Anda di halaman 1dari 6

ARIYAH (Peminjaman)

Disusun Oleh:
LATIF
NIM: 2106016102
Pengertian Ariyah

• Pinjaman atau ‘ariyah menurut bahasa ialah pinjaman. Sedangkan menurut


istilah menurut Hanafiyah adalah pemilikan manfaat secara cuma-cuma. Menurut
Malikiyah ‘ariyah adalah pemilikan manfaat dalam waktu tertentu dengan tanpa
imbalan. Sedangkan Syafi’iyah, ‘ariyah adalah kebolehan mengambil manfaat dari
seseorang yang membebaskannya, apa yang mungkin untuk dimanfaatkan, serta
tetap zat barangnya supaya dapat dikembalikan kepada pemiliknya. Selanjutnya
‘ariyah menurut Hanabilah ialah kebolehan memanfaatkan suatu zat barang tanpa
imbalan dari peminjam atau yang lainnya.
Dasar Hukum Ariyah

• Menurut Sayyid Sabiq, tolong menolong (‘ariyah) adalah • 2) As-Sunnah


sunnah. Adapun landasan hukumnya sebagai berikut:
• 1) Al-Qur’an Rasulullah Saw bersabda,
ِ ‫عل َى الْاِث ْ ِم َوال ُْع ْد َو‬
‫ان‬
1
َ ‫عل َى الْب ِّ ّـِِر َوالَتّـَّ ْق ٰوىۖ َول َا تَ َع َاون ُ ْوا‬
َ ‫َوتَ َع َاون ُ ْوا‬ “Pinjaman yang tidak berkhianat tidak berkewajiban mengganti kerugian dan
orang yang menerima titipan yang tidak khianat tidak berkewajiban
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) mengganti kerugian”. (HR. Daruquthni).
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam  
berbuat dosa dan permusuhan”
Rasulullah Saw bersabda,
 
“Siapa yang meminjam harta manusia dengan kehendak membayarnya
2 ِ ٰ ‫اِ َّن الل ّ ٰ َه يَأ ْ ُم ُرك ُْم ا َ ْن تُ َؤ ُّدوا الْا َٰمن‬
ۙ‫تاِلٰٓى ا َ ْهلِ َها‬ maka Allah akan membayarnya, barang siapa yang meminjam hendak
Artinya: “Sesungguhnya Allah memrintahkan kamu agar melenyapkannya, maka Allah akan melenyapkan hartanya”. (HR. Bukhari)
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”
Syarat Rukun Ariyah

1. Adanya pihak yang meminjamkan dengan syarat orang yang berakal sehat serta mengerti akad,
maksud dan tujuan dari perbuatan yang dilakukan.
2. Adanya pihak yang dipinjamkan, dengan syarat orang yang berakal sehat serta mengerti mengerti
maksud dan tujuan dari perbuatan yang dilakukan. Ia berhak atas barang yang dipinjamkan, barang
itu dapat dimanfaatkan sesuai syariat Islam.
3. Adanya objek yang dipinjamkan dengan syarat:  Harta yang dipinjamkan harus milik atau harta
yang berada di bawah kekuasaan pihak yang meminjamkan.  Objek yang dipinjam haruslah sesuatu
yang bisa dimanfaatkan, baik kemanfaatan yang akan diperoleh itu berbentuk materi ataupun tidak.
4. Terjadi akad pinjam-meminjam (ijab kabul)
Pemanfaatan Barang Ariyah

• Tanggung Jawab Peminjam


Bila peminjam telah memegang barang-barang pinjaman, kemudian barang
tersebut rusak, ia berkewajiban menjaminnya, baik karena pemakaian yang
berlebihan maupun karena yang lainnya
• Meminjam Pinjaman dan Menyewakannya
Abu Hanifah dan Malik berpendapat bahwa peminjam boleh meminjamkan benda-benda
pinjaman kepada orang lain. Sekalipun pemiliknya belum mengizinkannya jika
penggunaannya untuk hal-hal yang tidak berlainan dengan tujuan pemakaian pinjaman.
Implementasi Ariyah (Peminjaman) Dalam
Muamalat Islam

Implementasi ariyah dalam muamalat salah satunya bertujuan untuk mengurangi dan
mencegah pengaruh program kapitalis dalam hal pinjam meminjam, di Indonesia sendiri
pemerintah khususnya melalui MUI (Majlis Ulama Indoneia) telah mengembangkan
perbankkan Syariah yang dimana perbankkan Syariah sendiri bertujuan untuk mengurangi
atau mencegah unsur riba dalam pinjam meminjam.
Pegadaian salah satu Lembaga yang menerapakan pinjam meminjam, pegadaian sendiri
sudah banyak merubah sistemnya menjadi pegadaian Syariah, yaitu degan tidak merubah
atau mengurangi kadar barang yang dipinjamkan dan tidak meggandakan nilai modal
pinjaman.  

Anda mungkin juga menyukai