Anda di halaman 1dari 35

ANATOMI DAN

MORFOLOGI BAKTERI

Oleh :
Kelompok 3

MITHA SAFITRI
RAHMA AULIA
WIRDA TAUFIK
PENGERTIAN BAKTERI

Nama bakteri berasal dari kata


"bakterion" (bahasa Yunani) yang
berarti tongkat atau batang. Sekarang
nama itu dipakai untuk menyebut
sekelompok mikroorganisme yang
bersel satu, berkembang biak dengan
pembelahan diri dan hanya dapat
dilihat dengan alat bantu berupa
mikroskop.
STRUKTUR BAKTERI
MORFOLOGI BAKTERI
Bakteri merupakan salah satu jenis
mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh
mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk
bermacam-macam yaitu :
BAKTERI BENTUK
BATANG

BAKTERI BENTUK BOLA

BAKTERI BENTUK SPIRAL


BAKTERI BENTUK BATANG
Bakteri berbentuk bulat dikenal sebagai
basil. Bentuk basil dapat pula dibedakan
atas:
Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya
berbentuk satu batang tunggal, misalnya
Salmonella typhi, penyebab penyakit
tipus.
Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang
yag bergandengan dua-dua.
Streptobasil yaitu bakteri berbentuk
batang yang bergandengan memanjang
membentuk rantai misalnya Bacillus
anthracis penyebab penyakit antraks.
BAKTERI BENTUK BOLA
Bakteri berbentuk bola dikenal sebagai coccus,
bakteri ini juga dapat dibedakan atas:
Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal,
misalnya Neisseria gonorrhoeae.
 Diplokokus, yaitu bakeri berbentuk bola yang
bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus
pneumonia,
Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang
berkelompok empat-empat sehngga bentuknya
mirip kubus.
Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang
berkelompok memanjang membentuk rantai.
Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang
berkoloni membentuk sekelopok sel tidak teratur
sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur.
BAKTERI BENTUK SPIRAL
Ada tiga mcam bentuk spiral:
Spiral, yaitu golongan bakteri yang
bentuknya seperti spiral misalnya
Spirillum.
Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk
spiral tak sempurna, misalnya Vibrio
cholera penyebab penyakit kolera.
Spiroseta  yaitu golongan bakteri
berbentuk spiral yang besifat lentur.
Pada saat bergerak, tubuhnya dapa
memanjang dan mengerut.
ANATOMI BAKTERI
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi
sel. Disebelah luar dinding sel terdapat
selubung atau kapsul. Di dalam sel
bakteri tidak terdapat membrane dalam
(endomembran) dan organel bermembran
seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur
tubuh bakteri dari lapisan luar hingga
bagian dalam sel yaitu flagela, dinding
sel, membrane sel, mesosom, lembaran
fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid,
ribosom, dan endospora.
STRUKTUR TUBUH
BAKTERI
FLAGELA
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua
ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk
bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe
flagella dapat dibedakan menjadi montrik,
amfitrik, lofotrik, dan peritrik.
Flagela terbuat dari protein yang disebut
flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka
sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak.
Flagella berputar seperti baling-baling untuk
menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada
membrane sel.
DINDING SEL
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida
yang berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding
sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi
dinding sel adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang
terkandung di dalam dinding sel ini, bakteri dapat
dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif.
Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul
warna pada dinding selnya, maka bakteri itu tergolong
bakteri gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan
tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan warna
pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke
dalam bakteri gram negatif.
Bakteri gram-positif dinding selnya
terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan
dan semua bakteri gram-positif memiliki
polimer iurus asam N-asetil muramat dan
N-asetil glukosamin dinding sel beberapa
bakteri gram positif mengandung
substansi asam teikoat yang dikaitkan 
pada asam muramat dari lapisan
peptidoglikan.
Bakteri gram-negatif dinding sel gram
negatif mengandung 10-20 %
peptidoglikan, diluar lapisan
peptidoglikan ada struktur membran yang
tersusun dari protein fostolipida dan
lipopolisakarida. Apabila diberi pewarna
gram menghasilkan warna merah.
MEMBRANE SEL

