KELAS : A-6
NO. ABSEN : 18
NPP : 32.0633
RESUME
(PENDAHULUAN)
1. Pengertian Pengetahuan
Bila seorang memiliki pengertian (understanding) atau sikap (attitude) tertentu, yang
diperolehnya melalui pendidikan dan pengalaman sendiri, maka oleh banyak orang di Indonesia
dianggap yang bersangkutan tahu atau berpengetahuan. Begitu juga bila seseorang memiliki
keterampilan atau ketangkasan yang diperolehnya melalui latihan dan praktek, maka
kemampuan tersebut disebut kebiasaan atau kekulinaan. Namun kekulinaan atau kebiasaan ini,
sekalipun karena keterbiasaan melakukan suatu, juga karena yang bersangkutan sebelumya
tahu bagaimana mengerjakannya, karena pada prinsipnya tahu itu adalah tahu mengerjakan
(know to do) tahu bagaimana (know to how) dan tahu mengapa (how to why) sesuatu itu.
Jadi sekalipun menurut Peter Drucker dalam bukunya The effective, executive,
kebiasaan yang berurat dan berakar yang tanpa dipikirkan (in thinking habit) telah menjadi
kondisi tak sadar (reflex condition), tetap sebelumnya harys merupakan berpengetahuan yang
dipelajari dan dibiasakan.
2. Pengertian Ilmu
Didalam wacana umum, istilah ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) seringkali
dipertukar tempatkan. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa setiap ilmu adalah
pengetahuan, sedangkan setiap pengetahuan belum tentu ilmu sebab ilmu adalah pengetahuan
yang memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan pengetahuan-pengetahuan
lainnya.
• Drs. S. Abu Bakar, Suatu pendapat atau buah pikiran yang ilmiah yaitu memenuhi
persyaratan pengetahuan
• Prof. Tjahja Supriatna, Suatu pengetahuan yang diperoleh secara metodologis dan
berlaku secara universal
• Prof. Prodjudi, Ilmu harus ada objeknya, terminologinya yang khas metodologinya yang
khas filosofis yang khas dan teorinya yang khas
• Prof. Nawawi, Ilmu harus memiliki objek, metode, sistematika, dan mesti bersifat
universal.
• Drs. Moh. Hatta, Adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum klausal
dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya
tampak dari luar maupun menurut bangunan-bangunan dan dalam.
3. Pengertian Seni
Menurut George R. Terry “Art is personal creative power plus skill in performance”.
Maksudnya seni adalah kekuatan pribadi seseorang yang kreatif, ditambah dengan keahlian
yang bersangkutan dalam menampilkan tugas pekerjaannya. Jadi, seni merupakan kemampuan
dan kemahiran seseorang untuk mewujudkan cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya yang
bersangkutan dengan tugas dan fungsinya sebagai seniman.
Seni biasanya adalah bakat alamiah yang dibawa sejak seseorang itu lahir, dengan
begitu, merupakan karunia Allah. Tetapi dapat pula seni yang diperoleh dari lingkungan seperti
pendidikan, agama, pergaulan, pengalaman dan praktek sehari-hari suatu kelompok etnis.
• Ilmu-ilmu sosial
a. Ilmu filsafat
b. Ilmu pemerintahan
c. Ilmu politik
d. Ilmu administrasi
e. Ilmu hukum
f. Ilmu negara
g. Ilmu ekonomi
h. Ilmu jiwa
i. Ilmu kepariwisataan
j. Ilmu sejarah
k. Ilmu komunikasi
l. Ilmu akuntansi
m. Ilmu manajemen
n. Ilmu kepustakaan
o. Ilmu antropologi
• Ilmu eksakta
a. Ilmu teknik
b. Ilmu kedokteran
c. Ilmu alam
d. Ilmu aljabar
e. Ilmu ukur
f. Ilmu pesawat
g. Ilmu hewan
h. Ilmu tumbuh-tumbuhan
i. Ilmu kimia
j. Ilmu tanah
k. Ilmu komputer
l. Ilmu farmasi
m. Ilmu argonomi
n. Ilmu geografi
o. Ilmu statistik
Masing-masing anak cabang ilmu pengetahuan tersebut pada gambar diatas, pada
gilirannya akan menjadi disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, karena dibutuhkan
pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Ilmu administrasi memiliki cabang administrasi negara, administrasi niaga dan lain-lain.
Setelah masing-masing menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, ilmu itu kemudian
memiliki cabang, misalnya ilmu administrasi negara yang cabang administrasi pembangunan
pada akhirnya administrasi pembangunan itu sendiri sekarang ini sedang berusaha untuk
menjadi disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Jadi dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang ada, secara keseluruhan dapat
digolongkan sebagai berikut : ilmu-ilmu eksakta meliputi antara lain, yaitu berbagai ilmu teknik
(seperti teknik permesinan kapal, komputer, kelautan, menejemen industri, pertambangan,
kimia, sipil, elektro, arsitektur, pertanian. Ilmu-ilmu sosial meliputi antara lain yaitu berbagai
administratif (seperti administrasi pembangunan negara, fiskal, niaga, kepegawaian, dan
perkantoran. Ilmu-ilmu eksakta, kesemuanya mempunyai fakta objek-objek dab benda-benda
alam serta hukum-hukumnya pasti dan tidak dapat dipengaruhi oleh manusia, sedangkan ilmu-
ilmu sosial, hukumnya relatif tidak sama pada berbagai ruang dan waktu, dibandingkan ilmu-
ilmu eksakta (pasti) dalam arti selalu ada perubahan tergantung situasi dan kondisi lingkungan,
bahkan bisa dipengaruhi dan diatu manusia.
Dalam penerapannya ilmu dapat dibedakan atas sebagai berikut dibawah ini :
3) Campuran
Yang dimaksud dengan ilmu murni adalah, ilmu itu hanya murni bermanfaat untuk ilmu
itu sendiri dan berorientasi pada teoritisasi, dalam arti pengetahuan murni disebut terutama
bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, yaitu
untuk mempertinggi mutunya. Yang dimaksud dengan ilmu praktis adalah, ilmu praktis langsung
dapat diterapkan kepada masyarakat karena ilmu itu sendiri bertujuan untuk mempergunakan
hal ikhwal ilmu pengetahuan tersebut, dalam masyarakat banyak. Serta dilaksanakan untuk
membantu masyarakat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Yang dimaksud campuran
dalam hal ini adalah, suatu ilmu selain termasuk ilmu murni juga merupakan ilmu terapan yang
praktis dan langsung dapat dipergunakan dalan kehidupan masyarakat umum.
Sedangkan dalam hal fungsi kerjanya ilmu juga dapat dibedakan atas sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan ilmu teoritis rasional adalah ilmu yang memakai cara berfikir
dengan sangat dominan, deduktif, dan mempergunakan silorganisma, misalnya dogmatis
hukum.
Yang dimaksud dengan ilmu empiris praktis adalah ilmu yang menganalisa secara
induktif saja, misalnya dalam pekerjaan-pekerjaan sosial atau dalam mewujudkan kesejahteraan
umum dalam masyarakat.
Jadi dari uraian-uraian diatas jelas bahwa ilmu pemerintahan termasuk ilmu teoritis
empiris, sebagaimana akan penulis sampaikan penjelasan bab-bab berikutnya nanti. Disamping
itu ilmu pemerintahan juga termasuk ilmu praktis atau ilmu terapan karena akan langsung dapat
diterapkan kepada masyarakat. Oleh karena itulah kader-kader pamong-praja dipersiapkan dan
dibekali ilmu pemerintahan ini. Ilmu pemerintahan juga termasuk ilmu sosial, dan merupakan
ilmu pengetahuan yang non-eksakta dan non-kerohanian. Perbedaan tersebut bukanlah
pembedaan mengenai metode, akan tetapi mangangkut pembedaan isi dan cara kerja. Hal ini
penulis kemukakan karena ingin membedakan ilmu pengetahuan yang bersangkut-paut dengan
gejala-gejala alam yang sifatnya pasti, dengan ilmu pemerintahan sosial yang erat dengan
hubungannya dengan gejala-gejala kemasyarakatan yang gampang berubah. Inilah yang
membedakan ilmu pemerintahan dengan ilmu-ilmu eksakta seperti ilmu kedokteran, teknik,
ilmu kimia, ilmu hewan, dan ilmu tumbuh-tumbuban.
