Anda di halaman 1dari 80

PENGUKURAN ARUS SEARAH

(DC)
GALVANOMETER SUSPENSI
• Pengukuran arus searah sebelum menggunakan Galvanometer dengan sistem
gantungan (suspensi galvanometer)
• Sebuah kumparan kawat halus digantung didalam medan magnet yang
dihasilkan oleh sebuah magnet permanen
• Berdasarkan hukum dasar gaya elektro magnetik kumparan tersebut akan
berputar didalam medan magnet bila dialiri oleh arus listrik.
• Gantungan kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai
pembawa arus dari dan ke kumparan
• Keelastisan serabut tersebut membangkitkan suatu torsi yang melawan
perputaran kumparan.
• Kumparan akan terus berdefleksi sampai gaya elektromagnetiknya
mengimbangi torsi mekanis lawan dari gantungan.
• Penyimpangan kumparan merupakan ukuran bagi arus yang dibawa oleh
kumparan tersebut.
GALVANOMETER SUSPENSI
TORSI DAN DEFLEKSI
GALVANOMETER
• Walaupum galvanometer suspensi
bukan instrumen yang praktis (mudah
dipindahkan), prinsip-prinsip yang
mengatur cara kerjanya diterapkan
secara sama terhadap jenis yang lebih
baru yakni mekanisme kumparan
putar maknit permanen
(PMMC=Permanent magnet Moving-
coil Mechanism)
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER
• Bila arus mengalir dalam kumparan, torsi elektromagnetik yang
dibangkitkannya akan menyebabkan perputaran kumparan
tersebut.
• Torsi ini diimbangi oleh torsi mekanis pegas pegas pengatur yg diikat
pada kumparan.
• Kesetimbangan torsi-torsi dan juga posisi sudut kumparan putar
dinyatakan oleh jarum penunjuk terhadap referensi tertentu yang
disebut skala
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER
• Persamaan untuk pengembangan torsi adalah
T=BxAxIxN
Dimana: T = torsi dalam Newton – meter
B = kerapatan fluks (Wb/m2)
A = Luas efektif kumparan, m3
I = Arus dalam kumparan, Ampere
N = Jumlah lilitan
• Karena kerapatan fluk dan A tetap maka: Torsi =
Arus Kumparan
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER
• Berdasarkan persamaan: torsi yang dibangkitkan berbanding langsung
dengan kerapatan fluksi medan didalam mana kumparan berputar,
arus dalam kumparan dan konstanta2 kumparan.
• Karena kerapatan kumpatan fluksi dan luas kumparan merupaan
parameter-parameter yang tetap bagi sebuah instrumen, maka torsi
yang dibangkitkan merupakan indikasi langsung dari arus di dalam
kumparan.
• Persamaan: menunjukkan bahwa perencana hanya dapat mengubah
nilai torsi pengatur dan jumlah lilitan kumparan guna mengukur suatu
arus skala penuh.
• Umumnya luas kumparan praktis: 0.5 s/d 2,5m2, sedangkan kerapatan
fluksi pada sinstrumen modern berkisar 1500-5000 gauss (0,15-
0,5Wb/m2)
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER

• Instrumen khas PMMC dengan teromol 3 1/2


inci, rangkuman 1mA dan dengan fleksi penuh
100derajat busur, memiliki karakteristik:
– A=1,75cm
– B=200G (0,2)Wb/m2)
– N=84 lilitan
– T=2,92x10-6 N-m
– Tahanan kumparan =88 ohm
– Disipasi =88W
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER
Sifat Dinamik
• Galvanometer : defleksi jarum berbanding langsung dengan
besarnya arus yang dialirkan ke kumparan.
• Galvanometer yg bekerja dalam keadaan steady state
memberikan hasil pengukuran yg memuaskan.
• Namun, dalam beberapa pemakaian, muncul sifat dinamiknya
sebagai akibat dari kecepatan respon, redaman, overshoot) bisa
menjadi penting
• Contoh :
– Bila galvanometer dihubung dengan sumber arus bolak-balik,
pencatatan yg dihasilkan oleh gerakan kumparan putar juga harus
mempertimbangkan karakteristik tanggapan dari elemen yg berputar.
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER
• Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan
secara tiba-tiba memutuskan arus yang dimasukkan,
sehingga kumparan berayun kembali dari posisi
penyimpangan menuju nol.
• Akibat kelembaban, jarum berayun melewati titik nol
dalam arah yg berlawanan, dan kemudian berosilasi
ke kiri dan ke kanan sekitar titik nol.
• Osilasi ini perlahan-lahan mengecil sebagai akibat
dari redaman elemen yg berputar dan akhirnya
jarum berhenti.
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER

• Gerakan sebuah kumparan putar didalam


medan magnit dikenali dari tiga kuantitas:
1. Momen inersia (kelembaman) kumparan putar
terhadap sumbu putarnya (J)
2. Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan
kumparan (S)
3. Konstanta redaman (D)
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER

• Kurva-I : menunjukkan keadaan teredam lebih dimana kumparan kembali secara


perlahan ke posisi diam tanpa lonjakan (overshoop) atau ossilasi. Jarum cendrung
menuju ke keadaan mantap dengan lambat. Hal ini kurang menarik, sebab yang
lebih diinginkan dalam kebanyakan pemakaian adalah keadaan II dan III.
• Kurva-II : menunjukkan kurang teredam dimana gerakan kumparan dipengaruhi
oleh osilasi sinussoidal teredam. Laju pada mana osilasi berhenti, ditentukan oleh
konstanta redaman (D), momen inersi (J) dan torsi lawan (S) yang dihasilkan oleh
gantungan kumparan.
• Kurva III : menunjukkan redaman kritis dalam mana jarum kembali dengan cepat ke
keadaan mantapnya tanpa osilasi
TORSI DAN DEFLEKSI GALVANOMETER

• Mekanisme Redaman
– Mekanis
• Akibat perputaran kumparan terhadap udara sekeliling.
• Tidak tergantung dengan arus listrik yang melalui
kumparan
– Elektromekanik
• Akibat efek induksi di dalam kumparan putar bila
berputar didalam medan magnet, dengan syarat bahwa
kumparan tesebut merupakan sebuah rangkaian listrik
tertutup.
Mekanisme Kumparan Putar Magnet
Permanent (PMMC)
• Gerakan dasar kumparan putar magnet permanen (Permanent
Magnet Moving coil = PMMC) yang ditunjukkan pada Gambar
sering disebut dengan gerak d’arsonval
• instrumen dengan kebutuhan daya yang sangat rendah dan arus
yang kecil untuk penyimpanan skala penuh (full scale deflection)
• Gambar menunjukkan sebuah magnet permanen berbentuk
sepatu kuda dengan potongan-potongan kutub besi lunak yang
menempel kepadanya.
• Antara potongan-potongan tersebut terdapat sebuah silinder
besi lunak yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet
yang serba sama (homogen) di dalam senjang udara antara
kutub-kutub dan silinder.
• Kumparan dililitkan pada sebuah kerangka logam ringan dan
dipasang sedemikian sehingga dapat berputar secara bebas di
dalam senjang udara.
• Jarum petunjuk yang dipasang dibagian atas kumparan bergerak
sepanjang skala yang telah terbagi-bagi dan menunjukkan
defleksi sudut kumparan ada berarti menunjukkan arus melalui
kumparan tersebut.
Sensitivitas Galvanometer
• Untuk menyatakan sensitivitas sebuah
galvanometer, umumnya digunakan tiga
devenisi yaitu :
– sensitivitas arus (current sensitivity),
– sensitivitas tegangan (voltage sensitivity),
– sensitivitas mega-ohm ( megaohm sensitivity) dan
– sensitivitas balistik (balistic sensitivity).
Sensitivitas arus
• Perbandingan penyimpangan (defleksi)
galvanometer terhadap arus yg menghasilkan
defleksi tsb. “

• Dimana d : defleksi galvanometer dalam mm


i : arus dalam µA
Sensitivitas Tegangan
• Sensitivitas tegangan (voltage sensitivity) didefenisikan
sebagai perbandingan defleksi galvanometer terhadap
tegangan yang menghasilkannya:

• Dimana : d = defleksi galvanometer dalam bagian skala (mm)


v = tegangan yang diberikan ke galvanometer (mV)

Adalah lazim untuk memandang galvanometer bersama-sama dengan


tahanan redaman kritis (CDRX = Critical Damping Resistance Exsternal) dan
kebanyakan pabrik menyatakan sensitivitas tegangan galvanometer dalam
mm/mV.
Sensitivitas Mega-Ohm
• Sensitivitas mega-ohm ( megaohm sensitivity) didefenisikan sebagai tahanan
(dalam megaohm) yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer agar
menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bila tegangan 1 Volt dimasukkan
ke rangkaian tersebut
• Karena tahanan ekivalen dari galvanometer yang diparalelkan diabaikan terhadap
tahanan (dalam megaohm) yang seri dengannya, arus yang dimasukkan praktis
sama denagn1/R µA dan menghasilkan defleksi sebesar satu bagian (divisi).

• Dimana : d = defleksi galvanometer dalam bagian skala (mm)


I = arus galvanometer (µA)
Sensitivitas balistik (balistic sensitivity)
• Sensitivitas balistik (balistic sensitivity) didefenisikan sebagai
perbandingan defleksi maksimal galvanometer (dm) terhadap
jumlah muatan listrik (Q) di dalam satu pulsa tunggal yang
menghasilkan defleksi tersebut

• Dimana : dm = defleksi galvanometer dalam bagian skala (mm)


Q = kuantitas listrik (µC)
Contoh 1
1. Sebuah galvanometer diuji dalam rangkaian (Gambar 1). Dimana : E = 1.5 Volt, R1 =
1,0 ohm, R2 = 2500 ohm dan R3 adalah variabel. Dengan membuat R3 pada 450
ohm deffleksi galvano 150 mm, dan untuk R3 = 950 ohm defleksi berkurang menjadi
75 mm.
Tentukan :
a) Tahanan galvanometer
b) Sensitifitas arus galvanometer
Solusi
a) Bagian dari arus total IT yang diambil oleh galvanometer
adalah :

Karena defleksi untuk R3 = 450 Ω adalah 150 mm dan untuk R3 = 950


adalah 75 mm, maka arus yang mengalir ke galvanometer IG dalam hal
yang kedua ini adalah separoh dari arus galvanometer dalam kasus
pertama. Karena itu dituliskan :

Dan dengan menyelesaian persamaan ini untuk RG diperoleh : RG = 49 Ω


b) Dengan melihat kembali rangkaian pada Gambar 1 diperoleh
bahwa tahanan total dari rangkaian tersebut RT adalah :

Sehingga arus total (IT) adalah :

Untuk R3 = 450 Ω, arus galvanometer adalah :


solusi
• Maka sensitifitas arus galvanometer adalah :

• Untuk R3 = 950 Ω, arus galvanometer adalah :

• Maka sensitifitas arus galvanometer adalah :


AMPERMETER ARUS SEARAH
Tahanan Shunt (Shunt Resistor)
• Gerakan dasar dari ampermeter DC adalah galvanometer PMMC Karena gulungan
kumparan dari sebuah gerakan dasar kecil dan ringan dan hanya dapat
mengalirkan arus yang kecil Bila yang akan diukur adalah arus nya besar , maka
sebagian arus tersebut akan disalurkan kesebuah tahan yang disebut Tahanan
Shunt

Gambar 2. Rangkian dasar Amper meter DC


AMPERMETER ARUS SEARAH
• Tahanan shunt (Rs) dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensional
terhadap Gambar 2, dimana :
 Rm = tahanan dalam alat ukur
 Rs = tahanan shunt
 Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur
 Is = arus shunt
 I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt
 Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), maka penurunan tegangan
pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dapat dituliskan :
Vshunt = Valat ukur

 Dengan demikin untuk setiap nilai arus skala penuh, besar tahanan shunt
dapat ditentukan.
Contoh
• Sebuah alat ukur 1 mA dengan tahanan dalam
100 Ω akan diubah menjadi 0 – 100 mA.
Tentukan nilai tahanan shunt yang diperlukan
Penyelesaian:

• Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar terbuat dari
sebuah kawat tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan dalam
instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki tahanan rendah
• Sebuah shunt luar yang terdiri dari lempengan-lempengan bahan resistif yang
disusun dengan jarak yang sama dan masing-masing ujungnya dilaskan
kesebuah batang tembaga besar dan berat.
• Bahan tahanan ini mempunyai koefisien temperatur yang sangat rendah dan
memberikan efek termolistrik yang kecil terhadap tembaga.
• Shunt luar digunakan untuk mengukur arus yang sangat besar.

Shunt arus tinggi untuk instrumen papan hubung


Shunt Ayrton
• Batas ukur sebuah ampermeter dc masih dapat diperbesar dengan menggunakan
sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar rangkuman (range switch).

• Rangkaian ini memiliki empat tahanan shunt yakni : Ra , Rb , Rc dan Rd yang


dihubungkan paralel terhadap alat ukur yang menghasilkan empat batas ukur
(rangkuman) yang berbeda.
• Saklar S adalah saklar posisi ganda dari jenis penyambung sebelum memutuskan
(make-before-break), sehingga alat pencatat tidak rusak, tidak terlindung dalam
rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu pengubahan batas ukur
• Shunt Ayrton atau shunt universal

Shunt universal atau Ayrton

• Digunakan untuk mencegah kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa


tahanan shunt.
• Keuntungan yang diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit besar.
• Shunt ayrton ini memberikan kemungkinan yang sangat baik untuk
menerapkan teori dasar rangkaian listrik dalam rangkaian praktis
Contoh
• Rancang sebuah shunt Ayrton yang menghasilkan
ampermeter dengan batas ukur (rangkuman) 1 A, 5A dan 10A.
Gerakan d’Arsonval yang digunakan pada konfigurasi Gambar
dibawah yang mempunyai tahanan dalam Rm = 50Ω dan
defleksi penuh 1 mA
Solusi
• Pada batas ukur 1A maka : Ra + Rb + Rc paralel dengan Rm (50
Ω) Karena gerakan alat ukur memerlukan 1 mA untuk defleksi
penuh maka diperlukan shunt untuk mengalirkan arus
sebesar: 1 A – 1 mA = 999 mA atau ( Is = 999 mA) Dengan
menggunakan persamaan
Diperoleh:

Pada batas ukur 5A maka : Ra + Rb paralel dengan Rc + Rm (50 Ω) Dalam hal


ini arus 1 A akan mengalir melalui Rm + Rc dan 4,999 mA melalui Ra + Rb
• Pada batas ukur 10 A : dalam posisi ini : Ra menjadi shunt dan
Rb + Rc seri dengan Rm. Arus melalui Rm adalah 1 mA dan
melalui shunt (Ra) adalah sisanya sebesar 9999 mA. Dengan
mengulangi persamaan 2.6 diperoleh :
• Dengan cara yang sama :

• Dan Ra = 0,005005 Ω Perhitungan ini menunjukkan bahwa


untuk arus besar nilai tahanan bisa menjadi sangat kecil.
soal
1. Tentukan tegangan skala penuh yang tunjukkan oleh sebuah alat ukur 500A
dengan tahanan dalam 250 jika tidak ada pengali yang digunakan
2. Rencanakan sebuah ampermeter dc rangkuman ganda dengan batas ukur:
0-10mA, 0-50mA, 0-100mA, dan 0-500mA. Digunakan sebuah alat
d’Arsonval dengan tahanan dalam Rm=50 dan arus defleksi penuh Idp=1mA
a. Tentukan nilai-nilai shunt yang diperlukan
b. Gambarkan diagram rangkaian yang lengkap
3. Rencanakan sebuah shunt Ayrton bagi sebuah gerakan meter dengan
tahanan dalam Rm=2500 dan arus defleksi penuh Idp=50A agar
menghasilkan rangkuman-rangkuman arus sebesar 50A, 100 A, 500 A,
10mA, 100mA.
a. Hitung tahanan-tahanan shunt Ayrton tersebut
b. Gambarkan diagram skema termasuk posisi saklar bagi ampermeter rangkuman
ganda ini
Ampermeter
• Ampermeter arus searah secara komersial tersedia dalam berbagai
rangkuman dari 20 μA sampai 50A skala penuh dengan shunt yang berbeda di
dalam alat ukur ; dan sampai 50 A dengan shunt luar.
• Ampermeter presisi jenis laboratorium dilengkapi dengan kalibrasi, sehingga
pembacaan untuk setiap kesalahan pada skala dapat dikoreksi.
• Tindakan pencegahan yang harus diperhatikan bila menggunakan sebuah
ampermeter adalah :
a) Jangan sekali-kali menghubungkan ampermeter ke sumber tegangan. Karena
tahanannya yang rendah dia akan mengalirkan arus yang tinggi sehingga merusak
alat tersebut. Sebuah ampermeter harus selalu dihubungkan seri terhadap beban
yang mampu membatasi arus.
b) Periksa polaritas yang tepat, jika polaritas terbalik akan menyebabkan defleksi yang
berlawanan arah dapat merusak jarus penunjuk.
c) Bila menggunakan alat ukur rangkuman ganda, mula-mula gunakan rangkuman yang
tertinggi, kemudian turunkan sampai diperoleh defleksi yang sesungguhnya.
Voltmeter
• Penambahan sebuah tahanan pengali (multiplier) mengubah
gerakan d’arsonval menjadi sebuah Voltmeter-DC
I m = arus defleksi alat ukur
Rm = Resistansi alat ukur
V = tegangan rangkuman maksimum
dari instrumen
Rs = Resistansi Shunt
• Tahanan pengali berfungsi untuk membatasi arus yang masuk ke alat ukur
agar tidak melebihi arus skala penuh (Idp)
• Volmeter DC digunakan untuk mengukur beda potensial antara dua titik
dalam sebuah rangkaian arus searah (dc)
• Caranya dengan menghubungkan secara paralel terhadap sebuah sumber
tegangan atau komponen rangkaian
• Nilai tahanan pengali diperlukan untuk memperbesar batas ukur tegangan
Voltmeter

• Biasanya untuk batas ukur sedang yakni 500 Volt pengali


dipasang di dalam kotak voltmeter.
• Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut
dipasang pada sepasang apitan kutub di luar kotak yakni
untuk mencegah kelebihan panas di bagian dalam kotak
voltmeter
Voltmeter Rangkuman Ganda
• Penambahan sejumlah pengali
dan sebuah sakelar rangkuman
dapat membuat instrumen
mampu digunakan pada sejumlah
rangkuman tegangan.
• Voltmeter rangkuman ganda
terdiri dari : sebuah sakelar empat
posisi ( V1, V2, V3 dan V4) dan
empat tahanan pengali(R1, R2, R3
dan R4)
• Nilai tahanan pengali dapat
ditentukan dengan menggunakan
metode sensitifitas .
• susunan tahanan pengali yang lebih praktis didalam

• tahanan-tahanan pengali dihubungkan dalam susunan berderet (seri) dan


sakelar pemilih disetiap posisi menghasilkan sejumlah tahanan tertentu yang
seri terhadap Rm.
• Sistem ini memiliki keuntungan yaitu semua pengali kecuali yang pertama
memiliki nilai tahanan standar dan dapat diperoleh dipasaran dengan
toleransi yang tepat.
• Pengali untuk rangkuman rendah, R4 , adalah satu-satunya tahanan yang
harus dibuat agar memenuhi persyaratan rangkaian.
Contoh Soal
• Sebuah gerak d’arsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 Ω
dan skala penuh Idp =1 mA, akan diubah menjadi voltmeter -
dc rangkuman ganda dengan batas ukur 0 –10 V, 0 – 50 V, 0 –
250 V dan 0 – 500 V. Gunakan rangkaian berikut
Moving-Coil Meter
• Dua Tipe Multimeter
(digital)

(analog)
SENSITIVITAS VOLTMETER
 Nilai Ohm per Volt
 arus defleksi penuh (Idp) dicapai pada semua rangkuman bila
saklar dihubungkan kerangkuman tegangan yang sesuai.
 Seperti contoh diatas, arus sebesar 1 mA diperoleh pada
tegangan 10V, 50V, 250 V dan 500 V. Dan pada masing-masing
rangkuman tersebut perbandingan tahanan total RT terhadap
tegangan rangkuman V selalu 1000Ω/V.
 Bentuk inilah yang disebut Sensitifitas Voltmeter atau nilai ohm
per meter (ohm per volt-rating).
 sesungguhnya sensitifitas (S) adalah kebalikan dari defleksi
skala penuh dari alat ukur dan digunakan pada metode
sensitifitas untuk menentukan tahanan pengali voltmeter-dc .
SENSITIVITAS VOLTMETER
• Sensitivitas voltmeter dc diberikan oleh :

• Sehingga berdasarkan gambar contoh diatas


dapat dibuat:
– RT = S x V dan
– Rs = ( S x V ) - Rm
Contoh
• Sebuah gerak d’arsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 Ω
dan skala penuh Idp = 1 mA, akan diubah menjadi voltmeter
dc rangkuman ganda dengan batas ukur 0 –10 V, 0 – 50 V, 0 –
250 V dan 0 – 500 V. Gunakan metode sensitivitas untuk
menentukan tahanan-tahanan pengali
Solusi
• Pada rangkuman 10 Volt (posisi V4) tahanan total adalah:

• Pada rangkuman 50 Volt (posisi V3) tahanan total adalah :

• Pada rangkuman 250 Volt (posisi V2) tahanan total adalah :


• Pada rangkuman 500 Volt (posisi V1) tahanan total rangkaian adalah :

• Dari contoh ini hanya pengali rangkuman R4 yang memiliki nilai tidak
standar
Efek Pembebanan (Loading Effect)
• Sebuah voltmeter sensitivitas rendah dapat
memberikan pembacaan yang tepat sewaktu
mengukur tegangan dalam rangkaian-rangkaian
tahanan rendah, tetapi juga sebaliknya untuk
rangkaian-rangkaian tahanan tinggi
• Bila sebuah voltmeter dihubungkan antara dua
titik dalam sebuah rangkaian tahanan tinggi, dia
akan bertindak sebagai shunt bagi bagian
rangkaian sehingga memperkecil tahanan
ekivalen dalam bagian rangkaian tersebut.
• Berarti voltmeter akan menghasilkan
penunjukan tegangan yang lebih rendah dari
sebenarnya sebelum dihubungkan.
• Efek ini disebut efek pembebanan instrumen
yang terutama disebabkan oleh instrumen-
intrumen sensitivitas rendah (low sensitivity)
Contoh
• Diinginkan untuk mengukur tegangan
antara ujung-ujung tahanan 50k
dalam rangkaiangambar 1. untuk
pengukuran ini tersedia dua
voltmeter: voltmeter 1 dengan
sensitivitas 1000/V, voltmeter 2
dengan sensitivitas 20k/V. Kedua
voltmeter dipakai pada
rangkumanan50V. Tentukan:
a. pembacaan tiap voltmeter,
b. kesalahan dalam tiap pembacaan,
dinyatakan dalam persentase nilai
yang sebenarnya,
solusi
• Pemeriksaan rangkaian tegangan pada 50 k :
(50/150)x150 V =50V
Ini adalah tegangan sebenarnya pada tahanan 50k
 Voltmeter 1 (S=1000 /V) memiliki tahanan
50V x 1000 /V=50k pada rangkuman 50V.
Menghubungkan voltmeter antara tahanan 50k
menyebabkan pertambahan tahanan paralel ekivalen 25k
dan tahanan total menjadi 125k. Beda potensial pada
gabungan voltmeter dan tahanan 50k menghasilkan:
 V1= (25k/125 )x 150V =30V
Solusi
 Voltmeter 2 (S=20k/V) memiliki tahanan
50Vx20k/V=1M pada rangkuman 50V. Bila
voltmeter ini dihubungkan ke tahanan 50k,
tahanan ekivalenadalah 47,6k gabungan ini
menghasilkan penunjukan tegangan pada voltmeter
sebesar:
V2=(47,6/147,6)x150V =48,36V
 Kesalahan voltmeter:
Voltmeter 1: ((50-30)/50)x100% =40%
Voltmeter 2: ((50-48,36)/50)x100% =3,28%
Contoh penggunaan sebuah instrumen yang tidak
sensitif tetapi teliti untuk melakukan pengukuran

• Sebuah voltmeter memiliki sensitivitas 100ohm/V dan tiga


skala 50V, 150V dan 300V. Bila dihubungkan ke rangkaian
gambar 2. voltmeter membaca 4,65V pada skala terendah
(50V) tentukan Rx.

• Gambar 2.
Solusi
• Tahanan ekivalen voltmeter 50V adalah:
Rv=100/V x 50V=5k
Rp=48,875k
Maka RX ……
METODE VOLTMETER-AMPERMETER
• Metode Voltmeter – Ampermeter adalah suatu cara yang populer digunakan
untuk pengukuran tahanan yang tersedia dilaborratorium.
• Jika tegangan antar ujung-ujung tahanan ( V ) dan arus ( I ) yang melalui tahanan
tersebut diukur, maka tahanan Rx yang tidak diketahui dapat ditentukan
berdasarkan HK. Ohm : Rx=V/I
• Pada umumnya tahanan ampermeter rendah sedangkan voltmeter adalah tinggi.
• Efek penempatan voltmeter dan ampermeter dalam pengukuran voltmeter-
ampermeter ditunjukkan pada Gambar
METODE VOLTMETER-AMPERMETER
• Berdasarkan gambar (a) ampermeter membaca arus beban (Ix)
yang sebenarnya, dan voltmeter mengukur tegangan sumber vt.
• Jika Rx besar terhadap tahanan-tahanan dalam ampermeter,
kesalahan yang diakibatkan oleh penurunan tegangan didalam
ampermeter dapat diabaikan dan vt sangat mendekati tegangan
beban sebenarnya (vx)
• Gambar a baik untuk pengukuran resistansi tinggi
• Gambar b. jika Rx kecil dibandingkan terhadap tahanan dalam
voltmeter, arus yang dialirkan ke voltmeter tidak begitu
mempengaruhi arus sumber dan it sangat mendekati arus
sebenarnya Ix.
• Gambar b cocok untuk pengukuran tahanan rendah
METODE VOLTMETER-AMPERMETER
• Bagaimana jika ingin mengukur besarnya Rx yang tidak diketahui? Bagaimana cara
mengetahui jika volt meter telah dihubungkan dengan tepat?
• Dalam gambar 2, voltmeter dan ampermeter dapat dihubungkan dalam dua cara
pembacaan yang bersamaan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Hubungkan voltmeter terhadap Rx dengan saklar pada posisi 1 dan amati pembacaan
ampermeter
2. Pindahkan saklar ke posisi 2. Jika pembacaan ampermeter tidak berubah, kembalikan
saklar ke posisi 1. Gejala ini menunjukkan pengukuran tahanan rendah. Catat
pembacaan arus dan tegangan dan hitung Rx dengan sesuai persamaan Rx=V/I
3. Jika pembacaan ampermeter berkurang waktu memindahkan saklar dari 1 ke posisi 2,
biarkan voltmetr pada posisi 2. Gejala ini menunjukkan pengukuran tahanan tinggi.
Catat arus dan tegangan dan hitung Rx sesuai persamaan Rx=v/I
METODE VOLTMETER-AMPERMETER
• Pengukuran tegangan dalam rangkaian elektronik umumnya dilakukan
dengan Voltmeter dengan sensitivitas antara 20 kΩ/V sampai 50kΩ/V.
• Dalam pengukuran daya dimana arus umumnya besar, sensitivitas
voltmeter bisa serendah 100Ω/V.
• Tahanan ampermeter bergantung pada perencanaan kumparan dan
umumnya lebih besar bagi arus skala penuh yang renda

Catatan : Rangkuman arus di atas 30 mA biasanya di shunt.


Sumber: Data sheets, Weston Instruments, Inc. Netwark, NJ.
OHMMETER TYPE SERI
R1 = tahanan pembatas arus
R2= tahanan pengatur nol
E = batere didalam alat ukur
Rm= tahanan dalam d’arsonval
Rx = tahanan yang tidak diketahui

Gambar 3. Elemen sebuah ohmmeter satu rangkuman tipe seri

• Ohmmeter tipe seri sesungguhnya mengandung sebuah gerak d’arsonval


yang di hubungkan seri dengan sebuah tahanan dan batere ke sepasang
terminal untuk dihubungkan ketahanan yang tidak diketahui
• arus melalui alat ukur bergantung pada tahanan yang tidak
diketahui, dan indikasi alat ukur sebanding dengan nilai yang tidak
diketahui, dengan sarat bahwa masalah kalibrasi diperhitungkan
• Bila Rx = 0 (terminal A dan B dihubungsingkatkan) arus paling besar
mengalir didalam rangkaian.
• Dalam keadaan ini, tahanan shunt R2 diatur sampai jarum menunjukkan
skala penuh ( Idp).
• Posisi skala penuh ini ditandai dengan “ 0 Ω “.
• Dengan cara yang sama, bila Rx =  (terminal A dan B terbuka), arus
dalam rangkaian berubah ke nol dan jarum menunjukkan arus ke-nol
yang ditandai oleh “” pada skala.
• Tanda skala diantara kedua ini dapat ditentukan dengan
menghubungkan beberapa Rx yang berbeda dengan nilai yang telah
diketahui.
• Ketelitian tanda-tanda skala ini tergantung pada pengulangan ketelitian
alat ukur dan toleransi tahanan kalibrasi.
Kekurangan
• Diantaranya yang penting adalah tegangan batere yang berkurang secara perlahan
karena waktu dan umur, akibatnya arus skala penuh berkurang dan alat ukur tidak
membaca “0” sewaktu A dan B dihubungsingkatkan.

Cara Mengatasi
• Tahanan shunt variabel R2 dalam Gambar 3 memberikan cara untuk mengatasi efek
perubahan batere.
• Tanpa R2 pengembalian jarum ke skala penuh dapat dilaksanakan dengan penyetelan
R1, tetapi ini akan merubah kalibrasi sepanjang skala.
• Pengaturan melalui R2 adalah cara yang paling baik, sebab tahanan paralel variabel R2
dan Rm selalu kecil dibandingkan R1 dan berarti perubahan R2 yang diperlukan untuk
penyetelen ini tidak mengubah kalibrasi begitu banyak.
• Rangkaian pada gambar 3 tidak mengkompensir umur batere secara sempurna, tetapi
dia melalukan tugas yang cukup baik dalam batas-batas ketelitian yang diharapkan.
• Besaran yang menyenangkan dalam perencanaan sebuah ohmmeter type
seri adalah nilai R yang membuat defleksi setengah skala.
• Pada posisi ini, tahanan antara terminal A dan B didefenisikan sebagai
tahanan pada posisi setengah skala Rh
• Dengan mengetahui arus skala penuh Idp dan tahanan dalam gerakan
Rm, tegangan batere E dan nilai Rh yang diinginkan, maka rangkaian
dapat dianalisis : yakni nilai R1 dan R2 dapat diperoleh.
• Desain dapat didekati dengan mengingat bahwa, jika Rh menyatakan arus
½ Idp tahanan yang tidak diketahui harus sama dengan tahanan dalam
total ohmmeter. Berarti
• Kemudian tahanan total yang dihadirkan ke batere adalah 2 Rh dan arus
batere yang diperlukan untuk memberikan defleksi setengan skala adalah

• Untuk menghasilkan defleksi skala penuh arus batere harus didobel, dan
berarti

• Arus shunt melalui R adalah :


• Tegangan pada jarak shunt (Esh) sama dengan teganganpada jarak
gerakan dan
• Untuk R1 akan menghasilkan :

• Sehingga
Contoh
• Ohmmeter pada Gambar 3 yang menggunakan
gerak dasar 50Ω memerlukan arus skala penuh
sebesar 1 mA. Tegangan batere adalah 3 Volt.
Tanda skala yang diinginkan untuk defleksi
setengah skala adalah 2000Ω. Tentukan :
a) nilai R1 dan R2,
b) nilai R2 terbesar untuk mengkonpensir penurunan
tegangan 10 % dalam batere
c) kesalahan skala pada tanda skala ( 2000Ω) bila R2 di
setel seperti point b)
solusi
OHMMETER TYPE SHUNT

Gambar 4. Ohmmeter type Shunt

• Bila tahanan yang tidak diketahui Rx = 0 Ω ( A dan B di hubung singkat ) maka arus yang
melalui “gerakan” adalah nol.
• Jika Rx =  ( A dan B terbuka) arus hanya akan mengalir ke “gerakan” dan melalui
pengaturan R1 jarum dapat membaca skala penuh Artinya alat ini mempunyai tanda NOL
disebelah kiri (tanpa arus) dan tanda TAK BERHINGGA disebelah kanan skala (defleksi
paling besar).
• Ohmmeter tipe shunt terutama sesuai untuk pengukuran tahanan-tahanan rendah (low
value resistor) dia tidak lazim digunakan tetapi ditemukan dalam laboratorium khusus
untuk pengukuran tahanan rendah (analisa ohmmeter type shunt serupa dengan analisa
ommeter type seri).
• Berdasarkan Gambar 4. Bila Rx = , maka arus pada skala
penuh adalah :
Pers 1

• Dimana :
– E = tahanan batere
– R1 = tahanan pembatas arus
– Rm = tahanan-tahanan dari “gerakan”
• Selesaikan R1 , akan menghasilkan :

Pers 2
• Untuk setiap nilai Rx yang dihubungakan ke terminal-
terminal, arus melalui alat ukur berkurang dan diberikan oleh:

Pers 3
• Arus melalui alat ukur pada setiap nilai Rx dibandingkan
terhadap arus skala penuh adalah sebagai berikut:

Atau
Pers 4
• Dengan defenisi :
• Sehingga
Pers 5

• Dengan persamaan tersebut maka alat ukur dapat dikalibrasi


dengan menentukan S yang dinyatakan dala Rx da Rp
• Pada pembacaan setengah skala ( Im = 0,5 Idp)

Pers 6

• Dimana Rh = tahanan luar yang menyebabkan defleksi setengah skala.


Untuk menentukan nilai-nilai skala relatif pada nilai R yang diketahui,
• Untuk menentukan nilai skala realtif R1 yang
tidak diketahui pembacaan setengah skala dapat
diperoleh dengan membagi persamaan (1) oleh
persamaan ( 6) dan diselesaikan

• Analisis menunjukkan bahwa tahanan setengah


skala ditentukan oleh tahanan batas R dan
tahanan dalam gerakan kumparan Rm.
Contoh soal
Rangkaian 4 menggunakan gerak
d,arsonval 10 mA dengan tahan
dalam 5Ω. Tegangan batere E = 3
volt. Diinginkan untuk mengubah
rangkaian dengan menambahkan
sebuah tahanan shunt (Rsh) yang
sesuai dengan gerakan sehingga
instrumen menunjukkan 0,5 Ω pada Gambar 4.
pertengahan skala . Tentukan :
a) nilai tahanan shunt ( Rsh),
b) nilai tahanan batas (R1)
MULTIMETER ATAU VOM

• Ammpermeter, voltmeter dan ohmmeter,


semuanya menggunakan gerak
d’Arsonval.
• Perbedaan antara instrumen-instrumen
ini adalah rangkaian di dalam mana gerak
dasar tersebut digunakan.
• Sehingga instrumen tunggal dapat
direncanakan untuk melakukan ketiga
fungsi pengukuran tersebut.
• Instrumen ini dilengkapi dengan sebuah Gambar. Multimeter untuk pemakaian
umum simpsom model 260
saklar posisi (funtion swith) untuk
menghubungkan rangkaian yang sesuai ke
gerak d’Arsonval, disebut MULTIMETER
atau Volt-OhmMilliampermeter (VOM)
Diagram skema multimeter simpson model
260
Multimer atau VOM
• Voltmeter mempunyai arus skala penuhsebesar
50µA dan tahanan dalam 2000Ω
• perhatikan bahwa pada rangkuman 5000V
saklar rangkuman dipindahkan ke posisi 1000V,
tetapi kawat sambung untuk pengukuran (test
leat) harus dihubungkan ke terminal “DC 5000V”
• Karena sensitivitasnya yang cukup tinggi (20kΩ /
V), alat ini sesuai untuk keperluan servis
(reparasi)dalam bidang elektronika.
Bagian Voltmeter arus searah dari multi simpson
model 260
• Gambar menunjukkan sebagian
rangkaian yakni voltmeter dc,
dimana terminalterminal
masukan (input) “commond”
digunakan untuk batas ukur 0-
1,5 V sampai 0 –1000 V.
• Sebuah terminal tambahan
(“exsternal jack”) yang ditandai
dengan “DC 5000V”digunakan
untuk pengukuran tegangan
searah sampai 5000 V
Bagian ampermeter dc dari multimeter simpson
model 260
• Rangkaian pengukuran mA
dan Amper arus searah.
• Terminal-terminal
“common” (+) dan “negatif
(-) diguakan untuk
pengukuran arus sampai
500 mA dan pencacah
(Jack) “+ 10 A “ dan “ – 10
A” untuk pengukuran dari
0 – 10 Amper.
(c) Rangkaian ohmmeter rangkuman R x 10.000
(a) Rangkaian ohmmeter rangkuman R x 1 • Rangkaian pada Gambar a menunjukkan
rangkaian ohmmeter dengan pengalian skala
besar satu.
• Sebelum melakukan suatu pengukuran
instrumen dihubungsingkatkan lebih dahulu dan
kemudian pengatur nol (“zero adjust”) diubah-
ubah sampai alat ukur menunjuk nol (arus skala
penuh). Perhatikan bahwa rangkaian merupakan
sebuah bentu variasi ohmmeter type shunt.
(b) Rangkaian ohmmeter rangkuman R x 100 • Pengalian skala 100 dan 10.000 ditunjukkan
pada Gambar b dan c
KALIBRASI INSTRUME-INSTRUMEN ARUS
SEARH
• Nilai arus melalui ampermeter yang akan dikalibrasi
ditentukan dengan mengukur beda potensial antara
ujung-ujung tahanan standar berdasarkan metode
potensiometer dan kemudian menentukan arus
menurut Hukum Ohm.
• Hasil perhitungan ini dibandingkan terhadap
pembacaan nyata ampermeter yang akan dikalibrasi
dan dihubungkan ke rangkaian (pengukuran
tegangan dengan metode potensiometer).
• Sebuah sumber arus konstan dibutuhkan dan
biasanya dihasilkan oleh elemen acumulator
(storage cells) atau sumber daya presisi.
• Sebuah tahanan geser dihubungkan di dalam
rangkaian untuk mengontrol arus pada harga yang
diinginkan sehingga titik-titik yang berbeda pada
skala dapat dikalibrasi.
Metode sederhana kalibrasi sebuah
voltmeter DC

• tegangan pada tahanan R (droping resistor) diukur secara seksama dengan


sebuah potensiometer.
• Voltmeter yang akan dikalibrasi dihubungkan ke titik-titik yang sama pada
potensiometer dan berarti akan menunjukkan tegangan yang sama.
• Sebuah tahanan geser dihubungkan dalam rangkaian untuk mengontrol
banyaknya arus dan dengan demikian mengontrol penurunan tegangan pada
tahanan R, sehingga beberapa titik pada skala dapat dikalibrasi.
• Voltmeter-voltmeter yang diuji berdasarkan pada metode gambar diatas dapat
dikalibrasi dengan ketelitian ± 0,01%, yang melebihi sebuah ketelitian sebuah
gerak d’Arsonval yang biasa.

Anda mungkin juga menyukai