Anda di halaman 1dari 17

TEORI ORGANISASI

POSTMODERN
KELOMPOK 4
1. T. Restu Tuhu Prihutami (F1B019031)
2. Jenie Sulistya (F1B019032)
3. Muhamad Agung Laksono (F1B019033)
4. Sekar Pangestika Zaen (F1B019034)
5. Audita Ramadhanti (F1B019036)
6. Fatimah Ratna Mutiara (F1B019037)
7. Galuh Oktavia (F1B019038)
8. Cholistian Nurfaizi (F1B019039)
9. Fitri Wulansari (F1B019040)
TEORI ORGANSASI POSTMODERN
LATAR BELAKANG

SEJARAH PERKEMBANGAN

TOKOH PENDUKUNG

PERBEDAAN DENGAN TEORI


SEBELUMNYA

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


LATAR
BELAKANG
KEGAGALAN MODERNISME DALAM BERBAGAI
HAL MENURUT PAULINE ROSENAU
Post-modernisme, berasal dari bahasa Inggris
yang artinya faham(isme), yang berkembang
1. Gagal mewujudkan perbaikan- setelah (post) modern.
perbaikan dramatis
2. Tidak mampu melepaskan diri dari
kesewenang-wenangan dan Kritik atas masyarakat modern dan
penyalahgunaan otoritas kegagalannya memenuhi & segala
3. Ada semacam kontradiksi antara sesuatu yang diasosiasikan dengan
teori dan fakta modernitas.
4. Ada semacam keyakinan  bahwa
ilmu pengetahuan modern mampu Postmodernisme muncul untuk
memecahkan segala persoalan “meluruskan” kembali interpretasi
yang dihadapi manusia dan sejarah yang dianggap otoriter.
lingkungannya
5. Kurang memperhatikan dimensi-
dimensi mistis dan metafisik
eksistensi manusia karena terlalu
menekankan pada atribut fisik
individu.
DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANISASI
POSTMODERN

Berfokus pada prespektif sosial dalam


Postmodern cenderung lebih kerangka kerja sistem terbuka.
memperhatikan sifat politis
suatu organisasi, memandang
bahwa struktur bukanlah
merupakan usaha yang rasional
dari para manajer untuk DASAR
menciptakan koalisi-koalisi di Menghimbau agar kita semua
dalam organisasi untuk PEMIKIRAN berusaha keras untuk mengakui
memperoleh suatu kontrol. adanya identitas lain (the other)
yang berada di luar wacana
hegemoni.
SEJARAH
SEJARAH
PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN
TEORI-TEORI POSTMODERN
YANG BERKEMBANG DARI
TAHUN 1975-SEKARANG 2. Koordinasi dibangun
melalui kebutuhan pekerjaan
1. Organisasi terdiri dari berbagai
entitas tim yang beragam,
namun tetap saling terhubung
mempunyai kemampuan untuk
mengatur dan mengontrol 3. Entitas diorganisasikan dalam
dirinya sendiri melalui sebuah flat desain, pekerja sangat
koordinasi yang bersifat diberdayakan dan dilibatkan
polisentris. dalam setiap pekerjaan, serta
informasi disebarluaskan.

4. Menekankan pada “continuous


improvement” atau perbaikan
yang berkesinambungan
TOKOH
PENDUKUNG
TOKOH PERTAMA
James March dan Herbert Simon

Mayoritas pengambil keputusan memilih alaternatif yang


memuaskan – alternative cukup baik. Hanya pada kasus-
kasus yang luar biasa mereka akan mencari dan menyeleksi
alternatif yang optimal.

Ketika organisasi mengetahui dan memahami apa yang


dikerjakannya, harus memilih antara pilihan dan kapabilitas,
maka organisasi berjanji untuk diri sendiri untuk mempunyai
strategi sendiri.
TOKOH KEDUA

Jeffrey Pfeffer “Organisasi Sebagai Arena Politik”

Pfeffer mengatakan bahwa jika kita hendak memahami mengapa


dan bagaimana organisasi didesain, kita perlu mengkaji pilihan-
pilihan dan kepentingan-kepentingan dari mereka yang punya
pengaruh atas pembuatan keputusan di dalam organisasi.
TOKOH KETIGA
David Osborne
“Reinventing Government dan Banishing Bureaucracy”

A.Reiventing Government
Reinventing Government adalah
“transformasi sistem dan organisasi
pemerintah secara fundamental guna B.Banishing Bureaucracy
menciptakan peningkatan dramatis dalam
efektifitas, efesiensi, dan kemampuan Banishing Bureaucracy bukanah diartikan
mereka untuk melakukan inovasi. dengan pelangsingan jumlah aparat birokrasi
serta perampingan anggaran dalam artian yang
sempit. Melainkan, untuk memprivatisasi
sumber daya yang ada ataupun menjual asset
pemerintah, memberi kontrak dengan
gampangnya dan sejenisnya.
TOKOH KEEMPAT

c. Memasukkannya ke
dalam produk-produk,
a. Pengetahuan baru
servis dan sistem-sistem.

Ikujiro Nonaka
Ikujiro Nonaka
“Penciptaan
“Penciptaan
Pengetahuan
Pengetahuan
Keorganisasian”
Keorganisasian”

b. Menyebarkannya melalui d. Pengetahuan manusia


seluruh sistem yang ada.
(human knowledge).
Perbedaan post modern dari teori sebelumnya atau yang baru di posmodern

1. Deconstructionism
Upaya mempertanyakan ulang teori-teori yang sudah mapan
yang telah dibangun oleh pola pikir modernisme

2. Relativism
Pemikiran postmodernisme dalam hal realitas budaya (nilai-nilai, kepercayaan,
dan lainnya) tergambar dalam teori-teori yang dikembangkan oleh disiplin ilmu
antropologi.

3. Pluralisme
Mentoleransi adanya keragaman pemikiran,
peradaban, agama dan budaya
Postmodernisme dapat membuat kita peka
terhadap kemungkinan bahwa wacana besar
positif, prinsip-prinsip etika positif, dapat
diputar dan dipakai untuk menindas manusia.

Postmodernisme ikut membuat kita sadar, bahwa


Kelebihan semua cerita besar perlu dicurigai.

Postmodernisme memiliki keterbukaan untuk


kebhinekaan masyarakat, untuk toleransi,
perlawanan terhadap monopoli, dominan agama,
aliran dan ideologi tertentu.
Kekurangan

1. Postmodernisme yang sangat


semangat mempromosikan narasi-
narasi kecil, ternyata buta terhadap 2. Postmodernisme tidak
kenyataan bahwa banyak juga narasi membedakan antara ideologi di satu
kecil yang mengandung banyak pihak dan prinsip-prinsip universal
kebohonngan. etika terbuka di pihak lain.

3. Postmodernisme menuntut untuk


menyingkirkan cerita-cerita besar
demi cerita kecil atau lokal.
Kesimpulan

Postmodern pada dasarnya mempelajari


tanda pada bahasa.

Pada hakikatnya merupakan campuran dari beberapa atau


seluruh pemaknaan hasil, akibat, perkembangan,
penyangkalan, dan penolakan dari moderenisme.
C U T E
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai