Anda di halaman 1dari 8

Pereaksi Geser

Oktober 2017
Interpretasi Pereaksi Geser
• MeOH
• NaOMe
• NaOAc
• Asam Borat
• AlCl3
Metanol
• Pita I : Flavon (305 nm-350 nm)
• Pita I : Flavonol (352 nm-385 nm)
• Flavon dan flavonol yang teroksigenasi (banyak –OH) menyerap UV di
λ >>>
• Pita II sangat dipengaruhi pola oksigenasi di cincin A. bervariasi dari
flavon (250 nm) sampai 5-hidroksi flavon (274 nm)
NaoMe (Natrium Metoksi)
• NaOMe adalah basa kuat yang mengionisasi semua gugus hidroksi pada inti
flavonoid
a. Pergeseran batokromik 40-65 nm tanpa penurunan intensitas pada pita I :
terdapat gugus 4’-OH
b. Pada flavonol, adanya gugus 3-OH tanpa 4’-OH juga memberi geseran
batokromik 50-60 nm, tetapi terjadi penurunan intensitas
c. Kadang-kadang glikosilasi pada gugus 7-OH dapat dideteksi karena setelah
ada gula, tidak ada lagi puncak pada 320-330 nm yang biasanya ada pada
aglikon
d. Flavonol yang mengandung 3,4’ dan atau 3,3’,4’-OH teroksidasi di NaOMe
 intensitas menurun dengan waktu
NaOAc (Natrium Asetat)
• NaOAc adalah basa yang lebih lemah  mengionisasi hanya gugus
hidroksil fenolik paling asam (7-OH)
• Untuk flavon dan flavonol :
a. Baik flavon, flavonol yang ada 7-OH akan terjadi geseran batokromik
5-20 nm pada pita II. Apabila ada 6 atau 8 OH (untuk flavon saja) akan
sangat mengurangi pergeseran.
b. Bandingkan geseran pita I di NaOMe dan NaOAc. Bila Δ λ NaOMe < Δ
λ NaOAc maka posisi 7-OH tersubstitusi
c. Spektrum dalam NaOAc menurun seiring waktu; ada gugus yang
sensitif basa (5,6,7-OH ; 5,7,8-OH; 3,3’4’-trihidroksi)  tidak khas
Asam Borat
• Campuran NaOAc yang ditambah H3BO3 digunakan untuk deteksi
gugus O-diOH (kecuali untuk antosianin dan antosianidin)
a. Pergeseran pita I (12-30 nm) untuk flavon dan flavonol O-di OH di
cincin B
b. Pergeseran yang lebih rendah dari 12 nm  O-di OH di cincin A (6,7
atau 7,8)
 dibandingkan dengan MeOH
AlCl3 (Alumunium Klorida)
• AlCl3 mengkelat atau membentuk komoleks gugus fungsi 5-OH, 4 keto-, 3-
OH, 4-keto, dam system O-dihidroksil (O-diOH).
a. Stabilitas kompleks : 3-OH (flavonol) > 5-OH (flavon) > 5-OH (flavanon) >
O-diOH > 3-OH (dihidroksiflavonol)
b. Adanya asam -> O-diOH terdekomposisi
c. Sisa air di etanol (tidak di MeOH) menyebabkan reaksi Al-O-diOH tidak
terjadi
d. Adanya O-dihidroksil dan 3 atau 5-OH-4-keto  double kompleks
e. Kalau ada 3-OH dan 5-OH, kompleks 3-OH-4-keto lebih mungkin terjadi
*
Ad *
• Untuk flavon dan flavonol
a. Kalau ada 5-OH dan tidak ada 3-OH (maka dengan AlCl3  5-OH-4-
keto) akan batokromik sebesar 35-55 nm setelah ditambah AlCl3
dalam HCl (5-OH tidak rusak oleh HCl)
b. Kalau ada 3-OH (atau 3-OH bersamaan dengan 5-OH)  lebih stabil
 batokromik bisa sampai 50-60 nm setelah ditambahkan AlCl3
dalam HCl (3-OH juga tidak rusak oleh HCl)
c. Kalau ada O-diOH di cincin B, maka batokromik pita I di AlCl3 akan >
dari di AlCl3/HCl sebesat 30-40 nm  komplek rusak oleh HCl

Anda mungkin juga menyukai