Anda di halaman 1dari 39

JOURNAL READING

Tonsillectomy as a Prevention Strategy


in the Light of Increasing Incidence
of Oropharyngeal Cancer - a Research of Current Literature

Preceptor:
dr. Nanang Suhana, Sp. THT-KL

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD DR. H. Abdul Moeloek


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2021
ABSTRAK

Di negara Barat → jumlah tonsilektomi menurun secara signifikan, ada peningkatan


insiden karsinoma orofaringeal.

Penelitian ini berfokus pada pengangkatan amandel untuk mengurangi risiko individu
terkena kanker amandel sehingga dilakukan penelitian kepustakaan.

Bahan dan Metode :


Mencari liteatur dengan kata kunci (tonsilektomi, kanker orofaringeal, kanker
amandel, pencegahan) tanpa menerapkan filter tambahan.
Hasil :
16 studi diidentifikasi, tiga studi berbasis populasi dievaluasi.
Insiden individu kanker amandel secara signifikan lebih rendah setelah
pengangkatan amandel namun eliminasi risiko dengan tonsilektomi belum
terbukti. Salah satu penelitian mengungkapkan peningkatan jumlah kanker
pangkal lidah setelah tonsilektomi sebelumnya.

Kesimpulan :
Peningkatan karsinoma orofaring saat ini tidak dapat dikaitkan dengan
penurunan tingkat tonsilektomi, tetapi peningkatan infeksi HPV.
Tonsilektomi sebagai pencegahan kanker orofaringeal tidak dapat
direkomendasikan dan bahkan dapat merugikan pada kanker pangkal lidah.
PENDAHULUAN

Tonsilektomi (TE) : intervensi yang paling umum di bidang otorhinolaryngology,


tetapi frekuensi prosedur menurun dengan cepat di banyak negara Barat.

Insiden kanker orofaringeal (OCA), terutama kanker tonsil (TCA) telah meningkat
dalam beberapa dekade terakhir, jumlah kasus stasioner juga terus meningkat di
Jerman. Karena manifestasi karsinoma tidak mungkin pada organ yang sudah tidak
ada lagi, muncul pertanyaan apakah TE dibenarkan sebagai "profilaksis karsinoma"
untuk menghindari TCA/OCA.

Tujuan dari penelitian ini : untuk menjawab apakah TE dibenarkan sebagai profilaksis
karsinoma berdasarkan pencarian literatur.
MATERIAL DAN METODE

Pencarian literatur di Pubmed dilakukan dengan menggunakan kata


pencarian "tonsilektomi, kanker orofaringeal, kanker amandel dan
pencegahan" tanpa penerapan filter lebih lanjut.

Studi yang tidak terkait dengan subjek atau pendapat dikeluarkan.

Prosedurnya ditunjukkan pada Gambar 2 dan mengikuti rekomendasi PRISMA


yang telah divalidasi. Studi yang tidak dipublikasikan dalam bahasa Jerman atau
Inggris juga dikeluarkan.
HASIL
Hasil
Dari 16 penelitian yang teridentifikasi, hanya Dalam satu penelitian, tonsilektomi
tiga studi terkait dengan tujuan penelitian ini meningkatkan risiko perkembangan kanker
(Gambar 2; Tabel I). lidah, terutama pada kasus dengan status
positif HPV dan tonsilektomi yang dilakukan
Semua studi berbasis populasi; pada usia muda.
dua kasus berasal dari riwayat pasien, dan
satu kasus dengan data yang lebih baru.

Semua studi mendukung anggapan bahwa


tonsilektomi sebelumnya mengurangi risiko
perkembangan kanker tonsil. Tetapi tidak ada
studi yang mampu menunjukkan tonsilektomi
mampu menghilangkan risiko kanker tonsil.
DISKUSI
o Penelitian ini bertujuan untuk mengklarifikasi
potensi tonsilektomi untuk mencegah
karsinogenesis pada tonsil atau bahkan pada
orofaring.
Diskusi o Semua studi menunjukkan bahwa kemungkinan
berkembangnya risiko kanker tonsil pada
individu berkurang setelah tonsilektomi.
Diskusi
o Fakhry dkk. juga mengkonfirmasi hal ini, menunjukkan bahwa sebagian besar
tonsilektomi diagnostik telah dilakukan pada pasien yang termasuk dalam penelitian
mereka. Kolektif kemudian dikelompokkan berdasarkan usia, dan terdapat
pengurangan risiko yang signifikan untuk kanker orofaringeal/kanker tonsil yang
ditunjukkan untuk pasien yang berusia <60 tahun. Sebaliknya, untuk pasien berusia
>60 tahun dengan kanker lidah, tonsilektomi meningkatkan risiko yang signifikan.
Mengenai survival rate, pasien mendapatkan manfaat dari tonsilektomi yang
dilakukan dalam waktu satu tahun sebelum kanker orofaringeal/kanker tonsil.
Diskusi
o Menurut hasil Zevallos dkk., tonsilektomi mengurangi risiko kanker tonsil menjadi
seperlima tetapi meningkatkan risiko kanker lidah dua kali lipat dan tidak
berpengaruh pada perkembangan karsinoma kepala-leher lainnya.
o Selain itu, berbagai faktor risiko telah diidentifikasi (seperti jumlah pasangan seksual
yang tinggi, merokok >10 bungkus per tahun, status HPV). Efek pada kanker lidah
bahkan ditingkatkan oleh tonsilektomi yang dilakukan pada masa kanak-kanak atau
dengan status HPV positif, yang tidak ada penjelasan yang masuk akal secara ilmiah.
Diskusi
o Chaturvedi dkk. menggunakan data 225.718 pasien dengan riwayat tonsilektomi,
sebagian besar berusia <20 tahun (median: usia 16 tahun). Dari 144 pasien dengan
kanker kepala-leher, tingkat keganasan di orofaring, tonsil dan kepala-leher dalam
setahun setelah tonsilektomi sama-sama meningkat. Temuan ini dikaitkan dengan
pentingnya diagnostik tonsilektomi. Selanjutnya, tonsilektomi hanya berdampak pada
pengurangan risiko diperolehnya kanker tonsil.
Diskusi
o Hampir bersamaan dengan tiga penelitian lainnya, Gayar melaporkan peningkatan
kanker orofaringeal yang signifikan di AS pada tahun 1973 dan 2009, terutama di
antara pasien yang lebih muda. Kantor Statistik Federal tidak dapat membuktikan
perkembangan peningkatan kanker orofaringeal pada tahun 2000 dan 2018: jumlah
kasus dengan kanker tonsil dan kanker orofaringeal hanya meningkat pada kelompok
usia >65 tahun (Tabel II).
o Kurangnya pengurangan risiko untuk kanker
kepala-leher lain menunjukkan bahwa efek
biologis atau imunologis tonsilektomi pada

Diskusi
patogenesis karsinoma tampaknya tidak ada.
Pengaruh tonsilektomi pada kanker tonsil dan
kanker orofaringeal terutama menyangkut
karsinoma dengan HPV positif; karsinoma
mukosa dan jaringan parut setelah tonsilektomi
biasanya dikaitkan dengan paparan
tembakau/alkohol.
o Secara statistik, studi yang dianalisis dalam
penelitian mengecualikan kenaikan monokausal
dari kejadian kanker tonsil dan kanker orofaringeal
Diskusi karena penurunan tonsilektomi. Para penulis
menganggap peningkatan infeksi HPV sebagai
alasan utama.
o Di Jerman, peningkatan relatif terbesar dalam
kanker orofaringeal ditemukan pada wanita
(66% vs. 32%; Gambar 1), meskipun frekuensi

Diskusi
tonsilektomi secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan pada laki-laki. Ini adalah alasan
penting yang menentang hubungan monokausal
antara frekuensi tonsilektomi dan kejadian
kanker orofaringeal/kanker tonsil.
o Karena hubungan sebab akibat tidak dapat
dirumuskan, tonsilektomi profilaksis ditolak
oleh semua penulis. Alasan penting lainnya
Diskusi mengapa tonsilektomi tidak dibenarkan adalah
risiko pembedahan.
o Kalkulasi oleh Fakhrydkk. menunjukkan bahwa
tonsilektomi profilaksis akan mengurangi

Diskusi
kejadian kanker tonsil dari 3,64 menjadi 1,52
kasus tahunan/100.000. Perolehan tidak terkait
dengan morbiditas dan risiko kematian pasca
operasi.
o Di sisi lain, pasien yang berisiko mencoba
mencegah perkembangan kanker orofaringeal

