Anda di halaman 1dari 24

Pemeriksaan

Piutang Usaha
& Piutang Lainnya
Oleh : KELOMPOK 10
Anggota Kelompok :

01 02
Ikyut Tanthree Adisty Christalia
Yulisa Sitinjak Br Surbakti
(190503230) (190503237)
TOPIK PEMBAHASAN:

01. 02. 03.


Sifat dan Contoh Tujuan Pemeriksaan Prosedur Pemeriksaan
Piutang Piutang Piutang Usaha yang
Disarankan
01
Sifat dan Contoh
Piutang
Sifat dan Contoh
Piutang

Piutang
Penggolongan Usaha
Piutang Piutang
menurut SAK Lancar
Piutang Lain
Lain
Contoh Perkiraan yang biasa Digolongkan Sebagai
Piutang

1. Piutang 3. Piutang
2. Wesel Tagih
Usaha
Muncul dari penjualan Dikeluarkan oleh perusahaan lain
Pegawai
Apabila perusahaan memberi
barang dan jasa yang belum bisa membayar pada
pinjaman kepada karyawannya
saat penyerahan barang

4. Piutang 6. Uang
5. Uang Muka
Bunga
Muncul karena adanya pendapatan Pembayaran awal
Jaminan
Uang sebagai jaminan atas
bunga yang belum diterima tetapi
sebagai tanda jadi atas transaksi yang teah disepakati
sudah diakui pada saat pencatatan
berbasis akrual transaksi jual beli sampai batas waktu yang
ditentukan
Contoh Perkiraan yang biasa Digolongkan Sebagai
Piutang

7. Piutang lain- 8. Allowance for Bad


lain Debts
Tidak termasuk dalam piutang Perkiraan penilaian atas
dagang atau usaha dan piutang piutang yang timbul karena
wesel
adanya piutang yang diragukan
pelunasannya oleh perusahaan
02 01

Tujuan
Pemeriksaan
Piutang
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian
01 intern (internal control) yang baik atas piutang dan
transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Ciri internal control yang baik atas piutang dan transaksi penjualasi, piutang dan penerimaan kas:

a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penjualan, mengirimkan barang, melakukan
penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan.
b. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered), misalnya sales order (pesanan penjualan),
sales invoice (faktur penjualan), delivery order (surat pengiriman barang), credit memo, official receipt (kuitansi).
c. Digunakannya price list (daftar harga jual) dan setiap penyimpangan dari price list atau setiap discount yang diberikan
kepada pelanggan harus disetujui oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (accounts receivable subledger card) untuk masing-masing
pelanggan yang selalu diupdate (dimutakhirkan).
e. Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisis umur piutang)
f. Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masing pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan jumlah saldo
piutang menurut buku besar.
g Setiap akhir bulan dikirim montly statement of account kepada masing-masing pelanggan
h. Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya (intact) paling lambat
keesokkan harinya.
i. Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan
piutang harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
j. Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan jelas apakah dikenakan bunga atau tidak.
02 03
Untuk memeriksa validity Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan
(keabsahan) dan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya
authenticity (ke otentikan) perkiraan allowance forbad debts
dari pada piutang. (penyisihan piutang tak tertagih).

04 05
Untuk mengetahui apakah Untuk memeriksa apakah
ada kewajiuban bersyarat piutang yang tercantum
(contingent liability) yang dalam mata uang asing telah
timbul karena dikonversi ke dalam rupiah
pendiskontoan wesel tagih dengan kurs BI pada tanggal
(notes receivable). neraca
06. Untuk memeriksa apakah penyajian
piutang di neraca sesuai PABU di
Indonesia.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan:


• Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah dengan identifikasi
yang jelas.
• Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat
ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada japoran posisi keuangan (neraca) diikuti
dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih.
• Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban.
• Jumlah piutang yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
• Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang disertai perjanjian untuk
dibeli kembali (sale of accounts receivable/notes receivable discounted with recourse) kepada suatu
lembaga keuangan harus dijelaskan secukupnya).
03
Prosedur
Pemeriksaan Piutang
Usaha yang
Disarankan
Audit Procedures :
1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan kas.
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) yang
antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan
subsequent collectionsnya. Selain itu, perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel
tagih, uang muka dan lain-lain, per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance dan subledger lalu
totalnya ke general ledger.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales
6. invoice.
Kirimkan konfirmasi piutang.
7. Periksa subseqent colections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas
untuk periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sampai mendekati
tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work).
Audit Procedures :

8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability.
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
10. Test sales cut-off dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note, dan lain-lain, lebih
kurang dua minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan.
12. Lakukan prosedur analisis terhadap piutang dan penjualan.
13. Periksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan (neraca) dilakukan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
14. Tarik kesimpulan menegenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari kecurangan dan kesalahan
yang sering terjadi dalam mengaudit piutang dan penerimaan kas :

- Lapping
- Piutang fiktif
- Overstatement dari saldo piutang karena penyisihan piutang understated
atau piutang yang pasti tidak tertagih tidak dihapus. Akibatnya laba
overstated dan current ratio terlihat lebih baik.
THANKS
Do You Have Any Question’s ?

Anda mungkin juga menyukai