Membrane sel tersusun


atas molekul lemak dan
protein, seperti halnya
membran sel organisme
yang lain. Membrane
sel bersifat
semipermiable dan
berfungsi mengatur
keluar masuknya zat
keluar atau ke dalam sel
MESOSOM
Pada tempat tertentu terjadi
penonjolan membran sel kearah
dalam atau ke sitoplasma.
Tonjolan membrane ini berguna
untuk menyediakan energi atau
pabrik energi bakteri. Organ sel
(organel) ini disebut mesosom.
Selain itu mesosom berfungsi
juga sebagai pusat pembentukan
dinding sel baru diantara kedua
sel anak pada proses pembelahan.
LEMBAR
FOTOSINTETIK
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat
pelipatan membrane sel kearah sitoplasma.
Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi
klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik
(tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk
fotosintesis contohnya pada bakteri ungu.
Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak
memiliki lipatan demikian.
Sitoplasma
Sitoplasma adalah  cairan yang
berada di dalam sel (cytos = sel,
plasma= cairan). Sitoplasma
tersusun atas koloid yang
mengandung berbagai molekul
organik seperti karbohidrat,
lemak, protein, mineral, ribosom,
DNA, dan enzim-enzim.
Sitoplasma merupakan tempat
berlangsungya reaksi-reaksi
metabolisme.
DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid,
disingkat DNA) atau asam inti, merupakan
materi genetic bakteri yang terdapat di dalam
sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung
yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian
dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun
atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA
merupakan zat pengontrol sintesis protein
bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau
gen. DNA ini dikenal pula sebagai kromosom
bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam
sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah
tertentu yang disebut daerah inti. Materi genetik
inilah yang dikenal sebagai inti bakteri.
PLASMI Selain memiliki DNA kromosom,
bakteri juga memiliki DNA
D nonkromosom. DNA nokromosom
bentuknya juga sirkuler dan terletak di
luar DNA kromosom. DNA
nonkromosom sirkuler ini dikenal
sebagai plasmid.
Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali
DNA kromosom. Plasmid
mengandung gen-gen tertentu
misalnya gen kebal antibiotik, gen
patogen. Seperti halnya DNA yang
lain, plasmid mampu melakukan
replikasi dan membentuk kopi dirinya
dalam jumlah banyak. Dalam sel
bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.
Ribosom merupakan organel
RIBOSOM yang berfungsi dalam sintesis
protein atau sebagai pabrik
protein. Bentuknya berupa
butir-butir kecil dan tidak
diselubungi membran.
Ribosom tersusun atas protein
dan RNA. Di dalam sel bakteri
Escherichia coli terkandung
15.000 ribosom, atau kira-kira
¼ masa sel bakteri tersebut. Ini
menunjukkan bahwa ribosom
memiliki fungsi yang penting
bagi bakteri.
ENDOSPORA
Bakteri ada yang dapat
membentuk endospora,
pembentukan endospora
merupakan cara bakteri
mengatasi kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan.
Endospora tahan terhadap panas
sehingga tidak mati oleh proses
memasak biasa. Spora mati di
atas suhu 120 C. Jika kondisi
telah membaik, endospora dapat
tumbuh menjadi bakteri seperti
sedia kala.
REPRODUKSI BAKTERI
Bakteri bereproduksi secara vegetatif
dengan membelah diri secara biner. Pada
lingkungan yang baik bakteri dapat
membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan
seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi
terjadi pemindahan materi genetik dari satu
bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan
zigot. Peristiwa ini disebut proses
paraseksual. Ada tiga proses paraseksual
yang telah diketahui, yaitu transformasi,
konjugasi, dan transduksi.
BAGAN REPRODUKSI BAKTERI
SINTESIS PEPTIDOGLIKAN
Dinding sel bakteri (terutama bakteri Gram Positif)
memiliki struktur dinding yang tersusun atas
polisakarida yang disebut dengan murein atau yang
juga lazim disebut peptidoglikan. Murein terdiri
atas rantai polisakarida panjang yang tersusun atas
residu asam N-asetilglukosamin (NAG) dan asam
N-asetilmuramat yang tersusun secara bergantian
(berselang-seling). Rantai pentapeptida tertambat
pada gugus NAM. Rantai polisakarida terhubung
ke rantai pentapeptida mereka melalui jembatan
interpeptida.
Tidak mengherankan suatu struktur yang rumit
memerlukan proses biosintesis yang juga sama rumitnya,
terutama dikarenakan reaksi sintesis yang terjadi
sekaligus di luar dan di dalam membran sel. Sintesis
peptidoglikan merupakan proses multistep yang berhasil
dipelajari dengan baik pada bakteri Gram Positif. Dua
buah carrier terlibat antara lain: uridin difosfat (UDP)
dan Bactoprenol. Bactoprenol merupakan alcohol yang
memiliki panjang rantai karbon sebanyak 55 atom C
karbon yang melekat pada NAM melalui \sebuah gugus
pirofosfat dan memindahkan komponen peptidoglikan
melewati membran hidrofobik.
Secara keseluruhan proses sintesis peptidolikan melibatkan delapan
tahapan, yang antara lain adalah :

