Preceptor:
dr. Nanang Suhana, Sp. THT-KL
Penelitian ini berfokus pada pengangkatan amandel untuk mengurangi risiko individu
terkena kanker amandel sehingga dilakukan penelitian kepustakaan.
Kesimpulan :
Peningkatan karsinoma orofaring saat ini tidak dapat dikaitkan dengan
penurunan tingkat tonsilektomi, tetapi peningkatan infeksi HPV.
Tonsilektomi sebagai pencegahan kanker orofaringeal tidak dapat
direkomendasikan dan bahkan dapat merugikan pada kanker pangkal lidah.
PENDAHULUAN
Insiden kanker orofaringeal (OCA), terutama kanker tonsil (TCA) telah meningkat
dalam beberapa dekade terakhir, jumlah kasus stasioner juga terus meningkat di
Jerman. Karena manifestasi karsinoma tidak mungkin pada organ yang sudah tidak
ada lagi, muncul pertanyaan apakah TE dibenarkan sebagai "profilaksis karsinoma"
untuk menghindari TCA/OCA.
Tujuan dari penelitian ini : untuk menjawab apakah TE dibenarkan sebagai profilaksis
karsinoma berdasarkan pencarian literatur.
MATERIAL DAN METODE
Diskusi
patogenesis karsinoma tampaknya tidak ada.
Pengaruh tonsilektomi pada kanker tonsil dan
kanker orofaringeal terutama menyangkut
karsinoma dengan HPV positif; karsinoma
mukosa dan jaringan parut setelah tonsilektomi
biasanya dikaitkan dengan paparan
tembakau/alkohol.
o Secara statistik, studi yang dianalisis dalam
penelitian mengecualikan kenaikan monokausal
dari kejadian kanker tonsil dan kanker orofaringeal
Diskusi karena penurunan tonsilektomi. Para penulis
menganggap peningkatan infeksi HPV sebagai
alasan utama.
o Di Jerman, peningkatan relatif terbesar dalam
kanker orofaringeal ditemukan pada wanita
(66% vs. 32%; Gambar 1), meskipun frekuensi
Diskusi
tonsilektomi secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan pada laki-laki. Ini adalah alasan
penting yang menentang hubungan monokausal
antara frekuensi tonsilektomi dan kejadian
kanker orofaringeal/kanker tonsil.
o Karena hubungan sebab akibat tidak dapat
dirumuskan, tonsilektomi profilaksis ditolak
oleh semua penulis. Alasan penting lainnya
Diskusi mengapa tonsilektomi tidak dibenarkan adalah
risiko pembedahan.
o Kalkulasi oleh Fakhrydkk. menunjukkan bahwa
tonsilektomi profilaksis akan mengurangi
Diskusi
kejadian kanker tonsil dari 3,64 menjadi 1,52
kasus tahunan/100.000. Perolehan tidak terkait
dengan morbiditas dan risiko kematian pasca
operasi.
o Di sisi lain, pasien yang berisiko mencoba
mencegah perkembangan kanker orofaringeal
Diskusi
dengan tonsilektomi. Masalahnya adalah
kurangnya biomarker untuk mengidentifikasi
pasien yang berisiko. Hanya lesi prakanker yang
dapat dideteksi (misalnya dengan biomarker,
pencitraan, sitologi). Sejauh ini, hanya jumlah
pasangan seks oral yang diidentifikasi sebagai
faktor risiko.
o Terlepas dari ketidakpastian data anamnestik,
80% kanker orofaringeal terjadi pada pasien
Diskusi
yang inkoheren. Selain itu, penurunan kanker
orofaringeal lainnya, yang berjumlah 30-40%,
tidak dapat ditunjukkan setelah tonsilektomi.
Temuan ini juga tidak konsisten dengan
tonsilektomi sebagai profilaksis.
o Alih-alih tonsilektomi profilaksis, semua
penelitian merekomendasikan pencegahan
primer dengan vaksinasi. Namun, hasil vaksinasi
ini hanya dapat diharapkan dalam beberapa
dekade, asalkan tingkat vaksinasi cukup. Di
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Tiga studi diidentifikasi untuk melaporkan
penurunan kasus tonsilektomi dan
peningkatan insiden kanker
orofaringeal/kanker tonsil. Tidak ada
hubungan monokausal antara kedua
fenomena tersebut. Semua penulis
mencurigai prevalensi HPV sebagai
penyebab utama. Status dan usia HPV
pada tonsilektomi serta diagnosis kanker
juga berperan.
Penilaian akhir dari subjek membutuhkan
studi prospektif.
KESIMPULAN
Tonsilektomi mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko kanker tonsil pada
individu. "Tonsilektomi Profilaksis" tidak
dapat dibenarkan secara ilmiah.
Analisis PICO-VIA
PROBLEM INTERVENTION
Dapatkah -
tonsillectomy
digunakan sebagai
strategi pencegahan
terhadap kanker
orofaring
COMPARISON OUTCOME
- Tonsilectomy tidak
direkomendasikan
sebagai Tindakan
pencegahan
terhadap kanker
orofaring
Validity
1. Apakah pertanyaan yang diajukan dalam sistematik review disampaikan
dengan jelas?
YA, pertanyaan yang diajukan disampaikan dengan jelas oleh penulis pada
abstrak jurnal
Validity
2. Apakah tidak mungkin bahwa studi yang penting dan relevan terlewatkan?
YA. Penelitian ini menggunakan PUBMED untuk mencari literatur yang sesuai dengan
kata kunci Tonsilectomy, Oropharyngeal cancer, tonsil cancer, prevention. Literature
yang dicari juga tidak hanya menggunakan bahasa inggris namun juga jerman.
Validity
3. Apakah kriteria inklusi yang digunakan sudah
sesuai?
UNCLEAR, dalam jurnal ini penulis tidak secara
jelas menuliskan jelas kriteria inklusi pada
penelitian ini, namun penulis menyebutkan
kriteria eklusi yang digunakan untuk memilah
jurnal yang akan digunakan.
Validity
4. Apakah studi yang disertakan cukup valid untuk jenis pertanyaan yang diajukan?
YA. Studi yang disertakan sudah dijelaskan oleh penulis sesuai dengan pentanyaan
yang diajukan oleh peneliti
Validity
5. Apakah hasilnya sama penelitian yang satu dengan yang lainnya?
YA. Hasil penelitian satu dengan yang lainnya menunjukan hasil yang sama yaitu
mendukung TE menurunkan resiiko terjadinya TCA
Important
Apakah penelitian ini penting?
YA. Insiden kanker orofaring terutama kanker tonsil meningkat terutama dalam 10
tahun terakhir, baik untuk pria dan wanita.
Applicable
Apakah penelitian dapat diterapkan?
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai referensi tentang penerapan tonsilektomi
sebagai upaya pencegahan pada orang-orang dengan resiko tinggi terjadinya kanker
tonsil.
THANKS!