Diskusi
dengan tonsilektomi. Masalahnya adalah
kurangnya biomarker untuk mengidentifikasi
pasien yang berisiko. Hanya lesi prakanker yang
dapat dideteksi (misalnya dengan biomarker,
pencitraan, sitologi). Sejauh ini, hanya jumlah
pasangan seks oral yang diidentifikasi sebagai
faktor risiko.
o Terlepas dari ketidakpastian data anamnestik,
80% kanker orofaringeal terjadi pada pasien

Diskusi
yang inkoheren. Selain itu, penurunan kanker
orofaringeal lainnya, yang berjumlah 30-40%,
tidak dapat ditunjukkan setelah tonsilektomi.
Temuan ini juga tidak konsisten dengan
tonsilektomi sebagai profilaksis.
o Alih-alih tonsilektomi profilaksis, semua
penelitian merekomendasikan pencegahan
primer dengan vaksinasi. Namun, hasil vaksinasi
ini hanya dapat diharapkan dalam beberapa
dekade, asalkan tingkat vaksinasi cukup. Di

Diskusi Jerman, vaksinasi direkomendasikan untuk


remaja laki-laki dan perempuan dari usia 13
tahun. Di negara lain, penerimaan vaksin cukup
serius; pada tahun 2013, 14% remaja laki-laki di
AS telah divaksinasi (vaksinasi diperkenalkan
pada tahun 2009). Di Eropa, proporsi individu
yang divaksinasi mencapai rata-rata 17%,
sedangkan di Inggris dan Portugal sekitar 80%.
06

KESIMPULAN
KESIMPULAN
Tiga studi diidentifikasi untuk melaporkan
penurunan kasus tonsilektomi dan
peningkatan insiden kanker
orofaringeal/kanker tonsil. Tidak ada
hubungan monokausal antara kedua
fenomena tersebut. Semua penulis
mencurigai prevalensi HPV sebagai
penyebab utama. Status dan usia HPV
pada tonsilektomi serta diagnosis kanker
juga berperan.
Penilaian akhir dari subjek membutuhkan
studi prospektif.
KESIMPULAN
Tonsilektomi mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko kanker tonsil pada
individu. "Tonsilektomi Profilaksis" tidak
dapat dibenarkan secara ilmiah.
Analisis PICO-VIA
PROBLEM INTERVENTION

Dapatkah -
tonsillectomy
digunakan sebagai
strategi pencegahan
terhadap kanker
orofaring
COMPARISON OUTCOME

- Tonsilectomy tidak
direkomendasikan
sebagai Tindakan
pencegahan
terhadap kanker
orofaring
Validity
1. Apakah pertanyaan yang diajukan dalam sistematik review disampaikan
dengan jelas?
YA, pertanyaan yang diajukan disampaikan dengan jelas oleh penulis pada
abstrak jurnal
Validity
2. Apakah tidak mungkin bahwa studi yang penting dan relevan terlewatkan?
YA. Penelitian ini menggunakan PUBMED untuk mencari literatur yang sesuai dengan
kata kunci Tonsilectomy, Oropharyngeal cancer, tonsil cancer, prevention. Literature
yang dicari juga tidak hanya menggunakan bahasa inggris namun juga jerman.
Validity
3. Apakah kriteria inklusi yang digunakan sudah
sesuai?
UNCLEAR, dalam jurnal ini penulis tidak secara
jelas menuliskan jelas kriteria inklusi pada
penelitian ini, namun penulis menyebutkan
kriteria eklusi yang digunakan untuk memilah
jurnal yang akan digunakan.
Validity
4. Apakah studi yang disertakan cukup valid untuk jenis pertanyaan yang diajukan?
YA. Studi yang disertakan sudah dijelaskan oleh penulis sesuai dengan pentanyaan
yang diajukan oleh peneliti
Validity
5. Apakah hasilnya sama penelitian yang satu dengan yang lainnya?
YA. Hasil penelitian satu dengan yang lainnya menunjukan hasil yang sama yaitu
mendukung TE menurunkan resiiko terjadinya TCA
Important
Apakah penelitian ini penting?
YA. Insiden kanker orofaring terutama kanker tonsil meningkat terutama dalam 10
tahun terakhir, baik untuk pria dan wanita.
Applicable
Apakah penelitian dapat diterapkan?
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai referensi tentang penerapan tonsilektomi
sebagai upaya pencegahan pada orang-orang dengan resiko tinggi terjadinya kanker
tonsil.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai