Anda di halaman 1dari 5

Chapter 6

Learning
Behavioristik → Pendekatan psikologi yang menekankan studi pada perilaku tampak yang dapat diobservasi
dan peran lingkungan sebagai penentu perilaku
Tiga tipe respon terhadap stimulus :

- Refleks (reflexs)
- Insting (Instings)
- Belajar (Learning)

Refleks → Respon terhadap stimulus spontan dan tak direncanakan


Insting → Pola perilaku bawaan individu untuk merespon stimulus dari lingkungan untuk bertahan hidup,
tanpa perlu ada yang mengajari
p.s. : kalau ada yang respon spontan yang berhubungan dengan bertahan hidup itu jadi insting, bukan
refleks lagi.
Learning → Perubahan perliaku yang relatif permanen atau kapasitas perilaku individu yang muncul karena
adanya pengalaman (ada unsur kesengajaan)
Three Kinds of Learning

- Classical conditioning
- Operant conditioning
- Social Learning

p.s. : conditioning berhubungan dengan stimulus dan respon


1. Classical conditioning (Pavlov)
Pendekatan behaviorist dengan menggunakan pengkondisian (conditioning), mengkondisikan stimulus dari
lingkungan dengan respon
Tipe dasar dari belajar yang melibatkan
Classical conditioning terms

Istilah Singkatan Definisi


Unconditioned stimulus US Stimulus yang secara alami
dan konsisten membangkitkan
respons
Unconditioned response UR Respons yang secara alami
dan konsisten ditimbulkan
oleh stimulus yang tidak
terkondisi (US)
Neutral stimulus NS Stimulus Netral yang pada
awalnya tidak mendatangkan
respon yang tidak terkondisi
(UR)
Conditioned stimulus CS Stimulus yang pernah netral
tetapi, melalui asosiasi dengan
US, sekarang memunculkan
respons
Conditioned response CR Setelah pengkondisian terjadi,
respon yang dihasilkan oleh
stimulus terkondisi (CS)

Jenis belajar yang memasangkan stimulus asli yang netral dengan stimulus lain yang dapat menghasilkan
respon refleks
Ivan Pavlov
→ Experiment menggunakan anjing
→ Pavlov membunyikan bel sebelum memberikan makanan pada anjing
→ Setelah beberapa kali menghadirkan bel dan makanan, anjing mengeluarkan air liur saar ada suara bel
PROSEDUR :
Conditioned Response (respon yang dikondisikan)
Step 1 : Choosing Stimulus and Responds
Neutral Stimulus (Stimulus Netral) : Stimulus yang menyebabka respon sensori seperti melihat, mendengar,
atau mencium. Namun stimulus tersebut tidak menghasilkan reflek fisiologis tertentu saat dihadirkan
Unconditioned Stimulus (UCS) : Stimulus yang menyebabkan refleks fisiologis seperti air liur, mata
berkedip, jantung berdetak cepat dan sebagainya.
Unconditioned Response (UCR) : Refleks fisiologis yang spontan yang ditimbulkan oleh Unconditioned
Stimulus (UCS)
Step 2 : Establishing Classical Conditioning
Neutral Stimulus + Unconditioned Stimulus → Unconditioned Response
(Bel dibunyikan) + (Tulang/Makanan) → (Air liur keluar)
Step 3 : Testing for Conditioning

- Conditioned Stimulus (CS)


Stimulus - yang awalnya adalah stimulus netral – yang punya kemampuan untuk memunculkan
respon seperti yang dimunculkan Unconditioned Stimulus (UCS)
- Conditioned Response (CR)
Respon yang muncul akibat/karena Conditioned Stimulus (CS). Responnya sama … berbeda
Conditioned Stimulus → Conditioned Response
(Bel dibunyikan) → (Air liur keluar)
Additional Phenomena of Classical Conditioning
Ekstinsi (Extinction) → Melemahnya atau menghilangnya secara perlahan respon yang dipelajari
Spontaneous recovery → Kembalinya untuk sementara, respon yang telah hilang setelah jeda waktu
beberapa saat
Generalization → Kecenderungan stimulus yang mirip dengan conditioned stimulus (CS) untuk
menghadirkan respon yang sama
Discrimination → Saat organisme belajar untuk merespon stimulus tertentu dan tidak merespon stimulus
yang lain
Penjelasan Teoritis
Theories of Clasical Conditioning
a. Stimulus substitution & contiguity theory
Berarti bahwa ikatan syaraf (neural bond) atau asosiasi terbentuk di dalam otak. Neutral Stimulus
(bell) disubstitusi atau digantikan oleh unconditioned stimulus (food).
b. Contiguity theory
Pengkondisian klasikal terjadi karena dua stimuli (neutral stimulus dan unconditioned stimulus)
dihadirkan berpasangan dalam waktu bersamaan → (contiguous) secara terus-menerus
c. Cognitive perspective
Organisme belajar tentang hubungan terprediksi (predictable relationship) antara dua stimuli. Jadi
hadirnya stimulus yang satu (neutral stimulus) diprediksi akan diikuti oleh stimulus lain (unconditioned
stimulus).
2. Operant Conditioning
Jenis pembelajaran di mana konsekuensi yang mengikuti perliaku aka meningkatkan atau mengurangi
kemungkinan terjadinya perlaku tersbeut di waktu mendatang.
Law of effect (Thorndike)
Menyatakan jika tindakan diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan atau menghasilkan reward (hadiah),
maka perilaku akan diperkuat dan kemungkinan akan diulang di waktu mendatang.
Jenis belajar yang dipelajari oleh Thorndike

- Operant conditioning → subjek beroperasi (operates) di lingkungan


atau
- Insturmental conditioning → perilaku subjek merupakan alat (seperti instrument, kalau diberi reward
dia diperkuat, kalau diberi punishment dia diperlemah. Diprogram)
Operant Conditioning

- Jenis proses belajar yang fokus pada bagaimana respon terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang
bergantung dari konsekuensi yang dihadapi individu
Dua konsep penting
Perilaku yang diikuti dengan konsekuensi positif akan diperkuat, sedangkan yang diikuti dengan
konsekuensi negarif akan diperlemah
Operant response → Respon yang dapat dimodifikasi melalui konsekuensi yang menyertainya, merupakan
perilaku berkelanjutan yang dapat dengan mudah diukur
Konsekuensi (consequences) :
Hal yang mengikuti perilaku dan merupakan satu kesatuan dari perilaku
Konsekuensi
→ Penguatan (reinforcement) : konsekuensi yang meningkatkan kemungkinan sebuah perliaku akan diulang
kembali
→ Hukuman (punishment) : konsekuensi yang menurunkan kemungkinan sebuah perilaku akan diulang
kembali
Penguatan (reinforcement), panah
Penguatan (Reinforcement) keatas
Prinsip : meningkatkan
kemungkinan perilaku diulang
Positive Reinforcement

- Stimulus yang meningkatkan kemungkinan respon akan terjadi lagi


- Penyajian stimulus yang meningkatkan kemungkinan perilaku akan
terjadi lagi
Negative Reinforcement
→ Penghilangan stimulus tidak menyenangkan yang meningkatkan kemungkinan perilaku akan terjadi lagi
Operant Conditioning : Penguatan (Reinforcement)

- Meningkatkan kemungkinan berulangnya perilaku


o Positif :
Memberikan imbalan (reward). Ex. : Permen karena mau gosok gigi pada malam hari
o Negatif :
Menghilangkan sesuatu yang tidak menyenangkan. Ex. : Kalau PR dapat A, bebas tugas pel
seminggu.

Hukuman (punishment), panah


Hukuman (Punishment) kebawah
Postive Punishment Prinsip : menurunkan
kemungkinan perilaku diulang
→ Memberikan stimulus tidak menyenangkan setelah respon dimunculkan
Negative Punishment
→ Menghilangkan stimulus yang menguatkan setelah respon muncul
Operant Conditioning : Hukuman (Punishment)

- Menurunkan kemungkinan berulangnya perilaku


o Positif :
Memberikan sesuatu yang tidak menyenangkan. Ex. : Dimarahi karena tidak mengerjakan PR
o Negatif :
Menghilangkan atau mengambil sesuatu yang menyenangkan. Ex. : tidak boleh main games
Reinforcement & Punishment
Primary reinforcers → Memberi penguatan berdasarkan apa yang dimilikinya sendiri

- Primary reinforcers → kebutuhan biologis seperti makanan, air, suhu yang sejuk, dll )
- Primary punishers → Hukaman yang menganggu stabilitas biologis. Rasa sakit, suhu udara yang
panas, suara yang memekakkan telinga
Secondary reinforcers → Memberi efek penguatan dengan cara menghubungkannya dengan hal lain

- Secondary reinforcers → Stimulus yang memperkuat perilaku melalui asosiasi dengan reinforce lain
→ uang
- Secondary punishers → Stimulus yang melemahkan perilaku melalui asosiasi dengan hukuman lain
→ teman dihukum karena telat
Examples of operant conditioning

- Toilet Training
- Food Refusal

3. Social Learning / Cognitive Learning


Jenis pembelajaran yang melibatkan proses mental seoerti atensi dan memori. Jenis ini dapat dipelajari
melalui observasi atau imitasi (peniruan) dan tidak melibatkan external reward.
Albert Bandura
Menemukan bahwa anbak yang menyaksikan penayangan dilm orang dewasa yang melakukan agresivitas
menjadi lebih agresif saat bermain dibanding anak yang tidak menyaksikan fi…
a. Social cognitive learning

- Teori yang menekankan pada bagaimana perilaku dipelajari dan dikelola melalui observasi dan
imitasi terhadap orang lain tentang konsekuensi positif, dan proses-proses mental seperti
perencanaan, harapan dan keyakinan.
- Hasil dari mengobservasi dan modeling dari orang lain
- Tidak membutuhkan reward dan punishment dari orang lain untuk memunculkan perilaku tertentu

Toeri Sosial Kognitif Bandura

- Menekankan pentingnya mengobservasi, melakukan imitasi dan self-reward untuk mengembangkan


dan mempelajari keterampilan sosial (social skill), interaksi personal dan perilaku-perilaku lain
b. Observational Learning

- Proses individu dalam mempelajari respon/perilaku baru dengan cara mengobservasi orang lain
(model) dan bukannya melalui pengalaman langsung
Terdapat 4 proses
i. Attention → observer harus menaruh perhatian terhadap apa yang dikatakan dan dilakukan oleh model
ii. Retention → observer menyimpan atau mengingat informasi supaya informasi tersebut selanjutnya
dapat dipanggil dan dipakai kembali
iii. Reproducing → observer mengimitasi perilaku si model berbekal kemampuan mengingat informasi
sehingga menjadi pedoman bagi tindakannya sendiri
iv. Motivation → observer harus memiliki alasan-alasan atau dorongan untuk mengimitasi perilaku si
model

Anda mungkin juga menyukai