Anda di halaman 1dari 22

Pertemuan 5 - 6

KIAT MENGAJAR SISWA INKLUSI


Dr. Daryusti, M.Hum
Kiat berarti akal ( seni atau cara ) melakukan.
Selain itu, kiat dapat mempunyai arti tak-tik. Kiat
mengajar siswa inklusi berarti seni atau cara atau
tak-tik mengajar siswa inklusi. Adapun kiat
mengajar siswa inklusi adalah sebagai berikut:
1. Pendidik memberikan pengertian kepada siswa,
manusia ciptaan Tuhan
Ciptaan Tuhan yang paling sempurna adalah
manusia. Manusia makhluk ciptaan Tuhan yang
diberi keistimewaan yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Adapun keistimewaan manusia yaitu
memiliki akal dan pikiran.
Hakikatnya manusia adalah makhluk
sosial yang tidak bisa hidup tanpa
bantuan manusia lain, Sesama manusia
tentu saling membutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain,
setiap individu memiliki keterbatasan
dalam kesehariannya, sehingga manusia
memerlukan orang lain untuk
membantunya.
Manusia diciptakan Tuhan berbagai macam
wujudnya, bagi Tuhan masing-masing wujud itu
adalah sempurna. Walaupun ada manusia tersebut
yang cacat matanya (buta) sebelah, tangan kirinya
buntung, telinganya kecil sebelah, dan lain-lain.
Tetapi di sisi Tuhan manusia tersebut tidak ada
bedanya dengan seseorang yang panca indranya
lengkap. Maka dari itu, sebagai manusia tidak boleh
melihat kekurangan dari manusia lain ataupun tidak
boleh saling menjelekkan manusia satu dengan yang
lainnya. Jika ada seseorang menjelekkan manusia
satu dengan yang lainnya, berarti ia menjelekkan
ciptaan Tuhan.
2. Pendidik mengatur posisi tempat duduk siswa
Mengatur posisi tempat duduk siswa dalam proses
pembelajaran sangatlah penting. Hal ini tentunya untuk
dapat memotivasi siswa dalam kelas agar tercapainya
pembelajaran yang baik. Guru hendaklah
memperhtikan tempat duduk siswanya. Siswa yang
terlalu tinggi jangan didudukkan di depan, karena
badannya akan menghambat pandangan siswa yang
lebih pendek perttumbuhannya duduk dikursi belakang
untuk melihat ke depan saat proses pembelajaran
berlangsung. Tempat duduk dapat mempengaruhi
proses pembelajaran siswa. Sisiwa akan merasa nyaman
dan belajar dengan tenang (Inne, 2013)
Siswa inklusi hendaklah duduknya ditempatkan
oleh guru di tempat yang mudah dilihatnya. Siswa
inklusi janganlah dibiarkan duduk di kursi
belakang. Guru dalam hal in hendaklah bisa
mengatur dimana duduknya siswa berkebutuhan
khusus, supaya siswa tersebut dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Dengan kata lain, guru
harus bisa menguasai kelas baik itu siswa yang
normal maupun siswa inklusi. Dengan maksud
adanya kontrol dari guru terhadap tempat duduk
siswa inklusi dan siswa normal.
3. Media yang menarik
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990)
menyatakan media pembelajaran adalah alat bantu
dalam pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya pembelajaran. Munandi
(2013) menyatakan media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan peran dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkunagn pembelajaran yang
kondusif.
Pendapat lain, mengatakan media pembelajaran
adalah sebagai alat atau sarana yang digunakan
dalam pembelajaran untuk terciptanya interaksi
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berkualitas. Media pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran di antaranya: flim, vidio (VCD
dan DVD), radio, tape recorder, dan lain-lain.
Guru dalam mengajar kelas inklusi hendaklah
dapat menetapkan media pembelajaran yang
menarik untuk terwujudnya pembelajaran yang
baik.
Jika guru memberikan materi “lingkungan banjir
dalam pembelajaran”. Diharapkan guru
memperlihatkan kejadian banjir tersebut yang
direkam dengan video, kemudian video tersebut
ditayangkan pada saat pembelajaran berlangsung
dihadapan siswa. Hal ini tentunya media
pembelajran sebagai alat bantu dari guru, untuk
menarilk perhatian siswa dalam pembelajaran.
Dengan adanya media pembelajaran yang
ditayangkan oleh guru tentunya siswa tidak
merasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran
berlangsung.
4. Memahami karakteristik siswa
Kurikulum 2013 (K13) secara menyeluruh diterapkan
untuk seluruh jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD)
sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) diseluruh Indonesia
mulai tahun 2014 sampai 2015. Tentunya semua
pendidikan berharap dilakukan perubahan Kurikulum ini
dapat memberi perubahan yang signifikan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia handaknya.
Kurikulum 2013 membantu guru untuk melahirkan
siswa yang berkarakter. Kurikulum ini memakai tiga aspek
yaitu: kemampuan kognitif (intelektual), memakai aspek
afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan dan
pengalaman) siswa.
Melaksanakan penilaian yang terdapat dalam
kurikulum 2013 tentunya guru mengenal dan
memahami karakter siswa. Kesungguhan guru
dalam memahami karakter siswa sangat
diperlukan kehati-hatian, karena siswa akan
merasa mendapat pelayanan prima, perlakuan
yang adil, dan tidak ada diskriminasi. Guru dapat
mengembangkan potensi yang dimilki siswa
berupa minat dan bakat. Selain itu, guru
hendaklah berusaha menekan potensi negatif
yang mungkin muncul dari karakter siswa
Mengenal dan memahami karakter siswa
bagi guru sangatlah penting. Guru hendaklah
meluangkan waktu untuk meperhatikan secara
maksimal karakter dari para siswa. Crow and
Crow (Purwanto, 1996) menyatakan bahwa arah
perhatian manusia ada dua arah, yakni keluar
dirinya sendiri disebut extrovert dan ke dalam
dirinya sendiri disebut introvert. Lebih lanjut,
Crow and Crow membagi lebih terinci lagi sifat
dari goolongan tipe-tipe tersebut, yaitu seperti
tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1 Tipe-tipe Manusia Extrovert dan Introvert
menurut Crow and Crow
Extrovert Introvert
a. Lancar / lincah dalam bicara 1. Lebih lancar menulis daripada
berbicara
a. Bebas dari kekhawatiran/ 1. Cenderung / sering diliputi
kecemasan kekhawatiran
a. Tidak lekas malu dan tidak 1. Lekas malu dan canggung
canggung
a. Umunya bersifat konservatif 1. Cenderung bersifat radikal
a. Mempunyai minat dan altletik 1. Suka membaca buku dan majalah
a. Dipengaruhi oleh data objektif 1. Lebih dipengaruhi oleh perasaan-
perasaan subjektif
a. Ramah dan suka berteman 1. Agak tertutup jiwanya
a. Suka bekerja dengan orang lain 1. Suka bekerja sendiri
a. Kurang mempedulikan 1. Sangat menjaga / berhati-hati
penderitaan dan milik sendiri terhadap penderitaan dan
miliknya
a. Mudah menyesuaikan diri dan 1. Sukar menyesuaikan diri dan kaku
luwes (fleksibel) dalam pergaulan
Lebih lanjur Purwanto (1996) mengatakan bahwa
perbedaan pokok dari kedua tipe itu kadang-kadang
nyata kelihatan, kadang-kadang tidak. Disamping itu,
ada orang yang benar-benar memperlihatkan sifat-
sifat yang menunjukkan tipe extrovent atau introvent,
ada pula orang-orang yang menunjukkan adanya sifat
campuran/gabungan dari kedua tipe tersebut. Bahkan
mungkn dapat dikatakan bahwa kebanyakan orang
termasuk kedalam tipe campuran itu. Oleh karena itu,
maka disamping adanya dua tipe tersebut, sebaiknya
ditambah lagi dengan tipe ambivert yang berarti
campuran antara extrovert dan introvert
5. Luwes
Kamus Besar Bahasa indonesia (KBBI) 1999,
luwes berati pantas dan menarik. Pantas dan
menarik dengan gaya pendidik mengajar
didepan kelas, sehingga dapat membuat siswa
tidak bosan saat pembelajaran berlangsung.
Pendidik juga tidak keluar dari materi yang
diajarkan. Ia dapat mengaplikasikan contoh
materi pada bentuk lain, sehingga sisiwa tidak
merasa jenuh terhadap pembelajaran pada saat
itu.
Pantas dan menarik hendaklah dipehatikan
pendidik dalam berpakaian dan bermakeup.
Pakaian yang dikenakan pendidik untuk
mengajar hendaklah jenis busana dasar yang
nyaman seperti rok berbahan dasar dan jas juga
berbahan dasar. Rok bewarna gelap seperti biru,
abu-abu, dan lain-lain. Tidak akan membuat
pendidik salah kostum. Warna baju dan rok
janganlah terlalu mencolok. Pendidik diharapkan
tidak memakai make-up yang berlebihan
(bermake-uplah sesederhana mungkin).
6. Sabar
Saat pembelajaran berlangsuang diharapkan
pendidik sabar dalam menghadapi siswa karena
menghadapi siswa kelas inklusi akan bermacam
tingkahnya. Siswa tersebut ada yang mengganggu
temannya, bicara sendiri, dia sibuk dengan aktifitas
lain disaat pembelajaran berlangsung. Maka dari
itu, pendidik diharapkan sabar menghadapi tingkah
laku siswa tersebut dan tidak boleh lekas marah
atau putus asa atau patah hati. Hadapilah siswa
dengan tidak tergesa-gesa dalam memberi materi
pelajaran
7. Disiplin
Tindakan pendidik yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan uang
telah disepakati. Seperti hari Senin pendidik harus
berpakaian baju seragam abu-abu, waktu mulai jam
pelajaran 7.30, pendidik tidak dibolehkan pakai sandal jepit
di sekolah, dan lain-lain. Hal ini tentu bagi pendidik sebagai
cermin pada siswa melakukan kedisipilinan. Ginot (2003)
disiplin adalah sesuatu yang harus dilakukan pada setiap
kesempatan ada. Jika disiplin dilakukan oleh pendidik
tentunya akan memberi respek terhadap pembelajaran
yang dilaksanakan. Tentunya siswa yang ada dikelas
tersebut motivasi untuk pembelajaran meningkat.
8. Menarik
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kata
menarik berarti: menyenangkan, membangkitkan rasa
kasih (senang, suka, ingin, dan sebagainya), dan
mempengaruhi atau membangkitkan hasrat untuk
memperhatikan (mengindahkan). Maka dari itu, menarik
dari salah satu kiat pendidik mengajar siswa inklusi
hendaklah pendidik tersebut menyenangkan bagi siswanya
dalam pembelajaran. Pendidik yang menyenangkan dalam
pembelajaran dapat dilihat dari tutur kata dan bahasa yang
disampaikan pada siswa saat pembelajaran berlangsung.
Selain itu, juga dapat dilihat cara pendidik dalam berpakian
yang sesuai dengan aturan pakaian untuk seorang pendidik
Menariknya pendidik dapat pula dilihat
seninya pendidik menyampaikan materi pada
siswa, sehingga siswa betah belajar dalam kelas
sehingga dapat membuat siswa lebih pintar.
Pendidik yang cerdas dan pintar diberengi
dengan memberikan pelajaran dengan lemah
lembut dalam bertutur pada siswa termotivasi
dalam belajar. Jika dibandingkan dengan guru
yang pemarah, galak dan kaku akan membuat
siswa malas belajar dengan pendidik tersebut.
9. Turunkan KKM / Great
Pendidik menghadapi atau mengajar siswa inklusi
jangan disamakan dengan mengajar siswa normal. Siswa
yang normal pendidik dapat menuntutnya untuk
memahami materi secara maksimal, sesuai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan. Sementara
siswa yang inklusi pendidik harus mengerti dengan tingkat
kemampuannya. Jika sisiwa yang normal dibuat soal ujian
10 buah soal, maka siswa inklusi dibuat 8 soal. Hal ini
tentunya pendidik akan menetapkan nilai siswa normal
yang betul menjawab 10 soal dijawab makanya nilai 100,
jika siswa inklusi betul ke-8-nan soal dijawabnya tentu
nilainya 100. Maka dari itu, pendidikan diharapkan
mengetahui IQ dari siswa inklusi tersebut.
10. Sediakan guru pendamping
Guru/pendidik pendamping bertugas
membantu guru kelas dalam pembelajaran
untuk siswa inklusi. Jika pendidik tidak bisa lagi
dengan bermacam kiat mengajar siswa inklusi,
maka pendidik meminta bantuan pada
guru/pendidik pendamping. Guru/pendidik
pendamping, memegang peran penting untuk
perkembangan akademik dan non akademik
siswa, seperti perkembangan sosial, komunikasi,
perilaku, dan lain-lain dari siswa inklusi.

Anda mungkin juga menyukai