ILMU THT
Pembimbing:
Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma
Definisi
Epidemiologi
Tumor vaskuler ini berasal dari fossa pterigo palatina, bersifat jinak namun
bersifat agresif, hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari timbulnya
tumor ini, namun diduga ada keterlibatan hormonal oleh karena terjadi secara
khusus atau eksklusif pada pria dewasa muda. Tumor ini tumbuh lambat (slow
growing), invasiflokal, dapat menyebar ke intracranial, namun tidak
metastase(Pasha and Golub, 2018). Walaupun etiologic masih tidak jelas, saat ini
sedang diperdebatkan mengenai angiofibroma ini dengan teori hamartoma dan
malformasi vaskuler(Makhasanaet al., 2016).
Diagnosis
Gambaran klinis tergantung dari letak tumor, perluasan dan waktu ketika tumor
terdiagnosis. Penyebaran tumor terjadi melalui submukosa dan jaringan lunak di
sekitar lesi.8,9 Pada umumnya, pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat
dan epistaksis spontan yang masif. Pasien dengan massa yang besar dapat disertai
dengan proptosis, gangguan pendengaran konduktif, bengkak pada pipi, dan bahkan
defisit pada nervus kranialis III,VI. Pemeriksaan klinis harus dengan menggunakan
endoskopi untuk melihat regio nasal sampai nasofaring. Tumor yang lebih besar lagi
dapat menyebabkan pendorongan palatum molle sehingga menyebabkan
pembengkakan pada antrum maksila dan meluas hingga fossa infratemporal.
klasifikasi Chandler dan Radkowski
Histopatologi
Klasifikasi Fisch’s
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain dengan CT Scan dan
MRI. Identifikasi suplai darah pre operasi merupakan hal yang penting untuk
menentukan strategi pembedahan yang tepat . Meski MRI dapat membantu dalam
penilaian vaskular, angiografi tetap diperlukan untuk mendapat gambaran lengkap
dari semua pembuluh darah.
Pemberian radiasi eksterna pada ANJ umumnya diberikan pada tumor besar yang
diperkirakan tidak dapat direseksi atau pada stadium lokal lanjut, misalnya tumor
yang telah mencapai intrakranial dan melibatkan sinus kavernosus dan chiasma
opticus.
Komplikasi
1. Chan, Y and Goddard, J. C. 2016. K.J. Lee’s Essential Otolaryngology: Head &
Neck Surgery. 11theditions. pp.873-874. New York: McGraw-Hill.
2. López, F., Triantafyllou, A., Snyderman, C. H., Hunt, J. L., Suárez, C., Lund, V. J.,
et al. (2017). Nasal juvenile angiofibroma: Current perspectives with emphasis
on management. Head & Neck, 39(5), 1033–1045. doi:10.1002/hed.24696.
3. Makhasana, J. A. S., Kulkarni, M. A., Vaze, S., and Shroff, A. S. (2016). Case
Report: Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Journal of Oral & Maxillofacial
Pathology(JOMFP), 20(2). Available
from: http://www.jomfp.in/text.asp?2016/20/2/330/185908.
4. Pasha, R. and Golub, J. S. (2018). Otolaryngology Head and Neck Surgery:
Clinical Reference Guide. 5theditions. pp20-21. San Diego: Plural
Publishing.Inc.`
5. Safadi, A., Schreiber, A., Fliss, D., & Nicolai, P. (2018). Juvenile Angiofibroma:
Current Management Strategies. Journal of Neurological Surgery Part B: Skull
Base, 79(01), 021–030. doi:10.1055/s-0037-1615810
6. Panda NK, Gupta G, Sharma S, Gupta A. Nasopharyngeal angiofibroma-changing
trends in the management. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 2014;
64(3):233-9.