OLEH
I. A. TUNGGA, SH. MH
• Berbicara mengenai hukum acara pidana militer
yg di atur dlm UU nomor 31 Tahun 1997 tidak
bisa dipisahkan dengan hukum acara pidana yg
diatur dlm UU nomor 8 Tahun 1981 yaitu
KUHAP. KUHAP sebagai hukum formal umum
sedangkan HAPidana militer sebagai hukum
formal khusus.
• Ddmikian asas-asas umum yg diatur dlm
KUHAP berlaku juga dlm HAPidana militer.
• Pengertian: Hukm acarapidana militer adalah
Ketentuan atau aturan yang mengatur tentang cara
bagaimana alat-alat perlengkapan negara di
bidang militer menyelesaikan tindak pidana militer
mulai dari tahap penyidikan hingga pelaksanaan
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap. Definisi di atas mengindikasikasikan
bahwa pengertian HAPidana militer sama dgn
HAPidana , perbedaannya hanya terletak pada
subjek dan objek tindak pidana dan lembaga yg
diberi wewenang untuk menegakkan peraturan di
bidang militer.
• Salah satu perbedaan yg dimaksud adalah pada
subjeknya: yaitu militer atau orang yg
dipersamaan dengan militer.
• Yg dimaksud dengan militer ialah ketiga
angkatan yaitu: TNI AD, TNI AU dan TNI AL.
sebelumnya termasuk Kepolisian namun
sekarang Polisi tidak masuk lagi dlm jajaran
militer.
Yg dipersamakan dgn militer adalah orang yg
karena UU menandatangi keputusan untuk
menjadi militer atau berdasarkan kondisi tertentu
melakukan tugas dan fungsi militer misalnya
Sukarelawan, wajib bela negara, Gol. atau
badan yg dipersamakan: buruh atau pegaai yg
dalm keadaan darurat dipaksa utk membela
negara.
• Yg dipersamakan dgn militer juga yaitu mereka
yg tidak termasuk penggolongan di atas tetapi
karena keputusan Panglima yg disetujui
menteri Hukum dan HAM untuk diadili di
pengadilan militer dan pelaku tindak pidana
koneksitas yg diputuskan ketua MA untuk diadili
di pengadilan militer (Prinsip koneksitas diadili di
pengadilan umum) psl 16 uu no 48 tahun 2009.
Tindak pidana yang di adili melalui peradilan
militer adalah Tindak pidana murni dan tindak
poidana campuran.
• Di negara tertentu
pelaksanaannya ?....Tahun 2000 MPR
membuat TAP No VII agar tindak pidana
Murni diadili oleh pengadilan Militer
sedangkan tindak pidana campuran diadili
oleh pengadilan umum.
• Tdk jalan karena tidak diikuti dengan
peraturan operasional untuk melaksanakan
TAP ini.
Sejarah Peradilan Militer
• Peradilan Militer ada sejak zaman Belanda
Angkatan darat (Knil) diadili Krijgsraad-
Angkatan laut: Zee Krijgsraad
Pengadilan Bandingnya: Hoog Militair Gerech
Shoof
Pengadilan Kasasi: Het HoogeraadShoof vor
Indonesia.
Setelah Indonesia Merdeka diambil over
berdasarkan Pasl II AP UUD 1945
• Berdasarkn UU no 7 Tahun 1946 dibentuk
2 badan peradilan Tentara:
- Mahkama Tentara
- Mahkamah Tenra Agung.
• Berdasarkan UU no 5 Tahun 1950:
- Pengadilan tentara
- Pengadilan tentara tinggi
- Mahkamah tentara agung.
• Peradilan berlangsung tidak independen, melalui
UU no 19 tahun 1946 Presiden dapat melakukan
intervensi pengadilan bila kepentingan
nasional /revolusi terancam. Presiden beri status
menteri kepada ketua MA. Melalui status
Eksekutif ini terjadi intervensi.
• Di masa Orde baru melalui UU no 14 tahun
1970 diatur independensi pengadilan, dalam
UUD 45 ada atran ttg indepensi pengadiln
Pelaksanaan tdk berljan
• Mengapa demikian ? Krn Organisasi,
Administrasi dan finansial dibawah
Depertemen kehakiman.
• Berbagai peradilan dibentuk Peradilan
umum, Peradilan agama, peradilan Tata
Usaha negara, peradilan militrer.
• Dimasa Reformasi intervensi terhadap
peradilan mulai berkurang adanya berbagai
aturan yg memperkuat indepensi peradilan.
• Dalam perkembangan sekarang Independensi
peradilan semakin kuat kr berdasarkan pasl 13
ayat 1 UU no 4 tahun 2004 bhw urusan
organisasi, administrasi dan finansial telah
berada di MA bukan lagi depertemen
kehakiman/hukum dan HAM.
• Tgl 1 september 2004 urusan organisasi,
administrasi dan finansial pengdilan militer
diserahkan oleh Panglima ABRI ke MA.
ASAS-ASAS DLM HAPIDANA MILITER
Hkm PM 30 Kpl PM 60 90 hr