Anda di halaman 1dari 24

Rancangan Materi

Presentasi

MATERI INISIASI 8

MATAKULIAH : PENGANTAR EKONOMI MAKRO


(ESPA 4110)

STABILITAS HARGA , PENGANGGURAN,


SIKLUS BISNIS DAN PEREKONOMIAN TERBUKA

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA
2018
Cakupan Isi Materi
(ESPA4110 Pengantar Ekonomi Makro, Dr. Sonny Harry B. Harmadi)

• Stabiltas harga dan inflasi


• Pengangguran
• Dampak dan kebijakan dalam menangani pengangguran
• Siklus bisnis
• Teori siklus bisnis
• Penyebab siklus bisnis
• Aliran barang/jasa dan uang antar negara
• Nilai tukar
• Pasar dana pinjaman dan valuta asing
• Neraca pembayaran
• Kebijakan pemerintah dalam perekonomian terbuka
Stabilitas Harga dan Inflasi

Tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum.


(“kejadian kenaikan harga satu jenis barang/jasa ini dapat menyebabkan inflasi jika
kenaikan harga barang/jasa ini mendorong terjadinya kenaikan harga barang/jasa
lain”)
Beberapa besaran yang dapat digunakan sebagai indikator inflasi adalah:
• Indeks harga konsumen (IHK) merupakan indeks yang mengukur harga rata-rata
dari barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
• Indeks harga produsen merupakan indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP
sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan
harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan
meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
• Deflator PDB merupakan besaran yang menunjukkan besarnya perubahan harga
dari semua barang baru yang dihasilkan oleh suatu perekonomian.
Jenis Inflasi
• Inflasi dikatakan rendah jika berada dalam kisaran di bawah 2 atau 3 persen;
• inflasi dikatakan moderat jika mencapai 4 sampai 10 persen,
• Inflasi dikatakan tinggi jika mencapai angka antara 10 persen hingga 100 persen dalam jangka
waktu satu tahun.
• Jika inflasi mencapai di atas 100 persen, maka inflasi dikategorikan sebagai hiperinflasi

Inflasi yang terjadi sebenarnya dapat dikelompokkan atas 2 kelompok:


a) kelompok inflasi yang dapat diprediksi  Jika sebuah perekonomian terbiasa dengan tingkat
inflasi tertentu dalam jangka waktu yang cukup lama   Inflasi tidak akan merusak jika
dapat diprediksi karena setiap orang dapat memperkirakan seberapa besar tambahan
pengeluaran yang harus mereka hitung dalam rangka pengambilan keputusan. Matthew, Bishop,
(2004), Essential Economics, London: The Economist Newspaper Ltd.
b) kelompok inflasi yang tidak dapat diprediksi  “ ketidakpastian’’ dapat menyebabkan
hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap mata uang sebagai alat penyimpan kekayaan 
inilah penyebab dari efek merusaknya kondisi hiperinflasi   artinya, inflasi yang tidak
dapat diantisipasi menjelaskan resiko tambahan yang akan mengurangi daya tarik bagi produsen
dan konsumen.
Sumber-sumber Inflasi
• Tekanan Permintaan (Demand Pull Inflation)
LAS Inflasi dapat terjadi karena terjadinya
P peningkatan permintaan aggregat yang lebih
cepat dibandingkan dengan peningkatan
SAS sektor ekonomi produktif.
Faktor dapat berkontribusi adalah adanya
kebijakan pemotongan tingkat suku bunga,
peningkatan penawaran uang, peningkatan
pengeluaran pemerintah, pemotongan pajak,
peningkatan ekspor, atau pun meningkatkan
semangat berinvestasi dengan meningkatkan
ekspektasi laba yang lebih tinggi dimasa
AD1 depan.
AD0

Q
Sumber-sumber Inflasi
• Dorongan Biaya (Cost Push Inflation)

“ada 2 (dua) penyebab utama


LAS peningkatan biaya adalah karena
P peningkatan tingkat upah dan
peningkatan harga bahan-bahan
SAS1 mentah/faktor produksi” SAS
0

SAS0

AD Q

Q
Ekspektasi Inflasi
LAS SAS2 “jika saja inflasi dapat
Tingkat Harga diekspektasikan atau
SAS1 diramalkan dengan
sempurna maka fluktuasi
SAS0 PDB riil akibat tekanan
138
permintaan mau pun
dorongan biaya tidak akan
126
terjadi”.
AD2 Bahkan dalam jangka
115
panjang ketika PDB aktual
AD1 sama dengan PDB
potensialnya
AD0
Output Perekonomian
Kurva Permintaan dan Penawaran Uang
dalam Menentukan Tingkat Harga Keseimbangan

Sm
Nilai uang Tingkat
(1/P) Harga (P)
“karena uang berperan sebagai
alat tukar dalam transaksi
(tinggi) (rendah) ekonomi, maka terjadinya
kenaikan harga tentu akan
A
mendorong peningkatan jumlah
uang yang diminta dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup”.
(rendah) (tinggi)
Dm

Jumlah Uang yang Jumlah Uang


ditetapkan bank sentral
Biaya dari Inflasi

Inflasi sebenarnya dapat menimbulkan dampak positif dan dampak


negatif dalam perekonomian, bergantung pada tingkat keparahan inflasi.
1. Terjadinya penurunan daya beli  biaya memegang mata uang (cost of
holding currency) meningkat seiring dengan peningkatan inflasi. Hal ini
terjadi karena inflasi menyebabkan tingkat pengembalian aset-aset meningkat.
2. Shoeleather Cost  biaya berupa waktu dan ketidaknyamanan yang akan
timbul dengan semakin seringnya frekuensi kunjungan ke bank  
Keberadaan inflasi akan menyebabkan turunnya nilai riil dari uang, dan untuk
meminimalkan dampak ini, cara yang dapat ditempuh adalah dengan
memegang sedikit uang dalam bentuk tunai
3. Menu Cost  Semakin sering terjadi inflasi berarti sering pula terjadinya
perubahan harga. namun perusahaan terkadang tidak dapat menaikkan
harganya dengan segera karena adanya biaya yang harus dikeluarkan untuk
melakukan penyesuaian harga sesuai dengan tingkat inflasi yang terjadi
Penanganan Inflasi

(a) kebijakan fiskal dengan jalan menambah pajak dan


mengurangi pengeluaran pemerintah,
(b) kebijakan moneter dengan mengurangi, menaikkan suku
bunga dan membatasi kredit, dan
(c) dasar segi penawaran dengan melakukan langkah-langkah
yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan
harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan
mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan
pertambahan produksi dan menggalakkan perkembangan
teknolog
Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang tergolong dalam angkatan


kerja dan ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.
1. Pengangguran terselubung (Disguissed Unemployment)
Ciri-ciri pengangguran terselubung adalah:
– Bekerja dibawah jam kerja standar
– Bekerja tidak sesuai keahlian
– Bekerja di tempat yang telah jenuh tenaga kerja
2. Setengah menganggur (Under Unemployment)  tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan.
Kelompok ini adalah orang-orang yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.
3. Pengangguran terbuka (Open Unemployment)  pengangguran
terbuka terjadi akibat pertambahan lapangan kerja lebih rendah
dibanding pertambahan tenaga kerja.
Penyebab Pengangguran

• Pengangguran friksional, yaitu pengangguran yang terjadi karena


adanya proses penyesuaian antara lowongan kerja yang tersedia dan
kemampuan pekerja.  
• Pengangguran Bermusim/Seasonal, merupakan pengangguran yang
tercipta akibat adanya pergantian musim. Jenis pengangguran ini
biasanya terjadi di sektor pertanian,  
• Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan oleh
adanya perubahan struktur ekonomi suatu negara.  
• Pengangguran siklikal : pengangguran karena siklus ekonomi yang
turun (resesi dan deprresi. Pengangguran ini timbul karena adanya
penurunan permintaan terhadap tenaga kerja.
Kebijakan dalam Penanggulangan Pengangguran

a) Kebijakan fiskal dengan cara mengurangi pajak dan


menambah pengeluaran pemerintah.
b) Kebijakan moneter dengan jalan menambah penawaran uang,
mengurangi/menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit
untuk sektor tertentu.
c) Kebijakan segi penawaran dengan mendorong lebih banyak
investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan
administrasi pemerintahan, memberi subsidi dan mengurangi
pajak perusahaan dan individu.
Kurva Philiphs Jangka Pendek
Tingkat Harga

Kurva Philiphs jangka pendek


B
menunjukkan hubungan antara inflasi dan
pengangguran, pada saat :
10 A • Tingkat ekspektasi inflasi konstan
• Tingkat pengangguran alami
C

SRPC

0 6 Tingkat Pengangguran
Kurva Philiphs Jangka Panjang

Tingkat Harga kurva Philips jangka panjang menunjukkan hubungan


LRPC antara inflasi dan pengangguran pada saat tingkat
inflasi aktual sama dengan tingkat ekspektasi
inflasinya.
kurva Philips jangka panjang berbentuk vertikal
berhimpitan dengan tingkat pengangguran alamiah.
Kurva ini menunjukkan bahwa pada tingkat
10 A pengangguran alamiah bisa terjadi beberapa tingkat
inflasi

6 D
SRPC0
SRPC1

0 3 6 9 Tingkat Pengangguran
Siklus Bisnis

Siklus ekonomi dapat didefinisikan sebagai pasang surutnya


kegiatan ekonomi selama pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang.
Beberapa ciri dasar dari pola siklus ekonomi adalah :
• Untuk semua seri ekonomi berlaku suatu pola variasi
umum.
• Seri-seri ekonomi mempunyai pola fluktuasi yang
berbeda-beda.
• Lama siklus dan ukuran ayunannya berbeda-beda untuk
setiap siklus.
Siklus Bisnis
Aliran Barang dan Modal Antarnegara

• Nilai ekspor netto yang bernilai positif memiliki arti bahwa kegiatan ekspor yang
dilakukan suatu negara lebih besar daripada impornya  surplus perdagangan (trade
surplus).
• Nilai ekspor netto yang bernilai negatif (nilai eksportnya lebih rendah dari nilai
impornya),  kerugian perdagangan (trade deficit)
• jika suatu negara memiliki ekspor netto sama dengan nol, yang terjadi ketika nilai
ekspor tepat sama dengan nilai impor keseimbangan perdagangan (balanced trade).
• Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor, impor dan net ekspor dari suatu negara,
antara lain adalah :
 Selera konsumen akan barang dalam negeri dan barang yang berasal dari luar
negeri.
 Harga dari barang di dalam dan luar negeri.
 Kurs pertukaran dimana seseorang dapat menggunakan mata uang dalam negeri
untuk membeli mata uang luar negeri.
 Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri.
 Biaya transport antar negara.
 Kebijakan pemerintah tentang perdagangan internasional.
Aliran Sumberdaya Keuangan:
Aliran Modal Ke Luar (Net Capital Outflow)
• Aliran sumberdaya keuangan dalam konsep perekonomian terbuka dapat diartikan sebagai aliran
modal antar negara
• Aliran dana masuk dapat terjadi karena adanya pembelian aset dalam negeri oleh warga negara
asing;
• Aliran dana keluar terjadi karena adanya pembelian aset luar negeri oleh warga negara dalam
negeri  aliran dana keluar dapat terjadi melalui dua bentuk transaksi modal, yaitu melalui
kegiatan investasi lansung asing (foreign direct investment) dan melalui investasi portfolio asing.
• Selisih dari aliran dana keluar dan aliran dana masuk ini akan membentuk suatu konsep yang
dikenal dengan istilah aliran modal keluar netto (net capital outflow/ dikenal juga dengan istilah
investasi luar negeri bersih).

• Beberapa variabel penting yang dapat mempengaruhi aliran modal keluar dari suatu negara,
diantaranya adalah:
 Tingkat suku bunga riil yang dibayarkan terhadap aset luar negeri
 Tingkat suku bunga riil yang dibayarkan terhadap aset dalam negeri
 Kondisi ekonomi dan resiko politik dari memegang aset luar negeri
 Kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap kepemilikam aset dalam negeri
Ekspor Neto dan Aliran Modal Neto
Kondisi keseimbangan antara ekspor netto (NX) dan aliran modal netto (NCO) terjadi
ketika nilai ekspor netto sama dengan nilai aliran modal netto

• Ketika perekonomian pengalami surplus perdagangan (NX > 0), berarti perekonomian
tersebut melakukan lebih banyak penjualan terhadap barang/jasanya ke luar negeri.
Ketika uang yang diperoleh dari hasil ekspor ini digunakan untuk membeli aset luar
negeri, maka AMN juga akan meningkat (NCO > 0)
• Ketika perekonomian mengalami defisit perdagangan (NX < 0), berarti perekonomian
melakukan aktivitas membeli barang/jasa luar negeri lebih banyak dibandingkan
aktivitas menjualnya ke luar negeri. Agar perdagangan dapat tetap berjalan, maka
diperlukan penjualan asset asing agar tersedia dana untuk membiayai defisit
perdagangan, dan AMN pun menjadi menurun (NCO < 0).
Nilai Tukar

Nilai tukar ini menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan
dalam nilai mata uang negara lain. (Nilai tukar ini juga dapat didefinisikan sebagai
jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing).
• Nilai Tukar Nominal  tingkat dimana mata uang suatu negara dapat dipertukarkan dengan
mata uang negara lainnya
• Nilai Tukar Riil  nilai tukar riil merupakan tingkat nilai tukar dimana seseorang dapat
mempertukarkan barang/jasa dari suatu negara dengan barang/jasa dari negara lain  Dalam
konsep ekonomi makro, nilai tukar riil sebenarnya dinyatakan dalam satuan barang/jasa secara
aggregat, bukan dalam satuan barang/jasa tertentu.
• Perhitungan nilai tukar dalam konsep ekonomi makro:

dimana P adalah indeks harga dalam negeri, P* adalah indeks harga luar negeri (P*), dan e adalah
nilai tukar nominal dalam satuan mata uang asing per mata uang domestik.
Faktor Penentu Nilai Tukar Nominal

a) Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas  Perubahan
permintaan dan penawaran suatu valuta menyebabkan perubahan nilai tukar sebenarnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah:
– Perubahan dalam citarasa masyarakat
– Perubahan harga barang ekspor dan impor
– Kenaikan harga umum (inflasi)
– Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi
– Pertumbuhan ekonomi
b) Adanya Campur Tangan Pemerintah  Campur tangan pemerintah dalam menentukan kurs
valuta asing mempunyai tujuan untuk memastikan kurs yang ada tidak akan menimbulkan
efek yang buruk terhadap perekonomian
– Harga suatu mata uang domestik (harga rupiah) ditetapkan oleh pemerintah pada tingkat
yang lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas, maka mata uang domestik
tersebut dinamakan: mata uang yang dinilai terlalu rendah (undervalued currency).
– Harga mata uang domestik ditetapkan pemerintah pada kurs yang lebih tinggi dari yang
ditentukan oleh pasar bebas, maka mata uang tersebut dinamakan: mata uang yang dinilai
terlalu tinggi (overvalued currency).
Kondisi Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka

Pasar dana pinjaman dan pasar valuta asin  erhubungan satu sama lain
• Pada pasar dana pinjaman dan pasar valuta asing terdapat empat variabel
ekonomi makro penting yang terlibat, yaitu tabungan (S), investasi (I),
aliran modal keluar netto (NCO), dan ekspor netto (NX).
• Pasar dana pinjaman  sisi penawaran berasal dari variabel tabungan
nasional, dan sisi permintaan berasal dari variabel investasi domestik dan
aliran modal keluar netto, dengan tingkat suku bunga yang berperan dalam
menyeimbangkan permintaan dan penawaran ini
• Pasar valuta asing  sisi permintaan berasal dari variabel ekspor neto dan
sisi penawaran berasal dari variabel aliran modal keluar netto, dengan nilai
tukar riil berperan dalam menyeimbangkan permintaan dan penawaran di
pasar valuta asing.
• Jika diamati rangkuman kedua pasar di atas, terlihat bahwa variabel aliran
modal keluar netto (NCO) merupakan variabel yang menjadi penghubung
antara kedua pasar.
Kondisi Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka
a. pasar dana pinjaman b. aliran modal ke luar neto

Tingkat Tingkat
suku S
suku
bunga bunga

r1 r1

D D

Jumlah dana NCO


pinjaman
Dua pasar yang ditunjukkan
S
Nilai pada gambar ini menunjukkan
tukar
riil terbentuknya dua variabel,
yaitu tingkat suku bunga riil dan
e
nilai tukar riil

Jumlah rupiah yang


ditukarkan dengan
mata uang asing

c. pasar valuta asing

Anda mungkin juga menyukai