Dr. Daryusti, M.Hum Kiat berarti akal ( seni atau cara ) melakukan. Selain itu, kiat dapat mempunyai arti tak-tik. Kiat mengajar siswa inklusi berarti seni atau cara atau tak-tik mengajar siswa inklusi. Adapun kiat mengajar siswa inklusi adalah sebagai berikut: 1. Pendidik memberikan pengertian kepada siswa, manusia ciptaan Tuhan Ciptaan Tuhan yang paling sempurna adalah manusia. Manusia makhluk ciptaan Tuhan yang diberi keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Adapun keistimewaan manusia yaitu memiliki akal dan pikiran. Hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, Sesama manusia tentu saling membutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, setiap individu memiliki keterbatasan dalam kesehariannya, sehingga manusia memerlukan orang lain untuk membantunya. Manusia diciptakan Tuhan berbagai macam wujudnya, bagi Tuhan masing-masing wujud itu adalah sempurna. Walaupun ada manusia tersebut yang cacat matanya (buta) sebelah, tangan kirinya buntung, telinganya kecil sebelah, dan lain-lain. Tetapi di sisi Tuhan manusia tersebut tidak ada bedanya dengan seseorang yang panca indranya lengkap. Maka dari itu, sebagai manusia tidak boleh melihat kekurangan dari manusia lain ataupun tidak boleh saling menjelekkan manusia satu dengan yang lainnya. Jika ada seseorang menjelekkan manusia satu dengan yang lainnya, berarti ia menjelekkan ciptaan Tuhan. 2. Pendidik mengatur posisi tempat duduk siswa Mengatur posisi tempat duduk siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Hal ini tentunya untuk dapat memotivasi siswa dalam kelas agar tercapainya pembelajaran yang baik. Guru hendaklah memperhtikan tempat duduk siswanya. Siswa yang terlalu tinggi jangan didudukkan di depan, karena badannya akan menghambat pandangan siswa yang lebih pendek perttumbuhannya duduk dikursi belakang untuk melihat ke depan saat proses pembelajaran berlangsung. Tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Sisiwa akan merasa nyaman dan belajar dengan tenang (Inne, 2013) Siswa inklusi hendaklah duduknya ditempatkan oleh guru di tempat yang mudah dilihatnya. Siswa inklusi janganlah dibiarkan duduk di kursi belakang. Guru dalam hal in hendaklah bisa mengatur dimana duduknya siswa berkebutuhan khusus, supaya siswa tersebut dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Dengan kata lain, guru harus bisa menguasai kelas baik itu siswa yang normal maupun siswa inklusi. Dengan maksud adanya kontrol dari guru terhadap tempat duduk siswa inklusi dan siswa normal. 3. Media yang menarik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990) menyatakan media pembelajaran adalah alat bantu dalam pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya pembelajaran. Munandi (2013) menyatakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan peran dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkunagn pembelajaran yang kondusif. Pendapat lain, mengatakan media pembelajaran adalah sebagai alat atau sarana yang digunakan dalam pembelajaran untuk terciptanya interaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di antaranya: flim, vidio (VCD dan DVD), radio, tape recorder, dan lain-lain. Guru dalam mengajar kelas inklusi hendaklah dapat menetapkan media pembelajaran yang menarik untuk terwujudnya pembelajaran yang baik. Jika guru memberikan materi “lingkungan banjir dalam pembelajaran”. Diharapkan guru memperlihatkan kejadian banjir tersebut yang direkam dengan video, kemudian video tersebut ditayangkan pada saat pembelajaran berlangsung dihadapan siswa. Hal ini tentunya media pembelajran sebagai alat bantu dari guru, untuk menarilk perhatian siswa dalam pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran yang ditayangkan oleh guru tentunya siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran berlangsung. 4. Memahami karakteristik siswa Kurikulum 2013 (K13) secara menyeluruh diterapkan untuk seluruh jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) diseluruh Indonesia mulai tahun 2014 sampai 2015. Tentunya semua pendidikan berharap dilakukan perubahan Kurikulum ini dapat memberi perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia handaknya. Kurikulum 2013 membantu guru untuk melahirkan siswa yang berkarakter. Kurikulum ini memakai tiga aspek yaitu: kemampuan kognitif (intelektual), memakai aspek afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan dan pengalaman) siswa. Melaksanakan penilaian yang terdapat dalam kurikulum 2013 tentunya guru mengenal dan memahami karakter siswa. Kesungguhan guru dalam memahami karakter siswa sangat diperlukan kehati-hatian, karena siswa akan merasa mendapat pelayanan prima, perlakuan yang adil, dan tidak ada diskriminasi. Guru dapat mengembangkan potensi yang dimilki siswa berupa minat dan bakat. Selain itu, guru hendaklah berusaha menekan potensi negatif yang mungkin muncul dari karakter siswa Mengenal dan memahami karakter siswa bagi guru sangatlah penting. Guru hendaklah meluangkan waktu untuk meperhatikan secara maksimal karakter dari para siswa. Crow and Crow (Purwanto, 1996) menyatakan bahwa arah perhatian manusia ada dua arah, yakni keluar dirinya sendiri disebut extrovert dan ke dalam dirinya sendiri disebut introvert. Lebih lanjut, Crow and Crow membagi lebih terinci lagi sifat dari goolongan tipe-tipe tersebut, yaitu seperti tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Tipe-tipe Manusia Extrovert dan Introvert menurut Crow and Crow Extrovert Introvert a. Lancar / lincah dalam bicara 1. Lebih lancar menulis daripada berbicara a. Bebas dari kekhawatiran/ 1. Cenderung / sering diliputi kecemasan kekhawatiran a. Tidak lekas malu dan tidak 1. Lekas malu dan canggung canggung a. Umunya bersifat konservatif 1. Cenderung bersifat radikal a. Mempunyai minat dan altletik 1. Suka membaca buku dan majalah a. Dipengaruhi oleh data objektif 1. Lebih dipengaruhi oleh perasaan- perasaan subjektif a. Ramah dan suka berteman 1. Agak tertutup jiwanya a. Suka bekerja dengan orang lain 1. Suka bekerja sendiri a. Kurang mempedulikan 1. Sangat menjaga / berhati-hati penderitaan dan milik sendiri terhadap penderitaan dan miliknya a. Mudah menyesuaikan diri dan 1. Sukar menyesuaikan diri dan kaku luwes (fleksibel) dalam pergaulan Lebih lanjur Purwanto (1996) mengatakan bahwa perbedaan pokok dari kedua tipe itu kadang-kadang nyata kelihatan, kadang-kadang tidak. Disamping itu, ada orang yang benar-benar memperlihatkan sifat- sifat yang menunjukkan tipe extrovent atau introvent, ada pula orang-orang yang menunjukkan adanya sifat campuran/gabungan dari kedua tipe tersebut. Bahkan mungkn dapat dikatakan bahwa kebanyakan orang termasuk kedalam tipe campuran itu. Oleh karena itu, maka disamping adanya dua tipe tersebut, sebaiknya ditambah lagi dengan tipe ambivert yang berarti campuran antara extrovert dan introvert 5. Luwes Kamus Besar Bahasa indonesia (KBBI) 1999, luwes berati pantas dan menarik. Pantas dan menarik dengan gaya pendidik mengajar didepan kelas, sehingga dapat membuat siswa tidak bosan saat pembelajaran berlangsung. Pendidik juga tidak keluar dari materi yang diajarkan. Ia dapat mengaplikasikan contoh materi pada bentuk lain, sehingga sisiwa tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran pada saat itu. Pantas dan menarik hendaklah dipehatikan pendidik dalam berpakaian dan bermakeup. Pakaian yang dikenakan pendidik untuk mengajar hendaklah jenis busana dasar yang nyaman seperti rok berbahan dasar dan jas juga berbahan dasar. Rok bewarna gelap seperti biru, abu-abu, dan lain-lain. Tidak akan membuat pendidik salah kostum. Warna baju dan rok janganlah terlalu mencolok. Pendidik diharapkan tidak memakai make-up yang berlebihan (bermake-uplah sesederhana mungkin). 6. Sabar Saat pembelajaran berlangsuang diharapkan pendidik sabar dalam menghadapi siswa karena menghadapi siswa kelas inklusi akan bermacam tingkahnya. Siswa tersebut ada yang mengganggu temannya, bicara sendiri, dia sibuk dengan aktifitas lain disaat pembelajaran berlangsung. Maka dari itu, pendidik diharapkan sabar menghadapi tingkah laku siswa tersebut dan tidak boleh lekas marah atau putus asa atau patah hati. Hadapilah siswa dengan tidak tergesa-gesa dalam memberi materi pelajaran 7. Disiplin Tindakan pendidik yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan uang telah disepakati. Seperti hari Senin pendidik harus berpakaian baju seragam abu-abu, waktu mulai jam pelajaran 7.30, pendidik tidak dibolehkan pakai sandal jepit di sekolah, dan lain-lain. Hal ini tentu bagi pendidik sebagai cermin pada siswa melakukan kedisipilinan. Ginot (2003) disiplin adalah sesuatu yang harus dilakukan pada setiap kesempatan ada. Jika disiplin dilakukan oleh pendidik tentunya akan memberi respek terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Tentunya siswa yang ada dikelas tersebut motivasi untuk pembelajaran meningkat. 8. Menarik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kata menarik berarti: menyenangkan, membangkitkan rasa kasih (senang, suka, ingin, dan sebagainya), dan mempengaruhi atau membangkitkan hasrat untuk memperhatikan (mengindahkan). Maka dari itu, menarik dari salah satu kiat pendidik mengajar siswa inklusi hendaklah pendidik tersebut menyenangkan bagi siswanya dalam pembelajaran. Pendidik yang menyenangkan dalam pembelajaran dapat dilihat dari tutur kata dan bahasa yang disampaikan pada siswa saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, juga dapat dilihat cara pendidik dalam berpakian yang sesuai dengan aturan pakaian untuk seorang pendidik Menariknya pendidik dapat pula dilihat seninya pendidik menyampaikan materi pada siswa, sehingga siswa betah belajar dalam kelas sehingga dapat membuat siswa lebih pintar. Pendidik yang cerdas dan pintar diberengi dengan memberikan pelajaran dengan lemah lembut dalam bertutur pada siswa termotivasi dalam belajar. Jika dibandingkan dengan guru yang pemarah, galak dan kaku akan membuat siswa malas belajar dengan pendidik tersebut. 9. Turunkan KKM / Great Pendidik menghadapi atau mengajar siswa inklusi jangan disamakan dengan mengajar siswa normal. Siswa yang normal pendidik dapat menuntutnya untuk memahami materi secara maksimal, sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan. Sementara siswa yang inklusi pendidik harus mengerti dengan tingkat kemampuannya. Jika sisiwa yang normal dibuat soal ujian 10 buah soal, maka siswa inklusi dibuat 8 soal. Hal ini tentunya pendidik akan menetapkan nilai siswa normal yang betul menjawab 10 soal dijawab makanya nilai 100, jika siswa inklusi betul ke-8-nan soal dijawabnya tentu nilainya 100. Maka dari itu, pendidikan diharapkan mengetahui IQ dari siswa inklusi tersebut. 10. Sediakan guru pendamping Guru/pendidik pendamping bertugas membantu guru kelas dalam pembelajaran untuk siswa inklusi. Jika pendidik tidak bisa lagi dengan bermacam kiat mengajar siswa inklusi, maka pendidik meminta bantuan pada guru/pendidik pendamping. Guru/pendidik pendamping, memegang peran penting untuk perkembangan akademik dan non akademik siswa, seperti perkembangan sosial, komunikasi, perilaku, dan lain-lain dari siswa inklusi.