Anda di halaman 1dari 14

BILIRUBIN

dr. RM Narindro Karsanto, MM


dr. Ratna Herawati, M.Biomed
Rumeyda Chitra Puspita, S.ST., MPH
Adanya bilirubin dalam urine dapat menjadi indikasi dini
penyakit hati. Bilirubin sering kali terdeteksi lama sebelum
pasien menunjukkan ikterus.

Produksi Bilirubin
Bilirubin, senyawa kuning berpigmen tinggi adalah produk
degradasi hemoglobin.
Dalam kondisi normal, rentang hidup sel darah merah
sekitar 120 hari, pada hari ke 120 sel darah merah
dihancurkan dalam limfa dan hati oleh sel – sel dalam
SRE (Sistem Retikulo Endotelial)
SRE terdapat antara lain di : hepar/hati, lien/limpha,
sumsum tulang, cortex adrenalis
Hb bebas dipecah menjadi bagian komponennya : zat besi,
protein dan protoporfirin.
Tubuh menggunakan kembali zat besi dan protein.
SRE mengubah protoporfirin yang masih ada menjadi :
bilirubin. Bilirubin kemudian dilepas kedalam sirkulasi tempat
bilirubin berikatan dengan albumin dan dikirim ke hati. Pada
titik tersebut ginjal tidak dapat mengeksresi bilirubin sirkulasi
karena selain berikatan dengan albumin, bilirubin sirkulasi
juga tidak larut dalam air (bilirubin tidak terkonjugasi).
Dihati bilirubin dikonjugasi dengan asam glucoronat melalui
kerja glucoronyl transferase membentuk bilirubin
diglucoronidae (bilirubin terkonjugasi) yang larut dalam air.
Biasanya bilirubin terconjugasi tidak larut dalam urine
karena dari hati langsung ke dalam saluran empedu dan
menuju usus. Di usus, dengan adanya bakteri-bakteri
usus akan mereduksi bilirubin menjadi urobilirubin yang
kemudian di oksidasi dan di eksresi ke dalam faeses
dalam bentuk stercobilinogen dan ke dalam urin dalam
bentuk urobilinogen.

Makna Klinis
Ditemukannya bilirubin terconjugasi dalam urine terjadi saat
penguraian normal terganggu dengan adanya obstruksi
bilier — misal : batu, kanker empedu atau adanya
kerusakan hati — misal : hepatitis dan cirrossis.
Keadaan ini akan mengakibatkan bilirubin uria.
Keadaan ini akan lebih bermakna bila hasil
bilirubin digabungkan dengan urobilinogen dalam
urine.

Bilirubin urine Urobilinogen


urine
Sumbatan saluran +++ Normal
empedu
Kerusakan hati +/- ++
Penyakit hemolitik - +++
SDM HEMOGLOBIN
-90 %
- dilepas dalam
jaringan perifer
globin heme
Enzim heme oxigenerase

biliverdin Tidak larut dalam air


Di dalam
darah Enzim biliverdin reduktase
-Bilirubin I
- Bilirubin Indirek
- Bilirubin Unconjugated + albumin serum
- Free Bilirubin

Masih bebas di
dalam darah

Masuk ke dalam hepar


Masuk ke dalam hepar
Bilirubin I + asam glucoronat

berconjugasi Enzim glucoronyl


transferase
Siklus
-Bilirubin II
entero
-Bilirubin direk
hepatik Diekskresikan ke
-Bilirubin conjugated
empedu
-Bilirubin diglucorunidae

usus

Masuk ke dalam saluran cerna


(enzim + flora normal dlm usus)

Diekskresikan ke feces  Diekskresikan ke urin 


stercobilinogen (yg mewarnai urobilinogen
feces kuning kecoklatan)
Dalam keadaan normal dalam urin :
 Bilirubin seharusnya negatif ( - )
 Urobilin dan urobilinogen seharusnya positif ( + )

Bilirubin merupakan pigmen kristal berwarna kuning yang


merupakan hasil akhir dari pemecahan heme melalui
reaksi oksidasi – reduktasi
Masalah klinis yang terjadi :
• Adanya bilirubinuria = mengindentifikasikan adanya
gangguan empedu, hepar, dan saluran kencing.
Gangguan ini bisa dibedakan menjadi :
a. gangguan ekskresi :
- gangguan ekstra hepatal / di luar hepar (batu,
tumor, striktur)
- gangguan intra hepatal / di dalam hati (gangguan
transport bilirubin masuk ke duktus biliverdus
karena pengaruh virus / obat2an)

-Fenothiasin
-Chlorpromazin
-Aseto fenasin
b. Gangguan saluran sekresi
conjugated bilirubin tidak dapat masuk ke dalam
saluran empedu dan terjadi pengaliran kembali ke
dalam darah, mis: prematuritas, dubin jhonson
syndrom
dalam keadaan normal, bilirubin negatif

• Apabila terjadi peningkatan bilirubin I maka dalam


usus bilirubin berkurang, dalam hal ini tinja berwarna
pucat atau putih seperti dempul  tinja acholic

• Ikterik timbul akibat peningkatan jumlah bilirubin


dalam darah ( normal 0 – 2 mg/dl )
Klasifikasi ikterik

1. Pre hepatik : bilirubin sebelum masuk ke hepar,


contoh : reaksi transfusi, sickel cell anemi,
penyakit hemolitik, thalasemia
2. Hepatic : kelainan di dalam hepar, contoh :
hepatitis, sirosis hati (mengkerut, kecil, keras),
hepatoma (kanker hati)
3. Post hepatic : gangguan pada duktus biliverdus
 ikterik obtruktifus  tinja acholic
Strip Reagen Bilirubin

• Reagen : multistix garam2.4 dikloroanilin diazonium,


• Sensitifitas :
- chemstrip garam 2.6 diklorobenzena diazonium.
- multistix 0.4 – 0.8 mg/dl bilirubin.
- chemstrip 0.5 mg/dl bilirubin.
• Gangguan : positif palsu
- urine berpigmen tinggi, fenazopiridin
- indican (gangguan usus)
- metabolit iodine
negatif palsu
- spesimen terpajan cahaya
- asam ascorbat > 25 mg/dl
- konsentrasi tinggi nitrit

13
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai