Anda di halaman 1dari 31

Pengukuran Kefarmasian

PK M-04 2020
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu:
1. Menentukan timbangan dan menjelaskan prosedur yang
tepat pada penggunaan timbangan di bidang farmasi
2. Menjelaskan alat untuk pengukuran volumetrik serta
perbedaan penggunaan dan ketepatan/akurasi masing-
masing alat
3. Menjelaskan persyaratan senstivitas dan penerapannya
dalam perhitungan
Capaian Pembelajaran

4. Menerapkan metode aliquot pada pengukuran bobot dan


volume
5. Melakukan perhitungan % kesalahan dalam melakukan
pengukuran bobot
6. Mampu menjelaskan pengertian densitas dan bobot jenis
7. Mampu menghitung bobot jenis, serta melakukan konversi
volume ke bobot dan bobot ke volume
Pengukuran Bobot

 Pengukuran bobot/massa suatu zat/bahan dilakukan dengan


cara menimbang  diukur dengan timbangan

 Faktor yang perlu diperhatikan:


 Kuantitas/ bobot yang akan ditimbang
 Karakteristik bahan yang akan ditimbang
 padat, semi padat, cair, atau gas
 Timbangan yang digunakan
Faktor Pemilihan Timbangan
 Kapasitas: bobot maksimal yang dapat diukur

 Sensitivitas: bobot terkecil yang menyebabkan perubahan

 Readability: pecahan/fraksi terkecil yang dapat dibaca

 Akurasi: ketepatan/kedekatan bobot hasil penimbangan


terhadap bobot yang sebenarnya

 Presisi: keterulangan/konsistensi hasil pada pengulangan


Timbangan Di Bidang Farmasi
 Timbangan miligram:
 Tipe A
 Tipe B

 Timbangan gram

 Timbangan analitis
digunakan untuk menimbang bahan dalam bobot kecil yang
membutuhkan ketelitian tinggi (di laboratorium
analitis/pengujian)
Timbangan Timbangan
miligram gram
Anak Timbangan

Alas/wadah untuk
Kapan digunakan?
menimbangan
Timbangan Analitik

Kapan digunakan?
Faktor - Proses Menimbang
1. Pemilihan timbangan
2. Penempatan timbangan
3. Pemeliharaan & kalibrasi timbangan
4. Kebersihan timbangan
5. Prosedur menimbang
6. Ketrampilan penimbang
7. Menimbang dalam jumlah kecil  aliquot
8. Alas timbang
9. Wadah timbang  kapan perlu wadah & jenis wadah ?
Prosedur Penimbangan
1. Persiapan:
 Siapkan bahan yang akan ditimbang  kuantitas cukup,
label jelas & benar
 Siapkan peralatan sesuai kebutuhan  bersih & kering

2. Pemeriksaan:
 Kondisi timbangan & lingkungan bersih  tidak ada sisa
bahan sebelumnya
 Penempatan timbangan tepat  datar, tahan getaran,
pasokan listrik stabil
 Timbangan siap pakai  posisi nol
Prosedur Penimbangan

3. Penimbangan:
Pada timbangan konvensional
 Pastikan pan timbangan bersih
 Letakkan kertas timbang di kedua pan dan pastikan sisi kiri
& kanan seimbang
 Bila menggunakan wadah  kalibrasi
 Letakkan anak timbangan di sisi kiri, bahan yang akan
ditimbang di sisi kanan (kecuali kidal)
 Lakukan penimbangan, gunakan sendok atau alat bantu
lainnya untuk mengambil bahan
Prosedur Penimbangan

3. Penimbangan:
Pada timbangan digital
 Pastikan pan timbangan bersih
 Bila menggunakan wadah  kalibrasi
 Siapkan posisi timbangan
 Lakukan penimbangan, gunakan sendok atau alat bantu
lainnya untuk mengambil bahan
Prosedur Penimbangan

Kejadian pada ujian OSCE UKAI:

Peserta tidak dapat membuka pintu


timbangan, dibuka dari sisi atas dan
tablet yang ditimbang dijatuhkan dari
atas

Peserta melakukan penimbangan


tanpa menekan tombol “on” dan
menuliskan hasil penimbangan
Pengukuran Volume Cairan
Pemilihan alat ukur:
 Jenis cairan yang diukur  cairan panas, kental, mudah
menguap
 Kuantitas cairan yang diukur  kapasitas alat ukur
 Jenis alat ukur & sensitivitas alat ukur  ketelitian yang
diharapkan
 Toleransi kesalahan yang dapat diterima
Kapan digunakan? Alat Ukur Volume
Kesalahan Pengukuran Volume
 Paralax error

 Kesalahan membaca skala atau membuat perkiraan angka


di antara 2 skala

 Mengukur langsung:
 Cairan panas
 Cairan kental
 Seharusnya menggunakan teknik kalibrasi
Kesalahan Pengukuran Volume
Penerapan Metode Aliquot

