAKSANAAN DAN KEPUTUSAN
YANG BERSIFAT MENGIKAT DAN
ATAS NAMA BAGI KESELURUHAN
KEHIDUPAN BERSAMA WARGA.
H.A. BRAASZ (1986)
ILMU PEMERINTAHAN ADALAH
ILMU YANG MEMPELAJARI CARA
BAGAIMANA LEMBAGA-LEMBAGA
PEMERINTAHAN UMUM DISUSUN DAN
DIFUNGSIKAN TERHADAP WARGA
NEGARA, BAIK SECARA INTERNAL
MAUPUN SECARA EKSTERNAL.
AFAN GAFFAR (1992:4)
ILMU PEMERINTAHAN ADALAH ILMU
YANG MEMPELAJARI PROSES
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DALAM SUATU NEGARA.
PEMERINTAHAN SUATU NEGARA
SEBAGAI OBYEK UTAMA DARI
STUDI ILMU PEMERINTAHAN.
TALIZIDUHU NDRAHA (2003)
ILMU PEMERINTAHAN ADALAH ILMU YANG
MEMPELAJARI BAGAIMANA MEMENUHI
DAN MELINDUNGI KEBUTUHAN DAN
TUNTUTAN TIAP ORANG AKAN JASA-PUBLIK
DAN LAYANAN CIVIL, DALAM HUBUNGAN
PEMERINTAHAN, (SEHINGGA DAPAT
DITERIMA) PADA SAAT DIBUTUHKAN
OLEH BERSANGKUTAN.
OBYEK ILMU PEMERINTAHAN
1. PERISTIWA PEMERINTAHAN.
2. FENOMENA PEMERINTAHAN.
3. GEJALA-GEJALA PEMERINTAHAN.
4. PRAKTEK PEMERINTAHAN.
METODE ILMU PEMERINTAHAN
METODE ILMU PEMERINTAHAN YANG
DIGUNAKAN DAPAT BERUPA METODE
INDUKTIF ATAU DEDUKTIF DENGAN
PENDEKATAN INSTITUSIONAL , BEHAVIORAL,
SISTEM, KOMPREHENSIF, HOLISTIK,
INTEGRATIF, FUNGSIONAL, STRUKTURAL,
POLITIK, YURIDIS, EKONOMI, SOSIOLOGIS,
PSIKOLOGIS, PELAYANAN, DSB.
1) mendeskripsikan (to describe)
SADUWASISTIONO@DES2014
GEJALA PEMERINTAHAN
• Pemerintahan sebagai suatu gejala sosial
telah muncul sejak lahirnya manusia di
muka bumi yaitu sejak ada penguasa dan
yang dikuasai dalam masyarakat.
• Lahirnya penguasa atau kelompok yang
berkuasa untuk mencegah “bellum
omnium contra omnes and homo homini
lupus” (manusia yang kuat menjadi srigala
bagi yang lemah).
• Para filsof sebelum abad Masehi seperti
Socrates, Plato dan Aristoteles telah
mencoba berfikir dan memformulasikan
gejala-gejala pemerintahan itu secara
lebih sistematis, universal dan radikal.
• Aristoteles, manusia sebagai “Zoon
Politicon” bahwa setiap manusia berperan
ganda sebagai makhluk individu dan juga
sebagai makhluk sosial yang selalu hidup
berkawan dan saling membutuhkan.
• Pada masa hidupnya, Plato pernah menulis
suatu buku yang berjudul Politeia. Kata
Politeia ini dari kata polis yang berarti kota.
• Dengan demikian maka buku karya Plato
tersebut membahas tentang kota atau
kekotaan, namun yang dibicarakan bukan
kota secara keseluruhan dalam arti
mengenai unsur-unsur negara yang secara
tradisional terdiri dari Wilayah, Rakyat dan
Pemerintah, tetapi kota sebagai pemerintah.
• Melainkan hanya mengenai unsur yang
ketiga yaitu pemerintah, sehingga politeia
akan lebih tepat kalau diterjemahkan
dengan “pemerintahan polis”
(Surianingrat,1980:16).
• Pemerintahan sebagai ilmu (Science) baru
muncul pada pertengahan abad ke-20 yang
ditandai dengan munculnya karya Van
Poelje tentang Bestuurkunde di Negeri
Belanda pada tahun 1940 an.
SEJARAH LAHIRNYA
PEMERINTAHAN SEBAGAI ILMU
• Ilmu Pemerintahan berciri modern
pertama kali lahir di Prusia dan Austria
pada abad 17.
