Anda di halaman 1dari 9

PELAKU KORPORASI

Tata Cara Penanganan Tindak


Pidana Perikanan Terhadap
Korporasi

Peraturan Jaksa Agung No. 28 Tahun


2014
(Pedoman Penanganan Perkara Pidana
dengan Subyek Hukum Korporasi)

Peraturan Mahkamah Agung No. 13 Tahun 2016


(Tata cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh
Korporasi) 19
Peraturan Jaksa Agung No. 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Penanganan Perkara Pidana dengan Subyek Hukum
Korporasi

Kualifikasi Perbuatan KORPORASI yang dapat


dimintakan pertanggungjawaban pidana :

1. Segala bentuk perbuatan yang didasarkan pada


Keputusan Pengurus Korporasi yang melakukan
maupun turut serta melakukan;
2. Segala bentuk perbuatan baik berbuat atau tidak
berbuat yang dilakukan oleh seseorang untuk
kepentingan korporasi karena pekerjaannya dan/atau
hubungan lain;
3. Segala bentuk perbuatan yang menggunakan sumber
daya manusia, dana dan/atau segala bentuk
dukungan atau fasilitas lainnya dari korporasi; 20
Pedoman Penanganan Perkara Pidana
Dengan Subyek Hukum Korporasi
(Peraturan Jaksa Agung No. 28 Tahun 2014)

4. Segala bentuk perbuatan yang dilakukan oleh pihak


ketiga atas permintaan atau perintah korporasi
dan/atau pengurus korporasi;
5. Segala bentuk perbuatan yang menguntungkan
korporasi;
6. Segala bentuk tindakan yang diterima/biasanya
diterima oleh korporasi tersebut;
7. Korporasi yang secara nyata menampung hasil tindak
pidana dengan subyek hukum korporasi, dan/atau
8. Segala betuk perbuatan lain yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban kepada korporasi menurut
Undang-Undang. 21
Penanganan Tindak Pidana Perikanan
(Peraturan Jaksa Agung No. 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Penanganan Perkara Pidana dengan Subyek Hukum Korporasi)

Kualifikasi Perbuatan PENGURUS KORPORASI yang


dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana :
1. Setiap orang yang melakukan, turut serta melakukan,
menyuruh melakukan, menganjurkan melakukan,
atau membantu melakukan tindak pidana;
2. Setiap orang yang memiliki kendali dan wewenang
untuk mengambil langkah pencegahan tindak pidana
tersebut namun tidak mengambil langkah yag
seharusnya dan menyadari akan menerima resiko
yang cukup besar apabila tindak pidana tersebut
terjadi;
22
Penanganan Tindak Pidana Perikanan
(Peraturan Jaksa Agung No. 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Penanganan Perkara Pidana dengan Subyek Hukum Korporasi)

3. Setiap orang yang mempunyai


pengetahuan akan adanya risiko yang
cukup besar cukuplah apabila ia tahu
bahwa tindak pidana tersebut dilakukan
oleh korporasi; dan/atau

4. Segala bentuk perbuatan lain yang


dapat dimintakan pertanggungjawaban
kepada Pengurus Korporasi menurut
Undang-Undang. 23
Penanganan Tindak Pidana Perikanan
(Peraturan Jaksa Agung No. 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Penanganan Perkara Pidana dengan Subyek Hukum Korporasi)

PENANGANAN HARTA KEKAYAAN/ASET TINDAK PIDANA :

1. Pada setiap tingkat pemeriksaan dan pelaksanaan putusan


dilaksanakan melalui kerjasama dan koordinasi dengan Pusat
Pemulihan Aset Kejaksaan RI.

2. Seluruh jenis harta kekayaan/aset korporasi dan pengurus


korporasi yang menjadi obyek penanganan harta kekayaan/aset
dalam rangka program pemulihan harta kekayaan/aset adalah
benda bergerak dan tidak bergerak melingkupi pula harta
kekayaan/aset lancar, investasi jangka panjang, harta
kekayaan/aset tetap, harta kekayaan/aset tidak berwujud, harta
kekayaan/aset pajak tangguhan, dan/atau harta kekayaan/aset
jenis lain.
24
Penanganan Tindak Pidana Perikanan
Peraturan Mahkamah Agung No. 13 Tahun 2016
(Tata cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi)

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KORPORASI :

1. Korporasi memperoleh keuntungan atau manfaat dari


tindak pidana;
2. Korporasi membiarkan terjadinya tindak pidana;
3. Korporasi tidak melakukan langkah-langkah untuk
melakukan pencegahan, mencegah dampak lebih besar
dan memastikan kepatuhan terhadap ketetuan hukum
yang berlaku guna menghindari terjadinya tindak
pidana.
25
Kelengkapan BP korporasi
Antara lain:
 Akta Pendirian Korporasi;

 Akte Perubahan Korporasi;

Surat keputusan Menkumham mengenai pengesahan Akta


Pendirian/Perubahan Korporasi;
 Bentuk Korporasi;

 Hub Korporasi dgn pengurus yg mewakili;

 Surat Kuasa Korporasi kpd yg mewakili;

 Surat, dokumen, pembukuan dan bb yg terkait dgn tindak pidana

yg disangkakan;
 Kerusakan dan kerugian yg ditimbulkan oleh TP serta keuntungan

yg diperoleh Korporasi;
 Keterangan Ahli yg diperlukan;

 Hal-hal lain yg berhubugan dgn perkara

26
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai