Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN MALPRAKTEK

Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum


sifatnya dan tidak selalu berkonotasi yuridis. Secara
harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan
“praktek” mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan,
sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau
tindakan, sehingga malpraktek berarti pelaksanaan
atau tindakan yang salah. Meskipun arti harfiahnya
demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut
dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan
yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi.
Jenis-Jenis Malpraktik

 Criminal Malpractice
 Civil Malpractice
 Administrative malpractice
Pengertian Contempt Of Court

 Menurut sejarahnya , Cotempt of Court adalah suatu


mekanisme hukum pertama kali timbul dalam sistem
Common Law dengan Case Lawnya diantaranya adalah
Inggris dan Amerika Serikat. Menurut searah, Contempt
ataupenghinaan merupakan perbuatan dalam menentang
setiap perintah langsung raja atau stiap pertentangan
langsung kepada , raja atau perintahnya. Sejak tahun 1742 ,
Inggris telah menerapkan contempt of court dengan adanya
doktrin pure streams of justice yang dianggap sebagai dasar
untuk memberlakukan contempt of court yang selanjtnya
pada tahun 1981 diadakan. pembaharuan dengan
diterapkanya Contempt Of Court Art 1981. Amerika Serikat
pertama kali diundangkan Contempt Of Court ialah pada
tahun 1789.
 Dengan demikian Contempt of Court adalah upaya melanggar, menghina ,
memandang rendah pengadilan. Menurut Black's Law dictionary
,Contempt of Court adalah setiap perbuatan yang dapat dianggap
memperlakukan, menghalangi atau meintangi tugas peradilan dari badan –
badan pengadilan, ataupun segala tindakan yang dapat mengurangi
kewibawaannya atau martabatnya.Perbuatan itu dilakukan oleh
seseorang/sekelompok orang denan sengaja menentang atau melanggar
kewibaawanya atau menggagalkan tugas peradilan atau dilakukan oleh
seorang/kelompok orang yang menjadi pihak dalam perkara yang diadili,
yang dengan sengaka tidak mematuhi perintah pengadilan yang sah.
Menurut penjelas umum UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agunngbutir 4 alinea ke-4 , bahw istilah contempt ofc court pertama kali
dikemukakan dalam dalam penjelasan UU No.14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung butir ke 4 alinea ke 4, yaitu sebagagai berikut:
selanjutnya untuk dapat menjamin terciptanya suasana yang sbaik baiknya
bagi penyelenggara peradilan guna menegakan hukum , dan keadilan
berdasarkan pancasila, maka perlu dibuat suatu undang – undang yang
mengatur penindakan terhadap perbuatan, tingkah laku, sikap dan/ atau
ucapan yang dapat merendahkan dan mendorong kewibawaan, martabat
dan kehormatan badan peradilan atau yang biasa diknal sebagai contempt
of court. Menurut sudut pandang Oemar Seno Adi.
 bahwa Contempt of Court secara singkat
dirumuskan sebagai suatu tida berbuat atau
suatu perbuatan secara substansial
menimbulkan distrubsi ataupun suatu
obstruksi terhadap suatu proses peradilan
dalam Sudut Hukum
Penegakan Hukum Terhadap Contempt Of Court

 Pengaturan tentang Contempt of Court dimaksudkan untuk


menegakkan dan menjamin proses peradilan berjalan tanpa
rongrongan dari berbagai pihak, antara lain pihak yang terlibat
dalam proses peradilan, mass media, maupun pejabat
pengadilan itu sendiri. Pengaturan tentang Contempt of Court
merupakan upaya hukum untuk membela kepentingan umum
dan supremasi hukum agar proses peradilan dapat
dilaksanakan dengan sewajarnya dan adil, tanpa diganggu,
dipengaruhi atau dirongrong oleh pihak-pihak lain, baik selama
proses peradilan berlangsung dipengadilan maupun diluar
gedung pengadilan. Jadi, yang dimaksud dengan “contempt of
court” adalah setiap perbuatan, tingkah laku, sikap dan/atau
ucapan yang dapat merendahkan dan merongrong
kewibawaan, martabat, dan kehormatan badan peradilan.
 Mengingat pengaturan Contempt of Court
yang secara umum diatur dalam KUHP, maka
selama ini tidak ada prosedur khusus dan
sanksi yang tidak tegas, yang terjadi dalam
praktik hanya sekedar mengingatkan atau
mengeluarkan pelaku dari persidangan, hal ini
dikarenakan tidak ada aturan yang jelas.
Sebaiknya perlu adanya sanksi yang jelas
yaitu sanksi pidana. Secara konteks ada
perilaku langsung dan tidak
 langsung bersifat pidana atau perdata, siapa saja dalam
mengikuti suatu siding bersikap telah merendahkan, merusak,
melecehkan wibawa pengadilan, maka hakim yang telah
demikian besar (absolut) kekuasaannya diberikan oleh KUHP
dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”)
tidak memerlukan lagi kewenangan tambahan. Menurut Pasal
218 KUHAP telah memberi kewenangan pada Hakim dengan
ancaman hukumannya bisa tiga minggu dalam penjara.
 Apabila perkara yang diperiksa “rawan” sebenarnya dapat
meminta perlindungan dari institusi, misal dalam bentuk
pengawalan dari polisi. Namun, jika hanya berbentuk ancaman
masih sulit untuk menentukan tolak ukurnya. Dari tingkat
keamanan seharusnya ada pengamanan khusus dari pihak
kepolisian jika sedang menangani kasus-kasus yang
membahayakan, serta dengan meningkatkan kewibawaan
pengadilan negeri dari tingkat sarana dan prasarana. Misalnya,
pada ruangan sidang harus lebih nyaman untuk
keseluruhannya.

Anda mungkin juga menyukai