Bagi B - KEL1 - Teori Belajar
Bagi B - KEL1 - Teori Belajar
Belajar
Yoseva Susanti Saragih 171301219
Naomi Indriyani Sibarani 211301019
Fikry wahyudi hasibuan 211301020
Ferzi ariansyah sembiring 211301021
Amelia dwi safitri 211301022
Dea suci Amanda 211301023
Yolandha ivana l tobing 211301024
Sisilia maharani oberllina 211301025
Chindy widya putri 211301026
2
INTRODUCTION
Hidup adalah proses perubahan yang terus menerus. Dari bayi, remaja,
dewasa, hingga kematian.
3
Dalam psikologi, istilah belajar
mengacu pada setiap perubahan
perilaku yang relatif permanen
yang dibawa melalui pengalaman.
4
PENGKONDISIAN KLASIK
BELAJAR DENGAN ASOSIASI
5
Asosiasi: Elemen Kunci dalam Pengkondisian Klasik
6
Terminologi Pengkondisian Klasik
7
Pengkondisian Klasik adalah bentuk
pembelajaran dimana stimulus yang sebelumnya
netral (CS) diikuti oleh stimulus (UCS) yang
memunculkan respons tanpa syarat (UCR).
Sebagai hasil dari pasangan CS dan UCS ini, CS
datang untuk mendapatkan respons terkondisi
(CR) yang, dalam banyak kasus, identik atau
sangat mirip dengan UCR
Sebelum Pengkondisian Klasik
segitiga di layar komputer adalah stimulus netral yang tidak mengaktifkan sistem saraf simpatik
peserta penelitian (diukur dengan sensor kecil yang mendeteksi peningkatan keringat di
permukaan kulit).
9
Prosedur Pengkondisian
Stimulus netral (segitiga) disajikan tepat sebelum stimulus tak terkondisikan (suara keras) yang
memunculkan respons tak terkondisi (UCR) dari aktivitas sistem saraf simpatik. Tes
pengkondisian
10
Tes pengkondisian
Setelah prosedur pengkondisian klasik, stimulus netral(segitiga) menjadi
stimulus terkondisi yang memunculkan respons tak terkondisi (UCR) dari
aktivitas sistem saraf simpatik.
11
Pentingnya Pengkondisian
12
Watson yakin ketakutan kita
Albert pertama kali diizinkan bermain
diperoleh melalui pengkondisian
dengan tikus laboratorium putih untuk
klasik dan menguji gagasan
mengetahui apakah dia takut pada tikus:
dengan mengajarkan rasa takut
dia tidak takut pada waktu itu
kepada seorang anak berusia 11
bulan,.
13
Pengkondisian Operan: Belajar dari
Konsekuensi Perilaku
Hukum efek Thorndike Cara konsekuensi yang diinginkan
membentuk dasar untuk studi dan tidak diinginkan dari perilaku
selanjutnya tentang apa yang mempengaruhi perilaku di masa
sekarang disebut sebagai depan:
pengkondisian operan dalam 1. Penguatan positif
psikologi kontemporer. 2. Penguatan negatif
3. Hukuman
14
PENGUATAN POSITIF
15
Dua hal penting dalam penggunaan Positive
Reinforcement
Consistency in the delivery of
reinforcement
Timing(Waktu).
(Konsistensi dalam penyampaian
Fenomena prinsip penguatan).
keterlambatan Konsistensi penguatan positif sangat
penting dalam proses pembelajaran.
16
Penguatan Primer dan Sekunder.
Penguatan Primer
Contoh: Makanan, minuman,
1 kehangatan, novel stimulasi,
aktivitas fisik, dan kepuasan
seksual.
Penguatan Sekunder
diperoleh dari proses belajar 2
(dari pengalaman).
17
Schedules of Positive
Reinforcement.
empat jadwal/tahapan penguatan dan efeknya pada setiap
perilaku .
- Rasio Tetap
- Rasio Variabel
- Interval Tetap
- Interval Variabel
18
SHAPING (MEMBENTUK)
19
SKINNER BOX
20
Penguatan negatif atau
Reinforcement negative adalah suatu upaya
penghilangan stimulus tertentu untuk meningkatkan
perilaku yang diinginkan
22
Hukuman adalah konsekuensi negatif yang
mengarah pada pengurangan
frekuensi perilaku yang menghasilkannya
BAHAYA HUKUMAN.
Reaksi terhadap
3
Hukuman memperkuat si hukuman
1
penghukum
Hukuman efektif
Efek penghambatan pada
4 dalam menghukum
individu 2 prilaku
.
Tidak mengajarkan
5 individu pada hal
yang tepat
24
MENGUBAH PERILAKU
Memperkuat perilaku
3
Tidak menggunakan positif
1
hukuman fisik
Menjelaskan kepada
4
Menghukum perilaku individu
2
yang tidak pantas
.
Tidak mencampur
5 hukuman dengan
hadiah
25
Perbandingan pengkondisian klasik dan operan
26
Diskriminasi Stimulus &
Generalisasi
Jika kita hanya mampu belajar sekali dan tidak pernah berubah.
Kita tidak akan mampu bertahan dari perubahan lingkungan
Removing the Source of Learning
Latent Learning.
pembelajaran ini mengacu pada pengetahuan
yang hanya menjadi jelas ketika seseorang
memiliki insentif untuk menampilkannya.
Insight Learning and Learning Sets
36