Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN SISWA EKSTROVERT

DAN INTROVERT TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN


DI KELAS XII IPA 5 SMAN 1 BULULAWANG

Karya Tulis
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir

Oleh :
NOVELIA MAYA ARDILA

No. Induk : 3672


Kelas : XII-IPA 5

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KAB. MALANG
SMA NEGERI 1 BULULAWANG
Jl. Raya Bululawang Telp. (0341) 804010 Kode Pos 65171
Email : smanbululawanginfo@yahoo.com
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepribadian merupakan sebuah pola khas seseorang dalam berpikir,

merasakan dan berperilaku relatif stabil dan dapat diperkirakan, juga

dapat diartikan sebagai pola perilaku dan cara berpikir yang khas,

yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah pola khas

seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif

stabil dan dapat diperkirakan serta menentukan penyesuaian dirinya

terhadap lingkungannya. Jung dalam Dolliver (1994) dan Feist & Feist

(2006) membagi tipe kepribadian menjadi dua, ekstrovert dan introvert.

Ekstrovert berarti mengarahkan energi psikis keluar dan berorientasi

kepada objek dan jauh dari subjektif yang berlawanan dengan

Introvert. Introvert berarti mengarahkan energi psikis ke dalam yang

melibatkan pergerakan negatif atau penarikan diri dari ketertarikan dari

objek lain secara subjektif. Sehingga menjadikan introvert lebih banyak

memiliki masalah dengan hubungan sosial bila dibanding ekstrovert.

Orang introvert cenderung lebih mendengarkan daripada banyak

berbicara. Mereka lebih banyak diam, sehingga sering disebut

pendengar yang baik. Orang introvert lebih nyaman dan menikmati

kegiatan-kegiatan yang dapat ia lakukan sendirian ketimbang harus

bersama-sama dengan orang lain. Orang yang memiliki


kecenderungan ekstrovert pada umumnya adalah orang-orang yang

menarik secara sosial. Mereka adalah sosok yang aktif, energik, dan

mampu membawa suasana positif dalam relasi sosial. Hal ini

menyebabkan orang ekstrovert mudah mendapatkan teman dan

cenderung menjadi pusat perhatian. Saat menghadapi situasi baru,

anak-anak ekstrovert biasanya juga mudah untuk segera beradaptasi.

Mereka pun adalah orang-orang yang biasanya cenderung mampu

membuat keputusan dengan cepat. Oleh karenanya, tugas dan

pekerjaan yang cocok untuk mereka yang memiliki kecenderungan

ekstrovert adalah yang berhubungan dengan membuat keputusan

secara cepat dan aktif dalam segala hal.

Tipe kepribadian tersebut (disebutkan) mempengaruhi sikap

dalam menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan,

termasuk dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Sikap belajar

adalah kecenderungan perilaku saat mempelajari yang bersifat

akademik dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil

belajar. Sikap terkadang didasari oleh emosi dan dorongan dari dalam

diri, dengan dorongan yang baik maka akan menghasilkan sikap

belajar yang baik pula dan begitu pula sebaliknya. Di kelas XII IPA 5

SMAN 1 BULULAWANG siswa yang memiliki kepribadian introvert sulit

dalam menyesuaikan diri di lingkungannya bahkan untuk berbicara

atau bertanya siswa berkepribadian introvert tidak memiliki keberanian

sehingga dalam proses belajar siswa tersebut tidak aktif dikelas, dan
karena hal tersebut mengakibatkan proses belajar siswa yang

terganggu dan ternilai rendah, sebagian siswa cenderung pendiam diri

tidak ingin bersosialisasi dengan orang sekelilingnya.Sebaliknya, siswa

berkepribadian ekstrovert cenderung lebih aktif di dalam kelas, pada

dasarnya kepribadian ini adalah individu yang aktif dan berjiwa sosial

tinggi. Mereka akan melakukan apa yang mereka mau tanpa ragu-

ragu. Oleh karena itu, proses pembelajaran siswa berkepribadian

ekstrovert jauh lebih leluasa dan lebih diperhatikan ketika di dalam

kelas.

Padahal seharusnya, di dalam proses pembelajaran seluruh

siswa diharuskan aktif dalam belajar dan harus bisa bersosialisasi.

Karena kebanyakan sistem pembelajaran saat ini, banyak guru yang

melakukan pembelajaran dengan sistem berkelompok yang

mengharuskan siswa bisa bersosialisasi dengan lingkungan kelasnya.

Keaktifan ini juga berpengaruh pada nilai siswa tersebut, bagaimana

proses pembelajaran siswa di kelas tergantung pada kepribadian

siswa tersebut. Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran

yang mampu medorong kreativitas anak secara keseluruhan, membuat

siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan

berlangsung dalam kondisi menyenangkan. Namun di harapkan siswa

dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, yaitu dengan

cara sering bersosialisasi dan aktif ketika di dalam kelas.


Dari latar belakang pemikiran di atas, penelitian mengkaji lebih

dalam mengenai proses pembelajaran siswa berkepribadian ekstrovert

dan introvert dan mengangkatnya sebagai Karya Tulis ilmiah dengan

judul “ Pengaruh Tipe Kepribadian Siswa Ekstrovert dan Introvert

terhadap Proses Pembelajaran Di Kelas XII IPA 5 SMAN 1

BULULAWANG

2.1 Perumusan Masalah

1) Mengapa tipe kepribadian Introvert dan Ekstrovert dapat

mempengaruhi proses pembelajaran di kelas XII IPA 5?

2) Bagaimana pengaruh siswa berkepribadian Ekstrovert dan

Introvert terhadap proses pembelajaran di kelas XII IPA 5?

3) Bagaimana cara menyiasati proses pembelajaran yang baik

bagi siswa dengan kepribadian Ekstrovert dan Introvert di

kelas XII IPA 5?

2.2 Tujuan Penelitian


1) Untuk mengetahui penyebab tipe kepribadian Introvert

dan Ekstrovert yang dapat mempengaruhi proses

pembelajaran di kelas XII IPA 5.

2) Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada siswa

berkepribadian Ekstrovert dan Introvert terhadap proses

pembelajaran di kelas XII IPA 5.


3) Untuk mengetahui cara menyiasati proses

pembelajaran yang baik bagi siswa dengan kepribadian

Introvert dan Ekstrovert di kelas XII IPA 5.

2.3 Manfaat Penelitian

2.3.1 Bagi siswa


1) Diharapkan siswa dapat melaksanakan proses
pembelajaran di kelas dengan aktif.
2) Diharapkan siswa mampu bersosialisasi selama proses
pembelajaran di kelas.

2.3.2 Bagi guru


1) Dapat membantu guru dalam mengajar siswa dengan
kepribadian yang berbeda.
2) Dapat membantu guru dalam meningkatkan proses
pembelajaran di kelas sesuai dengan tipe kepribadian
Introvert dan Ekstrovert.

2.3.3 Bagi sekolah

Dapat membantu sekolah dalam mengharumkan nama baik


sekolah karena siswa yang selalu aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kepribadian

2.1.1 Pengertian Kepribadian

Istilah “kepribadian” (personality) berasal dari kata latin “persona”

yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh

pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan

perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Bagi bangsa Yunani, “persona”

berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain. Jadi konsep awal

dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku

yang ditempatkan dilingkungan sosial. Kesan yang mengenai diri yang

diinginkan agar ditangkap oleh lingkungan sosial (Alwisol, 2004. Hal: 8).

Kartini Kartono dan Dali Gulo (dalam Hall dan Lindzey, 1993. Hal: 95)

adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya

dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola

tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki

seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana

diketahui oleh orang lain.

Menurut Psikologi Modern kepribadian adalah organisasi yang

dinamis dari sistem psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian

dirinya terhadap lingkungannya secara unik. John Milton Yinger


mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari perilaku

seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau

berhubungan dengan serangkaian situasi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa

kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola

pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut

agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya. Cattel

(dalam Nuqul, 2006. Hal : 24) menyebutkan, kepribadian merupakan

suatu prediksi mengenai apa yang dilakukan seseorang terhadap situasi

yang dihadapi. Sedangkan merut Jung dan Eysenck kepribadian adalah

totalitas segala peristiwa psikis yang disadari maupun tidak disadari atau

disebut juga sebagai “psyche”. Kesadaran sendiri mempunyai peran

penting dalam orientasi manusia dengan dunianya. Sedangkan sikap jiwa

oleh Jung masih dibagi menjadi dua golongan yaitu kecenderungan

ekstrovert dan introvert (Suryabrata, 1993) .

Menurut Baihaqi, kepribadian memiliki beberapa arti, antara lain:

a) Kepribadian merupakan ekspresi keluar dari pengetahuan dan

perasaan yang dialami secara subyektif oleh seseorang.

b) Kepribadian menunjukkan pada totalitas pikiran, perasaan dan

tingkah laku manusia yang ditampakkan dalam, penyesuaian diri dengan

lingkungannya secara khas.

c) Kepribadian adalah pola tingkah laku yang khas yang dimiliki

individu.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kepribadian merupakan ciri khas yang tampak pada diri seseorang berupa

tingkah laku, sifat-sifat, maupun sikap. Setiap individu memiliki

kepribadian yang berbeda dengan orang lain tergantung bentukan-

bentukan atau kebiasaan-kebiasaan yang diterima dari lingkungan di

sekitar individu tersebut. Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian

yang mencakup semua aktualisasi diri (penampilan) yang selalu tampak

pada diri seseorang, merupakan bagian khas atau ciri dari seseorang.

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, namun dalam beberapa

hal mungkin memiliki persamaan. Orang yang berasal dari satu keluarga

biasanya memiliki persamaan dalam kepribadianya, demikian pula dengan

orang yang satu suku atau satu ras akan memiliki persamaan dalam

kepribadiannya. Dengan kata lain, setiap keluarga, suku, atau bangsa

memiliki ciri- ciri khas dari kepribadiannya yang dapat membedakan

mereka dari suku atau bangsa lainnya.

Kepribadian seseorang adakalanya menarik hati orang lain tetapi

adakalanya tercela. Kepribadian yang menarik adalah yang memiliki

unsur- unsur positif seperti rajin, penyabar, ramah, dll. Sedangkan

kepribadian yang tercela misalnya pemalas, pemarah, sombong,

dll.Terdapat banyak pendapat yang berbeda-beda tentang tipe

kepribadian. Namun, tipe kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini

dibedakan menjadi dua yaitu tipe kepribadian ekstrovert dan tipe

kepribadian introvert.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian

Kepribadian akan berkembang dan mengalami perubahan-

perubahan. Tetapi didalam perkembangan itu makin terbentuklah pola-

pola yang khas, sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi setiap

individu. Pendapat Horton et. Al., (1977) tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan kepribadian, sebenarnya dapat

dikelompokkan menjadi dua faktor besar, yaitu faktor hereditas

(keturunan) dan faktor lingkungan (dalam Mangkunegara, 2005. Hal: 7).

Adapun Jung membagi dua faktor yang membentuk kepribadian

(dalam Hartati, dkk, 2004. Hal: 171-177), yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Genetik

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik,

bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat

energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya

dianggap dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu

komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

b. Faktor Lingkungan

Kepribadian yang dipengaruhi oleh lingkungan yang berasal dari luar

individu tersebut. Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar

terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang


tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok

sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.

Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian

seseorang.

2.2 Ekstrovert Dan Introvert

2.2.1 Tipe Kepribadian Ekstrovert

Ekstrovert adalah suatu kecenderungan yang mengarahkan

kepribadian lebih banyak keluar daripada kedalam diri sendiri. Seorang

ekstrovert memiliki sifat sosial, lebih banyak berbuat daripada

berkontemplasi (merenung dan berfikir). Ia juga adalah orang yang penuh

motif- motif, yang dikoordinasi oleh kejadian- kejadian eksternal.

Ekstrovert diberi ciri sebagai kecenderungan pada objek- objek dari luar

diri, suatu kesiapan untuk menerima kejadian-kejadian luar, suatu

keinginan untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh peristiwa- peristiwa

yang terjadi disekitar, suatu kebutuhan untuk terlibat, punya kapasitas

untuk bertahan, menikmati kesibukan, dan setiap macam keributan

disekitarnya. Pada umunya orang ekstrovert percaya pada apa yang

diterima dari dunia luar, dan tidak segan- segan menyampaikan motivasi

pribadi untuk dievaluasi.

Jung percaya bahwa tipe kepribadian manusia dimulai sejak kecil.

Jung mengatakan bahwa: “Tanda awal dari perilaku ekstrovert seorang

anak adalah kecepatannya dalam beradaptasi dengan lingkungan dan


perhatian yang luar biasa, yang diperankan pada objek- objek, khususnya

pada efek yang diperoleh dari objek- objek itu. Ketakutan pada objek itu

sangat kecil. Ia hidup dan berpindah antara objek- objek itu dengan penuh

percaya diri. Karena itu, ia bebas bermain dengan mereka dan belajar dari

mereka. Ia sangat berani, kadang ia mengarah ke sifat ekstrem sampai

pada tahap resiko. Segala sesuatu yang tak diketahuinya selalu memikat

perhatiannya”.

Walaupun setiap orang dipengaruhi data objektif, namun untuk

orang ekstrovert, pemikiran, keputusan, dan seluruh perilakunya bukan

sekedar dipengaruhi, melainkan ditentukan oleh kondisi objektif

dibandingkan pandangan- pandangan pribadinya. Seorang ekstrovert

pada dasarnya memiliki pandangan- pandangan pribadi. Namun semua

pandangan itu siap dikorbankan sesuai kondisi objektif dunia luar. Minat

dan seluruh perhatiannya terfokus pada peristiwa objektif, hal-hal luar dan

orang lain. Standar moral dunia luar sangat berpengaruh bagi seorang

ekstrovert. Jika budaya dunia luar berubah maka orang ekstrovert akan

menyesuaikan pandangan dan perilakunya, sesuai dengan tuntutan

lingkungan sekitarnya. Kapasitas dan kecenderungan untuk

menyesuaikan diri dan mencocokkan diri dengan kondisi dunia luar

merupakan kekuatan, sekaligus keterbatasannya. Kecenderungannya ke

dunia luar dirinya sangat kuat. Bahkan ia lupa memperhatikan dan

mengurus dirinya sendiri. Ekstrovert merupakan suatu aset objektif dalam

situasi sosial dan dalam menjawab tuntutan- tuntutan dari luar. Perilaku
ekstrovert ekstrem kadang mengorbankan tanpa sengaja subjek atau

orang lain, supaya memenuhi apa yang dilihatnya sebagai tuntutan

objektif. “Hal ini merupakan bahaya bagi ekstrovert”, kata Jung.

Menurut Suryabrata (1993), orang-orang yang ekstrovert terutama

dipengaruhi dunia objektifnya, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya

terutama tertuju keluar, pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya

terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik Lingkungan sosial maupun

non sosial. Dia bersikap positif terhadap masyarakatnya, ini sama artinya

dengan hati terbuka, mudah bergaul, Hubungan dengan orang lain lancar.

Bahaya bagi ekstrovert ini adalah apabila ikatan terhadap dunia luar itu

terlalu kuat, sehingga tenggelam dalam dunia objektifnya, kehilangan

dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri (dalam Nuqul, 2006.

Hal: 29).

Eysenck, mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki tipe

kecenderungan ektrovert akan memiliki karakteristik sebagai berikut:

Mereka tergolong orang yang ramah, suka bergaul, menyukai pesta,

memiliki banyak teman, selalu membutuhkan teman untuk diajak bicara,

tertarik dengan apa yang tejadi di sekitar mereka, terbuka, dan sering

banyak bicara, membandingkan pendapat mereka dengan pendapat

orang lain seperti aksi dan inisiatif, mudah mendapat teman dan

beradaptasi dalam kelompok baru, mengatakan apa yang mereka pikirkan

tertarik dengan orang-orang baru mudah menolak bersahabat dengan


orang-orang yang tidk diinginkannya. Mereka individu yang periang dan

tidak memusingkan suatu masalah, optimis dan ceria (dalam Atkinson,

1993. Hal: 370).

Dapat disimpulkan bahwa orang yang berkepribadian Ekstrovert

adalah orang yang mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitarnya, sehingga pikiran, perasaan dan tindakan-

tindakannya banyak dipengaruhi dunia liar dirinya (objektif) daripada dunia

dalam dirinya (subjektif).

2.2.2 Karakteristik Kepribadian Ekstrovert

Menurut Mischel, Shoda, dan Smith (2003), jika seseorang dikatakan

memiliki tipe kepribadian Ekstrovert yang dominan, mereka akan

cenderung lebih berbaur dengan orang lain dan terlibat dalam aktivitas

sosial. Begitupun ketika sedang berada dalam sebuah tekanan. Mereka

juga lebih tertarik dengan pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk

berhadapan langsung dengan orang lain. Menurut salah seorang tokoh

yang mengembangkan teori Jung, yaitu Hedges (1993) terdapat beberapa

karakterstik pada individu yang memiliki tipe kepribadian Ekstrovert, yaitu:

a) Fluent in speech (fasih dalam berbicara)

b) Free from worries (bebas dari rasa khawatir)

c) Not easily embarrassed (tidak mudah malu)

d) Usually conservative (konservatif)


e) Interested in athletics (tertarik pada atletik)

f) Governed by objective data (dikuasai oleh data yang objektif)

g) Friendly (ramah)

h) Likes to work with others (menyukai bekerja secara kelompok)

2.2.3 Tipe Kepribadian Introvert

Introvert adalah suatu orientasi ke dalam diri sendiri. Secara singkat

orang introver adalah orang yang cenderung menarik diri kontak sosial.

Minat dan perhatiannya lebih terfokus pada pikiran dan pengalamannya

sendiri. Menurut Jung, orang introvert memfokuskan libidonya(naluri) ke

dalam, dan tenggelam ke dalam diri sendiri, khususnya pada saat- saat

mengalami ketegangan dan tekanan batin. Seorang introver cenderung

merasa mampu dalam upaya mencukupi diri sendiri. Sebaliknya, seorang

ekstrover membutuhkan orang lain.

Pada dasarnya, conscious seorang introver tentang kondisi- kondisi

eksternal dapat disadari dengan baik sekali. Namun, faktor- faktor

subjektif diyakini sebagai pendorong motivasinya. Sementara itu, seorang

ekstrovert merespon apa yang datang pada subjek dari objek dunia luar.

Seorang Introvert merespons kesan yang timbul oleh objek dari subjek
(realitas inner). Jung menguraikan perilaku introver sebagai orang

pendiam, menjauhkan diri dari kejadian- kejadian luar, tidak mau terlibat

dengan dunia objektif, tidak senang berada di tengah orang banyak,

merasa kesepian dan kehilangan di tengah kerumunan orang banyak.

Semakin banyak orang semakin banyak pula daya tolaknya. Ia tidak

begitu antusias dengan kumpulan- kumpulan. Ia bukan orang yang cocok

untuk pertemuan-pertemuan. Ia melakukan sesuatu menurut caranya

sendiri, menutup diri terhadap pengaruh dunia luar. Ia orang yang tidak

mudah percaya, kadang menderita perasaan rendah diri, dan karena itu ia

gampang cemburu dan iri hati. Ia menghadapi dunia luar dengan suatu

sistem pertahanan diri yang sistematis dan teliti, tampak sebagai ilmuwan,

cermat, berhati- hati, menurut kata hati, sopan santun, dan penuh curiga.

Dalam kondisi kurang normal ia menjadi orang yang pesimis dan

cemas, karena dunia dan manusia sekitarnyan siap menghancurkannya.

Dunianya adalah suatu pelabuhan yang aman. Tempat tinggalnya (rumah)

adalah yang teraman. Teman pribadinya adalah yang terbaik. Karena itu,

tidak heran orang- orang introver sering tampak sebagai orang yang cinta

diri tinggi, egois, bahkan menderita petalogis. Berhubungan dengan

perilaku egosentris, Jung mengingatkan bahwa hal ini ada juga dalam

perilaku orang ekstrovert. Perilaku seorang ekstrover yang berpusat pada

dunia objektif, sebenarnya dalam persepsi dan kognisinya tidak murni

objektif. Tetapi juga bersifat subjektif. Dunia itu tidak tampak dengan

sendirinya, tetapi ditanggapi oleh manusia dengan kacamatanya sendiri-


sendiri. Umunya, orang mengatakan bahwa metode penelitian yang

digunakan dalam mengamati sesuatu adalah yang paling objektif. Namun,

sekarang telah muncul penemuan dan pengakuan bahwa apapun

objektivitas dari suatu metode penelitian, tetap masih ada unsur

subjektivitas . Karena observasi dan interpretasi dari data tetap

dipengaruhi oleh perilaku subjektif observer, yaitu harapan-harapan dan

kecenderungan psikologisnya. Pengetahuan kita mengenai masa lampau

bergantung pada reaksi- reaksi subjektif orang- orang yang mengalami

dan pelukisan mengerelatif. Seperti orang ekstrovert melihat introvert

sebagai kurang sosial, tidak mampu menyesuaikan diri dengan dunia luar,

demikian juga orang introvert menilai orang ekstrovert sebagai orang yang

dangkal, refleksinya kurang dalam, tidak mampu masuk ke dalam diri

sendiri. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan

kelemahan tidak mampu menyesuaikan diri dengan dunia luar, demikian

juga orang introvert menilai orang ekstrovert sebagai orang yang dangkal,

refleksinya kurang dalam, tidak mampu masuk ke dalam diri sendiri.

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan.

Menurut Eysenck (dalam Nuqul, 2006. Hal: 31) orang dengan tipe

kepribadian introvert memiliki sifat tenang, suka merawat diri, bersikap

hati-hati, pemikir, kurang percaya pada keputusan yang impulsif, lebih

suka hidup teratur, suka murung, kuatir, kaku, sederhana, pesimis, suka

menyendiri, kurang suka bergaul, pendiam, pasif, berhati-hati, tenggang

hati, damai, terkendali, dapat diandalkan, menguasai diri (Pelvin 1994).


Dapat disimpulkan bahwa orang yang berkepribadian intovert adalah

orang yang tidak mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitarnya, yang cenderung dipengaruhi dunianya sendiri (subjektif)

daripada dunia luar (objektif).

2.2.4 Karakteristik Kepribadian Introvert

Menurut Mischel, Shoda, dan Smith (2003), seseorang dengan

Introvert yang dominan, umumnya memiliki karakteristik seperti, lebih

cenderung menarik kedalam dirinya sendiri. Ciri-ciri lain, ketika mereka

tengah mengalami tekanan ataupun konflik, mereka lebih memilih untuk

menyendiri dan menghindari kontak sosial dengan orang lain. Selain itu,

seseorang dengan tipe kepribadian Introvert yang dominan terkesan

pemalu. Menurut salah seorang tokoh yang mengembangkan teori Jung,

yaitu Hedges (1993), terdapat karakteristik dari individu yang memiliki tipe

kepribadian Introvert,

Yaitu:

a) Better at writing than at speaking (lebih baik pada tulis menulis dari

pada berbicara)

b) Inclined to worry (cenderung mudah khawatir)

c) Easily embarrassed (mudah malu)


d) Inclined to be radical (cenderung radikal)

e) Fond of books and magazines (menggemari buku dan majalah)

f) More influenced by subjective feelings (lebih terpengaruh pada

perasaan subjektif)

g) Rather reserved (agak pendiam)

h) Likes to work alone (menyukai bekerja secara individu)

i) Careful of ailments and personal belongings (peduli terhadap diri

sendiri)

j) Lacking in flexibility (tidak terlalu pandai menyesuaikan diri).

2.3 Proses Pembelajaran

2.3.1 Pengertian Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat

kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar

(Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa

merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua

komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar

hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.

Menurut pendapat Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan

sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka


terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien”. Sejalan

dengan itu, Jogiyanto (2007:12) juga berpendapat bahwa pembelajaran

dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan

berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan

karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat

dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli,

kematangan atau perubahan-perubahan sementara.

Pengertian proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers

(1991:114):

“Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar


menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses
interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program pendidikan”

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Winkel (1991:200)

“proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk

berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang

diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang

berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih


baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan

perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar

yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan

membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya

kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan

praktik atau pengalaman tertentu.

2.3.2 Tujuan Proses Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh

pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan

intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi

kemampuan mereka (Dahar, 1996:106). Tujuan pembelajaran dibagi

menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif

(perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat

oleh pendapat Blomm yang membagi tiga kategori dalam tujuan

pembelajaran yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif, 3) Psikomotorik (Nasution,

1998:25).

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu

mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual.

Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang


disebut juga perkembangan moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah

menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur

motorik sehingga siswa mengalami perkembangan yang maju dan positif.

Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat rumusan tingkah laku

dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa atau peserta didik

setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh

karena itu, tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah

bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya

tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian kuantitatif.

Merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian. Dan

fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Penelitian Kuantitatif

didefinisikan sebagai investigasi sistematis terhadap fenomena dengan

mengumpulkan data yang dapat diukur dengan melakukan teknik statistik,

matematika atau komputasi.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini

dilaksanakan pada bulan Desember 2022. Penelitian ini dilaksanakan di

SMAN 1 Bululawang.

3.3 Sumber Data

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti di

lapangan melalui responden dengan cara observasi, wawancara dan

penyebaran angket. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

survei, yaitu kegiatan pengumpulan informasi mengenai tanggapan orang


lain. Penelitian menggunakan kuesioner yang ditanyakan kepada 15

orang. Kemudian, kuesioner dikumpulkan dan hasilnya dijelaskan sebagai

hasil penelitian.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Angket

Pada karya tulis ilmiah ini penulis mengumpulkan data melalui

angket/questioner. Angket atau kuesioner dapat di definisikan instrumen

penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan

dari sejumlah respoden. Adapun dalam penelitian ini menggunakan

angket campuran untuk pengumpulan data. Angket campuran digunakan

karena lebih efektif karena menggunakan pilihan opsi jawaban dari penulis

dan menggunakan jawaban pendapat responden. Dalam menyimpulkan

jawaban, penulis menggunakan alternatif 4 pilihan jawaban yaitu : SS

(Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak setuju).

Adapun instrumen angket sebagai berikut :

Tabel 3.1 Angket Respondan

No Pertanyaan Respon

SS S KS TS

1. Saya merupakan siswa/siswi


yang berkepribadian Ekstrovert
ketika di dalam kelas
2. Saya merupakan siswa/siswi
yang berkepribadian Introvert
ketika di dalam kelas
3.
Saya selalu bertanya kepada
guru ketika merasa kurang
paham pada materi yang
diberikan.
4. Saya jarang bertanya kepada

guru ketika merasa kurang

paham pada materi yang

diberikan.

5. Saya merasa yakin dan tidak

ragu untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh

guru.

6. Saya merasa takut dan ragu

untuk menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

7. Saya aktif dan mudah berbaur


ketika sedang kerja kelompok
dengan teman satu kelas
8. Saya kurang aktif dan sulit
berbaur ketika sedang kerja
kelompok dengan teman satu
kelas
9. Saya merasa bahwa saya aktif
ketika sedang melakukan

proses pembelajaran di kelas.

10 Saya merasa bahwa saya

. kurang aktif ketika sedang

melakukan proses pembelajaran

di kelas

11. Saya merasa mudah dalam

belajar di kelas karena

kepribadian saya yang

cenderung tidak ragu untuk

berbaur.

12 Saya merasa kesulitan dalam

belajar di kelas karena

kepribadian saya yang

cenderung ragu untuk berbaur.

13 Saya sering gagal untuk berbaur

pada saat proses pembelajaran

karena faktor kepribadian.

14 Faktor kepribadian saya dapat

menghambat proses

pembelajaran saya.

15 Faktor lingkungan di dalam

kelas dapat menghambat proses


pembelajaran saya.

3.4.2 Observasi

Penulis juga menggunakan observasi sebgai metode penelitian,

akan tetapi penulis hanya mengamati atau tidak ikut serta dalam lapangan

yang di teliti. Dalam hal ini penulis hanya fokus kepada “PENGARUH

TIPE KEPRIBADIAN SISWA EKSTROVERT DAN INTROVERT

TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS XII IA 5 SMAN 1

BULULAWANG”.

3.4.3 Populasi dan Sampel

Sumber data yang dikumpulkan berasal dari beberapa siswa Kelas

XII IPA 5 SMAN 1 Bululawang yang berkenan menjadi Responden yang

mengisi angket/quesioner. Dari angket/ quesioner Ini akan terjawab

pengaruh atau tidak berpengaruh tipe kepribadian siswa Ekstrovert dan

Introvert terhadap proses pembelajaran.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Tahap Perencanaan

a. Penyusunan Rancangan Penelitian

Pada tahap ini penulis menyusun rancangan penelitian dengan

memenentukan tema dan judul penelitian.

b. Menentukan Objek Penelitian


Pada tahap ini penulis menentukan siapa saja yang menjadi

responden. Pada karya tulis ini penulis mengambil sebanyak 15

orang responden siswa kelas 12 IPS 1 SMAN 1 Bululawang.

c. Menyusun Instrumen PenelitianPenelitia

Penulis menyiapkan bahan atau alat yang ingin digunakan

dalam memperoleh data. Antara lain:

1. Daftar angket/quesioner

2. Media dokumentasi

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk

memecahkan masalah yang telah ditentukan pada tahap

sebelumnya. Dalam tahap ini penulis menggunakan angket untuk

mengumpulkan data dari responden. Setelah data terkumpul

dilakukan pengolahan data yang dilakukan pada tahap analisa.

3.5.3 Tahap Penyelesaian

Tahap ini berisi tentang

1. Penulis menarik kesimpulan data yang diperoleh dari beberapa

responden.

2. Penyusunan laporan penelitian

3. Penyempurnaan laporan hasil penelitian.


BAB IV

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Rekap Data

Berdasarkan data yang dikumpulkan melaui sebaran angket

kuesioner yang dibagikan penulis pada tanggal 11 Januari 2022 – 12

Januari 2022 kepada 15 siswa kelas XII- IPS 1 SMAN 1 Bululawang telah

diperoleh data dari responden dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Data Nama Responden

No Kode Nama Kelas

1. R1 Adhi Rasa XII IPA 5

2. R2 Adindha Kusuma Wardani XII IPA 5

3. R3 Amalia Rosyida Nur Fitriani XII IPA 5

4. R4 Dwi Irma R XII IPA 5

5. R5 Hanif Nabil W XII IPA 5

6. R6 Helmi Niko A XII IPA 5

7. R7 Khamalia Baroroh P M XII IPA 5

8. R8 Khansa Maulana S XII IPA 5

9. R9 Khanza’ Khanifah S XII IPA 5

10. R10 Lasmi Nuraini XII IPA 5

11. R11 M Nico Wirawan XII IPA 5

12. R12 Margareta Rosa Maharani XII IPA 5

13. R13 Marsha Aulia C XII IPA 5


14. R14 Marsha Nawang L XII IPA 5

15. R15 M Rasya Firmantino XII IPA 5

16. R16 Nabilah Rina Cici A XII IPA 5

17. R17 Nadia Putri A XII IPA 5

18. R18 Nareswari Eka A XII IPA 5

19. R19 Novelia Maya Ardila XII IPA 5

20. R20 Rosyida Ade Awalina XII IPA 5

21. R21 Shafa Maulitania XII IPA 5

22. R22 Tazkia Qolbusyafi A XII IPA 5

23. R23 Vije Aliro B XII IPA 5

24. R24 Viola Oca D XII IPA 5

25. R25 Viona Sofie Revania XII IPA 5

26. R26 Wahyu Nanda R XII IPA 5

27. R27 Widad Isfa’lana H XII IPA 5

28. R28 Wikan Tunggul S XII IPA 5

29. R29 Yunita Nurmala S XII IPA 5

30. R30 Zora Nailah Faris XII IPA 5

Selanjutnya, di bawah ini akan disajikan data berupa jawaban

dari responden dari masing-masing pertanyaan yang ditanyakan saat

wawancara.
Tabel 4.2 Tabel Rekap Jawaban Responde

No Pertanyaan Kode Jawaban

Responden

1. Saya merupakan siswa/siswi R1 Kurang Setuju

berkepribadian Ekstrovert R2 Setuju

ketika di dalam kelas R3 Kurang Setuju

R4 Tidak Setuju

R5 Sangat Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Kurang Setuju

R8 Kurang Setuju

R9 Setuju

R10 Setuju

R11 Tidak Setuju

R12 Setuju

R13 Setuju

R14 Tidak Setuju

R15 Kurang Setuju

R16 Tidak Setuju

R17 Tidak Setuju

R18 Kurang Setuju

R19 Tidak Setuju

R20 Setuju

R21 Tidak Setuju


R22 Sangat Setuju

R23 Kurang Setuju

R24 Kurang Setuju

R25 Kurang Setuju

R26 Setuju

R27 Kurang Setuju

R28 Kurang Setuju

R29 Kurang Setuju

R30 Setuju

2. Saya merupakan siswa/siswi R1 Kurang Setuju

berkepribadian Introvert ketika R2 Setuju

di dalam kelas R3 Sangat Setuju

R4 Tidak Setuju

R5 Tidak Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Setuju

R8 Setuju

R9 Kurang Setuju

R10 Tidak Setuju

R11 Setuju

R12 Tidak Setuju

R13 Kurang Setuju

R14 Setuju
R15 Tidak Setuju

R16 Setuju

R17 Sangat Setuju

R18 Setuju

R19 Sangat Setuju

R20 Tidak Setuju

R21 Setuju

R22 Kurang Setuju

R23 Kurang Setuju

R24 Setuju

R25 Setuju

R26 Tidak Setuju

R27 Setuju

R28 Setuju

R29 Setuju

R30 Sangat Setuju

3. Saya selalu bertanya kepada R1 Tidak Setuju

guru ketika merasa kurang R2 Setuju

paham pada materi yang R3 Kurang Setuju

diberikan R4 Setuju

R5 Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Kurang Setuju
R8 Kurang Setuju

R9 Kurang Setuju

R10 Setuju

R11 Kurang Setuju

R12 Setuju

R13 Tidak Setuju

R14 Kurang Setuju

R15 Kurang Setuju

R16 Kurang Setuju

R17 Kurang Setuju

R18 Tidak Setuju

R19 Kurang Setuju

R20 Setuju

R21 Kurang Setuju

R22 Sangat Setuju

R23 Kurang Setuju

R24 Kurang Setuju

R25 Setuju

R26 Setuju

R27 Kurang Setuju

R28 Setuju

R29 Kurang Setuju

R30 Kurang Setuju


4. Saya jarang bertanya kepada R1 Setuju

guru ketika kurang paham R2 Kurang Setuju

pada materi yang diberikan R3 Setuju

R4 Kurang Setuju

R5 Kurang Setuju

R6 Setuju

R7 Setuju

R8 Setuju

R9 Setuju

R10 Kurang Setuju

R11 Sangat Setuju

R12 Tidak Setuju

R13 Kurang Setuju

R14 Setuju

R15 Setuju

R16 Setuju

R17 Setuju

R18 Setuju

R19 Setuju

R20 Kurang Setuju

R21 Kurang Setuju

R22 Tidak Setuju

R23 Kurang Setuju


R24 Setuju

R25 Kurang Setuju

R26 Kurang Setuju

R27 Kurang Setuju

R28 Setuju

R29 Setuju

R30 Setuju

5. Saya merasa yakin untuk R1 Tidak Setuju

menjawab pertanyaan yang R2 Sangat Setuju

diberikan oleh guru R3 Kurang Setuju

R4 Setuju

R5 Sangat Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Kurang Setuju

R8 Setuju

R9 Kurang Setuju

R10 Kurang Setuju

R11 Kurang Setuju

R12 Setuju

R13 Kurang Setuju

R14 Kurang Setuju

R15 Setuju

R16 Setuju
R17 Tidak Setuju

R18 Kurang Setuju

R19 Kurang Setuju

R20 Setuju

R21 Kurang Setuju

R22 Sangat Setuju

R23 Kurang Setuju

R24 Kurang Setuju

R25 Setuju

R26 Setuju

R27 Kurang Setuju

R28 Kurang Setuju

R29 Kurang Setuju

R30 Setuju

6. Saya merasa kurang yakin R1 Setuju

untuk menjawab pertanyaan R2 Sangat Setuju

yang diberikan oleh guru R3 Setuju

R4 Setuju

R5 Kurang Setuju

R6 Setuju

R7 Setuju

R8 Kurang Setuju

R9 Setuju
R10 Setuju

R11 Sangat Setuju

R12 Tidak Setuju

R13 Setuju

R14 Kirang Setuju

R15 Kurang Setuju

R16 Kurang Setuju

R17 Setuju

R18 Setuju

R19 Setuju

R20 Setuju

R21 Kurang Setuju

R22 Tidak Setuju

R23 Setuju

R24 Setuju

R25 Kurang Setuju

R26 Setuju

R27 Setuju

R28 Setuju

R29 Setuju

R30 Kurang Setuju

7. Saya aktif dan mudah berbaur R1 Kurang Setuju

R2 Sabgat Setuju
ketika sedang kerja kelompok

dengan teman satu kelas R3 Kurang Setuju

R4 Setuju

R5 Sangat Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Kurang Setuju

R8 Setuju

R9 Setuju

R10 Kurang Setuju

R11 Setuju

R12 Sangat Setuju

R13 Kurang Setuju

R14 Kurang Setuju

R15 Tidak Setuju

R16 Setuju

R17 Setuju

R18 Setuju

R19 Kurang Setuju

R20 Setuju

R21 Kurang Setuju

R22 Sangat Setuju

R23 Kurang Setuju

R24 Setuju

R25 Setuju
R26 Setuju

R27 Kurang Setuju

R28 Kurang Setuju

R29 Kurang Setuju

R30 Setuju

8. Saya kurang aktif dan R1 Setuju

kesusahan berbaur ketika R2 Kurang Setuju

sedang kerja kelompok R3 Setuju

dengan teman satu kelas R4 Kurang Setuju

R5 Tidak Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Kurang Setuju

R8 Kurang Setuju

R9 Tidak Setuju

R10 Setuju

R11 Setuju

R12 Tidak Setuju

R13 Kurang Setuju

R14 Kurang Setuju

R15 Kurang Setuju

R16 Kurang Setuju

R17 Kirang Setuju

R18 Kurang Setuju


R19 Setuju

R20 Kurang Setuju

R21 Kurang Setuju

R22 Tidak Setuju

R23 Kurang Setuju

R24 Kurang Setuju

R25 Kurang Setuju

R26 Kurang Setuju

R27 Kurang Setuju

R28 Setuju

R29 Kurang Setuju

R30 Kurang Setuju

9. Saya merasa bahwa saya aktif R1 Kurang Setuju

ketika sedang melakukan R2 Setuju

proses pembelajaran R3 Kurang Setuju

R4 Kurang Setuju

R5 Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Kurang Setuju

R8 Setuju

R9 Kurang Setuju

R10 Setuju

R11 Kurang Setuju


R12 Setuju

R13 Setuju

R14 Setuju

R15 Setuju

R16 Kurang Setuju

R17 Kurang Setuju

R18 Kurang Setuju

R19 Kurang Setuju

R20 Kurang Setuju

R21 Kurang Setuju

R22 Sangat Setuju

R23 Kurang Setuju

R24 Setuju

R25 Setuju

R26 Kurang Setuju

R27 Setuju

R28 Kurang Setuju

R29 Kurang Setuju

R30 Setuju

10. Saya kurang aktif ketika R1 Setuju

sedang melakukan proses R2 Tidak Setuju

pembelajaran R3 Setuju

R4 Kurang Setuju
R5 Tidak Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Setuju

R8 Kurang Setuju

R9 Setuju

R10 Tidak Setuju

R11 Setuju

R12 Tidak Setuju

R13 Kurang Setuju

R14 Kurang Setuju

R15 Kurang Setuju

R16 Kurang Setuju

R17 Setuju

R18 Setuju

R19 Setuju

R20 Setuju

R21 Kurang Setuju

R22 Tidak Setuju

R23 Setuju

R24 Kurang Setuju

R25 Kurang Setuju

R26 Setuju

R27 Kurang Setuju


R28 Setuju

R29 Setuju

R30 Kurang Setuju

11. Saya tidak kesulitan dalam R1 Kurang Setuju

belajar di kelas karena faktor R2 Setuju

kepribadian R3 Kurang Setuju

R4 Kurang Setuju

R5 Sangat Setuju

R6 Setuju

R7 Kurang Setuju

R8 Setuju

R9 Sangat Setuju

R10 Setuju

R11 Sangat Setuju

R12 Setuju

R13 Kurang Setuju

R14 Kurang Setuju

R15 Setuju

R16 Kurang Setuju

R17 Setuju

R18 Kurang Setuju

R19 Kurang Setuju

R20 Kurang Setuju


R21 Kurang Setuju

R22 Sangat Setuju

R23 Setuju

R24 Setuju

R25 Setuju

R26 Kurang Setuju

R27 Setuju

R28 Setuju

R29 Setuju

R30 Setuju

12. Saya kesulitan dalam belajar di R1 Setuju

kelas karena faktor R2 Kurang Setuju

kepribadian R3 Setuju

R4 Kurang Setuju

R5 Tidak Setuju

R6 Tidak Setuju

R7 Setuju

R8 Kurang Setuju

R9 Tidak Setuju

R10 Tidak Setuju

R11 Kurang Setuju

R12 Tidak Setuju

R13 Setuju
R14 Kurang Setuju

R15 Kurang Setuju

R16 Kurang Setuju

R17 Kurang Setuju

R18 Setuju

R19 Setuju

R20 Setuju

R21 Setuju

R22 Tidak Setuju

R23 Setuju

R24 Tidak Setuju

R25 Kurang Setuju

R26 Setuju

R27 Kurang Setuju

R28 Kurang Setuju

R29 Kurang Setuju

R30 Kurang Setuju

13. Saya sering gagal untuk R1 Setuju

berbaur pada saat proses R2 Tidak Setuju

pembelajaran karena R3 Setuju

kepribadian yang cenderung R4 Tidak Setuju

Introvert R5 Tidak Setuju

R6 Tudak Setuju
R7 Setuju

R8 Tidak Setuju

R9 Kurang Setuju

R10 Tidak Setuju

R11 Setuju

R12 Tidak Setuju

R13 Setuju

R14 Kurang Setuju

R15 Kurang Setuju

R16 Setuju

R17 Setuju

R18 Tidak Setuju

R19 Kurang Setuju

R20 Kurang Setuju

R21 Setuju

R22 Tidak Setuju

R23 Kurang Setuju

R24 Tidak Setuju

R25 Kurang Setuju

R26 Kurang Setuju

R27 Kurang Setuju

R28 Setuju

R29 Kurang Setuju


R30 Tidak Setuju

14. Faktor pertemanan di kelas R1 Setuju

dapat mempengaruhi proses R2 Sangat Setuju

pembelajaran saya R3 Sangat Setuju

R4 Setuju

R5 Sangat Setuju

R6 Kurang Setuju

R7 Kurang Setuju

R8 Setuju

R9 Sangat Setuju

R10 Sangat Setuju

R11 Sangat Setuju

R12 Sangat Setuju

R13 Sangat Setuju

R14 Setuju

R15 Kurang Setuju

R16 Setuju

R17 Setuju

R18 Kurang Setuju

R19 Sangat Setuju

R20 Sangat Setuju

R21 Setuju

R22 Sangat Setuju


R23 Sangat Setuju

R24 Setuju

R25 Setuju

R26 Setuju

R27 Sangat Setuju

R28 Sangat Setuju

R29 Setuju

R30 Sangat Setuju

15. Faktor lingkungan di dalam R1 Setuju

kelas dapat mempengaruhi R2 Sangat Setuju

proses pembelajaran saya R3 Sangat setuju

R4 Setuju

R5 Sangat Setuju

R6 Tidak Setuju

R7 Kurang Setuju

R8 Sangat Setuju

R9 Sangat Setuju

R10 Sangat Setuju

R11 Sangat Setuju

R12 Sangat Setuju

R13 Sangat Setuju

R14 Setuju

R15 Kurang Setuju


R16 Setuju

R17 Setuju

R18 Setuju

R19 Sangat Setuju

R20 Sangat Setuju

R21 Setuju

R22 Sangat Setuju

R23 Sangat Setuju

R24 Setuju

R25 Setuju

R26 Setuju

R27 Sangat Setuju

R28 Sangat Setuju

R29 Setuju

R30 Sangat Setuju

4.1.2 Analisis Data

Berdasarkan hasil data survei yang tersaji diatas hasil

perhitungan sebagai berikut ;

a. Pernyataan Pertama
Saya merupakan siswa/siswi berkepribadian ketika di dalam kelas

Gambar 4.1 diagram pernyataan pertama

Pada pernyataan nomor 1 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 2 siswa (6,7%) sangat setuju sebagai siswa Ekstrovert, 8

siswa (26,7%) setuju sebagai siswa Ekstrovert, 13 siswa (43,3%) kurang

setuju sebagai siswa Ekstrovert, 7 siswa (23,3%) tidak setuju sebagai

siswa Ekstrovert.

b. Pernyataan kedua

Saya merupakan siswa/siswi berkepribadian Introvert ketika di dalam

kelas
Gambar 4.2 diagram pernyataan kedua

Pada pernyataan nomor 2 menunjukkan hasil responden

dalam penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5

SMAN 1 Bululawang 4 siswa (13,3%) sangat setuju sebagai siswa

Introvert, 13 siswa (43,3%) setuju sebagai siswa Introvert, 6 siswa

(20%) kurang setuju sebagai siswa Introvert, 7 siswa (23,3%) tidak

setuju sebagai siswa Introvert.

c. Pernyantaan Ketiga

Saya selalu bertanya kepda guru ketika merasa kurang paham pada

materi yang diberikan


Gambar 4.3 pernyataan ketiga

Pada pernyataan nomor 3 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 1 siswa (3,3%) sangat setuju pada pernyataan, 9 siswa (30%)

setuju sebagai pada pernyataan, 17 siswa (56,7%) kurang setuju pada

pernyataan, 3 siswa (10%) tidak setuju pada pernyataan,

d. Pernyataan Keempat

Saya jarang bertanya kepada guru ketika kurang paham pada materi yang

diberikan

Gambar 4.4 pernyataan keempat

Pada pernyataan nomor 4 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 1 siswa (3,3%) sangat setuju pada pernyataan, 16 siswa

(51,6%) setuju pada pernyataan, 11 siswa (35,5%) kurang setuju pada

pernyataan, 2 siswa (9,7%) tidak setuju pada pernyataan.

e. Pernyataan Kelima
Saya merasa yakin untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

Gambar 4.5 pernyataan kelima

Pada pernyataan nomor 5 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 4 siswa (10,3%) sangat setuju pada pernyataan, 9 siswa

(31%) setuju pada pernyataan, 16 siswa (55,2%) kurang setuju pada

pernyataan, 1 siswa (3,3%) tidak setuju pada pernyataan.

f. Pernyataan Keenam

Saya merasa kurang yakin untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru
Gambar 4.6 pernyataan keenam

Pada pernyataan nomor 6 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 1 siswa (3,3%) sangat setuju pada pernyataan, 18 siswa

(60%) setuju pada pernyataan, 9 siswa (30%) kurang setuju pada

pernyataan, 2 siswa (6,7%) tidak setuju pada pernyataan

g. Pernyataan ketujuh

Saya aktif dan mudah berbaur ketika sedang kerja kelompok dengan

teman satu kelas

Gambar 4.7 pernyataan ketujuh

Pada pertnyataan nomor 7 menunjukkan hasil responden dalam penelitian

ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1 Bululawang 4 siswa

(13,3%) sangat setuju pada pernyataan, 12 siswa (40%) setuju pada

pernyataan, 13 siswa (13,3%) kurang setuju pada pernyataan, 1 siswa

(3,3%) tidak setuju pada pernyataan


h. Pernyataan Kedelapan

Saya kurang aktif dan kesusahan untuk berbaur ketika sedang kerja

kelompok dengan teman satu kelas

Gambar 4.8 pernyataan kedelapan

Pada pernyataan nomor 8 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 0 siswa (0%) sangat setuju pada pernyataan, 6 siswa (20%)

setuju pada pernyataan, 20 siswa (66,7%) kurang setuju pada pernyataan,

4 siswa (13,3%) tidak setuju pada pernyataan

i. Pernyataan Kesembilan

Saya merasa bahwa saya aktif ketika sedang melakukan proses

pembelajaran
Gambar 4.9 pernyataan kesembilan

Pada pernyataan nomor 9 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 1 siswa (2%) sangat setuju pada pernyataan, 12 siswa

(36,4%) setuju pada pernyataan, 17 siswa (60,6%) kurang setuju pada

pernyataan, 0 siswa (0%) tidak setuju pada pernyataan

j. Pernyataan Kesepuluh

Saya kurang aktif ketika sedang melakukan proses pembelajaran

Gambar 4.10 pernyataan kesepuluh


Pada pernyataan nomor 10 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 0 siswa (0%) sangat setuju pada pernyataan, 13 siswa

(43,3%) setuju pada pernyataan, 12 siswa (40%) kurang setuju pada

pernyataan, 5 siswa (16,7%) tidak setuju pada pernyataan

k. Pernyataan Kesebelas

Saya tidak kesulitan dalam belajar di kelas karena faktor kepribadian

Gambar 4.11 pernyataan kesebelas

Pada pernyataan nomor 11 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 4 siswa (13,3%) sangat setuju pada pernyataan, 14 siswa

(46,7%) setuju pada pernyataan, 12 siswa (40%) kurang setuju pada

pernyataan, 0 siswa (0%) tidak setuju pada pernyataan


l. Pernyataan Keduabelas

Saya kesulitan dalam belajar di kelas karena faktor kepribadian

Gambar 4.12 pernyataan keduabelas

Pada pernyataan nomor 12 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 0 siswa (0%) sangat setuju pada pernyataan, 10 siswa

(33,3%) setuju pada pernyataan, 13 siswa (43,3%) kurang setuju pada

pernyataan, 7 siswa (23,3%) tidak setuju pada pernyataan

m. Pernyataan Ketigabelas

Saya sering gagal berbaur pada saat proses pembelajaran karena

kepribadian yang cenderung Introvert


Gambar 4.13 pernyataan ketigabelas

Pada pernyataan nomor 13 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 1 siswa (3,3%) sangat setuju pada pernyataan, 9 siswa (30%)

setuju pada pernyataan, 9 siswa (30%) kurang setuju pada pernyataan, 11

siswa (36,7%) tidak setuju pada pernyataan

n. Pernyataan Keempatbelas

Faktor pertemanan di kelas dapat mempengaruhi proses pembelajaran

saya
Gambar 4.14 pernyataan Keempatbelas

Pada pernyataan nomor 14 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 15 siswa (50%) sangat setuju pada pernyataan, 11 siswa

(36,7%) setuju pada pernyataan, 4 siswa (13,3%) kurang setuju pada

pernyataan, 0 siswa (0%) tidak setuju pada pernyataan

o. Pernyataan Kelimabelas

Faktor lingkungan di dalam kelas dapat mempengaruhi proses

pembelajaran saya
Gambar 4.15 pernyataan kelimabelas

Pada pernyataan nomor 15 menunjukkan hasil responden dalam

penelitian ini. Dari 30 responden siswa kelas XII-IPA 5 SMAN 1

Bululawang 16 siswa (53,3%) sangat setuju pada pernyataan, 11 siswa

(36,7%) setuju pada pernyataan, 2 siswa (6,7%) kurang setuju pada

pernyataan, 1 siswa (3,3%) tidak setuju pada pernyataan

Anda mungkin juga menyukai