 Digunakan pada penimbangan atau pengukuran volume bahan


dalam jumlah/kuantitas kecil  di bawah bobot/ volume
minimal yang bisa diukur dengan alat ukur yang tersedia

 Proses pengukuran dilakukan dengan menimbang atau


mengukur volume bahan dengan kuantitas yang lebih besar
dari kuantitas yang dibutuhkan, kemudian dilakukan
pengenceran dengan menambahkan bahan inert
Penerapan Metode Aliquot

Contoh 1:
 Bobot obat yang harus ditimbang 5 mg
 Bobot aliquot direncanakan 120 mg
 Faktor kelipatan 25 kali

Perhitungan:
 Bobot obat yang ditimbang = 5 mg x 25 = 125 mg
 Bobot total = bobot aliquot x 25 = 120 mg x 25 = 3.000 mg
 Bobot bahan pengencer yang dibutuhkan
= (3.000 – 125) mg = 2.875 mg
Penerapan Metode Aliquot

Contoh 2:
 Volume HCl yang harus dibutuhkan 0,5 mL  tidak dapat
diukur dengan gelas ukur 10 mL yang tersedia
 Volume aliquot direncanakan 2 mL
 Faktor kelipatan 5 kali

Perhitungan:
 Volume HCl yang diukur = 0,5 mL x 5 = 2,5 mL
 Volume total = volume aliquot x 5 = 2 mL x 5 = 10 mL
 Volume air yang dibutuhkan = (10 – 2,5) mL = 7,5 mL

 2,5 mL HCl diencerkan dengan air sampai volume 10 mL


Metode Bobot Terkecil
 Alternatif pengganti metode aliquot

 Prosedur:
 Bobot yang yang akan ditimbang 20 mg
 Bobot terkecil yang boleh ditimbang 120 mg  bobot bahan
obat yang ditimbang = 120 mg
 Bobot campuran direncanakan 150 mg  bobot total
campuran = (120 mg / 20 mg) x 150 mg = 900 mg
Bobot pengencer yang harus ditimbang = (900 – 120) mg
= 780 mg
Persen Kesalahan
Kasus 1:
 Bobot akhir sediaan serbuk direncanakan 1,2 g (1.200 mg)
 Pada penimbangan ulang, setelah pengayakan serbuk,
diperoleh bobot akhir 1.150 mg

 % kesalahan= (50 mg) / (1.200 mg) x 100% = 4,17%

atau % kesalahan = (1.200 mg - 1.150 mg) / (1.200 mg) x 100 %


= (50 mg) / (1.200 mg) x 100 % = 4.17%
Persen Kesalahan

Kasus 2:
 Pengukuran cairan dengan gelas ukur = 20 mL
 Pengukuran ulang dengan buret = 21 mL

 % kesalahan= (21 mL - 20 mL) / (20 mL) x 100%


= (1 mL) / (20 mL) x 100% = 5%
Densitas
 Densitas (density, d) adalah massa suatu senyawa per
satuan volume umum dinyatakan dalam satuan gram per cc
(centimeter cubic).

 Dinyatakan dalam 3 istilah:


 Absolute density
 Apparent density
 Relative density

 Densitas = (massa) / (volume)


Bobot Jenis
 Bobot jenis (spesific gravity) adalah rasio bobot zat di udara
terhadap bobot bahan standar dalam volume yang sama,
diukur pada suhu yang sama

 FI V: bobot jenis adalah bobot zat di udara pada suhu 25ºC


dibagi dengan bobot volume air yang setara pada suhu
sama

 Bobot jenis = (bobot bahan) / (bobot volume air yang setara)


 diukur dengan piknometer
Bobot Jenis

Pengukuran bobot jenis:


 Bobot piknometer kosong 125 g
 Bobot piknometer + air = 170 g  bobot air = 45 g
 Bobot piknometer + bahan = 155 g  bobot bahan = 30 g

 Bobot jenis bahan = (30 g) / (45 g) = 0,67


Konversi Volume ke Bobot

Glycerin memiliki bobot jenis 1,25


Konversi volume ke bobot:
 Glycerin 50 mL  berapa bobotnya?
 Bobot air pada volume 50 mL = 50 g

 Bobot glycerin 50 mL = (30 g) / 1,25 = 62,5 g


Konversi Bobot ke Volume

Glycerin memiliki bobot jenis 1,25


Konversi bobot ke volume:
 Dibutuhkan glycerin 100 g  berapa volume yang harus
diambil?
 Volume 100 mL air = 100 g

 Volume glycerin yang harus diambil = (100 g) / 1,25 = 80 mL


Latihan Mandiri

Anda mungkin juga menyukai