Anda di halaman 1dari 24

Birrul Walidain

Pembinaan Karakter
Berbakti kepada orang tua

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

‫ْت‬ُ ‫ال َسأَل‬ َ ‫َع ْن َعبْ ِد الل ّ َ ِه بْ ِن َم ْس ُعو ٍد َق‬ “Aku bertanya kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’. Nabi

‫الن َّ ِب َّي َصلَّى الل ّ َ ُه َعل َيْ ِه َو َسل ّ َ َم أ َ ُّي ال َْع َم ِل‬
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Shalat tepat pada
waktunya.’ Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
bertanya lagi: ‘Kemudian amal apa lagi?’ Nabi shallallahu
‫عل َى َو ْق ِت َها‬ َ ‫الصل َا ُة‬
َّ ‫ال‬ َ ‫ب ِإل َى الل ّ َ ِه َق‬ ُّ ‫أ َ َح‬ ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang
tua.’ Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bertanya

‫ي‬ ٌ ّ َ ‫الثُ ّمَ أ‬ َ ‫ال ِب ُّر ال َْوالِ َديْ ِن َق‬ َ ‫ي َق‬ٌ ّ َ ‫الثُ ّمَ أ‬ َ ‫َق‬ lagi: ‘Kemudian amal apa lagi? Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab: ‘Jihad di jalan Allah’. (Setelah
menyampaikan hadits ini) Abdullah nin Mas’ud
‫ال َح َّدثَ ِني‬ َ ‫يل الل ّ َ ِه َق‬
ِ ‫اد ِفي َس ِب‬ ُ ‫الال ِْج َه‬ َ ‫َق‬ radhiyallahu ‘anhu berkata: “Telah disampaikan kepadaku
dari Rasuluullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hal-hal ini,
‫اد ِني‬ ْ ‫ ِب ِه َّن َول َْو‬.
َ ‫استَ َز ْدتُ ُه ل َ َز‬
seandainya aku menambah pertanyaan (kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam) tentu akan ditambahkan
kepadaku jawaban lainnya” (HR.Bukhari)
‫ان ِب َوالِ َديْ ِه ُح ْسنًا‬
َ ‫َو َو ّـ ََّصيْنَا الْإِن ْ َس‬
“…dan kami telah mewasiatkan kepada
manusia agar berbakti terhadap kedua
orang tuanya.” (QS. Al-Ankabut: 8).
‫ب ِإل َى الل َّ ِه‬ُّ ‫أ َ ُّي ال َْع َم ِل أ َ َح‬
“Amal apakah yang paling dicintai
Allah?”
Diantara jawaban yang beliau sampaikan
adalah,
‫ِب ُّر ال َْوالِ َديْ ِن‬
“Berbakti kepada kedua orang tua.”
Dalam hadits di atas birrul walidain disebut oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah as-shalatu ‘ala
waqtiha, dan sebelum al-jihadu fi sabilillah. Hal ini
mengisyaratkan bahwa selain as-shalatu ‘ala waqtiha dan al-
jihadu fi sabilillah, birrul walidaian adalah termasuk amal yang
utama dan perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh
setiap muslim.
Birrul walidain artinya berbudi pekerti yang
baik kepada walidain (kedua orang tua). Al-
Birr dimaknai husnul khuluq (budi pekerti
yang baik) 
hadits An-Nawasi Ibn Sim’an Al-
Anshari
Birul walidain juga menuntut mu'asyarah bil ma'ruf
(bergaul dengan baik) kepada orang tua. Allah berpesan,
“Dan bergaullah kepada
kedua nya di dunia dengan baik” (QS 31:15).

mu'asyarah bil ma'ruf


Kisah Birrul Walidain

Kisah Nabi ismail


Kisah Uwais Al Qarni

Start!
Look into my eyes

Maka, makna birrul walidain sekurang-kurangnya


mencakup sikap: al-ihsaanu ilaihima (berbuat baik kepada
keduanya), al-qiyaamu bi huquuqihima (menegakkan hak-
hak keduanya), iltizaamu thaa’atihima (komitmen mentaati
keduanya), ijtinaabu isaa-atihima (menjauhi perbuatan yang
menyakiti keduanya), dan fi’lu maa
yurdhiihimaa (melakukan apa-apa yang diridhai keduanya).
Birrul Walidain adalah
Perintah Allah Ta’ala’
‫اه َدا َك لِتُ ْش ِر َك ِبي َما ل َيْ َسل ََك ِب ِه ِعل ْمٌ َفل َا تُ ِط ْع ُه َما ِإل ََّي َم ْرجِ ُعك ُْم فَأُن َ ِبّئُك ُْم ِب َما كُنْتُ ْم‬
َ ‫ان ِب َوالِ َديْ ِه ُح ْسـنًا َو ِإ ْن َج‬
َ ‫َو َو َّصيْنَا ال ْ ِإن ْ َسـ‬
‫ُون‬
َ ‫تَ ْع َمل‬
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orangtuanya. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah
kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut:
8).
Kisah Sa’ad Bin
Abi waqash

Start!
Sebab turunnya ayat ini ialah berkenaan
dengan peristiwa Sa’ad bin Abu
Waqas radhiyallahu ‘anhu ketika masuk Hamnah kemudian tidak makan dan minum sehari semalam lamanya dengan
Islam.  Ia adalah salah seorang sahabat harapan anaknya kembali murtad dari Islam. Sa’ad tampaknya tidak
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menghiraukan protes dari ibunya itu. Di hari yang lain kembali Hamnah
termasuk as-sabiqunal awwalun; Ibunya meninggalkan makan dan minum. Waktu itu Sa’ad datang menengok ibunya
bernama Hamnah binti Abu Sufyan.  Setelah dan berkata, “Ibuku, andaikata engkau punya seratus nyawa, dan nyawa itu
Hamnah mengetahui bahwa Sa’ad secara keluar dari tubuhmu satu persatu, aku tetap tidak akan tinggalkan
sembunyi-sembunyi masuk Islam, maka sang keyakinanku” kata Sa’ad dengan tegas,  “Terserah pada ibulah, apa ibu mau
ibu sama sekali tidak rela anaknya makan atau tidak”. Akhirnya Hamnah berputus asa, tidak ada harapan lagi
meninggalkan agama berhala. Ia memprotes anaknya akan berbalik kepada agama berhala. Karena tak tahan akhirnya  ia
tindakan Sa’ad dan bersumpah, “Hai Sa’ad, makan dan minum seperti biasa. Peristiwa tersebut diabadikan oleh
agama apa pula yang baru engkau ikuti itu?  Allah Ta’ala dengan menurunkan ayat di atas. Allah Ta’ala membenarkan
Demi Allah aku tak akan makan dan minum tindakan Sa’ad, yakni tetap berbuat baik kepada orang tua, tetapi tidak boleh
sampai engkau kembali kepada agama mengikuti kemauannya untuk berbuat syirik.
leluhurmu. Atau relakah aku mati sedang
engkau menanggung malu sepanjang zaman
gara-gara engkau meninggalkan agama
kita? Engkau pasti dicap orang kelak sebagai
pembunuh ibu kandungmu sendiri”.
‫خا ِل ِق‬
َ ْ ‫خل ُْو ٍق ِف ْي َم ْع ِصي َ ِة ال‬
ْ ‫اع َة لِ َم‬
َ ‫ال َ َط‬
“Tidak boleh taat kepada makhluk (manusia)
dalam mendurhakai Khaliq.” (H.R. Ahmad
dan Hakim)
Targhib fi Birril
Walidain (Motivasi
tentang Birrul Walidain)

Start!
Motivasi Birrul Walidain

birrul walidain termasuk akhlak birrul walidain lebih


para nabi. diutamakan dari jihad.
‫َوبَ ّ ًرا ِب َوا ِل َديْ ِه َول َْم يَك ُْن َجبّ َ ًارا َع ِصيًّا‬ Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu
meminta kepada beliau untuk berjihad. Maka beliau bersabda, ‘Apakah
“Dan seorang yang berbakti kepada kedua kedua orang tuamu masih hidup?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Beliau pun
orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang bersabda,  ‘Maka bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada
keduanya.’” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
sombong lagi durhaka.” (QS. Maryam: 14)

kedua orang tua adalah pihak


tetap wajib birrul walidain walaupun
keluarga yang paling berhak
mereka tergolong musyrikin.
diperlakukan dengan baik.
“Sesungguhnya Allah telah mewasiyatkan kalian Kisah sa’ad bin Abi Waqash
supaya berbakti kepada ibu-ibu kalian -beliau
mengucapkan hingga tiga kali-, berbakti kepada
bapak-bapak kalian, berbakti kepada kaum kerabat
kalian, lalu kepada kerabat yang lebih dekat
lagi.” (HR. Ibnu Majah)
Fadhlu Birril
Walidain (Keuta
maan Birrul
Walidain)
You can enter a subtitle here if you
need it

Start!
Keutamaan Birrul Walidain

1 2 3
birrul walidain termasuk amal
yang dicintai birrul walidain menjadi salah
birrul walidain menjadi sebab
Allah Ta’ala. Hadits di awal satu sebab dipanjangkannya
diampuninya dosa besar.
risalah ini menunjukkan hal ini umur dan ditambahnya rizki.
dengan sangat jelas.
Keutamaan Birrul Walidain

4 5

birrul walidain adalah salah


birrul walidain adalah salah
satu bentuk ketaatan kepada
satu amal yang menghantarkan
Allah Ta’ala dan menjadi sebab
ke surga.
teraihnya keridhaan.
‫خ ِط ال َْوالِ ِد‬ َ ‫ب ِفى ِر َضا ال َْوالِ ِد َو َس‬ ‫ابأ َ ِو‬ َ َ ْ‫ابال َْجن ّ َِة َفإِ ْن ِشئ‬
ِ ‫ال َْوالِ ُد أ َ ْو َس ُط أَبْ َو‬
َ ‫ب ِفى َس‬
ّ ِ ‫الر‬
َ ّ ‫خ ُط‬ ّ ِ ‫الر‬
َ ّ ‫ِر َضا‬ َ َ‫ت فَأ ِض ْع َذلِ َك ال ْب‬
“Keridhaan Tuhan ada pada keridhaan ‫احفَ ْظ ُه‬
ْ
orang tua dan kemurkaan Tuhan ada “Orang tua adalah paling pertengahan dari
pada kemurkaan orang tua” (HR. pintu-pintu surga. Jika kamu mau, sia-
Tirmidzi) siakanlah pintu itu (kau tidak mendapat
surga) atau jagalah ia (untuk
mendapatkan pintu surga itu).” (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Unsur Unsur Birrul Walidain

sebagaimana dijelaskan oleh Allah Ta’ala,


ُ َ ّ‫َوق ََض ٰى َربُّ َكأَلَّا تَ ْعبُ ُدوا ِإلَّا ِإي‬
‫اه َو ِبال َْوالِ َديْ ِن ِإ ْح َسانًا ۚ ِإ َّما يَبْل ُ َغ ّ َن ِعن ْ َد َك الْكبَ َر‬
ِ
‫ف َول َا تَن ْ َه ْر ُه َما َوق ُْلل َُه َما ق َْول ًا‬ ُ
ٍ ّ ‫َاه َما َفل َا تَقُ ْلل َُه َما أ‬ ُ ‫أ َ َح ُد ُه َما أ َ ْو ِكل‬
‫يما‬
ً ‫ك َِر‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
Pertama, al– jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
muhafadhatu ‘alal qaul (memelihara berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
tutur kata) baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
Seorang anak hendaknnya menjaga dan atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
memelihara tutur katanya di hadapan orang pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
tua, terlebih terhadap mereka yang sudah mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
berusia lanjut;  jangan sampai perkataan atau janganlah kamu membentak mereka dan
perbuatannya menyinggung perasaan mereka, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.” (QS. Al-Isra, 17: 23)
Unsur Unsur Birrul Walidain

Allah Ta’ala berfirman,
ِ ِ
‫ب ْار َح ْم ُه َما ك ََما َربَّيَاني َصغ ًيرا‬ َ ّ ‫اح ال ُّذ ّ ِل ِم َن‬
ّ ِ ‫الر ْح َم ِة َوق ُْل َر‬ ‫اخ ِف ْ ل‬
َ َ ‫ض َُه َما َجن‬ ْ ‫َو‬
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
al-khafdhul janaah (merendahkan ‘sayap’, mereka berdua telah mendidik aku waktu
yakni bersikap sopan). kecil’” (QS. Al-Isra, 17: 24)
Gestur seorang anak hendaknya
menunjukkan sikap merendahkan diri
kepada kedua orangtuanya dengan
penuh kasih sayang dan mendoakan
mereka agar keduanya dikasihi
Allah Ta’ala.
Unsur Unsur Birrul Walidain

“Dan jika keduanya memaksamu untuk


mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
at-tha’atul mushahabah (taat dan akrab) kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
Seorang anak hendaknya kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang
menanamkan ketaatan dan keakraban terhadap telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman, 31:15)
kedua orang tuanya. Manakala terpaksa harus
tidak mentaatinya pun—karena perintah keduanya
mengarah kepada kemaksiatan—
sikap mushahabah (keakraban) tetap harus dijaga.
Allah Ta’ala berfirman,
Unsur Unsur Birrul Walidain

‫اء‬
َ ‫اه ال َْج َز‬ ْ ُ ‫ان ِإلَّا َما َس َع ٰى َوأ َ ّ َن َس ْعيَ ُه َس ْو َفي ُ َر ٰىث ُّمَ ي‬
ُ ‫ج َز‬ ِ ‫َوأ َ ْن ل َيْ َسلِلْإِن ْ َس‬
‫ال ْأ َ ْوف َٰى‬
“…dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya, dan
bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan
tsabatul birri ba’da wafatihima (tetap berbakti (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan
setelah keduanya wafat). kepadanya dengan balasan yang paling
Kita tetap berkewajiban berbakti kepada kedua sempurna…” (QS. An-Najm ayat, 53: 39-41)
orang tua meski keduanya telah wafat. Dalam Al-
Qur’an disebutkan bahwa
Allah Ta’ala memberikan kesempatan kepada
manusia untuk memiliki simpanan amal kebaikan
setelah wafatnya yang dapat diperoleh
diantaranya dari anak-anaknya yang shaleh dan
shalehah.

Anda mungkin juga menyukai