• Pada masa itu, ilmu pemerintahan
dikenal dengan nama
Kameralwissenchaften.
• Landasan pemikiran adalah pada masa
itu diperlukan sekelompok ilmu yang
dipandang langsung berkaitan dengan
fungsi pejabat pemerintah.
• Pada masa pemerintahan Raja Frederik
Willem I (1713-1749) mata kuliah
Kameralistik diajarkan di Universitas
Frankfurt dan Universitas Hale.
• Mata kuliah Kameralistik pada masa itu lebih
didekatkan pada analisis pengelolaan
pemerintahan negara secara efisien sehingga
lebih berciri muatan ekonomi pemerintahan
yang membahas tentang masalah keuangan
pemerintahan, pajak, kepolisian,
administrasi pemerintahan, struktur
• Pada abad 18 perkembangan studi
kameralistik seiring dengan
kebutuhan pemerintahan kerajaan
untuk kebutuhan pemerintahan
kerajaan yang kuat, sehingga obyek
kameralistik bergeser pada studi
masalah hukum pada spirit negara
yang didasarkan pada hukum.
• Menurut Carl Friedrich (1963) bahwa
faktor penyebab studi kameralistik
bergeser pada studi hukum karena
berkembangnya spirit pemerintahan
negara pada masa itu tentang negara
yang berdasarkan pada konstitusi dan
legalisme yang mengatur hubungan-
hubungan antara penguasa dengan rakyat
dan melindungi kebebasan dan hak milik
individu ketika Napoleon berkuasa.
• Pada zaman awal abad 18 studi hukum
mendapat porsi yang utama dalam upaya
menegakan hukum dalam negara yang
tepat, adil dan benar.
• Semenjak akhir abad 18, Kameralistik
kurang berkembang di eropa. Kurang
lebih 100 tahun kemudian, di Amerika
Serikat tumbuh ilmu sejenis yang dirintis
oleh para ilmuwan Amerika yang belajar
di Jerman.
• Ketika Andrew Jackson terpilih
sebagai Presiden Amerika tahun
1878, menjadikan filsafat egaliterian
dalam sistem pemerintahan oleh
rakyat yang dilaksanakan dengan
pemilihan umum yang bebas.
Kemudian dibentuklan pejabat
pemerintahan yang mewakili rakyat
dalam norma-norma aristokrasi.
• Presiden Andrew Jackson, setelah
melakukan pemilihan umum untuk
membentuk pemerintahan
perwakilan rakyat, langkah
selanjutnya melakukan rekrutmen
pegawai pemerintahan berdasarkan
spoil sistem yang akhirnya
menimbulkan berbagai ekses.
• Puncak amarah rakyat terhadap
praktek spoil sistem dengan
terbunuhnya Presiden Garfield pada
tahun 1883 yang membuka jalan bagi
penyusunan Undang-Undang
Pendleton (Pendleton Act) pada tahun
1883 yang mengawali pemberlakuan
merit sistem dalam merekrut para
jabatan pemerintahan, (Leonard D.
White, 1958).
• Woodrow Wilson seorang maha guru
berhasil menyakinkan rakyat bahwa
sistem rekrutmen pegawai
pemerintahan dengan cara merit
sistem adalah sistem rekrutmen
dalam lingkungan pemerintahan yang
tidak anti demokrasi bahkan
memperkuat prinsip-prinsip
pemerintahan demokrasi.
• Pandangan Wilson ini dikemukakan pada
waktu yang tepat ketika munculnya
gerakan yang dinamakan Scientific
Management Movement bersamaan
dengan munculnya ajaran Max Weber
tentang The Idea Type Bureaucracy,
dimana organisasi pemerintahan dikelola
secara ekonomis yang melahirkan ilmu
public administration, ilmu pemerintahan
versi Amerika, (Leonard D. White, 1958).
• Pada awal abad 19 di Eropa terdapat
kecenderungan untuk menghidupkan lagi
pendekatan studi kameralistik bagi
mereka yang dipersiapkan untuk
menduduki jabatan tertinggi di
pemerintahan.
• Atas dasar itu, dibutuhkan sehimpunan
ilmu tertentu untuk mengelola
penyelenggaraan pemerintahan negara
secara efisien dan efektif.
• Pada tahun 1903, pemerintahan
Kerajaan Belanda menerapkan
Kebijakan Decentralizatie Wett 1903,
yang mengatur sistem
penyelenggaraan pemerintahan di
Hindia Belanda dengan menganut
pemerintahan lokal yang diberi
kewenangan untuk mengurus
pemerintahan sendiri dalam
pembinaan dan pengawasan kolonial.
• Pada tahun 1920 di Negeri Belanda,
dibentuklah program studi Indologie
di Universitas Laiden pada Fakultas
Hukum, Fakultas Sastra, dan Fakultas
Filsafat untuk mempersiapkan tenaga
yang bertugas dan mengurus
pemerintahan di Hindia Belanda.
• Tahun 1920 di Hindia Belanda
(Indonesia) dibentuk Pendidikan
Pamong Praja “Opleidings School Voor
Inlandsche Ambtenaren (OSVIA)”.
Lulusan MOSVIA dipergunakan untuk
memperkuat penyelenggaraan
pemerintahan Hindia Belanda yang
dipimpin oleh kelompok (Binnenlands
Bestuur Corps).
• Dengan dibukanya program
Indologie, keluarlah keputusan
pemerintah yang mengatur
pendidikan para pegawai
pemerintahan di Hindia Belanda
yang dikenal dengan nama Besluit
op de Indische Bestuursopleiding
1922.
• Berdasarkan besluit IB 1922, para
pejabat Binnenlands Bestuur mulai
pangkat Administratif Ambtenar,
Aspirant Controleur, Controleur,
Gewestelijk Secretaris, Assistent
Resident, Resident, sampai
Gouverneur adalah lulusan
program Indologie.
• Pembelajaran Indologie berkembang
pesat dan timbul kesadaran para
ilmuwan Eropa khususnya Belanda
untuk mengembangkan ilmu untuk
memerintah (bestuurkunde).
• Pada tahun 1942 muncul karya Van
Poelje tentang Bestuurkunde yang
membahas pemerintahan sebagai
ilmu (Science).
• Bestuurkunde (Ilmu Pemerintahan)
berkembang menjadi Bestuurschap
(Ilmu-Ilmu Pemerintahan), dan
Bestuurwetenschapen (Ilmu-Ilmu
Pembantu Ilmu Pemerintahan).
• Bestuurkunde (Ilmu Pemerintahan)
berkembang lebih lanjut dari Belanda
ke negara-negara di Eropa, Inggris,
Amerika, Asia dan Afrika.
PERKEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
INGGRIS AMERIKA
JERMAN
BELANDA PERANCIS
1942 PD II
YUNANI
INDIA
DECENTRALIZATIE SINGAPURA MALAYSIA
WETT 1903
OSVIA 1920
REGERING INDONESIA
REGLEMENT 1922
PROKLAMASI 1945
(KONSTITUSI)
AUSTRALIA
PERKEMBANGAN ILMU
PEMERINTAHAN DI INDONESIA
• Pada tahun 1948 Kementerian Dalam
Negeri membuka Sekolah Menengah
Tinggi (SMT) Pangreh Praja yang
kemudian berganti nama menjadi
Sekolah Menengah Pegawai
Pemerintahan Administrasi Atas
(SMPAA) di Jakarta dan Makassar.
• Pada tahun 1952, Kementerian Dalam
Negeri membuka Kursus Dinas
Cadangan (KDC) di Malang Jawa Timur
dengan tujuan untuk mendidik pegawai
golongan DD untuk ditempatkan pada
struktur pemerintahan dan siap pakai.
KDC pada tahun 1954 dibuka di Jakarta,
Medan, Bukit Tinggi, Makassar,
Palangka Raya, Pontianak dan Mataram.
• Pada tahun 1950 Universitas Gadjah
Mada membuka Jurusan Ilmu
Pemerintahan (S1) di FHSP.
Pembukaan jurusan ilmu
pemerintahan pada UGM ini
didasarkan pada kebutuhan akan
tenaga pemerintahan yang bertugas
mengawal kemerdekaan Indonesia.
Ilmu Pemerintahan di UGM sebagai
bagian dari studi Ilmu Politik.
• Pada tahun 1956, Kementerian Dalam
Negeri menetapkan keputusan
bersama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan membuka
Akademi Pemerintahan Dalam Negeri
(APDN) program Diploma D-III Ilmu
Pemerintahan dan lulusannya
menyandang gelar Bachelor of Art (BA)
dan bertugas pada pemerintahan
daerah provinsi dan kabupaten/kota.
• Pada tahun 1967, dibentuknya
Institut Ilmu Pemerintahan (IIP)
dengan Program Sarjana (S1) Ilmu
Pemerintahan, sebagai lembaga
kelanjutan dari APDN. Perbedaan
mendasar Ilmu Pemerintahan yang
dikembangkan di IIP dan UGM adalah
bahwa Ilmu Politik sebagai bagian
dari cabang studi Ilmu Pemerintahan.
• Pada tahun 1974 dibentuknya Jurusan
Ilmu Pemerintahan (S1) di Universitas
Padjadjaran (UNPAD) Bandung. Ilmu
Pemerintahan yang dipelajari dan
dikembangkan di UNPAD sebagai
cabang dari ilmu-ilmu sosial
khususnya cabang dari studi Ilmu
Administrasi.
• Pada tahun 1992, Kementerian Dalam
Negeri meningkatkan status Akademi
Pemerintahan Dalam Negeri (APDN)
yang semula hanya Program Diploma
III Pemerintahan menjadi Sekolah
Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri
(STPDN) dengan Program Studi
Diploma IV Pemerintahan.
• Pada dekade tahun 2000-an
telah banyak dibuka Program
Studi Ilmu Pemerintahan untuk
jenjang pendidikan D3, S1, dan
S2, di berbagai Perguruan Tinggi
Negeri dan Swasta.
• Pada awal tahun 2013, Kementerian
Dalam Negeri dengan persetujuan
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan membuka Program
Doktor (S3) Ilmu Pemerintahan pada
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
(IPDN) Kemdagri yang membekali Ilmu
Pemerintahan bagi para birokrat agar
terbentuk Birokrat yang llmuwan dan
llmuwan yang Birokrat.
OBYEK KAJIAN
ILMU PEMERINTAHAN
G. A VAN POELJE (1942:5)
Pusat Perhatian Ilmu Pemerintahan :
1. Unsur-unsur dinas umum (openbare dienst).
2. Keserasian dinas umum ke dalam dan
hubungannya dengan luar yaitu kepada
masyarakat yang kepentingannya diwakili
dalam dinas umum. Bentuk organisasi
terbaik dinas umum.
3. Hubungan antar alat kepengkapan yang
bersama-sama merupakan dinas umum
sebagai suatu kebutuhan.
4. Sentralisasi dan desentralisasi.
5. Koordinasi serta pengawasan ke dalam dan ke luar.
6. Hubungan antar pemerintah dengan yang
diperintah.
7. Mengusahakan terjaminnya keserasian dan daya
tindak yang dari pemerintah.
8. Unsur manusia dalam pemerintahan.
9. Pembentukan, pendidikan, peraturan dinas, dan
gaji pegawai.
10 Jaminan-jaminan bagi pemerintahan yang baik
dan serasi.
PROF. SOEWARGONO, (1980)
Sasaran studi ilmu pemerintahan adalah
pekerjaan pemerintahan dengan ciri
utama :
1. Memberikan arah;
2. Menetapkan nilai;
3. Mengatur;
4. Membuat keputusan.
PEKERJAAN PEMERINTAH
1. Pekerjaan pemerintahan yang menjadi sasaran
studi ilmu pemerintahan adalah bentuk
kehidupan sosial yang oleh Aristoteles
dikategorikan sebagai politik yang berarti
kehidupan negara pelaksanaan kekuasaan negara.
2. Kemudian lahirlah pemerintahan negara,
pemerintahan yang berciri publik, atau
pemerintahan umum (openbaar berstuur).
Pemerintahan negara bertindak sebagai negara
yang menegakan hukum (rachtsstaat) dan negara
penjaga malam (nachtwakerstaat).
SUJAMTO (1982)
Isi dan Ruang Lingkup Studi Ilmu Pemerintahan :
1. Teori pemerintahan.
2. Lembaga-lembaga pemerintahan.
3. Hubungan antar pemerintah.
4. Cabang-cabang ilmu pemerintahan.
5. Bagaimana melayani dan mengendalikan masyarakat.
6. Bagaimana menumbuhkan rasa kebersamaan dan partisipasi
masyarakat.
7. Bagaimana menegakan peraturan.
8. Bagaimana menangkal bahaya dan ancaman dari luar maupun
dari dalam.
9. Bagaimana mengetahui dan menyerap serta memenuhi perasaan
dan hasrat-hasrat masyarakat.
BAYU SURYANINGRAT (1985)
Lingkup Studi Ilmu Pemerintahan adalah :
1). Asas-asas pemerintahan.
2). Sistem-sistem pemerintahan.
3). Teori-teori pemerintahan.
4). Kepentingan umum.
5). Fungsi-fungsi pemerintahan.
6). Pembagian kekuasaan pemerintahan.
7). Bidang kepegawaian pemerintahan.
8). Freies ermessen.
9). Detournement de pourvoir.
10). Bentuk-bentuk pemerintahan.
11). Aktivitas administrasi pemerintahan.
12). Perkembangan pemerintahan.
13). Sejarah pemerintahan.
14). Filsafat pemerintahan.
15). Etika pemerintahan.
16). Hubungan ilmu pemerintahan dengan ilmu lainnya.
17). Pemerintahan yang patut.
18). Administrasi pemerintahan.
19). Pemerintahan pusat, daerah dan desa.
20). Berbagai tahap dan jenis pemerintahan.
21). Kebijaksanaan publik, urusan publik, dan
kepentingan publik.
TALIZIDUHU NDRAHA (2003)
A. STUDI INTRODUKTIF :
1. Negara.
2. Tujuan nasional.
3. Pemerintah dan yang diperintah.
4. Kepemimpinan pemerintahan.
5. Ideologi dan doktrin pemerintahan.
6. Asas-asas pemerintahan.
7. Sistem pemerintahan.
8. Teknik pemerintahan.
9. Perilaku pemerintahan (an) budaya pemerintahan.
10. Tindakan pemerintahan, perbuatan pemerintah.
11.Pemerintahan nasional dan hubungan dengan
pemerintahan negara lain.
12. Pemerintahan wilayah.
13. Pemerintahan daerah.
14. Pemerintahan desa.
15. Hubungan pemerintahan.
16. Metodologi ilmu pemerintahan.
17. Pembangunan pemerintahan.
18. Pembinaan aparatur pemerintahan.
19. Pendidikan ilmu pemerintahan.
B. STUDI PARADIGMATIK :
Metodologi Ilmu.
C. STUDI DISIPLINER :
Dilakukan untuk menemukan teori-teori yang
diperlukan dalam mempelajari aspek-aspek studi
pemerintahan.
D. STUDI KASUS :
1. Seni pemerintahan.
2. Perbandingan pemerintahan.
3. Sejarah pemerintahan.
PENDEKATAN ILMU
PEMERINTAHAN
PENDEKATAN ILMU PEMERINTAHAN
1. PENDEKATAN KUALITATIF (INDUKTIF).
2. PENDEKATAN KUANTITATIF (DEDUKTIF).
3. PENDEKATAN KOMBINASI (MIXED).
4. PENDEKATAN KELEMBAGAAN (INSTITUTIONAL).
5. PENDEKATAN PERILAKU (BEHAVIORAL).
6. PENDEKATAN SISTEM.
7. PENDEKATAN KOMPREHENSIF.
8. PENDEKATAN HOLISTIK.
9. PENDEKATAN INTEGRATIF.
10.PENDEKATAN STRUKTURAL.
11.PENDEKATAN FUNGSIONAL.
PENDEKATAN PEMERINTAHAN
Meramalkan
Memperkecil jangkauan
deduktif
Memformulasikan fakta
Meringkaskan fakta
Memperjelas celah pengetahuan
FAKTA TEORI
Sumber lahirnya
menolak
Merubah orientasi
induktif
Mendefinisikan kembali
ILMU
ILMU ILMU
SOSIOLO
EKONOMI PEMERINTAHAN
GI
ILMU ILMU
MANAJE ANTRO
MEN POLOGI
ILMU
HUMANI ILMU
ORA ILMU
ALAMIA
FILSAFAT
HYBRIDA SCIENCE OF
GOVERNMENT SCIENCE
SCIENCE NO SCIENCE HYBRIDA SCIENCE
1 FILSAFAT FILSAFAT PEMERINTAHAN
2 POLITIK POLITIK PEMERINTAHAN
3 ADMINISTRASI ADMINISTRASI PEMERINTAH
4 HUKUM HUKUM PEMERINTAHAN
ILMU 5 SOSIOLOGI SOSIOLOGI PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN
6 ANTROPOLOGI ANTROPOLOGI PEMERINTAH
7 MANAJEMEN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
8 KEUANGAN KEUANGAN PEMERINTAHAN
9 KEBIJAKAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
SCIENCE NO SCIENCE HYBRIDA SCIENCE
11 SEJARAH SEJARAH PEMERINTAHAN
28 DLL DLL
PEMERINTAH
PEMERINTAH RAKYAT
RAKYAT
RAKYAT PEMERINTAH
PEMERINTAH RAKYAT
PEMERINTAH RAKYAT
PEMERINTAH RAKYAT
ASAS-ASAS
ILMU PEMERINTAHAN
MAKNA ASAS PEMERINTAHAN
3. DEMOCRACY : MOBOCRACY :
PEMERINTAHAN DIPIMPIN OLEH PEMERINTAHAN DIPIMPIN OLEH
BANYAK ORANG UNTUK BANYAK ORANG UNTUK KEPENTINGAN
KEPENTINGAN SEMUA ORANG. SEMUA ORANG SECARA SENDIRI-
SENDIRI.
BENTUK PEMERINTAHAN NEGARA
MENURUT ARISTOTELES
NO BENTUK BAIK BENTUK KORUPSI
1. MONARCHY : TYRANNY : PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN DIPIMPIN OLEH DIPIMPIN OLEH SATU ORANG UNTUK
SATU ORANG UNTUK KEPENTINGAN KEPENTINGAN DIRINYA
SEMUA ORANG.
MONARCHY TIRANNY
MOBOCRACY ARISTOCRACY
DEMOCRACY OLIGARCHY
BENTUK PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT
ROBERT M. MACIVER (1947)
FORM OF
A B C D
(CONSTITUTIONAL (ECONOMIC BASIS) (COMMUNAL (SOVEREIGNTY
GOVERNMENT BASIS) BASIS) BASIS)
ILMU PEMERINTAHAN
1. STRATEGI KELEMBAGAAN.
2. STRATEGI KELOMPOK.
3. STRATEGI KEMASYARAKATAN.
STRATEGI KELEMBAGAAN
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI PERGURUAN TINGGI NEGERI.
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI PERGURUAN TINGGI SWASTA.
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI PERGURUAN KEMENTERIAN LAIN.
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI LEMBAGA PEMERINTAHAN DI
PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH.
STRATEGI KELOMPOK
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI ORGANISASI PRROFESI.
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI KELOMPOK SOSIAL.
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI PELAKU PEMERINTAHAN.
STRATEGI KEMASYARAKATAN
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI SOSIALASASI KE MASYARAKAT.
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI PENGORGANISASIAN
KEMASYARAKATAN.
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT.
• PENGEMBANGAN ILMU PEMERINTAHAN
MELALUI PENJAGAAN BUKTI SEJARAH.
PENGEMBANGAN ILMU
PEMERINTAHAN DI INDONESIA UNTUK
MENCIPTAKAN SPIRIT TATA KELOLA
PEMERINTAHAN BERDASARKAN
DASAR-DASAR ILMU PEMERINTAHAN
UNTUK MEWUJUDKAN SUATU
KULTUR PEMERINTAHAN
YANG BAIK
TIGA SUB KULTUR
ILMU PEMERINTAHAN
SUB KULTUR
KEKUASAAN
ILMU
PEMERINTAHAN
SUB KULTUR SUBKULTUR
EKONOMI SOSIAL
• PENGATURAN,
SUB KULTUR
• PEMBINAAN,
KEKUASAAN
• PENGAWASAN
• PEMBANGUNA
KULTUR ILMU SUB KULTUR N
PEMERINTAHAN EKONOMI • PEMBERDAYAA
N
• PELAYANAN,
SUB KULTUR • FASILITASI,
SOSIAL • SOSIALISASI
TIGA PILAR PEMERINTAHAN MODERN
PEMERINTAH
RELASI
SWASTA MASYARAKAT
G. A. VAN POELJE (1942)
BAPAK ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN ADALAH
ILMU YANG BERTUJUAN UNTUK
MENCAPAI KESEJAHTERAAN
UMUM SECARA SAH BAGI
KESELURUHAN WARGA.
STRATEGI PEMERINTAH UNTUK
MEWUJUDKAN TUJUAN NEGARA
STRATEGI/CARA
PEMERINTAH : TUJUAN NEGARA (UUD 1945)
1. .................... 1. MELINDUNGI SEGENAP BANGSA
2. .................... INDONESIA DAN SELURUH
3. .................... TUMPAH DARAH INDONESIA
4. .................... 2. MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN
UMUM
5. .................... 3. MENCERDASKAN KEHIDUPAN
6. .................... BANGSA.
7. .................... 4. IKUT MELAKSANAKAN
8. DLL KETERTIBAN DUNIA.
SIFAT ILMU PEMERINTAHAN
ILMU
PEMERINTAHA
ILMU ILMU N
PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN MULTI DAN
EMPIRIS NORMATIF INTERDISIPLIN
ER
INTEGRATIF
ILMU
PEMERINTAHAN