• Perbandingan pemerintahan
• Kepemimpinan pemerintahan
• Administrasi pemerintahan
• Sosiologi pemerintahan
• Manajemen pemerintahan
• Etika pemerintahan
• Psikologi pemerintah
Ada tiga (3) kajian pokok dalam ilmu pengetahuan, yaitu sebagai berikut :
a) Ontologi
Adalah teori tentang ada dan realitas. Meninjau persoalat secara ontologis,
adalah mengadakan penyelidikan terhadap sifat dan realitas dengan refleksi rasional
serta analisis dan sintetis logika. Keberadaan ilmu pengetahuan itu berawal dari
perlukannya oleh umat manusia, untuk mengenal berbagai prinsip, dalil dan rumus yang
berulang kali muncul dalam membahas suatu objek pada proses belajar mengajar
mencari kebenaran, sehingga merupakan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-
pengetahuan yang harmonis secara teratur. Oleh karena itu ilmu harus sistematis, dan
memiliki objek tertentu, baik objek forma maupun materia, terminologi metodologi,
filsafat teori dan yang khas serta bersifat umum, jadi yang pertama dalam ilmu itu,
dikenal dulu tentang “ada” dan “apa” dirinya, sehingga perlu diketahui apa yang
menjadi objek sesuatu ilmu, baik objek formanya yang menjadi pusat perhatian (fucos
interest). Akan halnya ontologi ilmu pemerintahan serta apa yang menjadi objek forma
dan materinya, akan penulis uraikan pada bab berikutnya nanti.
b) Epistimologi
c) Aksiologi
Ilmu pemerintahan selain termasuk ilmu teoritis empiris, juga termasuk ilmu
praktis atau ilmu terapan karena akan langsung dapat diterapkan kepada masyarakat.
Ilmu murni yang bersifat teoritis pemerintahan dikaji oleh para sarjana demi
kepentingan ilmu pemerintahan itu sendiri, sedangkan ilmu terapa yang bersifat empiris
dikaji oleh para user yang pada gilirannya nanti mereka sudah siap pakai pekerjaan
dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu kader-kader pamong praja dipersiapkan
dan dibekali ilmu pemerintahan ini. Tujuan mempelajari ilmu pemerintahan sudah
barang tentu agar memahami teori bentuk dan proses pemerintahan itu sendiri.
Berbeda dengan kajian pokok ilmu pengetahuan sebagaimana tersebut dalam sub bab
terdahulu, maka ilmu pemerintahan juga memiliki beberapa tahap perkembangan yaitu sebagai
berikut :
• Tahap klasifikasi
Yaitu tahap dimana ilmu pengetahuan tersebut berada dalam kondisi pemilahan
dalam arti sedang menentukan termasuk dalam kategori serta kelas yang mana sesuatu
ilmu tersebut. Jadi peliputan berorientasi pada kepastian apakah sesuatu pengetahuan
itu masih merupakan anak cabang suatu ilmu atau sudah merupakan disiplin ilmu
pengetahuan yang mandiri.
• Tahap komparasi
• Tahap kuantifikasi
Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena berapa banyak
pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan mampu berkiat serta dnegan
kharismatik menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu
pengetahuan adalah karena memnuhi syarat-syaratnya yaitu dapat dipelajari dan diajarkan,
memiliki objek, baik objek materia maupun forma universal sifatnya sistematis serta spesifik
(khas).
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, yang paling sedikit kata “perintah” tersebut
memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkandung, kedua pihak tersebut saling
memiliki hubungan, pihak yang memerintah memiliki wewenang dan pihak yang diperintah
memiliki ketaatan. Apabila dalam suatu negara kekuasaan pemerintahan, dibagi atau dipisahkan
maka terdapat perbedaan antara pemerintahan dalam arti luas dengan pemerintahan dalam arti
sempit. Pemerintahan dalam arti sempit hanya meliputi lembaga yang mengurus pelaksanaan
roda pemerintahan (disebut eksekutif), sedangkan pemerintahan dalam arti luas selain eksekutif
termasuk juga lembaga yang membuat peraturan perundang-undangan (disebut legislatif) dan
yang melaksanakan peradilan (disebut yudikatif)
Kekuasaan lain seperto federatif, konsultatif, inspektif ataupun konstitutif tidak merata
pada setiap negara. Berikut pengertian ilmu pemerintaha menurut para ahli :
• Menurut U. Rosenthal
Maksudnya, ilmu pemerintahan adalah ilmu yang menggeluti studi tentang penunjukan
cara kerja ke dalam dan keluar struktur dan proses pemerintahan umum.
• Menurut H. A. Brasz
Maksudnya ilmu pemerintahan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
cara bagaimana lembaga pemerintahan umum itu disusun dan difungsikan baik secara
kedalam maupun keluar terhadap warganya
Maksudnya pemerintah dalam definisi terbaiknya adalah sebagai organisasi dari negara
yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya.
Maksudnya pemerintahan itu adalah sebagai suatu organisasi dari orang-orang yang
mempunyai kekuasaan bagaimana manusia itu bisa diperintah. Jadi bagi Mac Iver ilmu
pemerintahan adalah sebuah ilmu tentang bagaimana manusia dapat diperintah.
• Menurut wilson
Pemerintah dalam akhir uraiannya, adalah suatu perorganisasian kekuatan, tidak selalu
berhubungan dengan organisasi kekuatan angkatan bersenjata, tetapi dua atau
sekelompok orang dari sekian banyak kelompok orang yang dipersiapkan oleh suatu
organisasi untuk mewujudkan dan tujuan bersama mereka, dengan hal-hal yang
memberikan keterangan bagi urusan-urusan umum kemasyarakatan.
Maksudnya pemerintah dalam definisi terbaiknya adalah sebagai organisasi dari negara,
yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya.
• Menurut Apterapter
Pemerintah itu merupakan satuan anggota yang paling umum yang memiliki tanggung
jawab tertentu untuk mempertahankan sistem yang mencakupnya, itu adalah bagian
monopoli praktis mengenai kekuasaan paksaan.
• Menurut merriam Merriam
Tujuan pemerintah meliputi external security, internal order, justice, general welfare
dan freedom.
Objek adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga dengan demikian
objek merupakan apa yang akan diamati, diteliti, dipelajari, dan dibahas. Dalam penjabaran
objek itu sendiri dari objek material maupun forma. Setiap objek materia dari suatu disiplin ilmu,
dapat sama dengan objek materia ilmu pengetahuan lain karena bersifat umum dan merupakan
topik yang dibahas secara global tentang pokok persoalan (subject matter)
Sedangkan objek forma bersifat khusus dan spesifik karena merupakan pusat perhatian
(focus of interest) suatu disiplin ilmu pengetahuan. Objek forma berbeda pada masing-masing
ilmu karena perbedaab sudut pandang dengan caranya yang khas dan khusus. Jadi yang
membedakan suatu disiplin ilmu dengan ilmu lain adalah objek formanya walaupun objek
materianya sama. Dengan mengetahui suatu objek disiplin ilmu, maka ekologi yang
mempengaruhi ilmu tersebut masing-masing juga akan menjadi jelas. Misalnya, sejauh mana
pengaruh ideologi, agama, dan pertahanan dan keamanan terhadap hubungan pemerintahan-
pemerintahan selama ini, baik hubungan antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
maupun hubungan antara pemerintah itu dengan rakyat yang dipimpinnya. Keseluruhan akan
terlihat dalam berbagai gejala pemerintah dan peristiwa pemerintahan.
• Tujuan umum
Tujuan mempelajari ilmu pemerintahan secara umum adalah agar dapat memahami
teori-teori, bentuk-bentuk, dan proses-proses pemerintahan, serta mampu menepatkan diri
serta ikut berperan serta di dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintah terutama
pemerintahan dalam negeri.
• Tujuan khusus
Dengan demikian tujuan khusus dan tujuan umum tersebut diatas adalah tujuan yang
dilaksanakan departemen dalam negeri. Disamping itu berbagai perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta yang dikelola oleh departemen pendidikan dan kebudayaan, membentuk pula
jurusan ilmu pemerintahan.
Paradigma adalah corak berfikir seseorang atau sekelompok orang. Karena ilmu
pengetahuan itu sifatnya nisbi, walaupun salah satu persyaratannya harus dapat diterima secara
universal, namun dalam kurun waktu tertentu tetap memiliki perubahan, termasuk ilmu-ilmu
eksakta. Hanya ilmu-ilmu eksakta memang cenderung objek-objek, fakta-fakta, dan hukum-
hukumnya relatif lebih lama untuk tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi serta
penginderawian manusia, relatif lebih pasti dibandingkan ilmu-ilmu sosial.
Filosof kenegaraan plato berkata bahwa kebenaran sebagai realitas yang sesungguhnya,
seharusnya mengikuti kenyataan. Jadi, bila kita menafsirkan teori ini, terjadinya penindasan,
perkosaan, perampokan, dan lain-lain, hal tersebut tidak seharusnya terjadi. Dalam benak plato
tersimpan pemikiran yang bersumber dari pengalaman menyaksikan gurunya socrates dipaksa
minum racun. Ia lalu berkepastian bahwa pemerintah yang berkuasa adala buruk, karena
baginya gurunya adalah orang yang paling bijak, jujur dan paling baik. Lalu keluarlah teori-teori
besarnya tentang negara ideal.
Paradigma ini kemudian bergeser kearah yang lebih rasionalistis, karena munculnya
pertanyaan-pertanyaan antara “apakah kecerdasan dalam itu diatur oleh Tuhan?” plato sendiri
sebenarnya sadar bahwa alam pikirannya ini tidak akan dapat direlisasikan dalam kenyataan
politik pemerintahan. Dalam perjalanan masa yang panjang ini hanya seketika saja suatu
masyarakat dapat mempertahankan diri dalam keadaan pemerintahan yang adil, untuk
kemudian setelah itu semakin merosot pada akhirnya runtuh, namun demikian plato sudah
berusaha mencoba menunda proses keruntuhan itu.
Berbeda dengan paradigma teorikrasi yang bersumber dari perenungan filsafati tentang
ilmu pemerintahan, sebagaimana telah diuraikan dimuka, maka dibagian bumi yang lain
tepatnya di Saudi Arabia, Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar ilmu pemerintaha
mengacu pada Al-qur’an.
Selama ini banyak terjadi salah tanggap terhadap islam baik dari masyarakat npn-
muslim maupun umat islam sendiri. Walaupun sudah ada informasi faktual yang tersedia
tentang islam, nama pengetahuan yang menyeluruh (kafah) dan benar (haq) tentang islam
tentang islam tetap amat terbatas. Apalagi sejak ada istilah “fundamentalis” dan “ekstrimis”
terhadap segelintir umat islam, islam dipandang sebagai ancaman, baik secara teologi maupun
politis. Citra keliru ini akhirnya, bila membicarakan suatu pemerintahan negara islam, lalu
konotasinya dekat dengan kerusuhan dan konflik karena dalam menegakkan kebenaran islam
senantiasa memakai kekerasan dan kekuatan kekuasaan.
Pendapat bahwa pemerintahan hanyalah suatu seni, dapat ditolerir karena maksudnya
adalah seni vokal (bagaimana kemampuan menggerakan orang-orang dalam kharismatis
retorika, administator dan kekuasaan kepemimpinan) atau seni sastra (bagaimana kemampuan
menciptakan mengkarsakan dan merasakan surat-surat keputusan yang berpengaruh, atau juga
bagaimana kemampuan mendalangi bawahan serrta mengukur lakon yang harus dimiliki
pemerintah sebagai penguasa.
Jadi, munculnya disiplin ilmu pemerintahan di Eropa yang bersumber dari ilmu politik,
dimulai dari adanya anggapan bahwa meningkatnya perhatian berbagai pihak akan isi, bentuk,
efek, dan faktor pemerintahan bertitik berat pada pengambilan kebijaksanaan pemerintah yang
berusaha untuk menganalisa masalah kebijaksanaan pemerintah tersebut sebagai bagian dari
berbagai proses dalam ilmu politik.
Bila kita tanyakan kepada masyarakat Amerika Serikat, apakah pemerintah di negeri
tersebut mengurus masalah peternakan, perkebunan, perminyakan, dan lain-lain sebagaimana
yang kita lihat layaknya di negara-negara berkembang, makan jawabannya adalah tidak. Karena
pemerintah di negeri ini hanya menangani problema koordinasi. Sehingga dengan demikian ilmu
pemerintahan tampak semakin dekat dengan ilmu pemerintahan dekat kaitannya dengan
kepemimpinan pemerintahan sebagai usaha menggerakkan orang lain untuk tugas memerintah,
maka kepemimpinan yang disepakati merupakan inti dari ilmu manajemen dan ilmu
administrasi, semakin memperdekat hubungan ilmu pemerintahan dengan ilmu administrasi
negara. Untuk itulah bila membedakan dan mencari bennag merah antara ilmu pemerintahan
dengan administrasi negara harus berangkat dari berbagai teknik pendekatan.
Ilmu pemerintahan lebih berkiblat pada pendekatan legalistik, empirik dilapangan dan
formalistik. Sedangkan ilmu administrasi negara lebih berkiblat pada pendekatan ekologikal,
organisasional, struktural, fungsional, situasional, normatif, dan interdisiplin. Jadi dengan
demikian pada gilirannya nanti tidak menutup kemungkinan adanya paradigma baru yang
menyatakan bahwa sebenarnya ilmu pemerintahan lebih luas ruang lingkupnya daripada ilmu
politik dan ilmu administrasi negara. Bahkan, ilmu pemerintahan memiliki cabang-cabang adalah
politik dan administrasi negara itu sendiri.
Walaupun ilmu pemerintahan bagi sebagian orang masih merupakan embrio dalam ilmu
pengetahuan, bagaimana pun juga pada gilirannya akan menjadi suatu disiplin ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri karena kebutuhan akan adanya ilmu pemerintahan itu sendiri,
yang menuntut eksistensinya.
Sebegitu luasnya ruang lingkup ilmu pemerintahan, sehingga dapat pula mencakup ilmu
sosial lain terutama yang memiliki objek materinya negara, yaitu antara lain ilmu politik,
administrasi negara, hukum tata negara dan negara sendiri.
Dengan demikian ruang lingkup ilmu pemerintahan dapat diuraikan sebagai berikut :
Dibidang peraturan perundang-undangan yang banyak ditulis oleh para pakar ilmu hukum yaitu :
a) Pembahasan konstitusi (tertulis maupun tidsk tertulis)
b) Hukum kewarganegaraan dan azas pemakaiannya
c) Hukum pemerintahan daerah dan pusat
Dibidang ketatalaksanaan yang banyak ditulis oleh para pakar ilmu administrasi yaitu :
a) Administrasi pemerintahan pusat
b) Administrasi pemerintahan daerah
c) Administrasi pemerintahan kecamatan
d) Administrasi pemerintahan kelurahan
e) Administrasi pemerintahan desa
f) Administrasi pemerintahan tingkat departemen
g) Administrasi pemerintahan non departemen
Dibidang kekuasaan yang banyak ditulis oleh para pakar ilmu politik yaitu :
a) Kebijaksanaan internasional dan politik luar negeri
b) Organisasi politik (infrastruktur dan suprastruktur)
c) Kebijaksanaan pemerintahan
d) Pendapat umum dalam pembuatan peraturan dan lain-lain
Dibidang kenegaraan yang banyak ditulis para pakar ilmu negara yaitu :
a) Tugas, hak, dan kewenangan pemerintahan
b) Tipe, bentuk, dan sistem pemerintahan
c) Fungsi unsur dan prinsip pemerintahan
Dibidang pemikiran hakiki yang banyak ditulis oleh para pakar ilmu filsafat yaitu :
a) Etika pemerintahan
b) Seni pemerintahan
c) Sekularisme dan pemerintahan agama
d) Hakekat pemerintahan
Dibidang hubungan-hubungan pemerintahan yang banyak ditulis oleh para pakar ilmu
pemerintahan sendiri sebagai kajian inti yaitu :
a) Hubungan antar kekuasaan pusat dan pemerintah daerah
b) Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
c) Hubungan antar departemen dan lembaga non departemen
d) Hubungan antara pemerintah dengan masyarakat
e) Gejala dan peristiwa pemerintahan
f) Teori, asas, teknik, objek, subyek, metodologi, proses dan sistematika pemerintahan
g) Pengkajian pemerintahan dalam dimensi ruang (perbandingan pemerintahan di
berbagai negara)
h) Pengkajian pemerintahan dalam dimensi waktu (sejarah pemerintahan dulu, kini, dan
esok)
i) Sistem pemerintahan
Azas adalah dasar, pedoman atau sesuatu yang dianggap kebenaran, yang menjadi
tujuan berpikir dan prinsip yang menjadi pegangan. Jadi dengan demikian yang menjadi azas
ilmu pemerintahan adalah dasar dari suatu sistem pemerintahan seperti ideologi suatu bangsa,
falsafah hidup dan konstitusi yang membentuk sistem pemerintahannya.
Untuk itu dalam membahas azas suatu pemerintahan, kita perlu melihat berbagai
prinsip-prinsip, pokok-pokok pikiran, tujuan, struktur organisasi, faktor-faktor kekuatan dan
proses pembentukan suatu negara. Hal ini karena sebagaimana sifat daripada ilmu
pemerintahan itu sendiri, maka dalam menentukan azas ilmu pemerintahan, ini yang diselidiki
hanyalah azas pemerintahan dari suatu negara tertentu, bukan pemerintahan pada umumnya.
Perbedaan berbagai pemerintahan negara memegang memiliki sistem pemerintahan yang
berbeda sama sekali dengan negara lainnya, yang berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat.
Bahkan suatu negara akan berkembang, sesuai perubahan ruang dan waktu, misalnya
pemerintahan orde lama cukup berbeda dibandingkan dengan era orde baru di Indonesia
dewasa ini. Republik perancis sampai lima kali mengganti sistem pemerintahannya, yang dikenal
dengan istilah republik pertama sampai republik kelima sekarang ini. Apalagi
K. K
L. L
M. M