Kelompok 5 Analgetik Kelas B
Kelompok 5 Analgetik Kelas B
Analgetik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang
digunakan sebagai penahan sakit. Obat analgesik termasuk obat anti radang non
steroid (NSAID) seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin dan obat sintesis
bersifat narkotik seperti tramadol.
Lanjutan..
.
Analgetik adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Kesadaran
akan perasaan sakit terdiri dari dua proses, yakni penerimaan rangsangan
sakit di bagian otak besar dan reaksi-reaksi emosional dan individu terhadap
perangsang ini. Obat penghalang nyeri (analgetik) mempengaruhi proses
pertama dengan mempertinggi ambang kesadaran akan perasaan sakit,
sedangkan narkotik menckan reaksi-reaksi psychis yang diakibatkan oleh
rangsangan sakit.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar
kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi,
salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgetik
atau pereda nyeri. Pada umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek
antipiretik.
Macam - Macam Obat
Analgetik
ANALGETIK OPIOID
ANALGETIK NON-
ATA U A N A L G E T I K
NARKOTIK
NARKOTIKA
Ada dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik. Selain
berdasarkan struktur kimianya, pembagian diatas juga didasarkan pada nyeri
yang dapat dihilangkan.
1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
2) Kontraindikasi
Orang lanjut usia dan pasien penyakit berat, emfisem,
kifoskoliosis, korpulmonarale kronik dan obesitas yang
ekstrim.
b. Meperidin dan Derivat Fenilpiperidin Lain
1) Indikasi
a) Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia.
Indikasi Dan b) Meperidin digunakan juga untuk menimbulkan analgesia
Kontraindikasi obstetric dan sebagai obat praanestetik .
2) Kontraindikasi
Anak dan remaja di bawah usia 16 tahun dan ibu menyusui
(Sindrom Reye; lihat bawah); riwayat maupun sedang menderita
tukak saluran cerna; hemofilia; tidak untuk pengobatan gout.
b.Parasetamol
1) Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan
Indikasi Dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai
Kontraindikasi analgesic lainnya, parasetamol sebaiknya tidka diberikan terlalu
lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic.
Obat Analgetik
2) Kontraindikasi
Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun
terutama dalam analgesic. kombinasi berpotensi menyebabkan
nefropati
c.Asam mefenamat.
1) Indikasi
Sebagai analgesic, sebagai anti-inflamasi,
Indikasi Dan
Kontraindikasi 2) Kontraindikasi
Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawah 14 tahun
Obat Analgetik
dan wanita hamil dan pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian
klinis. menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid
mengurangi kehilangan darah secara bermakna.
d) Ibuprofen
1) Indikasi
Indikasi Dan Bersifat analgesic dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu
Kontraindikasi kuat.
Obat Analgetik 2) Kontraindikasi
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan
menyusui karena ibuprofen relative lebih lama dikenal dan tidak
menimbulkan efek samping serius pada dosis analgesic.
Dosis dan Sediaan Obat Analgetik
b. Fentanil
Dosis 1-3 /kg BB analgesianya hanya berlangsung 30 menit, karena itu hanya dipergunakan
untuk anastesia pembedahan dan tidak untuk pasca bedah. Dosis besar 50-150 mg/kg BB
digunakan untuk induksi anastesia dan pemeliharaan anastesia dengan kombinasi
bensodioazepam dan inhalasi dosis rendah, pada bedah jantung. Sediaan yang tersedia adalah
suntikan 50 mg/ml.
Dosis dan Sediaan Obat Analgetik
c. Petidin
Sediaan yang tersedia adalah tablet 50 dan 100 mg: suntikan 10 mg/ml. 25
mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml.; larutan oral 50 mg/ml. Sebagian besar
pasien tertolong dengan dosis parenteral 100 mg. Dosis untuk bayi dan anak 1-
1,8 mg/kg BB.
d. Tramadol
Dosis tramadol 3mg/kgBB oral, IM, maupun IV efektif untuk penanganan nyeri
sedang hingga berat. Selain itu tramadol juga dapat digunakan sebagai agent anti
menggigil postoperative.
Dosis dan Sediaan Obat Analgetik
1. Analgetik Non Narkotika
a. Paracetamol
Dosis : Untuk nyen dan demam oral 2-3 dd 0,5-1 g. maksimum 4 g/hari,pada
penggunaan kronis maksimum 2.5g/hari. Anak-anak:4 6 dd 10mg/kg.yakni rata-rata
usia 3-12 bulan 60 mg, 1-4 thn 120 180mg.4-6 thn 180mg.7-12 thn 240-360mg 4-6x
sehari. Rektal 20mg/kg setiap kali.dewasa 4 dd 0.5-1 g. anak-anak usia 3-12 bln 2-3 dd
120mg, 1-4 thn 2-3 dd 240 mg,4-6 thn 4 dd 240 mg,dan 7 12 thn 2-3 dd 0,5 g.
Sediaan : Parasetamol (generik) siruf 120 mg/5 ml, Tablet 100 mg, 500 mg.
b. Asam mefenamat.
Dosis : Permulaan 500 mg.lalu3-4 dd 250 mg p.c.
Sediaan : Asam mefenamat (generik) kaptab 250 mg. 500 mg
Dosis dan Sediaan Obat Analgetik
c. Acetosal/asam asetil salisilat
Dosis : Pada nyeri dan demam oral 4 dd 0,5-1gp.c.maksimum 4 g sehari, anak-anak
sampai 1 tahun 10mg/kg 3-4 kali sehari, 1-12 tahun 4-6 dd, diatas 12 tahun 4 dd 320-
500mg, maksimum 2g/hari. Rectal dewasa 4 dd 0,5-1 g. anak-anak sampai 2tahun 2 dd
20mg/kg, diatas 2 tahun 3 dd 20mg/kg pc. pada rema oral dan rectal 6 dd 1g.
maksimum 8g/hari, pada serangan migren single dose dari lg. 15 30 menit sesudah
minum domperidon atau metoklopramida. Untuk prevensi sekuder infark jantung 1 dd
100mg dan setelah TIA 1 dd 40-100mg dengan loading-dose dari 100mg.
Sediaan: Acetosal (generik) tablet 100mg, 500 mg.
Efek samping obat-obat analgetik golongan opioid memiliki pola yang sangat
mirip, termasuk depresi pernafasan, mual, dan muntah, sedasi dan konstipasi.
Selain itu, semua opioid berpotensi menimbulkan toleransi, ketergantungan dan
ketagihan. Toleransi adalah kebutuhan fisiologik untuk dosis yang lebih tinggi
untuk mempertahankan efek analgetik obat. Adiksi atau ketergantungan
psikologik mengacu kepada sindrom perilaku berupa hilangnya kekhawatiran
berkaitan dengan penggunaan dan akuisisi obat, yang menyebabkan perilaku
menimbun obat dan peningkatan dosis tanpa pengawasan.
1. Anief. Moh. 2000. Prinsip Umum dan Dasar
Farmakologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada University Press.