MANAJEMEN
Sumber Daya
Manusia
Priyono
MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
Penulis : Priyono
© 2010
Diterbitkan Oleh:
ISBN : 978-602-6930-16-3
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
seluruh isi buku ke dalam bentuk apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk
fotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Undang-Un- dang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Hak Cipta, Bab XII Ketentuan Pidana, Pasal 72,
Ayat (1), (2), dan (6)
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh,
Buku Manajemen Sumber Daya Manusia yang disusun oleh
saudara Priyono ini menggunakan tata bahasa yang mudah dipahami
oleh mahasiswa, apalagi disertai contoh-contohnya.
Oleh karena itu, saya menyambut gembira atas penerbitan
dari buku ini, disertai ucapan rasa syukur kepada Allah
SWT, serta
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
penulis
yang telah menyempurnakan penulisan buku ini.
Saya berharap dengan kehadiran buku ini dapat memenuhi
kebutuhan mahasiswa dan masyarakat dalam memperoleh
informasi
tentang pengetahuan Manajemen Sumber Daya Manusia, dan
juga
dapat menarik minat pendidik, mahasiswa serta masyarakat
umumnya dan mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah
untuk
Manajemen khususnya.
membacanya.
Selanjutnya saya menyampaikan selamat dan sukses kepada
penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan
HALAMAN JUDUL
KATA iii
PENGANTAR iv
KATA SAMBUTAN vii
DAFTAR ISI
BAB I : KERANGKA KERJA MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA 1
Sejarah Lahirnya MSDM 1
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 3
Fungsi-fungsi MSDM 6
Tujuan MSDM 8
Kebijakan MSDM dan Kegiatan MSDM 10
Basis teori MSDM 13
3. FUNGSI-FUNGSI MSDM
4. Tujuan MSDM
Tujuan MSDM secara tepat sangatlah sulit untuk
dirumuskan karena sifatnya bervariasi dan tergantung pada
pentahapan perkembangan yang terjadi pada masing-masing
organisasi.
8 Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Cushway, tujuan MSDM meliputi:
• Memberi pertimbangan rnana;ernen dalam membuat
kebijakan SDM untuk memastikan bahwa organisasi
memiliki pekerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi,
memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi perubahan
dan
memenuhi kewajiban pekerjaan secara legal.
•
Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan
prosedur SDM yang memungkinkan organisasi mampu
mencapai tujuannya.
•
Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan
organisasi dan strategi, khususnya yang berkaitan dengan
implikasi SDM.
•
Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu
manajer lini mencapai tujuannya.
•
Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam
hubungan
antar pekerja untuk meyakinkan bahwa mereka tidak
•
menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya.
Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan
•
manajemen organisasi.
Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan
•
nilai dalam manajemen SDM.
Sementara itu menurut Schuler et al setidaknya MSDM
•
memiliki 3 tujuan utama yaitu:
• Memperbaiki tingkat produktifitas
• Memperbaiki kualitas kehidupan kerja
1. PROSES PERAMALAN
Intermediated
Short range Long range
range
D Authorized Operating needs In some
E employment form budgeting organization
M (including and plans the sames as
growth, intermediate
A
changes, and range in other,
N turnover) and increased
D awareness of
changes in
environment
and technology
essentially
jugdment
S Employee Manpower Management
U census less vacancies expectations
P expected aexpected from of changing
losses plus individual characteristics
P
expected promotability of employess
L promotions date derived and future
Y from from availabe
subordinate development manpower
groups plans
NET Numbers Numbers, kinds, Management
NEEDS and kinds of dates, and levels expectation
employess of needs of future
needed conditions
affecting
immediate
decisions
Transformation / Proses
Pada bagian ini terdiri dari hardware dan software
yang didalamnya juga memuat instruksi-instruksi
tentang apa
yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan
kapan
mengerjakannya. Computer dan software yang
dipergunakan
tergantung dari kebutuhan dan kemampuan masing-masing
organisasi. Untuk perusahaan kecil dapat menggunakan PC
dan
standart database. Sedangkan untuk perusahaan besar atau
perusahaan multinasional mungkin menggunakan
mainframe
computer.
Sebagai contoh fungsi dari transformation misalnya,
dengan kita memasukkan jam kerja karyawan, maka
system
Outputs
akan mengelolanya mulai dari gaji kotor karyawan
Outputs dalam hal ini adalah hasil yang dibutuhkan
tersebut,
misalnya slip gaji karyawan, absensi karyawan, promosi,
pajak yang ditanggung, sampai pada gaji bersih yang
dll.
akan
Syarat dari output yang berkualitas yaitu:
diterimanya.
• Accurate. Informasi yang diberikan harus benar-
benar
merefleksikan apa yang dilaporkannya.
32 Manajemen Sumber Daya Manusia
• Significant and rclevant. Informasi yang dihasilkan
harus berguna dan dapat dipergunakan, serta tepat
waktu.
• Comprehensive. Informasi yang dihasilkan harus
benar-benar menggambarkan masalah yang ada dan
memberikan kemungkinankemungkinan solusinya.
• Readable and visual impact. Informasi yang dihasilkan
harus mudah dimengerti.
• Consistent in fornlat. Untuk informasi yang sejenis,
user akan mendapatkan laporan yang sama.
Feedback
Feedback berfungsi untuk meyakinkan bahwa system
telah memberikan informasi yang dibutuhkan atau
memberikan informasi tentang kekurangan dari system
tersebut.
Wages and salaries
Struktur gaji, rencana kenaikan gaji, dan sejarah gaji.
Benefit
• EEO compliance: informasi pada penerimaan karyawan,
pengerahan, dan kenaikan pangkat.
• Labor relations: data kontrak karyawan, informasi
keluhan, dan daftar masa kerja pegawai
• Training and development: infonnasi tentang program-
program pelatihan, daftar pegawai yang sedang
rnengikuti pelatihan, dll.
• Health and safety: informasi tentang kecelakaan
Mobilitas Karyawan
Turnover didalam perusahaan atau mobilitas karyawan
juga dibutuhkan untuk menyusun proyeksi persediaan
ketrampilan masa datang. Data yang diperoleh dapat diambil
dari pola mobilisasi karyawan masa sebelumnya dan
kebijakan mobilisasi saat ini. Mobilisasi karyawan dapat
terjadi sebagai akibat perlunya peningkatan ketrampilan
karyawan, atau perlunya mengisi suatu posisi atau
jabatan. Oleh sebab itu, cara peramalan mobilitas
karyawan adalah dengan menganalisis rencana
pengembangan karyawan dan rating kesiapan karyawan untuk
dipromosikan.
Pemanfaatan skill dan waktu karyawan
Banyaknya orang dalam daftar gaji tidak secara langsung
merefreksikan kapabilitas yang mereka pergunakan
dalam
pencapaian tujuan organisasi. Dengan semakin
meningkatnya
biaya personel dan adanya pekerja yang ingin
mendapatkan
pekerjaan yang lebih menantang, kita memerlukan cara
untuk memanfaatkan karyawan semaksimal mungkin.
Tiga
pertanyaan utama pada aspek ini adalah:
a. Apakah para karyawan menghabiskan waktunya secara
36
tepat? Dapatkah pekerjaan
Manajemen Sumber direlokasi untuk meyakinkan
Daya Manusia
4. EVALUASI PEKERJAAN
Evaluasi pekerjaan (job evaluation) adalah menilai berat
atau ringannya, mudah atau sukar, besar atau kecil risiko
50 Manajemen Sumber Daya Manusia
pekerjaan dan memberikan nama, ranking, serta harga dari
suatu
jabatan.
2) Penarikan (recruitment)
3. Seleksi
Penerimaan Pelamar
Pengumpulan data
Tidak ada cara yang terbaik untuk mengumpulkan
informasi analisis pekerjaan. Analis haruslah mengevaluasi
pengorbanan antara waktu, biaya dan akurasi yang berkaitan
dengan setiap teknik. Manakala analis telah menentukan
pengorbanan mana yang paling penting, maka mereka
menggunakan wawancara, koesioner, catatan harian karyawan
di beberapa kombinasi teknik ini.
Keluaran pekerjaan.
Mengukur keluaran pekerjaan (work output) adalah penting
dalam mendesain pekerjaan, menentukan persyaratan
penyusunan staf, menetapkan standar dan tujuan kinerja, dan
mengevaluasi nilai pekerjaan. Pada umunnya, keluaran
pekerjaan yang khusus lebih mudah ditentukan dan diukur pada
pekerjaan yang berlaku dimana tugas individu mengarah
kepada hasil yang dapat diamati. Contohnya adalah pekerjaan
produksi, posisi penjualan, pekerjaan pemrograman komputer,
dan posisi administratif dan klerikal. Di sini, perekayasaan
pekerjaan membutuhkan adanya penelitian pada keluaran yang
berhubungan dengan sistem kerja yang lebih besar,
perlengkapan, aliran kerja dan bahan baku, pola gerak dan
waktu, dan seterusnya. Pada profesi manajerial dan
teknis, keluaran khusus tersebut jauh lebih sulit untuk
ditentukan dan pengukuran menjadi lebih subyektif. Perhatian
berpaling kepada upaya yang dicurahkan dibandingkan pada
hasil, dan kontribusi individu pada produk dan jasa terjalin
dengan pekerjaan orang lainnya. Dalam pekerjaan seperti ini
pemusatan pada pengukuran keluaran tertentu dapat
menghasilkan adanya pandangan sempit terhadap pekerjaan.
Semakin banyak jenis indikator keluaran adalah perlu mituk
mendapatkan dan meiryempurnakan
Manajemen Sumberpandangan
Daya Manusiaatas pekerjaan.
83
Aktivitas/tugas yang dilaksanakan.
Bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaan sering sama
pentingnya dengan apa yang, dicapainya. Mengetahui
aktivitas
atau tugas yang membentuk suatu pekerjaan akan berharga
untuk tujuan peancangan pekerjaan dan struktur organisasi,
mendefinisikan persyaratan pekerjaan dan jalur karir,
menentukan
keperluan pelatihan dan pengembangan,
mendefinisikan
kelebihan suksesi manajemen, serta perencanaan dan
tinjauan
kinerja.
Pada level manajerial yang lebih tinggi, profesional, dan
pekerjaan teknis, analisis umumnya terfokus pada aktivitas
pelaporan, yaitu perilaku yang dapat dirasakan. Sangat
sulit
untuk meneliti perilaku aktual karena sampel apapun
memang
seperti itu, dan prosedur pengumpulan data membuktikan
persepsi
seseorang tentang perilaku aktual itu. Pekerjaan
menganalisis
seperti yang seharusnya dilaksanakan atau direncanakan
untuk
dilaksanakan di dalam sebuah organisasi mungkin
merupakan
pendekatan praktis, tetapi kualitas pertimbangan
subyektif
yang diperlukan dapat ditingkatkan dengan memusatkannya
pertama-tama pada perilaku aktual. Deskripsi pekerjaan
84
yang Manajemen Sumber Daya Manusia
Kompetensi.
Data kemampuan menangkap pengetahuan dan keahlian
yang harus dimiliki untuk kinerja yang memuaskan.
Kemampuan ini mendasari perilaku yang terjadi pada
pekerjaan. Sering perlu untuk mengetahui apa keahlian,
pengetahuan, dan kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan secara efektif. Informasi
mengenai kemampuan dinamakan dalam mendefinisikan
persyaratan kerja untuk seleksi dan penempatan, menetapkan
menentukan kebutuhan pelatihan,
jalur karir, merencanakan dan kadangkadang
desain organisasi,
membuat evaluasi pekerjaan. Dikarenakan kompetensi sulit
untuk ditentukan dengan ukuran yang obyektif perusahaan
bergantung pada pendidikan sebagai indikator. Pendidikan
mungkin relevan, tetapi hanya mewakili keahlian, pengetahuan,
atau kemampuan tertentu yang ditunjukkan berkaitan dengan
keluaran atau perilaku pada pekerjaan. Pendidikan hanya
merupakan pengganti yang lebih subyektif dari aspek
pengalaman dan keahlian aktual, kemampuan, dan pengetahuan.
Analisis pekerjaan normalnya mencari untuk menentukan
kompetensi yang diperlukan dengan mengartikan perilaku
yang
dibutuhkan. Sebagai contoh, pengetikan naskah dapat
diartikan
sebagai suatu kompetensi yang menunjukkan “kemampuan
untuk
mengetik naskah.” Tentu saja, kompetensi umum ini
mencakup
sejumlah subkomponen yang dapat dianalisis lebih lanjut
Manajemen Sumber Daya Manusia
sebagai pertimbangan yang perlu dan tepat dalam 85
penerapan
yang
diberikan.
Struktur balas jasa.
Sistem evaluasi pekerjaan digunakan dalam administrasi
gaji khususnya mempertimbangkan beberapa faktor yang
termasuk dalam kategori di atas, seperti keluaran, tingkat
pendidikan, dan masa jabatan. Di antara faktor-faktor tambahan
yang sering digunakan, dan dengan demikian merupakan pokok
persoalan bagi analisis pekerjaan dalam mendukung
pelaksanaan pengupahan, adalah hubungan pelaporan, jumlah
bawahan yang melapor secara langsung, dan aset atau
pengendalian anggaran. Hal-hal ini langsung dapat diukur dan
ditentukan, meskipun terdapat pertanyaan apakah hal-hal
tersebut merupakan faktor yang paling tepat untuk digunakan
dalam mengevaluasi nilai pekerjaan.
2. Wawancara
3. Kuesioner
Observasi
Barangkali teknik yang paling nyata dan terang-terangan
dalam analisis pekerjaan adalah mengobservasi orang-
orang
yang melaksanakan pekerjaan. Sangat mungkin
mempelajari
banyak hal yang berkaitan dengan apa yang dituntut
pekerjaan
dari pemegang jabatan dengan mengamati secara cermat
individu
yang melaksanakan tugas yang tercakup dalam
pekerjaannya.
Observasi sesungguhnya adalah teknik yang berguna
untuk
analisis pekerjaan dan membentuk bagian yang terpadu dari
beberapa program analisis pekerjaan. “teknik observasi ini
mengasumsikan bahwa pekerjaan relatif statik, sehingga
tetap
konstan sepanjang waktu dan tidak banyak berubah oleh
pemangku jabatan yang berbeda atau situasi yang
berbeda.
Teknik observasi pekerjaan adalah akurat untuk pekerjaan
yang
membutuhkan kerja manual, standarized, aktivitas
bersiklus
pendek, dan pelaksanaan pekerjaan cocok dengan
pekerjaan
yang akan dipelajari oleh analis.
Observasi biasanya lambat, mahal, dan kemungkinan
tidak begitu akurat dibandingkan metode yang lain.
Akurasinya
kemungkinan rendah karena analis mungkin kehilangan
88 aktivitas reguler
Manajemen Sumber yang terjadi. Tetapi, dalam beberapa
Daya Manusia
situasi
observasi ini lebih disukai. Jika analis mendapatkan
data
melalui teknik lain, observasi dapat merupakan konfirmasi
atau
untuk menghilangkan keragu-raguan. Hambatan bahasa
juga
menjadi penyebab digunakannya observasi, khususnya bagi
pekerja berbahasa asing.
Teknik observasi ini bukannya tidak memiliki
beberapa
kelemahan. Beberapa kelemahan ini dapat diatasi
dengan
perancangan dan penerapannya secara hati-hati; yang lainnya
merupakan kelemahan yang melekat pada teknik ini
sehingga tidak dapat dihindari. Terdapat dua faktor dalam
kategori masalah yang dapat dihindari. Pertama adalah
perlunya beberapa metode yang sistematik dan standar
dalam pencatatan observasi analisis pekerjaan. Tanpa ini,
analisis pekerjaan melalui observasi akan menjadi sangat
aneh dan amat sulit untuk membuat analisis pekerjaan yang
dapat diperbandingkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan
yang lain dan dari satu analis ke analis yang lain. Kedua
adalah perlunya mengamati secara sistematis pelaksanaan
dan sejumlah pemegang jabatan yang berbeda. Tujuan
analisis pekerjaan adalah untuk menganalisis persyaratan dari
pekerjaan, bukan untuk menilai pelaksanaan dari pemegang
jabatan. Semakin besar ruang gerak yang dimungkinkan
pekerjaan bagi pemangku jabatan maka semakin penting untuk
mengamati berbagai pemegang jabatan.
Sementara problem-problem seperti ini dapat diatasi lewat
perencanaan dan implementasi yang hati-hati, terdapat
beberapa
masalah yang inheren pada teknik ini sehingga tidak dapat
dihindari, Pertama, adanya kehadiran pengamat dapat
mengubah
perilaku pemegang jabatan. Hasilnya mungkin merupakan
analisis dari pekerjaan “seperti yang dilaksanakan
pada
saat kehadiran analis pekerjaan,” daripada sebuah analisis
pekerjaan seperti yang sesungguhnya dilaksanakan sehari-
hari.
Menggunakan pengamat untuk mengumpulkan informasi
dapat menciptakan situasiSumber
Manajemen yangDayatidak realistik karena
Manusia 89
karyawan
dapat berperilaku berbeda ketika mereka mengetahui
bahwa
mereka sedang diamati. Kesulitan ini biasanya akan
semakin
besar manakala mereka mengetahui bahwa hasil pengamatan
akan digunakan untuk menentukan tingkat upah. Karyawan
yang berharap tmtuk menaikkan tingkat gaji mereka ke
tingkat
yang lebih tinggi mungkin akan menambahkan jumlah waktu
yang diperlukan untuk membuat pekerjaan mereka kelihatan
sulit.
Kedua, teknik ini tidaklah praktis dan dapat dipergunakan
pada semua jenis pekerjaan. Nilai observasi cenderung
menjadi
sangat tinggi untuk pekerjaan yang komponen-
komponennya
terutama bersifat fisik daripada yang bersifat mental
dan
pada pekerjaan yang siklus waktunya relatif pendek. Jika
persyaratan pekerjaan terutama bersifat mental (seperti
insinyur, penulis, dan desainer), hanya sedikit perilaku
yang
jelas yang dapat diamati dan dicatat oleh analis
pekerjaan.
Demikian pula, jika siklus waktu pekerjaan adalah
panjang,
bahkan meskipun pekerjaannya terutama bersifat fisik,
analisis pekerjaan mungkin membutuhkan waktu
berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun untuk mendapatkan
gabungan
gambaran seluruh persyaratan pekerjaan (sebagai contoh,
pekerja dalam pembangunan turbin pembangkit tenaga
listrik
mungkin bekerja selama berbulan-bulan atau bahkan
tahunan).
90 Dalam situasi
Manajemen Sumberseperti ini, observasi jelas tidaklah
Daya Manusia
mencukupi
dan disarankan.
Analisis Pekerjaan Fungsional. Teknik ini merupakan
teknik khusus yang juga menggunakan observasi. Teknik
mi
memerlukan analis yang terlatih untuk menganalisis
aktivitas
pekerjaan. Analis dapat rnengamati perilaku aktual atau
mewawancarai pemegang jabatan dengan menggunakan
prosedur
standar untuk membuat definisi dan persyaratan
pekerjaan
yang lengkap. Teknik ini menggolongkan pekerjaan ke
dalam
rencana-rencana yang ditentukan, membuat jenjang karir,
membuat rencana pelatihan, konseling kejuruan, dan
membentuk
persyaratan pekerjaan untuk penempatan kepegawaian. Teknik
ini telah lama digunakan pada banyak pekerjaan di berbagai
industri di Amerika. Tetapi teknik ini baru akhir-akhir ini saja
diterapkan pada pekerjaan manajerial, profesional, dan teknis
dan tetap dapat diaplikasikan pada level yang lebih rendah.
Analisis pekerjaan fungsional tergantung pada penentuan
analis terhadap tujuan organisasi dan apa yang perlu
dilakukan
dalam pekerjaan yang diteliti untuk mencapainya. Setiap
pekerjaan digambarkan kaitannya terhadap tiga fungsi
mendasar:
data, orang, dan hal-hal lainnya. Setiap dimensi fungsional
diberi
kode yang berhubungan dengan tingkat kompleksitasnya
dan
dirangking tingkat signifikansinya.
Metodologinya mudah untuk diperbarui dan diaplikasikan
pada berbagai pekerjaan. Tetapi teknik ini cenderung
mahal
Wawancara
disebabkan perlunya analis yang terlatih dan tidak begitu
dapatSejumlah besar informasi dapat diperoleh melalui
wawancara pemegang
diterapkan jabatan,posisi
pula pada baik secara individu
manajerial dan maupun
profesional.
dalam kelompok kecil, berkenaan dengan persyaratan perilaku
dari posisi mereka dan karaktertstik pribadi yang perlu untuk
kinerja yang efektif. Wawancara memiliki kelebihan karena
waktu analis jauh lebih ekonomis dibandingkan melalui
observasi, khususnya dalam kasus pekerjaan yang siklus
waktunya relatif
Manajemen Sumber Daya Manusia 91
panjang. Wawancara juga lebih akurat dan bermanfaat dalam
menganalisis pekerjaan yang memiliki komponen mental yang
signifikan. Wawancara merupakan cara yang paling lazim
digunakan untuk pembuatan tugas, kewajiban, dan perilaku
yang perlu untuk aktivitas yang terstandarisasi maupun tidak
terstandarisasi, dan juga untuk pekerjaan fisik maupun mental.
Pekerja dapat melaporkan aktivitas dan perilaku yang sering
tidak diamati, seperti aktivitas yang terjadi sepanjang jangka
waktu yang lama. Lagipula, karena pekerja mengalami sendiri
pekerjaan tersebut, pekerja dapat melaporkan informasi yang
tidak didapatkan analis dari sumber yang lain. Kegunaan dan
validitas wawancara tergantung pada : (1) penggunaan metode
sistematik untuk memperoleh dan mencatat informasi mengenai
pekerjaan; (2) memastikan bahwa sampel yang memadai dari
pemegang jabatan telah diwawancarai untuk memberikan
gambaran yang relatif lengkap dan obyektif mengenai
persyaratan pekerjaan. Kesuksesan teknik ini tergantung pula
pada kualitas tanggapan-kemampuan pemegang jabatan untuk
memberikan informasi pekerjaan yang akurat, spesifik, dan
berarti. Yang juga berkaitan adalah keahlian pewawancara dalam
mendapatkan dan menafsirkan informasi yang dibutuhkan.
Kuesioner
Cara yang menyenangkan untuk mendapatkan informasi
analisis pekerjaan adalah dengan meminta karyawan atau
penyelia mereka untuk menggambarkan atau mendeskripsikan
suatu pekerjaan dengan cara menjawab sebuah kuesioner.
Sebuah kuesioner dapat disesuaikan secara khusus terhadap
Kuesioner lengkap.
Sebuah kuesioner tentunya diharapkan dapat memenuhi
semua aplikasi dari informasi analisis pekerjaan, mudah
untuk
diperbarui, dan analisis dengan waktu dan biaya yang
minimal
serta mencakup klasifikasi yang luas dari berbagai posisi
di
dalam organisasi. Kuesioner yang lengkap seperti ini belurn
dapat dibuat, tetapi dipandang mungkin dan ekonomis
dalam
mendapatkan informasi pekerjaan. Teknik atau alat ini
haruslah
mencakup daftar aktifitas dan pertanyaan naratif. Kategori
hal-
hal yang dicakup antara lain:
• Karakteristik pekerjaan faktual jumlah atau ukuran proyek,
jumlah bawahan, hubungan pelaporan, tamggung jawab
anggaran atau aset, mesin dan peralatan yang dinamakan,
dll.
•
94 Keluaran-keluaran atau
Manajemen Sumber Daya indikator dari produk atau jasa
Manusia
yang
dihasilkan dari pekerjaan
• Aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan, beserta jumlah
waktu dari skala tingkat kepentingannya.
• Sikap-persepsi responden terhadap berbagai karakteristik
dari pekerjaan dan desain jabatan.
• Kompetensi-keahlian khusus dari persyaratan pengetahuan
yang tidak tercermin dalam pemyataan aktivitas.
Pada intinya, kuesioner ini merupakan kombinasi dari
kuesioner yang disesuaikan dengan yang mungkin
dibutuhkan
untuk berbagai tujuan di dalam sebuah organisasi.
Sumber
daya yang cukup dari upaya yang sungguh-sungguh
diberikan
terhadap evaluasi pekerjaan dan memutakhirkan
deskripsi
pekerjaan tuituk tujuan tersebut seperti juga menentukan
kebutuhan pelatihan, peramalan kebutuhan staf pegawai,
dan
Catatan Harian seleksi
pembuatan Karyawan
yang berorientasi isi dan penempatan
alat-Karyawan secara periodik meringkas-tugas-tugas dari
alat. Dan
aktivitas karena
mereka di analisis
dalam pekerjaan ini terpecah-pecah
catatan harian (logs). Jika
maka
pemasukan ke catatan tersebut dibuat mencakup seluruh
analisis ini tidak selalu konsisten dan lengkap.
siklus pekerjaan, catatan harian ini terbukti cukup akurat.
Bahkan boleh jadi merupakan satu-satunya cara yang mungkin
untuk mengumpulkan informasi pekerjaan. Laporan aktivitas
yang tepat tidak hanya berisi informasi yang jauh lebih
terinci dibanding bila direkonstruksi melalui ingatan, tetapi juga
cenderung menekankan masalah tertentu yang terjadi dan
perasaan kepuasan pribadi atau frustrasi. Catatan waktu atau
catatan harian karyawan (employee logsdiary) akan sangat
berguna dalam membantu pemegang jabatan untuk
menganalisis kemana waktu meraka sesungguhnya digunakan
dan aktivitas apa yang sesungguhnya
Manajemen Sumber Daya Manusia 95
mereka lakukan setiap hari. Analisis haruslah melihat catatan
harian dari mentabulasikan jenis aktivitas dan waktu yang
dicurahkan untuk aktivitas tersebut. Dalam beberapa kasus,
analis menemukan kejadian yang mencerminkan jalannya/
perilaku pekerjaan kunci. Perilaku ini kemudian diubah
kedalam berbagai dimensi (dengan gambaran perilaku yang
“diinginkan” dan “tidak diinginkan”). Teknik ini memiliki
manfaat nyata karena bersifat empirik, memiliki struktur
metodologis, dari masih tetap berkaitan erat dengan
pekerjaan. Teknik ini tentu saja membutuhkan tingkat
kedisiplinan dari komitmen atas keikutsertaan individu, tetapi
teknik ini memiliki potensi memberikan catatan empirik yang
tinggi mengenai perilaku pekerjaan. Hasilnya sebagian besar
data pengamatan, tetapi biasanya cukup terperinci.
Kemamputerimaan
Kemamputerimaan hasil analisis pekerjaan oleh karyawan
dan manajer tetaplah merupakan pengujian kritis.
Tidak
peduli seberapa baik sistem manajemen samberdaya
manusia
lainnya dilaksanakan, jika pemegang jabatan tidak puas
dengan data awal yang dikumpulkan dan dalam proses
pengumpulannya, mereka kemungkinan tidak akan
merasa
hasilnya pantas secara internal.
Analisis pekerjaan tradisional tidaklah selalu diterima
Manajemen Sumber Daya Manusia 97
baik
oleh pihak-pihak yang terlibat karena potensinya
terhadap
subyektivitas. Meskipun demikian, kemamputerimaan teknik
analisis kuantitatif juga memiliki beberapa kelemahan
meliputi:
• Pemahaman karyawan/manajer. Metode statistik yang
digunakan sulit untuk dimengerti sehingga banyak
manajer yang tidak mampu menyampaikan hasilnya
kepada karyawan. Akibatnya, iklim antagonistik
berkembang dan kredibilitas sistem memburuk.
• Data berorientasi pada perilaku vs. Data ruang
lingkup.
Menghilangkan data ruang lingkup
(contohnya: besarnya
anggaran, total gaji, kontribusi pada tujuan
organisasional)
• menyebabkan manajer merasa bahwa
kuesioner tidak
secara akurat menganalisis pekerjaan mereka.
Faktor-faktor abstrak dan mendua. Bentuk data yang
dikumpulkan (contohnya: analisis kelemahan dan kekuatan
bawahan dirasa menjadi sangat abstrak dan mendua/bias).
Hasil-hasil
Daya guna. yang didapat dianggap sangat subyektif dan
terbuka terhadap interpretasi pribadi.
Daya guna perlu dipertimbangkan daya guna teknik
analisis pekerjaan menurut tujuan analisis. Jika ada
kebutuhan untuk keseragaman data pekerjaan pada
beberapa lokasi, apa teknik tersebut menyediakannya?
Dapatkah teknik tersebut memberikan bukti struktur
gaji yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat di
dokumentasikan? Apakah pekerjaan yang sangat tidak
kentara dari keunikan pekerjaan terhadap organisasi
7. DESKRIPSI PEKERJAAN
Setiap pekerjaan adalah berbeda, masing-masing
menuntut pengalaman dan pengetahuan yang berbeda pula.
Sebelum memulai menganalisis tipe karyawan seperti apa yang
dibutuhkan, paling tidak harus melihat apa yang dituntut dari
setiap pekerjaan didalam organisasi.
Hasil yang pertama dan langsung diperoleh dari proses
analisis pekerjaan adalah uraian pekerjaan. Deskripsi
pekerjaan
atau uraian pekerjaan merupakan pernyataan yang akurat
dan
ringkas mengenai apa yang diharapkan akan dilakukan
oleh
karyawan dalam pekerjaannya.
Sebagaimana ditunjukkan oleh judul, dokumen ini
pada dasarnya adalah bersifat deskriptif dan merupakan
suatu
1.catatan atas fakta
Identifikasi pekerjaan yang ada dan berkaitan. Fakta
pekerjaan
ini
2. Uraian singkat tentang pekerjaan
harus disusul dalam suatu cara agar dapat dipergunakan.
Urutan Tugas yang dilaksanakan
3.
4.yang disusunyang diberikan dan diterima
Pengawasan
adalah:
Manajemen Sumber Daya Manusia 99
5. Hubungan dengan pekerjaan lain
6. Mesin, alat, dan bahan
7. Kondisi kerja
8. Definisi dan istilah yang tidak biasa
9. Penjelasan yang menambah dan memperjelas hal di
atas
(Flippo, 1996)
112Menetapkan
5. Manajemen kejujuran
Sumber Dayasebagai
Manusia suatu standar yang tidak
dapat dikompromikan;
6. Mempercayai para karyawan.
Menerapkan rasa saling percaya yang lebih besar diantara
karyawan mungkin akan mengurangi kebutuhan akan
strategi-
strategi lain untuk memperbaiki suasana organisasi. Saling
percaya adalah suatu faktor motivasi yang kuat dan tidak
adanya
kepercayaan sering mengurangi kinerja karyawan.
sebuah kasus yang berbeda. Penekanan pemerkayaan jabatan
Setiap metode motivasi yang dibahas diatas tepat
adalah kepada sifat-sifat intrinsik
dalam pekerjaan,
manajemen melalui sasaran sementara berhubungan dengan
akhir dari pekerjaan. Sebaliknya, dorongan positif bertalian
hasil-hasil
dengan faktor-faktor yang bersifat ekstrinsik dari pekerjaan.
Manajemen dapat mendiagnosis faktor-faktor yang merintangi
motivasi karyawan, manajemen mungkin dapat memilih strategi
yang tepat untuk mendorong perbaikan kinerja karyawan.
4. Penghargaan
David J.
Cheriington
dan B.
Jackson
Wixom, Jr.,
(Timpe,
1999:100) menyatakan bahwa para karyawan yang percaya
bahwa usaha-usaha mereka meinmbulkan kinerja dan yang
mengantisipasi penghargaan-penghargaan penting bagi prestasi
mereka menjadi produktif dan tetap produktif bila panghargaan
memenuhi harapan mereka.
Pencarian cara-cara untuk memotivasi para karyawan
sekarang telah membawa para manajer ke banyak arah.
Sebagian besar karyawan melihat kembali dengan 113
Manajemen Sumber Daya Manusia
alat-
alat
lama dan menemukan bahwa dengan sedikit perbaikan
mereka
masih menjadi motivator yang berharga. Banyak
perusahaan
menyadari bahwa mengakui para karyawan dari pekerjaan
yang diselesaikannya dengan baik masih memberikan pengaruh
ampuh terhadap produktivitas.
Para manajer yang sangat berhasil dalam menggunakan
pengakuan sebagai alat memotivasi telah mendesain dan
melaksanakan program-program dengan seksama yang
sesuai
dengan teori-teori motivasi modern.
Masalah-masalah seperti kemangkiran, keluarnya karyawan
ketidakpuasan kerja dan rendahnya produktivitas
telah
membuat banyak administrator berkonsultasi dengan para
ahli
teori motivasi untuk mencari jawaban-jawabannya.
Meskipun
demikian, ahli-ahli teori tersebut lebih sering tidak
mendorong
daripada membantu. Cara para ahli teori menggambarkan
perilaku manusia kadang-kadang menimbulkan
kebingungan
model-model kompleks sulit diterapkan di lingkungan
kerja.
Melihat dari dekat semua teori motivasi, mengungkapkan
prinsip perilaku manusia yang umum dan sederhana: orang
berbuat atas dorongan atau penghargaan terhadap mereka
karena
malakukannya.
5. Standar
Suasana organisasi dapat diukur dari dimensi kualitatif,
seperti standar. Yang dimaksud disini adalah standar kerja.
Standar kinerja ditetapkan dengan pengalaman dan kematangan
114 Manajemen Sumber Daya Manusia
karyawan, para karyawan merasa bangga dengan kinerja
mereka, sehingga bisa mencapai kepuasan kerja yang
diharapkan. Agar bisa terjadi persaingan yang sehat diantara
para karyawan, pimpinan menetapkan sasaran-sasaran kerja
yang menantang. Adanya perasaan nyaman dan aman untuk
bekerja, tanpa adanya
tekanan dari pimpinan, akan terjadi iklim organisasi
Kepuasaan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan
dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh
moral
kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja juga
dapat
dinyatakan sebagai keadaan emosional karyawan dimana
terjadi
titik temu antara nilai balas jasa kerja dengan perusahaan
dengan
tingkat balas jasa yang diinginkan karyawan. Baik
berbentuk
finansial maupun non-finanisal. Kepuasan kerja tidak
selamanya
menjadi faktor motivasional yang kuat untuk berprestasi,
karena
karyawan yang puas dalam bekerja belum tentu prestasi
kerjanya
meningkat. Namun paling tidak masalah kepuasan kerja
perlu
mendapat perhatian yang serius oleh para pengelola
organisasi.
1. Balasatau
Standar jasa tolok
yang adil
ukurdan layak. kepuasan yang mutlak
tingkat
tidakPenempatan
2. ada, karenayang
padatepat
umumnya
sesuaisetiap
dengankaryawan
keahlian.berbeda
standar
3. Beratkepuasannya. Tetapi paling tidak ada indikator
ringannya pekerjaan.
yang
4. Suasana dan lingkungan pekerjaan.
dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya kepuasan
kerja,5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
diantaranya adalah dan
6. Sikap pemimpin kedisiplinan, moral kerja karyawan
kepemimpinannnya.
serta
7. Sifat pekerjaan (monoton atau tidak).
rendahnya turn over.
Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi fakor-faktor
Manajemen Sumber Daya Manusia 115
antara
lain:
Pemahaman tentang kepuasan kerja dapat terwujud bila
analisis tentang kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja,
tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerja, tingkat
jabatan dan besar kecilnya organisasi.
6. Kejelasan Organisasi
Iklim organisasi dapat juga diukur dari dimensi kualitatif,
seperti kejelasan organisasi. Sebagai gambaran, beberapa
pertanyaan dapat digunakan untuk mengundang komentar-
komentar para karyawan, misalnya:
1. Anda mengetahui apa yang diharapkan dari Anda?
2. Apakah penugasan-penugasan kerja terstruktur dengan
logis?
3. Apakah produktivitas terganggu karena perencanaan
yang buruk?
Menurut pendapat Timpe (1999:6) bahwa apabila standar
dipandang begitu lemah dan bila kejelasan organisasi rendah,
suatu program Manajemen yang Berdasarkan Sasaran (MBS)
mungkin dapat mengatasinya. Manajemen berdasarkan sasaran
meliputi pendefinisian apa yang diharapkan dari para karyawan,
memperoleh komitmen mereka terhadap sasaran-sasaran yang
ditetapkan, dan memastikan bahwa sasaran-sasaran tersebut
terpenuhi. Tanpa kecuali setiap sistem Manajemen Berdasarkan
Sasaran (MBS) membuka selubung kekacauan yang ada
yang menutupi isi pekerjaan dan tanggung gugat manajemen.
Kekacauan ini harus dihilangkan sebelum melangkah ke tahap
berikutnya atau ke tingkat manajemen yang lain. Masalah dapat
dihilangkan dengan lebih efektif dengan ancangan “setingkat
demi setingkat” dengan alasan berikut: jika ada kekacauan
Gambar 2.3
Komponen-Komponen Model Path-Goal
Sumber : Debra L. Nelson Nelson & James Cambell
Quick, Organinizalional Behavior: Foundations,
Realities, and Challenges (New York. West
Publishing Company, 1997)
Model kepemimpinan
keputusan normatif
untuk memilih gayadan Vroom,
pengambilan keputusan yang efektif
Yetton,disebut
yang and Jago menyediakan
dicision three. Proses pengambilan keputusan
alat untuk membantu
memerlukan jawabanpemimpin
dan serangkaian pertanyaan tentang
karakteristik dan suatu permasalahan. Setelah seorang
pemimpin
bekerja dengan menggunakan. decision three, kemudian
memilih gaya yang paling tepat untuk situasi yang ada
QR(QualityRequiriment sejauh mana arti pentingnya
kualitas tehnis keputusan
CR (Commitment Sejauh mana arti pentingnya
Requiriment) komitmen bawahan pada
keputusan
LI (Leader’s Information) Apakah anda memiliki cukup
informasi untuk mengambil
keputusan yang berkualitas
tinggi?
ST (Problemi Structure) Apakah masalahnya terstruktur
dengan baik?
CP (Commitmentt Jika anda mengambil keputusan
Probability) sendiri, apakah pasti layak bagi
anda yang akan menjalankan
keputusan tersebut?
Kepemimpinan Transformasional
Teori ini mengacu pada kemampuan seseorang pemimpin
untuk memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual
yang di individukan, dan yang memiliki karisma. Dengan kata
lain pemimpin transfomasional adalah pemimpin yang mampu
3. PENELITIAN SEBELUMNYA
Pengukuran Inti
Gambar 2.
Kerangka Kerja Pengukuran
Pembelajaran Dan Pertumbuhan
Organisasi
Sumber : The Balanced Scorecaed, Kaplan dan Norton
(1996 :129)
Dalam bab VIII materi yang disajikan adalah dasar teori kinerja
sebagai berikut:
3. PENILAIAN KINERJA.
Handoko (1987:135) menyatakan bahwa penilaian kerja
(performance appraisal) adalah proses melalui mana
organisasi-
organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan.
Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan
personalia
dan memberikan umpan-balik kepada para karyawan
tentang
pelaksanaan kerja mereka. Artinya penilaian kerja
merupakan
suatu tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan
penilaian terhadap hasil kerja karyawan.
Alewine (Timpe,1999:244) menyatakan bahwa penilaian
kinerja adalah untuk membuat karyawan memandang diri
Dari uraian-uraian tentang penilaian kinerja dapat
mereka sendiri seperti adanya, mengenali kebutuhan
disimpulkan bahwa setiap penilaian prestasi kerja karyawan
perbaikan
haruslah benar-benar memiliki tujuan yang jelas, seperti apa
kinerja kerja dan untuk berperan serta dalam membuat
yang
rencana
ingin dicapai, sehingga manfaat penilaian prestasi kerja menjadi
perbaikan kinerja.
lebih dirasakan organisasi dan karyawan yang bersangkutan.
Setiap perusahaan, lembaga pendidikan, yayasan
pendidikan
Manajemen Sumber Daya Manusia 187
perlu melakukan penilaian prestasi kerja para karyawannya,
untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai oleh setiap
karyawan, apakah prestasinya termasuk kategori baik, cukup
atau kurang. Dengan melaksanakan penilaian berarti karyawan
mendapat perhatian dari pimpinan, sehingga akan mendorong
mereka untuk lebih giat dalam bekerja. Kesemuanya itu dapat
terjadi bila penilaian dilakukan secara jujur dan obyektif.
Selanjutnya Timpe menguraikan adanya empat alasan
mengapa harus dilakukan penilaian kinerja para karyawan,
yaitu:
1. Sebagai alat memotivasi karyawan yang berorientasi
prestasi;
2. Sebagai
dasar
pemberi
an
3. ganjaran
(kenaika
n gaji),
4. kompen
sasi,
insentif,
Suatu tinjauan sepintas lalu saja mengenai alasan diatas
hadiah
segera mengungkapkan
pelayan bahwa alasan itu langsung menuju
jantungan,syarat keberhasilan kelompok manajemen. Alasan
liburan,
tersebut menyangkut segi-segi yang bisa mendorong datau bisa
dan
menghambat kamajuan organisasi.
promosi
Handoko
; (1996:136) menyatakan kegunaan-kegunaan
penilaian
Sebagaiprestasi kerja dapat
dasar disiplin dirinci
(status sebagaitetap,
pekerjaan berikut :
penurunan
1. Perbaikan
pangkat, Prestasi Kerja
pemecatan);
Sebagai pedoman
Umpan untuk persyaratan
balik pelaksanaan pelatihan dan
kerja memungkinan
pengembangan
karyawan, perorangan.
manajer dan departemen personalia dapat
membetulkan
188 Manajemen Sumber Daya Manusia
kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi.
2. Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi
Faktor-faktor yang
membentuk
prasangka pribadi
terhadap seseorang
atau kelompok bisa
mengubah
penilaian. Sebagai
contoh, seorang
atasan pria
mungkin
5. cenderung
memberi
Bila penilaian ukuran-ukuran prestasi kerja
menggunakan
rendah kepada
subyektif,
karyawan penilaian sangat dipengaruhi oleh kegiatan-
kegiatan
wanita karyawan
karena yang paling akhir (recently effect).
suatu hal. Sebab-terakhir-baik atau buruk-cenderung
Kegiatan-kegiatan
sebabdiingat
lebih prasangka
oleh penilai.
pribadi
lain yang
mempengaruhi
penilaian
mencakup faktor
senioritas,
kesukuan, agama,
kesamaan
kelompok dan
status sosial.
Pengaruh Kesan Terakhir
(Abusy Syaikh Ibnu Hibban dan Ibnu Abdil Barr, Ilya Al-
Ghozali,
1986)
MSDM,
Peramalan kebutuhan SOM, Pengadaan
MANAJEME dan
Kepuasan kerja, dan Kinerja. buku ini
merupakan
seleksi karyawan, Anallsis pekerjaan sebagai
N dasartahun 2•005.
pada perencanaan, Organisasi,
Daya
Kepemimpinan,
a
sangat menarlk untuk dlbaca oleh pendidik,
-.
Zifatama PubMshong
JI. Taman Pbndok Jab J3,