Derivate UDP pada asam N-asetilglukosamin dan asam N-


asetilmuramat disintesis di dalam sitoplasma.
Asam amino secara berurutan ditambahkan ke UDP-NAM untuk
membentuk ranati pentapeptida (dua ujung D-alanin ditambahkan
sebagai sebuah dipeptida).
NAM-pentapeptida ditransfer dari UDP ke sebuah bactoprenol fosfat
pada permukaan membran.
UDP-NAG menambahkan NAG ke NAM-pentapeptidauntuk
membentuk unit peptidoglikan yang berulang. Jika sebuah jembatran
interpeptida pentaglisin diperlukan, glisin akan ditambahkan dengan
menggunakan molekul tRNA glisil yang khusus, bukannya ribosom.
Unit berulang Peptidoglikan NAM-NAG yang sudah lengkap
kemudian ditransportasikan melalui membran ke permukaan sebelah
luarnya dengan carrier bactoprenol pirofosfat.
Unit peptidoglikan kemudian dilekatkan pada ujung rantai
peptidoglikan yang sedang tumbuh untuk memperpanjang
dengan satu unit peptidoglikan yang berulang.
Carrier bactoprenol kembali ke dalam membran. Sebuah fosfat
kemudian dilepaskan selama proses ini untuk memberikan
fosfat pada bactoprenol, yang nantinya akan mampu menerima
NAM-pentapeptida yang lain.
Akhirnya, hubungan silang peptida antara dua peptidoglikan
terbentuk melalui tanspeptidasi. ATP digunakan untuk
membentuk ujung ikatan peptida di dalam membran. Tidak ada
lagi ATP yang diperlukan ketika transpeptidasi terjadi di luar.
Proses yang sama terjadi ketika sebuah jembatan dilibatkan
hanya gugus yang bereaksi dengan sub terminal D-alanin yang
membedakan.
Menurut diagram tersebut langkah-langkah sintesis peptidoglikan
adalah sebagai berikut

Biosintesis dimulai dengan pembentukan formasi UDP-MurNAc


melalui kondensasi dari fosfoenol piruvat dengan UDP-GlcNAc dan
kemudian dilanjutkan dengan reduksi urutan penambahan dari L-Ala,
D-Glu, m-DAP dan D-Ala menghasilkan sebuah formasi dari UDP-
MurNAc-pentapeptida. Penambahan setiap asam amino membutuhkan
ATP spesifik yang tergantung pada ligase asam amino dan pada
akhirnya dua asam amino (D-Ala-D-Ala) ditambahkan sebagai unit
dipeptida. Enzim-enzim sitoplasmik mengakomodasi semua reasksi ini.

Sebuah membran tranlokase memindahkan MUrNAc-pentapeptida pada


undecaprenil (C55) fosfat ( atau dikenal sebagai bactoprenol fosfat)
pada permukaan sebelah dalam dari membran dalam. Lipid tersebut
mirip dengan darrier dolichol pada eukariotik yang digunakan dalam
sintesis glikan. Produk akhir yang disebut dengan lipid I terdiri dari
ikatan pirofosfat.
Sebuah transferase pada permukaan yang sama pada
membrane dalam kemudian mentransfer asam N-
Asetilglukosamin dari UDP-GlcNAc ke undecaprenil-
pirofosfat-MurNAc-pentapeptida. Lipid ytang terpaut pada
disakarida pentapeptida disebut dengan muropeptida atau
lipid II dan terdapat pada subunit dasar pada bangunan
peptidoglikan.
Lipid undekaprenol berperan untuk memindahkan subunit
muropeptida menyebrangi membrane dalam. Gen penentuan
bentuk telah diidentifikasi bahwa akan mempengaruhi
pembentukan/ sintesis dinding selm kemungkinan dengan
meregulasi reaksi pemindahan ini. Sekali tereorientasi ke
permukaan periplasmik pada membrane plasma,
muropeptida akan ditransfer sekaligus untuk menghasilkan
peptidoglikan pada sebuah reaksi transglikosilasi.
Perbedaan Endospora, Kista, dan Konidia
Endospora

Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari


beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk
didalam sel bakteri jika kondisi tidak
menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora
mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan
ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas
protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat
kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Kista
Kista dibentuk oleh Azotobacter spp dan beberapa
Myxobacteria.kista pada umumnya berbentuk bulat (bola)
dengan dinding yang tebal.Kista mengandung materi
genetic,lipid.Dinding kista ada dua lapis yaitu,dinding dalam
disebut intin dan dinding luar di sebut eksin.Kista tidak tahan
panas,tetapi tahan terhadap kekeringan.Kista merupakan
tumor jinak. Bentuknya kistik, berisi cairan dan ada yang
berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan,
nanah,atau bahan-bahan lainnya.
Konidia
Konidia merupakan spora aseksual yang terbentuk di bagian
sel bagian ujung dengan proses fragmentasi.Konidia
merupakan bentuk dorman yang di temukan pada bakteri mirip
jamur Actinomicetes,seperti Streptomyces viridochromogens.
Beda konidia dengan spora adalah : konidia
tidak punya korteks,dan tidak punya asam
dipikolinat.
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan

1. Salmonella typhosa Tifus


2. Shigella dysenteriae Disentri basiler
3. Vibrio comma Kolera
4. Haemophilus influenza Influensa
5. Diplococcus pneumoniae Pneumonia (radang paru-paru)
6. Mycobacterium tuberculosis TBC paru-paru
7. Clostridium tetani Tetanus
8. Neiseria meningitis Meningitis (radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum Sifilis atau Lues atau raja singa
11. Mycobacterium leprae Lepra (kusta)
12. Treponema pertenue Puru atau patek
Penyebab Infeksi TBC
Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman
mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang
paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti
kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan,
tulang, sampai otak. TBC dapat mengakibatkan
kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi
yang menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini. 
Disentri
Bakteri penyebab penyakit disentri antara lain kontak
dengan bakteri Shigella dan beberapa jenis
Escherichia coli (E. coli). Penyebab lain bakteri yang
kurang umum dari diare berdarah termasuk infeksi
Salmonella dan Campylobacter.
Pembentukan Endospora pada Bakteri

Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut :


Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial.
Pembentukan filamen aksial tidak berlangsung lama.
Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk
dan calon sel pra-spora. Masing-masing sel menerima
DNA anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora
oleh sel induk, sehingga sel praspora menjadi bentukan
yang disebut protoplas.
Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut
perkembangan spora-awal (forespore). Pada
perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan,
sehingga bentuk spora-awal tidak beraturan (amorfus).
Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis
peptidoglikan, sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti.
Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga
pembentukan korteks.
Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis
berlapis-lapis pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis
baik secara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga
tampak seperti penebalan korteks. Material korteks dan
pembungkus spora berbeda.
Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat
dan melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen ini
merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk,
sehingga spora yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas
metabolic yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan
germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15
jam.

Anda mungkin juga menyukai