Anda di halaman 1dari 16

BAGAIMANA MANUSIA BERTUHAN

Setelah mengkaji Bab ini mahasiswa memiliki kepedulian


terhadap nilai-nilai moral dan norma-norma agama sebagai
salah satu determinan dalam membangun karakter bangsa;
memiliki kemampuan menjelaskan dan menyajikan hasil
penelahan secara konseptual dan/ atau secara empiris terkait
esensi dan urgensi nilai-nilai spiritualitas islam sebagai salah
satu determinan dalam pembangunan bangsa yang berkarakter.
(KD2.3; 3.2dan4.2)
Bahan Renungan
1. Lakukan Pengamatan pada fenomena spiritualitas yang berkembang dilingkungan
akademikmu, bagaimana implementasi spiritualitas tersebut diranah empiris ?
2. Buat argumen akademik mengapa potensi ruhiyah pada diri manusia bisa tidak
berfungsi sehingga mendorong manusia melakukan hal hal yang seharusnya tidak
dilakukan?
3. Bagaimana pendapat anda tentang pernyataan bahwa Tuhan adalah hasil
kreativitas umat manusia, Tuhan adalah sebuah jawaban untuk memperpendek
proses berpikir terkait dengan pelbagai hal yang tidak terjangkau oleh nalar?
4. Sajikan hasil telaah anda baik secara konseptual maupun secara empiris tentang
nilai-nilai spiritualitas Islam merupakan salah satu detrminan dalam
pembangunan bangsa ini?

Buatlah kelompok diskusi !!!


Kemudian sajikan hasil diskusi kelmpok anda di kelas
Waktu Pemaparan Hasil Diskusi Anda !
PENGERTIAN SPIRITUAL
Secara etimologi kata “spirit” berasal dari kata Latin “spiritus”, yang
berarti “roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas
hidup, nyawa hidup.”
Para filosuf mengonotasikan “spirit” dengan Kekuatan yang
menganimasi dan memberi energi pada cosmos.
Makhluk Immaterial.
Wujud ideal akal pikiran (intelektualitas, rasionalitas, moralitas, kesucian
atau keilahian)
A. Konsep Spiritualitas sebagai Landasan Kebertuhanan
Doe (dalam Muntoha,2010;36);
Spiritualitas : kepercayaan akan adanya kekuatan nonfisik yang lebih besar dari
pada kekuatan diri kita; suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung
kepada Tuhan; atau sesuatu unsur yang kita namakan sebagai sumber keberadaan
kita
Zohar ;
Spiritualitas adalah kemampuan internal bawaan otak dan jiwa manusia, yang
sumber terdalamnya adalah inti alam semesta sendiri.
Ahmad suaedy ;
spiritualitas adalah dorongan bagi seluruh tindakan manusia, maka
spiritualitasbaru bisa dikatakan dorongan bagi respons terhadap problem problem
masyarakat konkret dan kontemporer.
Ginanjar(2004;107-109) ;
spiritualitas merupakan energy dalam diri yang menimbulkan rasa kedamaian
dan kebahagiaan tidak terperi yang senantiasa dirindukan kehadirannya.
Perspektif Islam;
Spiritualitas adalah jiwa halus yang ditiupkan oleh Tuhan kedalam diri manusia.
Al Qusyairi dalam tafsirnya Latha’if al-Isyarat
Roh memang lathifah (jiwa halus) yang ditempakan oleh Tuhan dalam diri manusia
sebagai poensi untuk membentuk karakter yang terpuji.

Bakat bertuhan yang dimiliki manusia karena adanya Roh (fitrah manusia)

Perlu dipahami;
Pengaruh Roh dalam hati manusia tidak selamanya maksimal.
Pada saat tertentu cahaya Roh meredup, membuat hati sulit untuk menangkap
kebenaran yang terpancar dialam semesta ini.
Artinya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah iu. Tidak
ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui. (Q.S. ar-Ruum/30).

fitrah Allah = naluri beragama


Beragama tauhid
B. Mengapa manusia memerlukan spiritualitas
Ketenangan dan kedamaian merupakan
Kebutuhan manusia yang paling penting.

Fakta ;
Manusia modern kehilangan cara mengenali diri sendiri dan menjalani kehidupan dengan
benar.

Ciri Modernisasi dan globalisasi :


1. Munculnya budaya global 4. Materialistis
2. Kebebasan dalam bersikap 5. Dominasi sikuat atas silemah
3. Rasionalisme

Hilangnya realitas Ilahi = kehampaan spiritual


Kemajuan IPTEK serta Rasionalisme tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia dalam aspek aspek
nilai transenden.
Agar manusia kembali memiliki etika moral dan sentuhan manusiawi dalam
kehidupannya

Penguatan spiritual
Perlu pelatihan jiwa secara sistematis, dramatis dan berkesinambungan dengan
memadukan antara olah pikir (tafakur wa ta’amul), olah rasa (tadzawwuuq), olah
jiwa (riyadhah), dan olah raga (rihlah wa jihad).

Sayyed Hossein Nashr :


menawarkan terapi sosial dengan tasawuf

Tasawuf memiliki peran dalam membangun moral spiritualitas umat


Tasawuf dapat menghentikan egosentris, dorongan hawa nafsu , orientasi kepada
materi yang berlebihan. Manusia dilatih untuk mengedepankan makna dan visi
ilahiah dalam kehidupan.
C. Konsep Tuhan dalam perspektif
psikologis,sosiologis,filosofis dan Teologis
Perspektif Psikologis;
Dengan adanya roh, manusia mampu merasakan dan menyakini
keberadaan Tuhan dan kehadiranNya dalam setiap Fenomena dialam semesta
ini.
Melalui 4 penelitian bidang neurosains yang mendukung hipotesis bahwa
dalam diri manusia terdapat hardware Tuhan :
1. Penelitian terhadap osilasi 40 Hz yang melahirkan kecerdasan spiritual
2. Penelitian tentang alam bawah sadar yang melahirkan teori suara hati dan
EQ.
3. Penemuan God spot dalam temporal di sekitar pelipis.
4. Kajian tentang somatic maker.
Perspektif Sosiologis ;

Konsep tentang kebertuhanan sebagai bentuk ekspresi kolektif suatu


komunitas beragama.
Objek dari penelitian sosiologi agama adalah masyarakat beragama.
Manusia dalam hidupnya senantiasa bergumul dengan ketidakpastian akan
masa depannya. Yakni ketidakmampuannya dalam mencapai keinginan
yang diharapkan, baik yang bersifat sehari-hari maupun yang ideal.
Kebertuhanan umat manusia dimulai dari tahap animisme, dinamisme,
politeisme kemudian monoteisme.

(Teori evolusi tentang pemikiran manusia tentang adikodrati)


Persfektif filsafat.
Mulyadhi Kartanegara mengemukakan argument filsafat:
1. Dalil al huduts (al-Kindi, w.866)
2. Dalil al-Imkan (Ibn sina,w.1037)
3. Dalil al-Inayah (Ibn Rusyd,w.1198)
Argumen ibn rusyd ini didasari oleh pengamatan atas keteraturan dan keterpaduan alam emesta.
Penjelasannya,
a. fasilitas, yang dibuat untuk kenyamanan dan kebahagiaan manusia,dibuat untuk kepentingan manusia
menjadi bukti adanya rahmat Allah.
b. Keserasian alam seharusnya ditimbulkan oleh sebuah agen yang sengaja melakukannya dengan tujuan
tertentu dan bukan karena kebetulan.

Perspektif Teologis
Kesadaran tentang Tuhan,baik buruk, cara beragama hanya bisa diterima kalau berasal dari Tuhan
sendiri.

Wahyu = merupakan dasar keimanan


Tanpa inisiatif Tuhan melalui wahyuNya manusia tidak mampu menjadi makhluk yang berTuhan dan
beribadah kepadaNya.
Perspektif Teologis
Dalam perspektif teologis, masalah ketuhanan, kebenaran, dan keberagaman
yang dianggap sakral dan dikultuskan (dari Tuhan sendiri melalui wahyu-Nya).
Tuhan menjadi dasar keimanan dan keyakinan umat beragama
Melalui wahyu

1. Manusia dapat mengenal Tuhan


2. Manusia mengetahui cara beribadah
3. Manusia mengetahui cara memuji dan mengagungkan Tuhan
Contoh : Agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang diajarkan
dan ditekankan monoteisme di tengah politeisme yang terjadi di Arab
Kesimpulan : Tanpa inisiatif Tuhan melalui wahyu-Nya, manusia tidak
mampu menjadi makhluk yang bertuhan dan beribadah kepada-Nya
D. Cara Manusia Menyakini dan Mengimani Tuhan
Tuhan
Dzat yang maha transenden dan ghoib (ghaibul ghuyub)

Manusia hanya mampu merespon dan mempersepsi tajaliyat (manifestasi-manifestasi) Tuhan


dialam semesta ini.

Tajalli Tuhan yang esa ditangkap oleh segala sesuatu (termasuk manusia) secara berbeda beda.
Menyebabkan Keyakinan dan keimanan seseorang pun berbeda tingkatannya.

Dua aspek dalam keimanan. Yakni keyakinan dan indikator praktis.


Orang yang memiliki keimanan kepada Allah harus dibuktikan dengan amal saleh.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Visi Ilahi untuk membangun dunia
yang Damai
Kesadaran dan kecerdasan spiritual

Konsisten dalam kebaikan dan kebenaranTuhan.


maka manusia harus membangun relasi yang baik dengan Tuhan.
Manusia mengasah spiritualitasnya sehinnga ia merasakan kehadiran Tuhan, maka
ia akan dapat melihat segala sesuatu dengan visi Tuhan (Ilahi)

Visi ilahi dibutuhkan umat manusia, sehingga tindak dan sikap prilaku manusia
didasari dengan semangat kecintaan kepadaTuhan sebagai manifestasi kebenaran
universal dan pengabdian serta pelayanan kepada sesama ciptaan Tuhan.
End Slide

Anda mungkin juga menyukai