FILSAFAT DAN

METODOLOGI PEMERINTAHAN

PROF. DR. TJAHYA SUPRIATNA,

MS
 KARAKTERISTIK
BERPIKIR FILSAFAT

ONTOLOGIS dan
 Menyeluruh DEONTOLOGI
 Sistematis
 Mendasar
 Integral EPISTEMOLOGI
 Obyektif
 Rasional
 Universal AKSIOLOGI
 MACAM ALIRAN FILSAFAT

1.FILSAFAT IDEALISME
2.FILSAFAT REALISME
3.FILSAFAT POSITIVISME
4.FILSAFAT PRAGMATISME
5.FILSAFAT HUMANISME
6.FILSAFAT RECONSTRUCTIONISME
7.DSB
 BERPIKIR FILSAFAT ( WILLIAM
DURAN )
 Berpikir Ontologi adalah berfikir secara filsafat mengenai
struktur semesta alam.
 Berpikir Deontologi adalah berpikir filsafat mengenai hal-
hal yang berkenaan dengan normatif dan etika
 Berpikir Epistemologi adalah berpikir filsafat mengenai
pengetahuan (sosial, alam, seni dan budaya, agama dsb)
 Berpikir Aksiologi adalah berpikir filsafat mengenai
keterampilan dan keahlian yang diterapkan dalam
kegiatan empiris atau dunia praktek
 STRUKTUR ILMU
KATAGORI
 Filsafat
 Etika
 Estetika
SIFAT ILMU
PENDEKATAN
1. ONTOLOGI 1.Konsep OBYEK
2. EPISEMOLOGI 2. Teori ILMU
3. AKSIOLOGI 3. Paradigma
4. Model
5. Dalil
6. Postulat
7. Hipotesis
6. Fakta
 KATAGORI ILMU
 ILMU-ILMU SOSIAL ( Ilmu Politik, Ilmu Pemerinta-
han, Ilmu Ekonomi, Ilmu Hukum, Sosiologi, Ilmu
Agama, Ilmu Negara, Antro-pologi, Ilmu Sejarah,
Geografi, dsb
 ILMU ALAM ( Ilmu Fisika, Ilmu Kimia, Ilmu Mate-
matika, Biologi, Ilmu Pertanian, Ilmu Kehutanan,
Ilmu Perbintangan, Ilmu Kedoketran, Ilmu
Pertambangan, Ilmu Geodesi, Ilmu Komputer, Ilmu
lainnya )
 HUMANIORA ( Bahasa, Seni, Etika, Olah Raga dsb )
 BODY OF KNOWLEDGE
PEMERINTAHAN

Van Poelje
1. INRICH ( Mengatur )
2. OPENBAAR BESTUUR
BESTUURKUNDE (TERAPAN ( Pemerintahan Umum )
3. OPENBAARE DIENS
PEMERINTAHAN ) ( Lembaga /Dinas
Umum )

FILSAFAT ILMU
PEMERINTAHAN Ilmu mempelajari
struktur dan proses
BESTUURWETENSCHAP bekerjanya openbaar
( ILMU PEMERINTAHAN ) bestuur dalam
hubungannya dengan
masyarakat ( Resentall )

BESTUURWETENCHAPPEN Van Braam

Ilmu2 Pemerintahan yang
( ILMU-ILMU PEMERINTAHAN ) Integratif multi disipliner
( elektif, sinergitas, dan
totalitas )
 Keberadaan
Ontologi Ilmu Pengetahuan
Pemerintahan Pemerintahan

1. Teori Kebutuhan
2. Teori Pelayanan
Publik
Filsafat Ilmu Epistemologi 3. Teori Kinerja
Ilmu
Pemerintahan 4. Teori Governance
Pemerintahan Dsb

1. Pemerintah
2. Kebijakan
pemerintahan
Aksiologi ilmu 3. Manajemen
Pemerintahan Pemerintahan
4. Seni dan teknik
Pemerintahan
5. Etika Pemerintahan
6. Reformasi Birokrasi
 SIFAT ILMU PEMERINTAHAN

DESKRIPTIF PRESKRIPTIF ANALISIS

ILMU
ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN MULTI DAN
PEMERINTAHAN
NORMATIF INTERDISIPLINER
EMPIRIS
INTEGRATIF
 IDENTITAS ILMU PEMERINTAHA N

1. Ilmu Pemerintahn bukan sifatnya Nomotetik (

teori Universal ) tetapi Gejala Empiris (
DESKRIFTIF, PRESKRIFTIF DAN ANALISIS )

2. Ilmu Pemerintahan tid sepenuhnya berpikir

Kausalitas tetapi lebih berpikir teologik atau
Final

3. Ilmu Pemerintahan hakekatnya ilmu integratif

 ONTOLOGI ILMU PEMERINTAHAN
Manusia Ciptaan
Hubungan
Tuhan Pemerintahan
Membumi

Penduduk/War-
ga negara

Bermasyarakat
KUALIT
AS
mANUSI
A Berbangsa

Bernegara

Berpemerintahan

Manusia
Penduduk
Masyarakat
MANUSIA Hubungan Bangsa
MEMERINTAH DAN
DIPERINTAH Pemerintahan Negara
 APAKAH PEMERINTAHAN SEBAGAI DISIPLIN
ILMIAH ?
1. BESTURSKUNDE ( PENGETAHUAN YANG
MENGAJARKAN BAGAIMANA CARA
MENYUSUN ( INRICH),
MENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
UMUM ( OPENBARE BESTUUR ) DAN
MEMIMPIN DINAS UMUM ( OPENBARE
DIENST )

2. BESTUURSWETENSCHAP ( Ilmu yang

mempelajari keseluruhan struktur dan proses
openbare bestuur /dienst secara internal dan
VAN MENAM- eksternal dalam hubungannya dengan
POELJOE AKAN masyarakat )

3. BESTUURWETENSCHAPPEN ( Ilmu-ilmu yang

secara khusus memberikan sumbangan
kepada pemerintahan dalam aspek tertentu (
politik pemerintahan, hukum pemerintahan,
sosiologi pemerintahan, psikologi pemerin-
tahan komunikasi pemerintahan, kewilayahan
pemerintahan dsb )
 PENDEKATAN STUDI PEMERINTAHAN
PADA INTERFACE NEGARA DAN MANUSIA
NEGARA KEWENANGAN NEGARA
1 1 2
RUANG KEKUASAAN PELAYANAN PUBLIK
FUNGSI
1. MENGATUR
2. MEMBERI PUBLIK
ARAH RUANG PUBLIK
3. MENETAPKAN 2.
NILAI
4. MEMBUAT KEBIJAKAN KEWAJIBAN NEGARA
KEPUTUSAN PUBLIK 1 3
Ruang Civil PELAYANAN CIVIL

3.
MANUSIA
HAM
 HUBUNGAN ILMU PEMERINTAHAN DALAM ILMU-ILMU LAINNYA

ILMU-ILMU
MULTIDISIPIN, SOSIAL
INTERDISIPLIN
DAN ILMU
LINTASDISIPIN PEMERIN-
TAHAN
ILMU
PEMERIN-
TAHAN
HUMANIORA ILMU ALAM
 FRED N. KERLINGER
FOUNDATIONS OF BEHAVIORAL RESERARCH ( 1973 )
METHODS OF KNOWING MELIPUTI :
1. METHODS OF TENACITY
2. METHODS OF AUTHORITY
3. METHODS OF INTUITION
4. METHODS OF SCIENCE

METODOLOGI ILMU SESUATU YANG REAL, CHARACTERISTIC AND

OUR OPINION ABAUT THEM

METODOLOGI MELIPUTI TIGA KOMPONEN :

1. METODOLOGI ILMU
2. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENGAJARAN
 HUBUNGAN ILMU PEMERINTAHAN DENGAN
MULTIDISPLINER INTEGRATIF
MANAJEMEN DAN
Kewenangan, ke- KELEMBAGAAN/ORG
Kuasaan, Legitimasi PUBLIK

dan Delegasi dan

partisipasi ILMU Pengaturan &
ADM NEGA- Penegakkan
RA ILMU
ILMU
HUKUM
Kebiasaan,tatacara, POLITIK
Tradisi dan iptek Efektif &
ILMU ILMU Efisiensi
ILMU
BUDAYA EKONOMI
PEMERINTAHAN
Keimanan, Interaksi &
ILMU
Ketaatan & taqwa SOSIO- Kerjasama
AGAMA
DSB LOGI
PSIKO- GEOG-
Sikap & LOGI RAFI Kewilayahan
Perilaku
 METODOLOGI

METODOLOGI terdiri dari Methodos ( Meta /belum diketahui dan

Hodos /Cara atau alat ) dan Logos (logik / rasional )

METODOLOGI adalah Cara atau Alat yang logis ( Know ) yang

digunakan oleh seseorang ( knower ) untuk
mengetahui terhadap sesuatu ( Knowing ) yang belum
diketahui ( Unknown ) untuk menghasilkan pengetahuan
( Knowledge )

KENOWER

KNOW  KNOWNING  KNOWABLE  UNKNOW ---------

KNOWLEDGE
 HUBUNGAN METODE PENELITIAN
DENGAN METODOLOGI ILMU

METODE PENELITIAN METODOLOGI ILMU

data Informasi Pengetahuan Body Kons-

Ilmu
0f Know- truksi
Penge-
ledge
tahuan

diolah diuji dikonstruksi

FAKTA PENERAPAN KEBIJAKAN SCEINETIFIC

EDUCATION
 HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN
METODOLOGI DAN ILMU

ONTOLOGI PENELITIAN
Kuantitatif
dan Kualitatif

Body of
dibahas Knowledge
dan
FILSAFAT EFISTEMOLGI METODOLOGI ILMU Keberfungsian
Konstruksi Ilmu
Pemerintahan

AKSIOLOGI PENGAJARAN Scientific

Didaktik
Government
Metodik
Educational
NILAI
 METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

1. Metode Penelitian Pemerintahan Induktif

(Naturakistik ) dan Deduktif ( Postipistic and
Natulaistic ) serta Gabungan Keduanya
2. Metodologi Ilmu Pemerintahan untuk BOK dan
Fungsi Ilmu Pemerintahan ( Understanding, Descrip-
tion and Explantion )
3. Metode Pengajaran Pemerintahan Metodik dan
Didaktik ( Scientific Education )
 1.KESAHIHAN KOHERENSI
( Proposisi pengetahuannya sahih
mempunyai hubungan ide dengan
propisisi secara logis )
2.KESAHIHAN KORESPONDENSI
( Proposisi itu sahih yang berhubungan
dengan realita yg menjadi obyek )
KESAHIHAN 3. KESAHIAN PRAGMATIS
ILMU ( Proposisi yang mempunyai konsekuensi
PEMERINTAHAN terhadap kegunaan )
4.TEORI KESAHIHAN SEMANTIK
( Proposisi mempunyai kebenaran secara
arti dan makna sesungguhnya )
5.TEORI KESAHIHAN LOGIKA
( Proposisi memiliki taraf logis dan
informatif )
No. Dimensi Karakteristik
1 2 3
1 Kerangka Pemikiran 1.Hubungan khalik-makhluk, ius naturae, human nature and
instinct, human right dan human needs sampai dengan
hubungan pemerintahan mulai dari filsafat ( abstrak sampai
seni ( unik dan khusus ).
2 Obyek Forma 2. Hubungan antara pemerintahan sampai pada yang diperintah
atas jasa politik dan layanan masyarakat.
3 Obyek Materi 3. Dunia tawaran, dunia harapan dari pemerintah dan yang
diperintah serta dunia nilai dalam hubungan pemerintahan
4 Pendekatan 4. Pendekatan empiris ( proses, perbedaan dan perubahan )
Prioritas Perhatian lebihmemperhatikan proses daripada hasil, perubahan dari
kemapanan, outcome daripada output.
5 Tujuan Pemerintahan 5.Tujuan bersama melalui mekanisme check and balance
6 Satuan Populasi 6. Masyarakat yang meliputi pemerintah dan yang diperintah
7 Penelitian 7.Ilmu bagi yang memerintah dan yang diperintah
8 Pemakai Ilmu 8.Appleid Science yang dapat didekati dengan mutidisplin,
Pemerintahan interdisiplin atau lintas disiplin
9 Pendekatan 9.Metodologi kualitatif,dan kuantitatif yaitu interaksi antara
Pengembangan pemerintah dengan yang diperintah
 TEORI PEMERINTAHAN

1. TEORI KEBUTUHAN
2. TEORI PELAYANAN PUBLIK
3. TEORI KEPEMERINTAHAN
(GOVERNANCE )
4. TEORI KINERJA PEMERINTAHAN
GRAND 5. TEORI NILAI PEMERINTAHAN
TEORY 6. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK
7. TEORI KELEMBAGAAN
PEMERINTAHAN
8. TEORI MANAJEMEN PEMERINTAHAN
9. TEORI ETIKA PEMERINTAHAN;
10.TEORI BIROKRASI PEMERINTAHAN
11.DSB
 KEBENARAN ILMIAH ILMU PEMERINTAHAN
1. POLA PROSEDUR
a. Pengamatan
b. Percobaan /Eksperimen
c. Pengukuran
KEBENARAN ILMIAH d. Survei
1. KOHERENSI e. Deduksi
2. KOREPONDENSI METODE f. Induksi
ILMIAH g. Analisis dan Konklusi
3. PRAGMATIS
2. TATA KEGIATAN
4. SEMANTIK
a. Masalah;
5. LOGIKA OBYEK
b. Teori dan Hipotesis
c. Data, Fakta dan Pengolahan FORMA
serta Analisis. DAN
METODE PENEllTIAN CARA
d. Penyimpulan/Konklusi MATERIA
MELAKUKAN
3. TEKNIK PEMERIN
a. Wawancara TAHAN
b. Observasi
PENELITIAN PENELITI PENELITI c. Kuesioner
DEKRIPTIF AN AN d. Dokumentasi
( Survei, TINDAKA EKSPERI- 4. ANEKA ALAT/ IINSTRUMEN
Korelasional dan N MENTAL a. Instrumen Pengukuran
b. Komputer
Komparasi )
C. Human Intrumen
 PENELITIAN
DEDUKTIF
Metode ( Postipistic )
Penelitian
1.DISAIN PENELITIAN
Pemerintahan JELAS
FUNGSI : 2.UNSUR DASAR (TIORI,
-VERIFICATION HPOTESIS,VARIABEL,
1.DATA KONTEKTUAL EXPLANATION DIMENSI DAN INDIKA-
DOMINANT TWO
2. HOLISTIK -DESCRIPTION TOR )
LES
3. HUMAN INSTRUMEN -UNDERSTAN- STAGE 3. PENDEKATAN METODE
4. VALIDITAS DOMINANT
DING KUANTITATIF
PENELITIAN
-IDENTIFICA- 4. INSTRUMEN VALID
5. SETING ALAMIAH
6. FOKUS PADA TION DAN REALIBLE
PROSES 5. MENGGUNAKAN
7. NON PROBABILITY SAMPLE
SAMPLING 6. ANALISIS STATISTIK
8. TIANGULASI
PARAMETRIK
9. STUDI LAPANGAN PENELITIAN
7. UJI HIPOTENSIS
1O.PANDANGAN INDUKTIF
RESPONDEN ( Naturalistic )
 AKSIOMA PENELITIAN POSITIVISTIK DAN NATURALISTIK

AKSIOMA POSITIPISTIK NATURALISTIK

1 2 3
Natural of Reality Single, Tangibel, Realitas bersifat Multi,
( Ontologi ) Pragmentasi Konstruksi dan Holistik

Hubungan Pengetahuan ( Independen Ilmuan dan Ilmuan dan pengetahuan

Epistemologi ) Ilmu interaktif dan intervariabel

Posibilitas Generalisasi Waktu dan Isi Idiografik Statemen

Bebas Generalisasi melalui waktu dan isi atas
Nomotetis Statement dasar hipotetsis kerja

Peran Nilai ( Role Value ) Penelitian Bebas Nilai Penelitian Value Bound

Keterkaitan Kausalitas Kausalitas Riil /Nyata Seluruh Entitas simultan,

dan kausal dari efek
 KARAKERISTIK OPERASIONAL PENELITIAN NATURALISTIK ( GUBA )

1. Narural Seting ( Natural Ontologi ) untuk memahami fenomena dan

realita Obyek Fokus dan Lokus pemerintahan ( Misal Pilkada, Fungsi
DPRD, desa)
2. Human Instrument ( Manusia/Peneliti sebagai Intrumen ) utama dalam
pengumpulan Data .
3. Tacit Knowledge berfokus pada proporsional pengetahuan realita
4. Qualitatif Methods ( Metode Kualitatif ) yang didasarkan multi realita dan
mengutamakan keterkaitan Peneliti dan Responden , fenomena dan
nilai .
5. Purposive Sampling mempunyai relevansi dengan teori dasar ( Grounded
Theory )
6. Inductive Data Analysis untuk kepentingan seting data, deskripsi, temuan,
transabiliti dan struktur analisis nilai
7. Grounded Theory untuk kepentingan mengarahkan pengumpulan data
multi realitas, transaksional, teori untuk generaliasi
8. Emergent Desain bersifat Sementara karena multi realitas,
fenomena luas, interaksi peneliti dengan fenomena dan
beragam sistem nilai.
9. Negosiated Outcome, berhubungan dengan negosiasi,
interpretasi dan sumber manusia dan data ( Triangulasi )
10. Case Sudy berkenaan dengan posisi peneliti, multi
realitas, motode dan nilai
11.Indiograhic Interpretation berfokus pada pengumpulan data,
nilai. Metodologi , paradigma, konteks nilai.
12. Tentative Interpretation tentang aplikasi berdasarkan
temuan.
13. Focus Determined Boundaries dititik beratkan pada fokus
masalah, evaluasi, opsi analisis kebijakan.
14. Special Criteria diperuntukan untuk memperkuat validity,
realibility dan obyectivity ) dalam prosedur penelitiannya .
 MODEL PENELITIAN NATURALISTIK
HUMAN INQUIRY PEMERINTAHAN
( WEBER DAN SCHWANDT )

1. Knoledge and thruth are Created not Discovery

2. Fact of The World are esentially for study
Governmental
3. Independently of Observers
4. Rationally well come Fact
5. Contruction and Interpretation
6. Intersubyective and Common meanning (VERTEHEN )
7. Generalisation and Teory
 PARADIGMA DALAM
STRUKTUR ILMU

THOMAS KHUN
1. FUNDAMENTAL IN SOCIAL SCIENCE THE BASIC ASUMPTION HUMAN
NATURE
2. PARADIGM IS THE GENERAL THEORITICAL ASSUMPTION, LAW AND
TECHNUIQUES FOR THE APLICATION IN COMMUNITY ADOPT

BERNARD S PHILIPS
PARADIGM IS ARE SET OF ASUMPTION IMPLICIT OR EXPLISICIT
ABAUT OF FENOMENA
 KARAKTERISTIK PARADIGMA
KEILMUAN MENURUT EGON G.
GUBA
1. PARADIGMA BERSIFAT ONTOLOGI. ( NATURAL
KNOWLEDGE AND NATURAL REALITY )

2. PARADIGMA BERSIFAT EPISTEMOLOGI.(NATURE

RELATION ANTARA KNOWER AND KNOW )

3. PARADIGMA BERSIFAT METODOLOGI ( FINDING AND

KNOWER )
 PARADIGMA MPS ( DON KERTTL,
2006 )

OLD PUBLIC
ADMINISTRATION
(OPA)
LEST
GLOBAL CONFIDENCE
PUBLIC AND NEW PUBLIC
MANAGEMENT PARADIGMA
PUBLIC MANAGEMENT
REVOLUTION TRUST OF (NPM )
SOCIETY

MANAGEMENT
PUBLIC SERVICE
(MPS )
PERGESERAN FOKUS PARADIGMA PEMERINTAHAN

 Government  Governance
 Government as is it  Governance can be sold
 Domination  Domain Sector
Government Public,society and private
 Centralization  Decentralization
 Autority  Democratic
 New Public  Management Public
Management ( NPM) Service ( MPS)
PARADIGMA MANAGEMENT PUBLIC SERVICE IN
GOOD GOVERNANCE
DARI DENHART and DENHARD ( 2003 )

1. MENGUTAMAKAN PUBLIC SERVICE

2. MENDAHULUKAN PUBLIC INTEREST
3. MENGHARGAI WARGA NEGARA ( VALUE CITIZENSHIP)
4. MELAKUKAN TINDAKAN STAREGIS DAN
DEMOKRATIS ( STRATEGY AND DEMOCRACY )
5. MENEGAKKAN AKUNTABILITAS ( ACCOUNTABI-LITY )
6. MENGHARGAI MANUSIA SBG HUMAN RESOURCESS
7. MELAKUKAN PEMBERDAYAAN ( EMPOWERING )
TEORI ASAS –ASAS PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN

1. ASAS SEBAGAI SUTAU SISTEM PEMERINTAHAN ( Systeem ) :

a. Asas Umum : Kepastian hukum, Tertib Penyelenggaraan,
Profesionalitas, Proporsional, Keterbukaan,
ASAS-ASAS
UNIVERSAL Akuntabilitas, Efektivitas dan Efisiensi dan
PENYELENGGA Kepentingan Umum.
RAAN
PEMERINTAHAN b.Asas Khusus : Dekonsentrasi, Desentralisasi dan
Mendebewind
2. ASAS SEBAGAI SUATU KEPATUTAN PEMERINTAHAN ( Behoorlijk
Bestuur )
a. Asas Vrijbestuur ( Teori Sisa dan Diskresi )
b. Asas Preventieve Rechtzorg ( Pencegahan )
c. Asas Omnipresence and Zelf Prinsiple
d. dsb
 VRIJBESTUUR

BEBAS TUNTUTAN HUKUM

APABILA MEMENUHI SYA-
RAT :
RESIDUAL THEORY
ATAU TEORI SISA 1. TIDAK MERUGIKAN
( Kewajiban Pejabat ) KEU-ANGAN NEGARA
1. TUJUAN
DUA 2. TIDAK UNTUK KEPEN-
2. KEPENTI-
ASPEK TINGAN PRIBADI ,
NACH FREIES NGAN
KELUARGA DAN KRONI
ERMERSON ATAU UMUM
DLL
DISCREATION 3. TIDAK MENGGAGGU KE-
( Hak dan Wewenang PENTINGAN UMUM
Pejabat ) 4. TIDAK MENIMBULKAN
STAGNASI ATAU
VACUUM
Pronsip ilmu pengetahuan dan PEMERINTAHAN
yurisprudensi
 NILAI ETIKA MANAJEMEN KEPEMERINTAHAN
1. VOORUTZIEN (memandang jauh kedepan (
Vision dan Mission )
2. COUNDUCTING ( Menciptakan harmonisasi )
3. COORDINATING ( Mewujudkan Kerjasama untuk
kinerja )
4. FEACE MAKING ( Menciptakan Ketertiban )
5. RESIDUE ( Pemanfaatan Optimal )
NILAI 6. TURBULENCE SERVING ( Memberdayakan )
PEMERINTAHAN 7. FREIES ERMESSEN ( Inisiatif Bertindak )
8. GENERALIST –SPECIALIST
9. RESPONCIBILITY ( Tanggung Jawab )
10.MAGNANIMOUS THINKING ( berpikir luas dan
Besar )
11.OMNIPRESENCE (Memposisikan APARATUR
PUBLIK )
12. DISTINGUISHED STATEMENSHIP ( Memposisikan
Negarawan )
PENDEKATAN UNSUR NEGARA
DALAM PEMERINTAHAN

PENDUDUK/
RAKYAT

KEDAULA- PEMERIN-
TAN TAH
TUJUAN
PEMERIN-
NEGARA
TAHAN
NEGARA

WILAYAH URUSAN
PEMERIN
TAHAN PEMERINTAHAN
 UNSUR SUB KULTUR DALAM PEMERINTAHAN

PENGARUH TRUST
LINGKUNGAN STRATEGIS GOVERNAN
PEMERINTAHAN
CE
LEADERSHIP
SERVICEMANSHIP

SUB
KULTUR
KEKUA-
STATEMANSHIPS
SAAN
STAGATRA
SUB SUB
MERINTAHAN
KULTUR KULTUR
SOSIAL EKONOM
I

SISTEM
NILAI
 UNSUR STRATA PEMERINTAHAN

PEMERINTAH URUSAN
URUSAN PEMERITAHAN
PUSAT
PEMDA UMUM

DEKONSEN-
DESENTRALI- PEMERINTAH TRASI
SASI PROVINSI
MEDEBE-
WIND

PEMERINTAHAN
KABUPATEN/KOTA
PENGARUH
LINGKUNGAN
STRATEGIS PEMERINTAHAN
KECAMATN

PEMERINTAHAN
DESA/KELURAHAN

LINGKUNGAN