Materi Inisiasi 2 BIOL4214 Hidrobiologi Ed. 2
Materi Inisiasi 2 BIOL4214 Hidrobiologi Ed. 2
Inisiasi 2
Mutimanda Dwisatyadini
• Pada tekanan yang lebih tinggi, suhu dan berat jenis maksimum
berkurang. Kenaikan tekanan sebesar 10 atmosfer atau kira-kira 100
m di bawah permukaan air, suhu dan berat jenis maksimum berkurang
sebesar kira-kira 0,1oC. Kadar garam menurunkan suhu dan berat
jenis maksimum, yaitu berkurang sebesar 0,2oC untuk setiap
kenaikan sebesar 1‰. Jadi di laut (kadar garam 35‰), suhu dan
berat jenis maksimum adalah -3,52oC dan tidak dicapai pada fase
cair pada tekanan normal (titik beku air laut sebesar -1,91oC).
• Contoh Berat jenis air berubah lebih cepat
pada suhu yang tinggi jika dibandingkan
dengan berat jenis pada suhu yang rendah.
Perubahan berat jenis antara 24oC dan 25oC
adalah 30 kali lebih besar dari pada antara
4oC dan 5oC. Jasad plankton pada suhu 25oC dan
pada keadaan lainnya yang sama, akan
tenggelam dua kali lebih cepat dari pada 0oC.
Karena kekentalan air adalah kira-kira 100
kali lebih besar dari pada udara, maka hewan-
hewan air harus mengatasi tahanan yang lebih
besar dari pada yang diperlukan oleh hewan
yang hidup di udara. Jadi kekentalan akan
menentukan kebiasaan hidup, morfologi, dan
penggunaan energi oleh hewan-hewan air dan
merupakan penghalang besar bagi pergerakan.
Tegangan permukaan air terhadap benda gas dan padat
juga merupakan faktor fisik yang penting.
Tegangan ini timbul akibat aktivitas molekul-molekul air yang tidak simetri
pada dan di bawah permukaan air. Tegangan permukaan ini berkurang dengan
pertambahan suhu atau bahan organik, sedangkan tegangan bertambah disebabkan
naiknya garam-garam. Tegangan permukaan juga mempengaruhi organ tumbuhan dan
hewan, ada yang dapat dibasahi dan ada pula yang tidak.
Contoh: daun Potamogeton dan kerangka plankton Cladocera tidak dapat dibasahi
air. Kontak antara Cladocera dengan permukaan air seringkali membinasakannya,
karena air akan tertarik dari kerangka dan tegangan dari permukaan atas
mencegah masuknya hewan tersebut ke dalam air.
Arti tegangan permukaan secara ekologis terlihat pula pada kenyataan bahwa
permukaan yang tidak dapat dibasahi jarang sekali merupakan substrat bagi
pertumbuhan jasad-jasad lain, karena membatasi pergerakan dan metabolismenya.
Cahaya Matahari dan Panas di
Perairan
Kecerahan dapat diukur dengan menggunakan Keping Secchi. Dengan mengukur kecerahan di
suatu perairan kita dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya
proses fotosintesa di dalam air. Keping Secchi merupakan suatu alat yang sangat sederhana
terdiri dari pelat yang berwarna putih atau hitam-putih dengan diameter lingkaran 20-25 cm.
Alat ini didasarkan pada kedalaman penglihatan.
Penggunaan alat ini ialah untuk mengukur kedalaman pada waktu keping tidak terlihat waktu
diturunkan, kemudian keping diturunkan lebih dalam, dan hanya kedalaman yang terlihat oleh
matalah yang diukur. Rata-rata kedua pengukuran itu dinyatakan sebagai kecerahan keping
Secchi. Kedalaman dengan keping Secchi umumnya menunjukkan kecerahan 10%. Pada
perairan ini tingkat kecerahan 1% yang secara umum menunjukkan batas terbawah dari rata-
rata kesetimbangan fotosintesis yang positif.
• Kedalaman pengukurannya dapat diduga dengan hubungan sebagai berikut:
• Pada perairan yang keruh hubungan matematika tersebut dapat terganggu karena pemantulan cahaya. Selain itu pada air yang keruh cahaya yang menjalar lurus dari permukaan air ke keping Secchi dan kembali ke mata berubah, hal ini disebabkan oleh: Absorpsi air dan bahan-bahan yang larut dan Pelenturan yang disebabkan oleh bahan-
bahan yang melayang.
Alat lain untuk mengukur kecerahan :
a. Thermopile. Semua energi dari sinar matahari yang masuk diubah menjadi panas dan arus listrik yang
terjadi diukur dengan menggunakan galvanometer. Alat ini merupakan alat yang baik untuk mengukur
radiasi total karena mempunyai kepekaan yang sama terhadap semua panjang gelombang.
b. Fotosel. Arus listrik yang timbul besarnya sebanding dengan intensitas cahaya yang jatuh pada
alat ini. Fotosel lebih peka dari thermopile. Namun pada fotosel tidak mencakup seluruh spektrum
cahaya sehingga alat ini baik untuk mengukur susunan spektrum cahaya pada berbagai kedalaman. Filter
yang kekuatannya diketahui dipergunakan di atas fotosel. Cahaya yang diabsorbsi menghasilkan panas.
Suhu merupakan faktor intensitas dari energi panas. Setiap organisme baik di perairan maupun di
daratan mempunyai kisaran suhu tertentu untuk hidup. Ada organisme yang hidup pada suhu rendah,
sementara organisme lain memerlukan lingkungan yang lebih panas untuk hidup. Beberapa spesies alga
dan bakteri mempunyai kemampuan dan penyesuaian secara fisiologis untuk hidup di perairan yang
mempunyai suhu lebih 90oC. Selain itu ada organisme-organisme untuk kehidupannya hanya mampu
mentolerir kisaran suhu yang sempit yang dikenal sebagai organisme stenotermal. Sebaliknya organisme
yang mampu mentolerir perubahan suhu yang lebar disebut dengan euritermal. Daerah yang memperlihatkan
penurunan suhu yang besar disebut Metalimnion atau Thermocline (Amerika), Sprungschicht (Jerman),
Discontinuity layer (Inggris). Masa air (daerah) di atas Metalimnion yang panas disebut Epilimnion.
Lapisan yang memanjang dari Metalimnion ke dasar danau disebut Hypolimnion yang dingin dan kandungan
oksigen rendah. Suhu air biasanya diukur dengan menggunakan termometer air raksa, khususnya untuk
permukaan air. Pada berbagai kedalaman suhu diukur dengan menggunakan alat khusus, seperti: Sampler
Thermometer dan Reversing Thermometer
• Kemmerer Water Sampler. Pada alat ini ada yang sudah
dilengkapi thermometer langsung, misalnya pada Ruttner
Sampler. Alat tersebut juga baik untuk mengambil contoh air
bagi penelitian-penelitian kimia air dan plankton, yaitu
dengan mengalirkan air dari water sampler ke botol-botol.
Penyebaran suhu, analisa kimia, dan beberapa penelitian
biologi dapat dilakukan pada contoh air yang sama.
• Danau yang
bercampur dari atas ke bawah
disebut sebagai holomiktik, sedang
stratifikasi kedalaman atau kimia yang hanya
sebagian bercampur disebut sebagai meromiktik.
•Barus, T.A. 2001. Pengantar Limnologi. Proyek Penelitian dan Pengabdian pada Masyrakat Direktorat Jenderal
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
•Dodds, W.R. 2002. Freshwater Ecology: Concept and Environment Applications. San Diego: Academic Press.
•Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta:
Kanisius.
•Goldman, C. R. and A. J. Horne. 1994. Limnology. Tokyo: International Student Edition. Mc. Graw Hill. Int.
Book. Co.
•Lampert, W. and U. Sommer. 2007. The Ecology of Lakes and Streams. Oxford: Oxford University Press.
•O’Sullivan, P.E. and C.S. Reynold. 2004. The Lake Handbook Vol. I. Limnology and Limnetic Ecology.
Blackwell Publ. Malden.
•Welch, P. S. 1952. Limnology. New York: Mc Graw Hill Book Company, Inc.
•Wetzel, R.G. 2001. Limnology: Lake and River Ecosystem. San Diego: Academic Press.
•Wetzel, R.G dan G.E. Likens. 2000. Limnological Analysis. New York: Springer – Verlag, Berlin - Heydelberg.