Anda di halaman 1dari 34

PEMANAATAN DAN PENGELOLAAN

MEKANISASI PERTANIAN

SIGIT TRIWAHYUDI
BBP MEKTAN SERPONG

PENGAWASAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN PADA KEGIATAN PENGAWASAN PEREDARAN SARANA
PERTANIAN
DINAS PERTANIAN PROVINSI BANTEN
25 OKTOBER 2021

1 1
DASAR HUKUM PENGUJIAN ALSINTAN
Peraturan Pemerintah nomor 81 Peraturan Pemerintah nomor
tahun 2001 tentang alat dan 41 tahun 2012 tentang alat
mesin budidaya tanaman dan mesin PKH

Permentan
ALSINTAN No. 12 tahun 2016
BBP Mektan

UU No. 22 th 2019 Permentan


tentang Sistem No. 05 tahun 2007
Budidaya Pertanian PENGUJIAN &
Berkelanjutan SERTIFIKASI
Permeperindustrian
Revisi dari UU No 12 Th
No. 25 tahun 2020
1992 tentang Sistim
LOKAL/IMPOR SNI Wajib Sprayer
Budidaya Tanaman
Gendong semi
otomatis dan Sprayer
gendong Elektrik
KONSUMEN :
PERLINDUNGAN MUTU
PRODUSEN:
PENINGKATAN MUTU/DAYA SAING
SERTIFIKASI ALSINTAN

UU No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan


• Pasal 65 (1). Sarana Budi daya pertanian terdiri atas : a. Benih tanaman dan benih hewan atau bibit hewan; b.
pupuk ; c. pestisida; d. pakan; dan e. alat dan mesin pertanian.
• Pasal 66
• (1) Sarana Budi Daya Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1) harus memenuhi persyaratan
keamanan dan standar mutu.
• (2) Untuk memenuhi standar mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sarana Budi Daya Pertanian wajib
dilakukan sertifikasi.
• (3) Dalam hal standar mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, Menteri menetapkan
persyaratan teknis minimal
• (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dikecualikan untuk Sarana Budi Daya
Pertanian produksi lokal atau Petani kecil yang diedarkan secara terbatas dalam satu kabupaten/kota.
• (5) Setiap orang dilarang mengedarkan Sarana Budi Daya pertanian sebagaimana dimaksud dalam pasal 65
ayat (1) huruf a, huruf d, dan huruf e yang tidak memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
PP 81 tahun 2001 tentang Alat dan Mesin Budidaya Tanaman
•Pasal 4
•Alat dan atau mesin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) harus memenuhi standar dan terjamin
efektivitasnya.
• Ketentuan standar alat dan atau mesin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang standardisasi nasional.
•Penerapan standar sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) secara wajib atau sukarela diatur oleh Menteri.
•Apabila standar alat dan atau mesin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) belum ada, Menteri menetapkan
persyaratan teknis minimalnya
UU No. 22 Tahun 2019 Pasal 65 SARANA BUDIDAYA PERTANIAN

PP Nomor 81 Tentang Alat dan Mesin Budidaya Tanaman

Uji Verifikasi PTM

Uji Unjuk Kerja

Persyaratan
keamanan & Uji Beban
Sarana Standar mutu Berkesinambunga
Budidaya Alsintan n
Pertanian Wajib
ddilakukan
Sertifikasi Uji Pelayanan

Uji Kesesuaian

PASAL 78 AYAT 2, ALSINTAN SEBELUM DIEDARKAN…. DIUJI TERLEBIH DAHULU


JENIS PENGUJIAN (PP 81 Tahun 2001)

memeriksa kebenaran spesifikasi teknis yang tertera


UJI Verifikasi dalam petunjuk penggunaan dan atau brosurnya

untuk menilai kinerja alsintan serta faktor keamanan,


UJI Unjuk Kerja dalam pengujian ini termasuk pengujian laboratorium
dan di lapangan.

UJI Beban pengujian yang dilakukan untuk menilai mudah


Berkesinambungan tidaknya alsintan dioperasikan

pengujian yang dilakukan pada kondisi uji yang


berbeda untuk mengetahui tingkat kesesuaian
UJI Kesesuaian alsintan pada berbagai kondisi uji atau spesifikasi
lokasi

pengujian yang dilakukan untuk menilai mudah


UJI Pelayanan tidaknya alsintan dioperasikan
PERKEMBANGAN ALSINTAN

7
KEBIJAKAN PENGELOLAAN ALSINTAN
1.Pengelolaan Alsintan Melalui Brigade Tanam:
a. Bersifat task force
b. Dikelola oleh Dinas Pertanian Propinsi / Kabupaten /
UPTD Kecamatan/ KODIM/KOREM
c. Mengatasi keterbatasan mobilisasi Alsintan
2. Pengelolaan Alsintan melalui UPJA :
a. Bersifat Pemberdayaan
b. Dikelola oleh Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa
Alsintan
c. Mengoptimalkan pemanfatan alsintan dengan dikelola
secara tepat dari aspek teknis dan skala ekonomis
untuk menggerakkan perekonomian pedesaan

8
PENGELOLAAN ALSINTAN melalui UPJA

1.UPJA adalah: Lembaga ekonomi perdesaan yang


bergerak di bidang pelayanan jasa guna
mengoptimalkan penggunaan alsintan
2.Pengelolaan Alsintan melalui UPJA didasarkan pada :
a. Pengelolaan alsintan secara perorangan kurang
efisien mengingat rata-rata kepemilikan lahan relatif
sempit.
b. Tingkat pendidikan dan ketrampilan petani masih
rendah (memerlukan operator khusus).
c. Modal petani lemah dan harga alsintan relatif mahal.

9
MENGAPA UPJA???
 Pengelolaan alsintan secara perorangan tidak efisien
 Solusi dalam mengatasi kelangkaan tenaga kerja(TK laki-laki
turun 2,28%, TK wanita turun 2,16% selama periode th 2010
s/d 2016)
 Generasi muda di sektor pertanian pindah ke sektor lain krn
“kotor, melelahkan dan pendapatan rendah”
 Peran strategis UPJA mendukung modernisasi pertanian

10
SISTEM UPJA

11
PERANAN UPJA

12
Matriks Klasifikasi Kelembagaan UPJA
Berdasarkan Permentan No 25/2008
(Pedoman Penumbuhhan dan Pengembangan UPJA)

13
OPERASIONAL BRIGADE ALSINTAN
Prinsip pengelolaan Brigade Alsintan dilaksanakan untuk memberikan layanan
kepada masyarakat/petani yang membutuhkan alsintan untuk proses budidaya dan
pasca panen.

Segala bentuk pembiayaan dalam rangka pelayanan Brigade Alsintan kepada


masyarakat/petani ditanggung oleh pengguna layanan tsb.

Sebagai contoh,komposisi pembiayaan alsintan dari nilai jasapenggunaan alsintan


sbb:
a.Bahan Bakar ±20%;
b.Upah operator ±30%;
c.Mobilisasi alsintan ±20%;
d.Perawatan dan Pemeliharaan alsintan ±30%.

Penetapan besaran pembiayaan lebih lanjut disesuaikan dengan kondisi wilayah


masing-masing serta peraturan pemerintah daerah setempat.

14
RERATA TARIF SEWA JASA ALSINTAN DI UPJA

Contoh: Di Jawa Timur


TR2 = 1.050.000/ha CHK = 1.000.000/ha
TR4 = 1.260.000/ha CHS = 1.800.000/ha
CHB = 2.450.000/ha

15
PEMBERDAYAAN UPJA SEBAGAI UNIT BISNIS
Alokasi alsin hendaknya dikelola unit bisnis(UPJA) meliputi:
a. Jasapengolahan tanah menggunakanTraktor
b. Jasa pengairan menggunakan Pompa Air
c. Jasa panen dan perontokan menggunakan Combine Harvester
d. Jasa perontokan menggunakan thresher
e. Jasa pengeringan gabah, jagung, kedelai menggunakan Dryer
f. Jasa Perbengkelan
g. Jasa pemanfaatan alat mesin lainnya

UPJA harus didukung sumber daya manusia profesional


ANALISA EKONOMI USAHA JASA COMBINE HARVESTER
(Harga Alsin Rp. 300 juta/unit)
-Penerimaan (15% x 6 ton/Ha x Rp. 3.600,-/kg) = Rp. 3.240.000,-/Ha
-Pengeluaran (biaya operator, solar, angkut dll)= Rp. 1.240.000,-/Ha
-Pendapatan = Rp. 2.000.000,-/Ha
Kapasitas kerja alsin 4 Ha/hari, sehingga pendapatan bersih = Rp. 8.000.000,-/hari

16
Optimalisasi Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Kedepan
• Pengelolaan alsintan diarahkan ke Brigade Dinas/UPT/ Kodim/Korem dan UPJA
Gapoktan agar tercapai program tanam serentak dan panen serentak.
• Evaluasi Pemanfaatan Alsintan oleh Distan secara intensif; alsin yg bekerja
dibawah kapasitasnya agar dialihkan kepada Gapoktan/UPJA yang lebih
membutuhkan alsintan.
• Dukungan usaha pembibitan padi sesuai spesifik lokasi untuk mendukung
pemanfaatan Rice Transplanter
• UPJA Gapoktan mampu mengelola perbengkelan alsintan
• Komunikasi intensif dengan penyedia alsintan untuk inovasi teknologi, layanan
purna jual, penyediaan spare part.

17
MODEL PROSES PENGELOLAAN BISNIS UPJA

Input tidak terkontrol: Target Output:


Fator Lingkungan:
 Keterampilan & pengetahuan  Produksi & produktivitas naik
 Cuaca, iklim, ketersediaan air
operator  Indeks tanam naik
 Kondisi lahan (fisik dan
 Upah operator  Indeks mekanisasi naik
kesuburan tanah)
 Harga alsintan  Pemanfaatan alsin optimal
 Kebijakan
 Harga bahan bakar, oli,  Mekanisasi Selektif
sukucadang  UPJA agribisnis
 Biaya operasional  Pendapatan UPJA naik
 Harga komoditas

Proses Ideal
Pengelolaan Alsintan
UPJA
Input Terkontrol: Hindari Dampak
 Jenis alsintan (bantuan)  Penggusuran tenaga kerja
 Jumlah alsintan (bantuan)  Persaingan penggunaan
 Ketersediaan & kemampuan bengkel alsintan tidak sehat
milik UPJA  Operasional alsintan tidak
 Ketersediaan tenaga kerja optimal
 Luas wilayah kerja  Kerusakan lingkungan
 Polatanam usahatani
 Kondisi lembaga
 Kondisi lahan
EVALUASI KINERJA UPJA

19
REKAPITULASI DATA USAHA PELAYANAN JASA
ALSINTAN (UPJA) TAHUN 2017

20
KENDALA PENERAPAN USAHA PELAYANAN JASA
ALSINTAN (UPJA)
Kendala dalam pengembangan UPJA dapat secara Teknis,
sosial ekonomi maupun sarana penunjang lain

1. Kendala Teknis
a. Kurang sesuainya peralatan dengan kondisi lokasi
b. Kurangnya dukungan tenaga proesional
(operator dan manajer pengelola)
c. Tidak adanya bengkel di lokasi
d. Kurang memperatikan kemampuan teknis
peralatan
e. Kurangnya minat petani untuk memakai
mekanisasi pertanian

21
KENDALA PENERAPAN USAHA PELAYANAN JASA
ALSINTAN (UPJA)
2. Kendala Ekonomi
a. Harga alsintan relative mahal…..Sewa menjadi
tinggi
b. Modal/uang tunai terbatas….petani tidak
menggunakan alsintan
c. Tingkat pendidikan dan ketrampilan petani relative
rendah…..kemampuan teknis dan manajerial
pengelolaan alsintan rendah
Kendala Sosial…terkait budaya kerja dan kelembagaan
dimasyarakat…kebiasaan penggunaan kelompok
pekerja/tanam/panen dsb
Kendala Sarana Penunjang, belum adanya akses terhadap
lembaga keuangan…..mobilisasi dana atau modal sulit
berkembang 22
PEMBENAHAN UPJA

1. Meningkatkan kemampuan organisasi maupun


kemampuan personal seluruh anggota kelompok dalam
bidang teknis dan ekonomi
2. Meningkatkan kemampuan manajemen kelompok yang
terdiri atas manajemen, kerja sama, pemasaran jasa,
administrasi keuangan
3. Meningkatkan kemampuan jenis jasa pelayanan yang
meliputi jasa prapanen dan pasca panen sehingga
diharapkan UPJA dapat bekerja sepanjang tahun secara
berkesinambungan
4. Meningkatkan pola operasional jasa, termasuk pola
pemasaran dan meningkatkan kemampuan perpindahan
gerak alsintan
23
APLIKASI ALSINTANLINK

Bantuan Alsintan Pengelolaan alsintan lebih efisien dan efektif


(2015-2017):
k
Alsin Pra panen u ntu
Dike T I n
285.475 unit lola se tuan gkata
n
Ba enin anan
Alsin Pasca Panen bisn cara p lay Penjualan smartphone android
is
39.409 unit pe 300 – 330 juta unit

10.009 (79,3%) UPJA klas pemula


2.157 (17,1%) UPJA klas berkembang
UPJA (2015 – 2016)

448 (5,6%) UPJA klas profesional


APLIKASI ALSINTANLINK
 Konfirmasi data
user
 USER

Konfirmasi
order
Data layanan



Data user
Data lokasi
Memilih
KONSEP
 Data tarif layanan
 Cara  Membuat order
pembayaran  Pembayaran
 Monitor UPJA  Data lokasi
 Monitor UPJA
Perusahaan  Data tarif
Alsintan  Konfirmasi
 Monitor user order untuk
 Monitor user
transaksi

BBP UPJA
MEKTAN

 Data UPJA
 Data Aplikasi  Data user
Perusahaan  Data order
Alsintan ALSINTANlink dari user
 Registrasi user  Data lokasi
user
ALSINTANLINK UNTUK PENGGUNA
ALSINTANLINK UNTUK PENGGUNA
ALSINTANLINK UNTUK PENGGUNA
ALSINTANLINK UNTUK PENGGUNA
ALSINTANLINK UNTUK PENGGUNA
ALSINTANLINK UNTUK PENGGUNA
ALSINTANLINK UNTUK PENGGUNA
ALSINTANLINK UNTUK PENGGUNA
Terimakasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai